Anda di halaman 1dari 19

HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA :SALU WIDIAYATI
NIM : 030411181621116

PRAKTIKUM V
SISTEM KENDALI MOTOR LISTRIK TIGA FASA

1. Tujuan Percobaan
1.1 Memahami prinsip kerja dasar motor listrik tiga fasa.
1.2 Mempelajari cara kerja relay dan kontaktor
1.3 Memahami sistem kontrol dasar pada motor listrik tigafasa.
1.4 Dapat mendesain sistem otomasi sederhana

2. Alat dan Bahan Percobaan


2.1 Software Livewire
2.2 Motor listrik tiga fasa : 1 buah
2.3 Kontaktor : 3 buah
2.4 Jumper secukupnya

3. Dasar Teori
3.1 Kontaktor Magnet
Kontaktor Magnet merupakan Jenis Saklar Yang Bekerja Secara
Magnetic Yaitu Kontak ( NO & NC ) Bekerja Apabila Kumparan Di Aliri Arus
/ Tegangan, Penggunaan Kontaktor Magnet Jauh Lebih Baik Dari Pada Saklar
Biasa.

Sebuah Kontaktor Magnet Terdiri Dari :

1. Kumparan / Koil.

2. Beberapa Kontak NO ( Normally Open )

3. Beberapa Kontak NC ( Normally Close )

Kumparan / Koil Adalah Lilitan yang Apabila Di Aliri Arus / Tegangan


Maka Akan Tejadi Magnetisasi Yang Akan Menarik Kontak - Kontaknya
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA :SALU WIDIAYATI
NIM : 030411181621116

Sehingga Input & Output Pada Kontak NO Akan Terhubung & Sebaliknya
Untuk Kontak NC Akan Terputus / Tidak Terhubung.

Apabila Pada Kumparan Kontaktor Diberi Tegangan Terlalu Tinggi /


Tidak Sesuai Dengan Spesifikasi Maka Akan Menyebabkan Berkurangnya
Umur / Merusak Kumparan Kontaktor. Tetapi Bila Tegangan Yang Diberikan
Terlalu Rendah Maka Akan Menimbulkan Tekanan Antara Kontak-Kontak
Dari Kontaktor Menjadi Berkurang Yang Nantinya Dapat Menimbulkan
Bunga Api Pada Permukaannya Serta Dapat Merusak Kontak-Kontaknya.

Untuk Beberapa Keperluan Digunakan Juga Kumparan Arus ( Bukan


Tegangan ), Akan Tetapi Dari Segi Produksi Lebih Disukai Kumparan
Tegangan Karena Besarnya Tegangan Umumnya Sudah Di Normalisasi &
Tidak Tergantung Dari Keperluan Alat Pemakaiannya.

Kontaktor Magnet Ada 2 Jenis :

1. Kontaktor Magnet AC ( Terdapat Kumparan Hubung Singkat Berfungsi


Sebagai Peredam Getaran Saat Kedua Inti Besi Saling Melekat )
2. Kontaktor Magnet DC.

Spesifikasi Dari Kontaktor Magnet Yang Harus Di Perhatikan :

1. Kemampuan Daya Kontaktor yang disesuaikan dengan Beban yang akan


diperlukan.
2. Kemampuan menghantarkan arus dari kontak-kontaknya.
3. Kemampuan Tegangan dari Kumparan Magnet.

Kontak Pada Kontaktor Magnet Terdiri Dari :

1. Kontak Utama ( Digunakan Untuk Rangkaian Daya )


2. Kontak Bantu ( Digunakan Untuk Rangkaian Pengontrol / Pengunci ) Agar
Penggunaan Kontaktor Dapat Disesuaikan Dengan Beban Yang Akan
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA :SALU WIDIAYATI
NIM : 030411181621116

Dikontrol, Maka Pada Setiap Kontaktor Selalu Dilengkapi Dengan Plat


Nama Yang Berisikan Data-Data Mengenai :
1. Perusahaan Pembuat Kontaktor.

2. Nomor Seri Pembuatan.

3. Tegangan Nominal Beban.

4. Tegangan Kerja Kontaktor.

5. Kemampuan Arus Yang Dapat DiAlirkan.

6. Kelas Operasi.

Kontak In Put / Kontak Yang DiHubungkan Ke Supply Pada Kontaktor Magnet


Biasanya Kontak Dengan Nomor 1, 3, 5 . Dan Untuk Kontak Out Put / Kontak
Yang DiHubungkan Pada Beban / Rangkaian Biasanya Dengan Nomor 2, 4, 6 .
Sedangkan Untuk Kontak Penguncinya DiGunakan Kontak Nomor 13 & 14.

3.2 Relay
Relay adalah peralatan yang dioperasikan secara elektrik yang secara
mekanik akan men-switch sirkuit elektrik. Relay adalah bagian yang penting
dalam sistem kontrol, karena kegunaannya dalam kendali jarak jauh, dan
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA :SALU WIDIAYATI
NIM : 030411181621116

mengendalikan listrik tegangan tinggi dengan menggunakan listrik tegangan


rendah. Ketika tegangan mengalir ke dalam elektromagnet pada sistem kontrol
relay, maka magnet akan menarik lengan logam pada arah magnet, dengan
demikian kontak terjadi. Switch/kontaktor pada relay bisa memiliki jenis NO
atau NC ataupun dua-duanya.

Relay adalah sebuah saklar yang dioperasikan dengan menggunakan


medan magnet. Saklar kontak yang terdapat dalam sebuah relay dapat terdiri atas
1 kutub ataupun banyak kutub. Perlu diketahui, bahwa karakteristik operasi
suatu relay adalah pada saat relay diaktifkan, relay tidak langsung bekerja,
namun terdapat delay sebesar beberapa milisecond. Sehingga dalam merancang
suatu rangkaian relay, hal ini perlu diperhatikan.

Gambar 1. Diagram Relay

Diagram yang menggambarkan logika kerja relay adalah sebagai berikut:

Dengan memanfaatkan sebuah relay, dapat dirangkai rangkaian


pengendali otomatis yang dapat dipergunakan untuk mengendalikan berbagai
peralatan industri secara otomatis. Biasanya rangkaian relay merupakan
integrasi dari berbagai komponen seperti switch (saklar), relays, timers dan
counters.

Membedakan NC dengan NO:


HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA :SALU WIDIAYATI
NIM : 030411181621116

 NC (Normally Closed) : saklar dari relay yang dalam keadaan normal(relay


tidak diberi tegangan) terhubung dengan common.
 NO (Normally Open) : saklar dari relay yang dalam keadaan normal(relay
tidak diberi tegangan) tidak terhubung dengan common.

Bagian-bagian relay dapat diketahui dengan 2 cara, yakni:

1. Dengan cara melihat isi dalam relay tersebut

2. Dengan menggunakan multimeter (Ohm)

Cara mengetahui relay tersebut masih berfungsi atau tidak dapat


dilakukan dengan cara memberikan tegangan yang sesuai dengan relay tersebut
pada bagian koilnya. Jika kontaknya masih bekerja NC to NO atau NO to NC,
maka dapat dikatakan bahwa relay tersebut masih dalam keadaan baik.

Jenis-jenis Relay

1. SPST ( Single Pole Single Throw. )


2. SPDT (Single Pole Double Throw.) : Terdiri dari 5 buah pin, yaitu: (2) koil,
(1) common, (1) NC, (1) NO.
3. DPST (Double Pole Single Throw.) Setara dengan 2 buah saklar atau relay
SPST.
4. DPDT (Double Pole Double Throw.) Setara dengan 2 buah saklar atau relay
SPDT.
5. QPDT (Quadruple Pole Double Throw.) Sering disebut sebagai Quad Pole
Double Throw, atau 4PDT. Setara dengan 4 buah saklar atau relay SPDT
atau dua buah relay DPDT. Terdiri dari 14 pin(termasuk 2 buah untuk koil).
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA :SALU WIDIAYATI
NIM : 030411181621116

Gambar. 1 Jenis-jenis relay

3.3 Pengertian Motor Listrik


Secaraumummotor listrikadalahsebuahalat yang
dapatmengubahenergilistrikmenjadienergimekanik. Sedangkanalat yang
dapatmengkonversienergimekanikmenjadienergilistrikdisebutdengan
generator. Prinsipdasardari motor
listrikadalahdenganmemanfaatkaninteraksimedanmagnetikdengansuatupengh
antarberarus. Hal inidiperkenalkanpertama kali oleh Michael Faraday,
denganpercobaan yang disebutHomopolar Motor. Sedangkan motor dc
pertama kali dipatenkanoleh Thomas Devenport, dan motor ac ditemukanoleh
Nikola Tesla.
Motor induksi atau dikenal juga sebagai motor asinkron merupakan jenis
motor arus bolak-balik yang paling banyak digunakan dalam industri karena
mempunyai konstruksi yang sederhana dan kuat serta murah pembuatannya.
Konstruksi motor induksi terdiri dari dua bagian utama yaitu stator dan rotor,
seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut.

Gbr. 1 Komponen dasar dari sebuah motor AC


HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA :SALU WIDIAYATI
NIM : 030411181621116

3.4 Pembagian Motor Listrik


Listrikdapatdikelompokkanmenjadiduamacam, yaknilistrikarussearah
(direct current / dc), danlistrikarusbolak-balik (alternating current / ac).
Olehkarena motor menggunakanenergilistriksebagaisumber, maka motor
listrikdapatdibagimenjaditigamacam, yaitu:
 Motor DC;
 Motor AC dan;
 Motor Universal.
Pembagian diatas juga sesuai dengan prinsip kerja dari masing-masing
jenis motor.

3.5 Cara Kerja Motor ListrikTigaFasa


Motor listriktigafasaadalahsebuahmesinpenggerak yang
menggunakancatudayatigafasasebagaisumbertenaga.

Cara kerja motor 3 phasa :


 Motor 3 phasa akan bekerja/berputar apabila sudah dihubungkan dalam
hubungan tertentu.
 Mendapat tegangan (jala-jala/power/sumber) sesuai dengan kapasitas
motornya.

Gbr. 2 Motor induksi 3 fase

Dalam gambar diatas dijelaskan (dari kiri layar) : motor induksi 3 fase
single line diagram, three line diagram dan penggambaran lilitan motor induksi
3 fase (secara umum).
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA :SALU WIDIAYATI
NIM : 030411181621116

Kerja motor induksi berdasarkan prinsip interaksi elektromagnet.


Apabila sumber tegangan tiga fasa dipasang pada kumparan medan (stator),
akan timbul medan putar dengan kecepatan :
120 f
Ns  ,
p
di mana Ns = kecepatan medan putar stator atau kecepatan sinkron (rpm)
f = frekuensi (Hz)
p = jumlah kutub
Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor.
Akibatnya pada kumparan jangkar akan timbul tegangan induksi. Karena
kumparan jangkar merupakan rangkaian tertutup maka di dalam konduktor
akan mengalir arus listrik.
Adanya arus listrik di dalam medan magnet mengakibatkan kawat rotor
menerima gaya Lorentz yang yang arahnya ditentukan oleh ‘Aturan Tangan
Kiri’, sehingga timbul kopel pada sumbu rotor. Karena rotor bebas berputar
maka rotor akan berputar di bawah pengaruh kopel tersebut. Bila kopel mula
yang dihasilkan pada rotor cukup besar untuk memikul kopel beban, rotor akan
berputar searah dengan medan putar stator. Karena tegangan induksi timbul
disebabkan terpotongnya batang konduktor (rotor) oleh medan putar stator,
maka agar tegangan terinduksi diperlukan adanya perbedaan relatif antara
kecepatan medan putar stator (Ns) dengan kecepatan berputar rotor (Nr). Bila
Ns = Nr, tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak mengalir pada kumparan
jangkar rotor, dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Kopel motor akan
ditimbulkan apabila Nr lebih kecil daripada Ns.
Untuk berbagai aplikasi dalam induksi, motor perlu digerakkan dalam
dua arah. Dengan demikian maka motor yang digunakan harus dapat dibalik
putarannya. Pada motor listrik tiga phasa, cukup dengan menukar salah satu
penghantar fasa dengan salah satu fasa yang lainnya (phasa R dengan phasa S,
phasa R dengan T, atau phasa S dengan T) maka putaran motor akan berubah.
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA :SALU WIDIAYATI
NIM : 030411181621116

Gbr. 3 Kontruksi motor 3 fasa

Gambar di atas merupakan konstruksi dari motor listrik 3 fasa yang terdiri dari
terminal box, stator, belitan stator, bearing, poros, cincin hubung singkat, rotor dan
kipas rotor.

Beberapa penjelasan yang harus kita ketahui :

1. Motor 3 fasa bekerja dengan 2 hubungan yaitu :

a. Motor bekerja Bintang/ Star

Berarti motor harus dihubungkan bintang baik secara langsung pada terminal
maupun melalui rangkaian kontrol.

Gbr. 4 Hubungan bintang dalam wiring & hubungan Bintang/ Star (Y)
pada motor 3 fasa
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA :SALU WIDIAYATI
NIM : 030411181621116

b. Motor bekerja segitiga /Delta (▲)

Artinya motor harus dihubungkan segitiga baik secara langsung pada terminal
maupun melalui rangkaian kontrol. Kecuali mesin-mesin yang berkapasitas tinggi
diatas 10 HP, maka motor tersebut wajib bekerja segitiga (▲) dan harus melalui
rangkaian kontrol star delta baik secara mekanik, manual, PLC.

Gbr. 5 Hubungan segitiga/delta dalam wiring & Hubungan Delta / segitiga


dalam motor listrik 3 fasa
Dimana bekerja awal (start) motor tersebut bekerja bintang hanya sementara,
selang berapa waktu barulah motor bekerja segitiga dan motor boleh dibebani.
Cara menghubungkan motor dalam hubungan bintang (Y) :
1. Cukup mengkopelkan/ menghubungkan salah satu dari ujung-ujung
kumparan phasa menjadi satu.
2. Sedangkan yang tidak dihubungkan menjadi satu dihubungkan kesumber
tegangan.
Cara menghubungkan motor dalam hubungan segitiga (▲) :
1. Ujung pertama dari kumparan phasa I dihubungkan dengan ujung kedua
dari kumparan phasa III
2. Ujung pertama dari kumparan phasa II dihubungkan dengan ujung kedua
dari kumparan phasa I
3. Ujung pertama dari kumparan phasa III dihubungkan dengan ujung kedua
dari kumparan phasa II.
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA :SALU WIDIAYATI
NIM : 030411181621116

Mengapa motor harus dihubungkan dengan Star – Delta???


1. Beban dengan inersia yang tinggi/ besar akan menyebabkan waktu starting
motor menjadi lama untuk mencapai kecepatan nominalnya.
2. Selama periode starting tersebut, maka pada stator dan rotor akan mengalir
arus yang besar sehungga bisa terjadi pemanasan berlebih (overheating)
pada motor
3. Lebih buruk lagi menyebabkan gangguan pada sistem jala-jala sumber
listriknys sehingga akan menurunkan tegangannya. hal ini akan
mengganggu beban listrik lainnya.
4. Untuk menghindari hal tersebut, suatu motor induksi seringkali di start
dengan level tegangan yang lebih rendah dari tegangan nominalnya.
5. Pengurangan tegangan starting tersebut akan membatasi daya yang
diberikan ke motor, namun demikian disisi lain pengurangan tegangan ini
akan berdampak memperpanjang waktu/ periode starting (waktu
yang dibutuhkan untuk mencapai kecepatan nominalnya).

2. Rangkaian System Kendali Elektromagnetik Pada Motor Induksi 3 Fasa

Rangkaian sederhana dengan menggunakan kontaktor magnet yaitu


mengontrol sebuah motor listrik. Pengontrolan oleh kontaktor magnet
menggunakan 2 rangkaian yaitu rangkaian kontrol dan rangkaian utama. Peralatan
kontrol yang digunakan dalam pengoperasianya yaitu, MCB 3 fasa, TOR (Thermal
Overload Relay), sakelar tekan ON/ OFF dan kontaktor.
Rangkaian kontrol merupakan rangkaian yang mengendalikan/
mengoperasikan rangkaian utama, sedangkan rangkaian utama merupakan aliran
hubungan ke beban (motor 3 fasa). Rangkaian utama menggunakan kontak utama
(1-3-5 dan 2-4-6) dari kontaktor magnet untuk menghubungkan/ memutuskan
jaringan dengan motor listrik. Karena arus yang mengalir pada rangkaian utama
relaitf lebih besar daripada rangkaian kontrol, maka pada rangkaian utama
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA :SALU WIDIAYATI
NIM : 030411181621116

dilengkapi dengan TOR (Thermal Overload Relay) atau pengaman beban lebih dari
hubung singkat ataupun beban yang lebih.

Pada rangkaian kontrol, arus yang mengalir relatif kecil.Rangkaian kontrol


dilengkapi dengan sakelar tekan NO untuk tombol NP dan NC untuk tombol OFF.
Karena menggunak open.an tombol (sakelar) tekan, maka pada tombol ON dibuat
pengunci (sakelar bantu) dari kontak bantu kontaktor yang normally open.

Gbr. 6 Rangkaian System Kendali Elektromagnetik Pada Motor Induksi 3 Fasa

3. Rangkaian System Kendali Elektromagnetik Pada Motor

Induksi 3 Fasa Hubungan Bintang Segitiga

Rangkaian daya hubungan bintang segitiga menggunakan tiga buah kontaktor


Q1, Q2, dan Q3 Gambar 7. Fuse F1 berfungsi mengamankan jika terjadi
hubungsingkat pada rangkaian motor. Saat motor terhubung bintang kontaktor Q1
dan Q2 posisi ON dan kontaktor Q3 OFF. Beberapa saat kemudian timer yang
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA :SALU WIDIAYATI
NIM : 030411181621116

disetting waktu 60 detik energized, akan meng-OFF-kan Q1, sementara Q2 dan Q3


posisi ON, dan motor terhubung segitiga. Pengaman beban lebih F3 (thermal
overload relay) dipasangkan seri dengan kontaktor, jika terjadi beban lebih disisi
beban, relay bimetal akan bekerja dan rangkaian kontrol berikut kontaktor akan
OFF.
Tidak setiap motor induksi bias dihubungkan bintang-segitiga, yang harus
diperhatikan adalah tegangan name plate motor harus mampu diberikan tegangan
sebesar tegangan jala-jala, khususnya pada saat motor terhubung segitiga. Jika
ketentuan ini tidak dipenuhi, akibatnya belitan stator bisa terbakar karena tegangan
tidak sesuai. Rangkaian kontrol bintang-segitiga (Gambar 7), dipasangkan fuse F2
untuk pengaman hubung singkat pada rangkaian kontrol.

Gbr.7 Rangkaian System Kendali Elektromagnetik Pada Motor Induksi 3 Fasa


Hubungan Bintang Segitiga
Hubungan Bintang
Tombol S2 di-ON-kan terjadi loop tertutup pada rangkaian koil Q1 dan menjadi
energized bersamaan dengan koil Q2. Kontaktor Q1 dan Q2 energized motor
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA :SALU WIDIAYATI
NIM : 030411181621116

terhubung bintang. Koiltimer K1 akan energized, selama setting waktu berjalan


motor terhubung bintang.

Hubungan Segitiga
Saat Q1 dan Q2 masih posisi ON dan timer K1 masih energized, sampai setting
waktu berjalan motor terhubung bintang. Ketika setting waktu timer habis, kontak
Normally CloseK1 dengan akanOFF menyebabkan koil kontaktor Q1 OFF,
bersamaan dengan itu Q3 pada posisi ON. Posisi akhir kontaktor Q2 dan Q3 posisi
ON dan motor dalam hubungan segitiga. Untuk mematikan rangkaian cukup dengan
meng-OFF-kan tombol tekan S1 rangkaian kontrol akan terputus dan seluruh
kontaktor dalam posisi OFF dan motor akan berhenti bekerja. Kelengkapan berupa
lampu-lampu indikator dapat dipasangkan, baik indikator saat rangkaian kondisi
ON, maupun saat saat rangkaian kondisi OFF, caranya dengan menambahkan
kontak bantu normally open yang diparalel dengan koil kontaktor dan sebuah lampu
indicator.
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA :SALU WIDIAYATI
NIM : 030411181621116

SISTEM KENDALI MOTOR TIGA PHASA

Motor AC 3 phase bekerja dengan memanfaatkan perbedaan fasa sumber


untuk menimbulkan gaya putar pada rotornya. Jika pada motor AC 1 phase untuk
menghasilkan beda phase diperlukan penambahan komponen Kapasitor (baca
disini), pada motor 3 phase perbedaan phase sudah didapat langsung dari sumber
seperti terlihat pada gambar arus 3 phase berikut ini: Pada gambar di atas, arus 3
phase memiliki perbedaan phase 60 derajat antar phasenya. Dengan perbedaan ini,
maka penambahan kapasitor tidak diperlukan. Motor induksi tiga fasa memiliki dua
komponen dasar yaitu stator dan rotor, bagian rotor dipisahkan dengan bagian stator
oleh celah udara yang sempit (air gap) dengan jarak antara 0,4 mm sampai 4 mm.
Tipe dari motor induksi tiga fasa berdasarkan lilitan pada rotor dibagi menjadi dua
macam yaitu rotor belitan (wound rotor) adalah tipe motor induksi yang memiliki
rotor terbuat dari lilitan yang sama dengan lilitan statornya dan rotor sangkar tupai
(Squirrel-cage rotor) yaitu tipe motor induksi dimana konstruksi rotor tersusun oleh
beberapa batangan logam yang dimasukkan melewati slot-slot yang ada pada rotor
motor induksi, kemudian setiap bagian disatukan oleh cincin sehingga membuat
batangan logam terhubung singkat dengan batangan logam yang lain.

(Dikutip dari http://insyaansori.blogspot.co.id/2013/04/motor-listrik-3-fasa.html,


diakses pada tanggal 26 maret 2018 di Indralaya).

Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor.
Akibatnya pada batang konduktor dari rotor akan timbul GGL induksi. Karena
batang konduktor merupakan rangkaian yang tertutup maka GGL akan
menghasilkan arus (I). Adanya arus (I) di d alam medan magnet akan menimbulkan
gaya (F) pada rotor. Bila kopel mula yan g dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor cukup
besar untuk memikul kopel beban, rotor akan berputar searah dengan medan putar
stator. GGL induksi timbul karena terpoton gn ya batang konduktor (rotor) oleh
medan putar stator. Artinya agar GGL induksi tersebut timbul, diperlukan adanya
perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator (ns) dengan kecepatan
berputar rotor (nr). Perbedaan kecepatan antara nr dan ns disebut slip (s), dinyatakan
dengan S= (ns- nr)/ ns Bila nr = ns, GGL induksi tidak akan timbul dan arus tidak
mengalir pada batang konduktor (rotor), dengan demikian tidak dihasilkan kopel.
Dilihat dari cara kerjanya, motor induksi disebut juga sebagai motor tak serempak
atau asinkron. Gambar di bawah ini menunjukkan grafik hubungan antara torque -
kecepatan dengan arus pada motor induksi 3 phase:• Motor mulai menyala ternyata
terdapat arus start yang tinggi akan tetapi torque-nya rendah.• Saat motor mencapai
80% dari kecepatan penuh, torque-nya mencapai titik tertinggi dan arusnya mulai
menurun.• Pada saat motor sudah mencapai kecepatan penuh, atau kecepatan
sinkron, arus torque dan stator turun ke nol.
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA :SALU WIDIAYATI
NIM : 030411181621116

(dikutip dari http://teknikelektronika.com/pengertian-relay-fungsi-relay/ ,diaksses


pada 26 Maret 2018 di Indralaya).

Keuntungan motor 3 fasa : • Konstruksi sangat kuat dan sederhana terutama


bila motor dengan rotor sangkar.• Harganya relatif murah dan kehandalannya
tinggi.• Effesiensi relatif tinggi pada keadaan normal, tidak ada sikat sehingga rugi
gesekan kecil.• Biaya pemeliharaan rendah karena pemeliharaan motor hampir
tidak diperlukan. Kerugian Penggunaan Motor Induksi:• Kecepatan tidak mudah
dikontrol • Power faktor rendah pada beban ringan • Arus start biasanya 5 sampai
7 kali dari arus nominal. Pengasutan merupakan metoda penyambungan kumparan-
kumparan dalam motor 3 phase. Ada 2 model penyambungan kumparan pada motor
3 phase:1. Sambungan Bintang/Star/Y, 2. Sambungan Segitiga/Delta .Sambungan
bintang dibentuk dengan menghubungkan salah satu ujung dari ketiga kumparan
menjadi satu. Ujung kumparan yang digabung tersebut menjadi titik netral, karena
sifat arus 3 phase yang jika dijumlahkan ketiganya hasilnya netral atau
nol. Sambungan delta atau segitiga didapat dengan menghubungkan kumparan-
kumparan motor sehingga membentuk segitiga. Pada sambungan delta tegangan
kumparan = tegangan antar phase akan tetapi arus jaringan sebesar √3 arus line.

( dikutip dari hhps://anggiregita.co.id_motor 3 phasa/ diakses pada tannggal 26


Maret 2018 di Indralaya).

Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan


merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2
bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak
Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan
Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat
menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay
yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature
Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A.
Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :Normally Close (NC)
yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi CLOSE
(tertutup),Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu
berada di posisi OPEN (terbuka) Berdasarkan gambar diatas, sebuah Besi (Iron
Core) yang dililit oleh sebuah kumparan Coil yang berfungsi untuk mengendalikan
Besi tersebut. Apabila Kumparan Coil diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya
Elektromagnet yang kemudian menarik Armature untuk berpindah dari Posisi
sebelumnya (NC ) ke posisi baru (NO) sehingga menjadi Saklar yang dapat
menghantarkan arus listrik di posisi barunya (NO). Posisi dimana Armature tersebut
berada sebelumnya (NC) akan menjadi OPEN atau tidak terhubung. Pada saat tidak
dialiri arus listrik, Armature akan kembali lagi ke posisi Awal (NC). Coil yang
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA :SALU WIDIAYATI
NIM : 030411181621116

digunakan oleh Relay untuk menarik Contact Poin ke Posisi Close pada umumnya
hanya membutuhkan arus listrik yang relatif kecil. Karena Relay merupakan salah
satu jenis dari Saklar, maka istilah Pole dan Throw yang dipakai dalam Saklar juga
berlaku pada Relay. Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai Istilah Pole and
Throw :Pole : Banyaknya Kontak (Contact) yang dimiliki oleh sebuah relay, Throw
: Banyaknya kondisi yang dimiliki oleh sebuah Kontak (Contact).

Berdasarkan penggolongan jumlah Pole dan Throw-nya sebuah relay, maka


relay dapat digolongkan menjadi :

 Single Pole Single Throw (SPST) : Relay golongan ini memiliki 4


Terminal, 2 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
 Single Pole Double Throw (SPDT) : Relay golongan ini memiliki 5
Terminal, 3 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
 Double Pole Single Throw (DPST) : Relay golongan ini memiliki 6
Terminal, diantaranya 4 Terminal yang terdiri dari 2 Pasang Terminal
Saklar sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil. Relay DPST dapat
dijadikan 2 Saklar yang dikendalikan oleh 1 Coil.
 Double Pole Double Throw (DPDT) : Relay golongan ini memiliki
Terminal sebanyak 8 Terminal, diantaranya 6 Terminal yang merupakan 2
pasang Relay SPDT yang dikendalikan oleh 1 (single) Coil. Sedangkan 2
Terminal lainnya untuk Coil.

Selain Golongan Relay diatas, terdapat juga Relay-relay yang Pole dan Throw-
nya melebihi dari 2 (dua). Misalnya 3PDT (Triple Pole Double Throw) ataupun
4PDT (Four Pole Double Throw) dan lain sebagainya.

Beberapa fungsi Relay yang telah umum diaplikasikan kedalam peralatan


Elektronika diantaranya adalah :

1. Relay digunakan untuk menjalankan Fungsi Logika (Logic Function)


2. Relay digunakan untuk memberikan Fungsi penundaan waktu (Time Delay
Function)
3. Relay digunakan untuk mengendalikan Sirkuit Tegangan tinggi dengan
bantuan dari Signal Tegangan rendah.
4. Ada juga Relay yang berfungsi untuk melindungi Motor ataupun
komponen lainnya dari kelebihan Tegangan ataupun hubung singkat
(Short).

(dikutip dari: http://teknikelektronika.com/pengertian-relay-fungsi-relay/ diakses


pada tanggal 26 Maret 2018 di Indralaya).

Sistem otomasi dapat didefinisikan sebagai suatu tekhnologi yang berkaitan


dengan aplikasi mekanik, elektronik dan sistem yang berbasis komputer (komputer,
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA :SALU WIDIAYATI
NIM : 030411181621116

PLC atau mikro). Semuanya bergabung menjadi satu untuk memberikan fungsi
terhadap manipulator (mekanik) sehingga akan memiliki fungsi tertentu. Sejarah
perkembangan sistem otomasi bermula dari governor sentrifugal yang berfungsi
untuk mengontrol kecepatan mesin uap yang dibuat oleh james watt pada abad ke
delapan belas. Dengan semakin berkembangnya komputer maka peran-peran dari
sistem otomasi konvensional yang masih menggunkan peralatan-peralatan mekanik
sederhana sedikit demi sedikit memudar. Penggunaan komputer dalam suatu sistem
otomasi akan menjadi lebih praktis karena dalam sebuah komputer terdapat
milliaran komputasi dalam beberapa milli detik, ringkas karena sebuah PC memiliki
ukuran yang relatif kecil dan memberikan fungsi yang lebih baik daripada
pengendali mekanis. Definisi Programmable Logic Controller menurut Capiel
(1982) adalah :“sistem elektronik yang beroperasi secara dijital dan didisain
untuk pemakaian di lingkungan industri, dimana sistem ini menggunakan
memori yang dapat diprogram untuk penyimpanan secara internal instruksi -
instruksi yang mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logika,
urutan, perwaktuan, pencacahan dan operasi aritmatik untuk mengontrol
mesin atau proses melalui modul-modul I/O dijital maupun analog”
Menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk menyimpan program yang
telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah fungsi atau kegunaannya.
Menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan logic
(ALU), yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan,
mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.
Menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses sehingga
menghasilkan output yang diinginkan. PLC ini dirancang untuk menggantikan
suatu rangkaian relay sequensial dalam suatu sistem kontrol. Selain dapat
diprogram, alat ini juga dapat dikendalikan, dan dioperasikan oleh orang yang
tidak memiliki pengetahuan di bidang pengoperasian komputer secara khusus.
PLC ini memiliki bahasa pemrograman yang mudah dipahami dan dapat
dioperasikan bila program yang telah dibuat dengan menggunakan software yang
sesuai dengan jenis PLC yang digunakan sudah dimasukkan. Alat ini bekerja
berdasarkan input-input yang ada dan tergantung dari keadaan pada suatu waktu
tertentu yang kemudian akan meng-ON atau meng-OFF kan output-output. 1
menunjukkan bahwa keadaan yang diharapkan terpenuhi sedangkan 0 berarti
keadaan yang diharapkan tidak terpenuhi. PLC juga dapat diterapkan untuk
pengendalian sistem yang memiliki output banyak. Mikrokontroller adalah
piranti elektronik berupa IC Integrated Circuit) yang memiliki kemampuan
manipulasi data (informasi) berdasarkan suatu urutan instruksi (program). Dalam
sebuah struktur mikrokontroller akan kita temukan juga komponen-komponen
seperti: processor, memory, clock dll. Microprocessor adalah CPU atau Central
Processing Unit yang terdapat dalam satu chip. CPU di desain dengan (MSI/LSI)
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA :SALU WIDIAYATI
NIM : 030411181621116

chips yang terintegrasi dengan jumlah medium ataupun besar. PLC adalah sistem
elektronik yang beroperasi secara dijital dan didisain untuk pemakaian di
lingkungan industri, dimana sistem ini menggunakan memori yang dapat diprogram
untuk penyimpanan secara internal instruksi-instruksi yang mengimplementasikan
fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan, perwaktuan, pencacahan dan operasi
aritmatik untuk mengontrol mesin atau proses melalui modul-modul I/O dijital
maupun analog. PLD (Programmable Logic Devices) adalah sistem kontrol logika
yang terprogram. PLD berisi susunan dari bermacam-macam blok dengan fungsi
khusus. Hubungan antara blok di lakukan pada waktu proses desain pemrograman.
Dengan sistem tersebut, PLD lebih terintegrasi dan menjadi compact solutions di
bandingkan dengan sistem digital diskrit. PLD terdiri dari berbagai bagian penting,
tetapi hanya beberapa bagian saja yang sering di manfaatkan di beberapa aplikasi.
Sedangkan ASIC hampir mempunyai fungsi yang sama, tetapi ASIC digunakan
untuk aplikasi yang membutuhkan optimalisasi yang lebih baik. 1.

Modul Catu Daya (Power Supply: PS) PS memberikan tegangan DC ke


berbagai modul PLC lainnya selain modul tambahan dengan kemampuan arus total
sekitar 20A sampai 50A, yang sama dengan battery lithium integral (yang
digunakan sebagai memory backup). Seandainya PS ini gagal atau tegangan bolak
balik masukannya turun dari nilai spesifiknya, isi memori akan tetap terjaga. PLC
buatan Triconex, USA, yakni Trisen TS3000 bahkan mempunyai double power
supply yang berarti apabila satu PS-nya gagal, PS kedua otomatis akan mengambil
alih fungsi catu daya sistem. Motor induksi tiga fasa memiliki dua komponen dasar
yaitu stator dan rotor, bagian rotor dipisahkan dengan bagian stator oleh celah udara
yang sempit (air gap) dengan jarak antara 0,4 mm sampai 4 mm. Tipe dari motor
induksi tiga fasa berdasarkan lilitan pada rotor dibagi menjadi dua macam yaitu
rotor belitan (wound rotor) adalah tipe motor induksi yang memiliki rotor terbuat
dari lilitan yang sama dengan lilitan statornya dan rotor sangkar tupai (Squirrel-
cage rotor) yaitu tipe motor induksi dimana konstruksi rotor tersusun oleh beberapa
batangan logam yang dimasukkan melewati slot-slot yang ada pada rotor motor
induksi, kemudian setiap bagian disatukan oleh cincin sehingga membuat batangan
logam terhubung singkat dengan batangan logam yang lain

(Dikutip dari :https//http://insyaansori.blogspot.co.id/2013/04/motor-


listrik-3-fasa.html, diakses pada tanggal 26 maret 2018 di Indralaya).

Anda mungkin juga menyukai