Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Drainase yang berasal dari kata kerja 'to drain' yang berarti mengeringkan atau

mengalirkan air, adalah terminologi yang digunakan untuk menyatakan sistim-sistim

yang berkaitan dengan penanganan masalah kelebihan air, baik diatas maupun

dibawah permukaan tanah.

Dalam bahasa Indonesia, drainase bisa merujuk pada parit di permukaan tanah

atau gorong-gorong di bawah tanah. Drainase berperan penting untuk mengatur

suplai air demi pencegahan banjir. Pengertian drainase perkotaan tidak terbatas

pada teknik pembuangan air yang berlebihan namun lebih luas lagi menyangkut

keterkaitannya dengan aspek kehidupan yang berada di dalam kawasan perkotaan.

Semua hal yang menyangkut kelebihan air yang berada di kawasan kota sudah

pasti dapat menimbulkan permasalahan drainase yang cukup komplek. Dengan

semakin kompleknya permasalahan drainase di perkotaan, maka di dalam

perencanaan dan pembangunan bangunan air untuk drainase perkotaan,

keberhasilannya tergantung pada kemampuan masing-masing perencana. Dengan

demikian di dalam proses pekerjaan memerlukan kerjasama dengan beberapa ahli

di bidang lain yang terkait.

Secara umum drainase didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang

mempelajari usaha untuk mengalirkan air yang berlebihan dalam suatu konteks

pemanfaatan tertentu. Sedangkan drainase perkotaan adalah ilmu drainase yang

mengkhususkan pengkajian pada kawasan perkotaan yang erat kaitannya dengan

DRAINASE TL UNWIM 14 1
kondisi Lingkungan Fisik dan Lingkungan Sosial Budaya yang ada di kawasan kota

tersebut. Drainase perkotaan merupakan sistim pengeringan dan pengaliran air dan

wilayah perkotaan yang meliputi: Pemukiman, kawasan industri &perdagangan,

sekolah, rumah sakit, &pasilitas umum lainnya, lapangan olah raga, Lapangan

parkir, instalasi militer, instalasi listrik & telekomunikasi, pelabuhan udara, pelabuhan

laut,sungai serta tempat lainnya yang merupakan bagian dari sarana kota. Dengan

demikian Kriteria Desain drainase perkotaan memiliki ke khususan, sebab untuk

perkotaan ada tambahan variabel design seperti: keterkaitan dengan tata guna

lahan, keterkaitan dengan master plan drainase kota, keterkaitan dengan masalah

sosial budaya (kurangnya kesadaran masyarakat dalam ikut memelihara fungsi

drainase kota) dan lain-lain.

Sistem drainase pada perumahan berfungsi untuk mengorganisasi sistem

instalasi air dan sebagai pengendali keperluan air serta untuk mengontrol kualitas air

tanah. Drainase perumahan direncanakan untuk mengendalikan erosi yang dapat

menyebabkan kerusakan pada bangunan serta mengendalikan air hujan yang

berlebihan atau genangan air pada rumah tinggal.Sistem drainase permukiman

dapat diartikan sebagai suatu rangkaian instalasi baik berupa instalasi air bersih

maupun instalasi air kotor. Dalam instalasi saluran air bersih mencakup instalasi dari

sumur ke ground tank, instalasi dari PAM ke ground tank. Ground Tank adalah bak

penampungan air dari PAM atau sumur yang akan didistribusikan ke dalam rumah.

Sesuai dengan prinsip sebagai jalur pembuangan maka pada waktu hujan, air

yangmengalir di permukaan diusahakan secepatnya dibuang agar tidak

menimbulkan

genangan yang dapat mengganggu aktivitas dan bahkan dapat menimbulkan

kerugian (R. J. Kodoatie, 2005).

DRAINASE TL UNWIM 14 2
Adapun fungsi drainase menurut R. J. Kodoatie adalah:

1. Membebaskan suatu wilayah (terutama yang padat dari permukiman) dari

genangan air, erosi, dan banjir.

2. Karena aliran lancar maka drainase juga berfungsi memperkecil resiko

kesehatan lingkungan bebas dari malaria (nyamuk) dan penyakit lainnya.

3. Kegunaan tanah permukiman padat akan menjadi lebih baik karena terhindar

dari kelembaban.

4. Dengan sistem yang baik tata guna lahan dapat dioptimalkan dan juga

memperkecil kerusakan-kerusakan struktur tanah untuk jalan dan

bangunanlainnya.

Sebagai salah satu sistem dalam perencanaan perkotaan, maka sistem

drainase yang ada dikenal dengan istilah sistem drainase perkotaan. Drainase

perkotaan didefinisikan sebagai ilmu drainase yang mengkhususkan pengkajian

pada kawasan perkotaan yang erat kaitannya dengan kondisi lingkungan sosial

budaya yang ada di kawasan kota.

Drainase perkotaan merupakan sistem pengeringan dan pengaliran air

dariwilayah yang meliput:

a. Permukiman.

b. Kawasanindustridanperdagangan.

c. Kampusdansekolah.

d. Rumahsakitdanfasilitasumum.

e. Lapanganolahraga.

f. Lapanganparkir.

g. Instalasimiliter,listrik,telekomunikasi.

h. Pelabuhan udara.

DRAINASE TL UNWIM 14 3
Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari prasarana

umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan kota yang

aman, nyaman, bersih, dan sehat. Prasarana drainase disini berfungsi untuk

mengalirkan air permukaan ke badan air (sumber air permukaan dan bawah

permkaantanah) dan atau bangunan resapan. Selain itu juga berfungsi

sebagaipengendali kebutuhan air permukaan dengan tindakan untuk memperbaiki

daerah becek, genangan air dan banjir.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari tugas drainase ini adalah agar mahasiswa dapat

mengerti dan memahami sistem serta cara menganalisis atau menghitung debit

rencana banjir di perumahan dengan menggunakan metode gumbel dan tujuannya,

agardapat mengaplikasikannya di lapangandimana rancangan drainase disesuaikan

dengan kriteria disain dan memenuhi kaidah-kaidah perencanaan..

1.3. Identifikasi Masalah

Ruang lingkup dari tugas ini adalah sebagai berikut:

a. Definisidrainase;

b. Macam-macamdrainase;

c. Jenissalurandrainase;

d. Pentingnyadrainse di kawasanperkotaan;

e. Menganalisis debit banjir saluran drainase di perumahan.

DRAINASE TL UNWIM 14 4
BAB II
DASAR TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1 Sistem Drainase

Menurut Suripin (2004:7) drainase berasal dari bahasa Inggris yang

mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang,atau mengalihkan air. Secara

umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi

untuk mengurangi dan atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan,

sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.

Menurut Suhardjono (1948:1) drainase juga diartikan sebagai usaha untuk

mengontrolkualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas. Drainase yaitu suatu

cara pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu daerah, serta cara-

cara penangggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut.

Menurut Haryono (1999), drainase adalah suatu ilmu tentang pengeringan

tanah.Drainase (drainage) berasal dari kata to drain yang berarti mengeringkan atau

mengalirkan air dan merupakan terminologi yang digunakan untuk menyatakan

sistem-sistem yang berkaitan dengan penanganan masalah kelebihan air, baik di

atas maupun di bawah permukiman tanah.

Pengertian drainase tidak terbatas pada teknis pembuangan air yang

berlebihan namun lebih luas lagi menyangkut keterkaitannya dengan aspek

kehidupan yang berada didalam kawasan diperkotaan. Semua hal yang menyangkut

kelebihan air yang berada di kawasan kota sudah pasti dapat menimbulkan

DRAINASE TL UNWIM 14 5
permasalahan yang cukup kompleks. Dengan semakin kompleksnya permasalahan

drainase perkotaan maka di dalam perencaaan danpembangunannya tergantung

pada kemampuan masing-masing perencana. Dengan demikian didalam proses

pekerjaanya memerlukan kerja sama dengan beberapa ahli di bidang lain yang

terkait.

Secara umum, sistem drainase dapat didefinisikan sebagai serangkaian

bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi danatau membuang kelebihan air

dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.

Dirunut dari hulunya, bangunan sistem drainase terdiri dari saluran penerima

(interceptor drain), saluran pengumpul (collector drain), saluran pembawa (conveyor

drain), saluran induk (main drain), dan badan air penerima (receiving waters). Di

sepanjang sistem sering dijumpai bangunan lainnya, seperti gorong-gorong, siphon,

jembatan air (aquaduct), pelimpah, pintu-pintu air, bangunan terjun, kolam tando,

dan stasiun pompa. Pada sistem yang lengkap, sebelum masuk ke badan air

penerima, air diolah dahulu di instalasi pengolah air limbah (IPAL), khususnya untuk

sistem tercampur. Hanya air yang telah memenuhi baku mutu tertentu yang

dimasukkan ke badan air penerima, sehingga tidak merusak lingkungan.

Saat ini sistem drainase sudah menjadi salah satu infrastruktur perkotaan yang

sangat penting. Kualitas manajemen suatu kota dapat dilihat dari kualitas sistem

drainase yang ada. Sistem drainase yang baik dapat membebaskan kota dari

genangan air. Genangan air menyebabkan lingkungan menjadi kotor dan jorok,

menjadi sarang nyamuk, dan sumber penyakit lainnya, sehingga dapat menurunkan

kualitas lingkungan, dan kesehatan masyarakat.

DRAINASE TL UNWIM 14 6
Selanjutnya menurut Maryono (2000), sistem drainase perkotaan dapat dibagi

manjadi 2 (dua) macam sistem dan ditambah dengan pengendalian banjir (food

control), sistem tersebutadalah:

a. Sistem Jaringan Drainase Utama (Major Urban Drainage System), berfungsi

mengumpulkan aliran air hujan dari minor drainase sistem untuk diteruskan

kebadan air atauflood control (sungai yang melalui daerah pemerintahan kota

dan kabupaten, seperti:waduk, rawa-rawa, sungai dan muara laut untuk kota-

kota ditepi pantai).

b. Drainase Lokal (Minor Urban Drainage System), adalah jaringan drainase

yang melayanibagian-bagian khusus perkotaan seperti kawasan real estate,

kawasan komersial, kawasanindustri, kawasan perkampungan, kawasan

komplek-komplek, perumahan dan lain-lain.

c. Struktur saluran, secara hirarki drainase perkotaan mulai dari yang paling

hulu akan terdiridari: saluran kwarter/saluran kolektor jaringan drainase lokal,

saluran tersier, saluransekunder dan saluran primer (ilustrasi dapat dilihat

pada gambar 1).

DRAINASE TL UNWIM 14 7
Sumber: Maryono, 2000
Keterangan: 1. Saluran Primer; 2. Saluran Skunder; 3. Saluran Tersier; 4. Kuarter; 5. Batas Daerah
Pengalian

Menurut Haryono (1999), pengaliran air dalam drainase perkotaan disebabkan

terutamaoleh limbah rumah tangga dan hujan. Tetapi yang paling dominan yang

mengakibatkan banjir adalah air hujan. Jatuhnya hujan disuatu daerah, baik menurut

waktu maupun menurut pembagian geografisnya tidak tetap melainkan berubah-

ubah. Bila hujan yang jatuhnya deras atau lama dan lebih besar dari kapasitas

infiltrasi dan kapasitas intersepsi, semakin besar pula aliran melalui permukaan

tanah, maka kelebihan aliran permukiman tanah menjadi lebih besar, saluran

drainase dan sungai tidak dapat menampung seluruh air yang datang karena telah

terisi penuh dan terjadi luapan air. Dalam perencanan bangunan air, masalahnya

adalah berapakah besar debit air yang harus disalurkan itu adalah debit suatu

saluran pembuangan atau sungai, maka besarnya debit tidak tertentu dan berubah-

ubah karena adanya banjir. Debit banjir ini disebut banjir rencana, yaitu banjir yang

dipakai sebagai dasar untuk perhitungan ukuran bangunan saluran drainase yang

direncanakan. Debit banjir rencana itu sudah tentu tidak boleh diambil terlalu kecil,

sebab jika sewaktu-waktu terjadi banjir maka bangunan tersebut akan selalu

terancam keamanannya. Sebaliknya jika debit banjir rencana juga tidakboleh diambil

terlalu besar sehingga menyebabkan ukuran bangunan air menjadi terlalu besar,

dan mungkin dapat melampaui batas-batas ekonomis yang dapat

dipertanggungjawabkan.

2.2 Jenis Drainase

Dari pengertian drainase pada subbab diatas drainase juga dibedakan

berdasarkan jenisnya yaitu sebagai berikut:

DRAINASE TL UNWIM 14 8
1. Drainase Alamiah(natural) yaitu drainase yang terbentuk secara alami dan

tidak terdapat bangunan-bangunan penunjang seperti bangunan pelimpah,

pasangan batu/beton,gorong-gorong danlain-lain. Saluran ini terbentuk oleh

gerusan air yang bergerak karena grafitasi yang lambatlaun membentuk jalan

air yang permanen seperti sungai.

2. Drainase Buatan (artificial) yaitu drainase yang dibuat dengan maksud dan

tujuan tertentu sehinggamemerlukan bangunan-bangunan khusus seperti

selokan pasangan batu/beton, goronggorong,pipa-pipadanlainsebagainya.

Drainase buatan terdiri dari:

A. Land dan smoothing

Land grading (mengatur tahap kemiringan lahan) dan Land smoothing

(Penghalusan permukaan lahan) diperlukan pada areal lahan untuk menjamin

kemiringan yang berkelanjutan secara sistematis yang dibutuhkan untuk penerapan

saluran drainase permukaan

Studi menunjukan bahwa pada lahan dengan pengaturan saluran drainase

permukaan yang baik akan meningkatkan jarak drainase pipa sampai 50%,

dibandingkan dengan lahan yang kelebihan air dibuang dengan drainase pipa tanpa

dilakukan upaya pengaturan saluran drainase permukaan terlebih dahulu.

Untuk efektifitas yang tinggi, pekerjaan land grading harus dilakukan secara

teliti. ketidakseragaman dalam pengolahan lahan dan areal yang memiliki cekungan

merupakan tempat aliran permukaan (runoff) berkumpul, harus dihilangkan dengan

bantuan peralatan pengukuran tanah.

Pada tanah cekungan, air yang tak berguna dialirkan secara sistematis melalui:

DRAINASE TL UNWIM 14 9
a) Saluran/parit (terbuka) yang disebut sebagai saluran acak yang dangkal (shallow

random field drains);

b) Dari shallow random field ditch air di alirkan lateral outlet ditch;

c) Selanjutnya diteruskan kesaluran pembuangan utama (Main Outlet ditch).

Outlet ditch: umumnya saluran pembuangan lateral dibuat 15 – 30 cm lebih

dalam dari saluran pembuangan acak dangkal.

Overfall : jatuh air dari saluran pembuangan lateral ke saluran pembuangan

utama dibuat pada tingkat yang tidak menimbulkan erosi, bila tidak memungkinkan

harus dibuat pintu air, drop spillway atau pipa.

B. Drainase acak (Random Field Drains)

Pengelolaan untuk mengatasi masalah cekungan dan lubang – lubang tempat

berkumpulnya air. Lokasi dan arah dari saluran drainase disesuaikan dengan kondisi

tofografi lahan. Kemiringan lahan biasanya diusahakan sedatar mungkin, hal ini

untuk memudahkan peralatan traktor pengolah tanah dapat beroperasi tanpa

merusak saluran yang telah dibuat. Erosi yang terjadi pada kondisi lahan, biasanya

tidak menjadi masalah karena kemiringan yang relatif datar. Tanah bekas

penggalian saluran, disebarkan pada bagian cekungan atau lubang – lubang tanah,

untuk mengurangi kedalaman saluran drainase.

C. Drainase Paralel (Parallel Field Drains)

Drainase ini digunakan pada tanah yang relative datar dengan kemiringan

kurang dari 1% – 2 %, sistem saluran drainase parallel bisa digunakan. Sistem

drainase ini dikenal sebagai sistem bedengan. Saluran drainase dibuat secara

paralel, kadang kala jarak antara saluran tidak sama. Hal ini tergantung dari panjang

DRAINASE TL UNWIM 14 10
dari barisan saluran drainase untuk jenis tanah pada lahan tersebut, jarak dan

jumlah dari tanah yang harus dipindahkan dalam pembuatan barisan saluran

drainase, dan panjang maksimum kemiringan lahan terhadap saluran (200 meter).

Keuntungan dari sistem saluran drainase paralel, pada lahan terdapat cukup banyak

saluran drainase. Tanaman dilahan dalam alur, tegak lurus terhadap saluran

drainase paralel. Jumlah populasi tanaman pada lahan akan berkurang dikarenakan

adanya saluran paralel. Sehingga bila dibandingkan dengan land grading dan

smoothing, hasil produksi akan lebih sedikit. Penambahan jarak antara saluran

paralel, akan menimbulkan kerugian pada sistem bedding, karena jarak yang lebar

menimbulkan kerugian pada sistem bedding, karena jarak yang lebar membutuhkan

saluran drainase yang lebih besar dan dalam. Bila lebar bedding 400 m, maka aliran

akan dibagi dua agar lebar bedding tidak lebih dari 200 m. Pada bedding yang lebar,

harus dilakukan pula cara land grading dan smoothing. Pada tanah gambut, saluran

drainase paralel dengan side slope yang curam digunakan adalah 1 meter. Pada

daerah ini biasa dilengkapi dengan bangunan pengambilan dan pompa, bangunan

pintu air berfungsi untuk mengalirkan air drainase pada musim hujan.

D. Drainase Mole

Drainase mole biasa disebut dengan lubang tikus berupa saluran bulat yang

konstruksinya tanpa dilindungi sama sekali, pembuatannya tanpa harus menggali

tanah, cukup dengan menarik (dengan traktor) bantukan baja bulat yang disebut mol

yang dipasang pada alat seperti bajak dilapisan tanah subsoil pada kedalaman

dangkal. Pada bagian belakang alat mole biasanya disertakan alat expander yang

gunanya untuk memperbesar dan memperkuat bentuk lubang

DRAINASE TL UNWIM 14 11
Tidak semua daerah terdapat usaha-usaha pertanian atau perkebunan

memerlukan irigasi. Irigasi biasanya diperlukan pada daerah-daerah pertanian

dimana terdapat satu atau kombinasi dari keadaan-keadaan berikut:

a) Curah hujan total tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman akan air.

b) Meskipun hujan cukup, tetapi tidak terdistribusi secara baik sepanjang tahun.

c) Terdapat keperluan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian

yang dapat dicapai melalui irigasi secara layak dilaksanakan baik ditinjau dari

segi teknis, ekonomis maupun sosial.

+++

DRAINASE TL UNWIM 14 12
BAB III
METODE KAJIAN

3.1 Metode Pengumpulan Data

Penelitian akan bisa dilaksanakan dengan baik jika telah dilakukan rencana

tahapan pelaksanaan dan prosedur analisis yang benar. Dalam penelitian ini

dilakukan tahapanpelaksanaan dan prosedur sebagai berikut:

1) Identifikasi masalah.

2) Studi pustaka dan pengumpulan data.

3) Analisis dan pembahasan pembebanan dan perhitungan kapasitas jaringan

drainase.

Perhitungan yang digunakan adalah dengan cara metode

Gumbel.Dengan cara tersebut diharapkan data yang diperoleh dapat akurat

sesuai dengan kondisi di lapangan.

Tujuan dari metode ini adalah untuk mengetahui debit air pada saluran

drainase per-blok dan memahami cara menghitung dimensi saluran pada

perumahan, sehingga dapat di aplikasikan saat berada di lapangan kerja.

3.2 Objek Pengolahan Data

Lokasi dan objek yang akan dijadikan sebagai sumber data adalah

perumahan yang berada di daerah padalarang. Yang akan diamati adalah debit

air dan tinggi saluran pada perumahan tersebut.

DRAINASE TL UNWIM 14 13
BAB IV
DATA, HASIL, DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data curah hujan bulanan maksimum sumber

BMKG, stasiun geofisika klas I bandung, dalam kurun waktu 10 (sepuluh) tahun

(tahun 2005 sampai dengan 2014).

Tabel 1.Analis Curah Hujan Maksimum Periode Tahun 2005-2014

TAHUN BULAN TINGGI HUJAN (Ri)


2005 Feb 370,9
2006 Jan 312,5
2007 Apr 296,5
2008 Nov 231,1
2009 Feb 350,9
2010 Feb 363,5
2011 Nov 303,8
2012 Mei 303,3
2013 Apr 236
2014 Nov 325
Total 10 3093,5

Untuk mendapatkan rata-rata curah hujan maksimum tahunannya maka data di

atas harus di susun atau diurutkan dari yang terkecil menjadi yang terbesar,

kemudian hitung standar deviasinya dengan menggunakan metode Gumbel.Dengan

rumus sebagai berikut:

Sx = √∑ⁿ (𝑋𝑖 − 𝑋 )2

DRAINASE TL UNWIM 14 14
Dimana: Sx = simpangan baku

Xi = seri data maksimum tiap tahun

X = rata-rata dari seri data Xi

n = jumlah data

Tabel2. Data Rata-rata Analisa Curah Hujan dan Standar Deviasi

Analisa Curah Hujan Maksimum Periode Tahun 2005-2014


Lintang : 06˚50''33,77"LS
Bujur : 107˚28"49,9"BT

Tinggi
Rangk. Tahun bln (Ri-Rt) (Ri-Rt)² LogRi-LogRt (LogRi-LogRt)² (LogRi-LogRt)³
Hujan (Ri)
1 2005 Feb 370,9 61,55 3.788,40 0,08 0,0063 0,0005
2 2010 Feb 363,5 54,15 2.932,22 0,07 0,0049 0,0003
3 2009 Feb 350,9 41,55 1.726,40 0,05 0,0025 0,0001
4 2014 Nov 325 15,65 244,92 0,02 0,0004 0,0000
5 2006 Jan 312,5 3,15 9,92 - - -
6 2011 Nov 303,8 -5,55 30,80 -0,01 0,0001 -0,000001
7 2012 Mei 303,3 -6,05 36,60 -0,01 0,0001 -0,000001
8 2007 Apr 296,5 -12,85 165,12 -0,02 0,0004 -0,000008
9 2013 Apr 236 -73,35 5.380,22 -0,12 0,0144 -0,0017
10 2008 Nov 231,1 -78,25 6.123,06 -0,13 0,0169 -0,0022

Ʃ 3093,5 0 20.437,69 -0,071 0,0460 -0,0030


Rt 309,35
Standar Deviasi (S) = 47,65
Sumb er: BMKG, Stasiun Geofisika Klas I Bandung, Tahun 2005 s/d 2014

Dari tabel.2 di atas kita telah mengetahui nilai rata-rata dan standar deviasi

curah hujan maksimum periode 10 tahun, kemudian kita hitung data periode ulang

tahunan dengan rumus sebagai berikut:

𝑡−1
Yt = -In ⟦ −𝐼𝑛 ( )⟧
𝑡

𝑌𝑡−𝑌𝑛
k=
𝑆𝑛
Dimana: Yt = reduksi sebagai fungsi dari probabilitas besaran Yt,k,Sn,Yn.

t = jumlah tahunan kala ulang.

k = konstanta

DRAINASE TL UNWIM 14 15
Yn dan Sn = besaran yang merupakan fungsi dari jumlah pengamatan (n)

Sehingga di dapat nilai periode ulang tahunan seperti pada tabel dibawah ini:

Tabel 3. Periode Ulang

Perioide Ulang
NO Yt k Xtr
(Tahun )
-0,132
1 2 0,37 303,06
1,069
2 5 1,50 360,28
1,867
3 10 2,25 398,31
2,888
4 25 3,21 446,96
3,632
5 50 3,91 482,41

DRAINASE TL UNWIM 14 16
Tabel4. Proses Perhitungan Keseluruhan Data Maksimum Curah Hujan

n Curah Hujan Xi- X (Xi-X)²

1 231,1 -78,25 6.123,06


2 236 -73,35 5.380,22
3 296,5 -12,85 165,12
4 303,3 -6,05 36,60
5 303,8 -5,55 30,80
6 312,5 3,15 9,92
7 325 15,65 244,92
8 350,9 41,55 1.726,40
9 363,5 54,15 2.932,22
10 370,9 61,55 3.788,40
TOTAL 3093,5 0 20.437,69
Rata-rata X 309,35
Sx 47,65
Untuk n=10, maka Sn = 0,94 dan Yn = 0,495 Xt =
Untuk kala ulang t = 2, maka Yt = 0,37 303,06
Untuk kala ulang t = 5, maka Yt = 1,50 360,28
Untuk kala ulang t = 10, maka Yt = 2,25 398,31
Untuk kala ulang t = 25, maka Yt = 3,21 446,96
Untuk kala ulang t = 50, maka Yt = 3,91 482,41

Kesimpulan:
a. Tinggi curah hujan untuk kala ulang 2 tahun, X2 = 303,06 mm/jam
b. Tinggi curah hujan untuk kala ulang 5 tahun = 360,28 mm/jam
c. Tinggi curah hujan untuk kala ulang 10 tahun = 398,31 mm/jam
d. Tinggi curah hujan untuk kala ulang 25 tahun = 446,96 mm/jam
e. Tinggi curah hujan untuk kala ulang 50 tahun = 482,41 mm/jam

DRAINASE TL UNWIM 14 17
Kemudian kita dapat menghitung rencana debit banjir dengan rumus sebagai

berikut:

Q = 0,278 . C. I . A

Dimana: Q = debit puncak banjir (m³/det).

C = koefisien aliran.

I = intensita hujan selama waktu tiba banjir (mm/jam).

Maka di dapatlah data seperti tabel 5. dibawah ini:

Tabel 5. Perhitungan Debit PER-BLOK

C I A Q
Lokasi
m/det M M2/det

Setelah di dapat nilai debitnya maka kita hitung dimensi salurannya dengan

menggunakan rumus manning seperti di bawah ini:

1
V = . R⅔ . S½
𝑛

Dimana: V = kecepatan (m/det)

DRAINASE TL UNWIM 14 18
N = koefisien kekerasan saluran (tergantung bahan salran)

R = radius hidraulis

Sehingga didapat persamaan:

o,o15 . 2⅔ . s ½ . 2
Q= xh
4⅔

Q . 4⅔
Jadi, h =
0,015 . 2⅔ . s½ . 2

h = (.........)⅜

sedangkan untuk mencari b didapat dari rumus sebagai berikut:

2
b = . h √3
3

sehingga didapatlah data seperti pada tabel 6. dibawah ini:

Tabel 6. Perhitungan Debit Saluran yang Dialirkan Pada Setiap Jalan Saluran
dan Perhitungan Dimensi Saluran

Q h b Free Board hTotal


Lokasi
M2/det Cm Cm Cm Cm

DRAINASE TL UNWIM 14 19
Jadi,dimensi saluran ekonomis untuk saluran drainase

A. Blok D dan setengah jalan dan tanaman 1 adalah dengan lebar dasar b =

154cm dan tinggi air h = 134,8cm. Dengan free board (w = 25,2 cm),

sehingga di dapat htotal = 160 cm.

B. Setengah jalan dan tanaman 1 dan blok C2’ adalah dengan lebar dasar b =

212,6 cm dan tinggi air h = 186 cm. Dengan free board (w = 24 cm), sehingga

di dapat htotal = 210 cm..

C. Blok C2 dan setengah jalan 2 adalah dengan lebar dasar 211,1 cm dan tinggi

air h = 184,7 cm. Dengan free board (w = 25,3 cm),sehingga di dapat htotal =

210 cm.

D. Setengah jalan 2 dan Blok C1’ adalah dengan lebar dasar b = 211,1 cm dan

tinggi air h = 184,7 cm. Dengan free board (w = 25,3 cm), sehingga di dapat

htotal = 210 cm.

E. Blok C1 dan Jalan 3 adalah dengan lebar dasar b = 224,7 cm dan tinggi air h

= 196,6 cm. Dengan free board (w = 23,4 cm), sehingga di dapat htotal = 220

cm.

Gambar 2. Dimensi saluran drainase A

DRAINASE TL UNWIM 14 20
Gambar 3. Dimensi saluran drainase B

Gambar 4. Dimensi saluran drainase C

Gambar 5. Dimensi saluran drainase D

DRAINASE TL UNWIM 14 21
Gambar 6. Dimensi saluran drainase E

BAB V
KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Dari perhitungan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa:

 Periode ulang yang dipakai pada Perumahan padalarang adalah 2 tahun.

 Besarnya debit pada saluan drainase Blok D adalah 7,365 x 10−5 m³/dt.

 Besarnya debit pada saluan drainase Jalan dan Taman 1 adalah 3,565 x 10−3

m³/dt.

 Besarnya debit pada saluan drainase Blok C2' adalah 2,612𝑥10−3 m³/dt.

 Besarnya debit pada saluan drainase Blok C2 adalah 2,612𝑥10−3m³/dt.

 Besarnya debit pada saluan drainase Jalan 2 adalah 3,358𝑥10−3 m³/dt.

 Besarnya debit pada saluan drainase Blok C1’ adalah 2,612𝑥10−3 m³/dt.

 Besarnya debit pada saluan drainase Blok C1 adalah 2,612𝑥10−3 m³/dt.

 Besarnya debit pada saluan drainase Jalan dan Tanaman 2 adalah

2,46 𝑥10−3m³/dt.

DRAINASE TL UNWIM 14 22
 Blok D dan setengah jalan dan tanaman 1 adalah dengan lebar dasar b = 154

cm dan tinggi air h = 134,8 cm. Dengan free board (w = 25,2 cm), sehingga di

dapat htotal = 160 cm.

 Setengah jalan dan tanaman 1 dan blok C2’ adalah dengan lebar dasar b =

212,6 cm dan tinggi air h = 186 cm. Dengan free board (w = 24 cm), sehingga

di dapat htotal = 210 cm..

 Blok C2 dan setengah jalan 2 adalah dengan lebar dasar 211,1 cm dan tinggi

air h = 184,7 cm. Dengan free board (w = 25,3 cm),sehingga di dapat htotal =

210 cm.

 Setengah jalan 2 dan Blok C1’ adalah dengan lebar dasar b = 211,1 cm dan

tinggi air h = 184,7 cm. Dengan free board (w = 25,3 cm), sehingga di dapat

htotal = 210 cm.

 Blok C1 dan Jalan 3 adalah dengan lebar dasar b = 224,7 cm dan tinggi air h =

196,6 cm. Dengan free board (w = 23,4 cm), sehingga di dapat h total = 220 cm.

DRAINASE TL UNWIM 14 23
DAFTAR PUSTAKA

Makalah drainase perkotan, 2012. ( http://www.canvascoffee.cf/2012/10/makalah-drainase-


perkotaan.html ), diakses 05 juni 2015.

Yulioke, 2013. (https://jurnalonlineteknikunbara.files.wordpress.com/2013/10/7-hal-21-35-yuli-


oke.pdf), diakses 05 juni 2015.

Drainase pada rumah perumahan. Aryapersada.com (http://aryapersada.com/drainase-pada-rumah-

perumahan.html), diakses 05 juni 2015.

DRAINASE TL UNWIM 14 24

Anda mungkin juga menyukai