Dibimbing Oleh :
Disusun Oleh :
I. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita didunia.
Kehamilan didefenisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga
lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10
bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi menjadi 3
semester, dimana trimester 1 berlangsung dalam 12 minggu, trimester ke-2 yaitu pada
15 minggu ( minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ke-3 pada 13 minggu (minggu
ke-28 hingga ke-40) ( Saifuddin, 2009 ).
Sedangkan kematian ibu merupakan masalah besar bagi negara berkembang. Ini
berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan masih memerlukan
perbaikan kesehatan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu. Menurut WHO tahun
2005, penyebab kematian ibu di dunia adalah pendarahan 25%, infeksi 14%, abortus
ilegal 13%, eklampsia 12%, partus tak maju 8%, penyebab langsung lainnya 8%, dan
penyebab tak langsung 20%.
Millenium Development Goals (MDGs) yang dirumuskan pada September 2000
memiliki 8 tujuan, yaitu mengentaskan kemiskinan ekstrim dan kelaparan, mencapai
pendidikan dasar untuk semua, mendukung kesetaraan gender dan memberdayakan
perempuan, mengurangi tingkat kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi
HIV/AIDS dan penyakit menular lainnya, memastikan kelestarian lingkungan,
mengembangkan kemitraan untuk pembangunan. Salah satu tujuan yang tertera pada
Millenium Development Goals (MDGs) adalah meningkatkan kesehatan ibu. Targetnya
adalah menurunkan angka kematian ibu sebesar tiga per empatnya dari tahun 1990-2015.
Target MDGs adalah AKI menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup.
Pengawasan antenatal atau yang sering disebut pemeriksaan kehamilan ditujukan
untuk menyiapkan baik fisik maupun mental ibu di dalam masa kehamilan dan kelahiran
serta menemukan kelainan dalam kehamilan dalam waktu dini sehingga dapat diobati
secepatnya. Pemeriksaan kehamilan yang dilakukan secara teratur dapat menurunkan
angka kecacatan dan kematian baik ibu maupun janin.
Cakupan K1 merupakan gambaran besaran ibu hamil yang melakukan kunjungan
pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan, untuk mendapatkan pelayanan antenatal.
Sedangkan cakupan K4 ibu hamil adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah
mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali
kunjungan dengan distribusi, sekali pada triwulan pertama,sekali pada triwulan dua dan
dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk
melihat kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu hamil.
Berdasarkan hasil pendataan yang kami lakukan di wilayah desa Sidorahayu
Wagir , didapat 35 orang ibu hamil. Dan belum semua ibu melakukan pemeriksaan sesuai
jadwal yang telah ditentukan. Melihat kasus tersebut, kami sebagai mahasiswa
kebidanan merasa perlu melakukan penyuluhan mengenai pentingnya pemeriksaan pada
ibu hamil ini.
II. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan ini, diharapkan ibu hamil dapat memahami pentingnya
akan kehamilannya saat ini. Selain itu diharapkan ibu hamil mampu menerapkan
pengetahuannya dari penyuluhan ini, sehingga dapat menghadapi persalinan dengan aman
dan nyaman.
IV. Materi
Terlampir (lampiran 1)
V. Metode Penyuluhan
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah ceramah yaitu
penyajian penyampaian materi penyuluhan kehamilan dan di akhir penyuluhan
disediakan waktu untuk tanya jawab.
VI. Media
1. Materi SAP
2. Laptop
3. LCD atau layar proyektor
4. Leaflet
VII. Proses Pemberian Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 2 Menit Pembukaan :
1. Memberi salam a. Menjawab salam
2. Perkenalan b. Mendengarkan dan
3. Menjelaskan tujuan memperhatikan
penyuluhan c. Menjawab
4. Menanyakan pengetahuan pertanyaan yang
umum seputar kehamilan diajukan
2 35 Menit Pelaksanaan
Menjelaskan materi a. Menyimak dan
penyuluhan secara berurutan mendengarkan
dan teratur
Materi :
1. Pemeriksaan kehamilan
2. Pelayamam kesehatan pada
ibu hamil
3. Menjaga ibu hamil sehat dan
bayi sehat
4. Hal-hal yang perlu dihindari
ibu selama hamil
5. Mitos yang berkembang di
masyarakat
6. Persiapan menghadapi
persalinan yang aman
7. Hubungan suami istri
selama hamil
3 2 Menit Evaluasi :
Meminta ibu hamil untuk a. Bertanya dan
menjelaskan kembali atau menjawab
menyebutkan salah satu dari
hal berikut.
1. Pemeriksaan kehamilan
2. Pelayamam kesehatan pada ibu
hamil
3. Menjaga ibu hamil sehat dan
bayi sehat
4. Hal-hal yang perlu dihindari
ibu selama hamil
5. Mitos yang berkembang di
masyarakat
6. Persiapan menghadapi
persalinan yang aman
7. Hubungan suami istri selama
hamil
4 1 Menit Penutup :
a. Mengucapkan terimakasih a. Menjawab salam
dan mengucapkan salam b. Menyimak dan
b. Menyampaikan kesimpulan mendengarkan
materi penyuluhan
Penyuluh
Audien
IX. Referensi/daftar pustaka
Kementrian Kesehatan Republik Katalog dalam Terbitan (KDT)
XI. Evaluasi
Menanyakan kepada klien (ibu hamil) beberapa pertanyaan :
1. Bagaimana cara menjaga agar ibu dan janin tetap sehat ?
2. Apa yang perlu dihindari oleh ibu selama hamil ?
3. Bagaimana cara menjaga hubungan suami istri selama hamil?
Mengetahui:
Mahasiswa
MATERI PENYULUHAN
• Tatalaksana kasus
b. Kunjungan Kedua (K2)
Dilakukan pada usia kehamilan 12-24 minggu kehamilan (trimester ke-2)
Pelayanan yang diberikan adalah melakukan kontrol hasil pemeriksaan pertama meliputi :
• Penimbangan Berat Badan,
• Pengukuran Tekanan Darah,
• Pemeriksaan tinggi fundus
• Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD2),
• Pemeriksaan Laboratorium seperti protein urine tes, glukosa tes atas indikasi
• Pemeriksaan Denyut Jantung Janin (DJJ)
• Skrining status imunisasi T, serta berikan imunisasi sesuai status imunisasi ibu
hamil
• Konseling KB Pasca Persalinan
• Tatalaksana Kasus
c. Kunjungan Ketiga (K3)
Dilakukan pada usia kehamilan 24-40 minggu (trimester ke-3)
Pelayanan yang diberikan adalah kontrol hasil pemeriksaan kedua dan
mendeteksi adanya komplikasi persalinan meliputi:
• Penimbangan Berat Badan,
• Pengukuran Tekanan Darah,
• Pemeriksaan tinggi fundus
• Pemeriksaan Letak Janin,
Kebutuhan gizi selama hamil lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi pra hamil,
Makin bertambah usia kehamilan makin tinggi jumlah zat gizi yang dibutuhkan. Untuk
mencapai kehamilan yang sehat dibutuhkan asupan gizi yang optimal sesuai dengan
usia kehamilan. Tambahan energi dan protein tersebut dapat diberikan dalam bentuk
makanan tambahan ibu hamil sebagai berikut :
• Trimester I diberikan 1 saji makanan tambahan dan khusus pada Trimester I untuk
memenuhi asupan protein perlu ditambahkan 1 potong sedang lauk pauk hewani / 1
butir telur / 1 gelas susu
• Trimester II dapat mengonsumsi minimal 2 saji makanan tambahan setiap harinya.
• Trimester III dapat mengonsumsi 3 saji makanan tambahan dengan resep yang
bervariasi setiap harinya.
Sedangkan tambahan untuk zat besi pada ibu hamil bervariasi yaitu pada
Trimester I belum membutuhkan tambahan, namun mulai Trimester II membutuhkan
tambahan zat besi sebesar 9 mg dan trimester III sebesar 13 mg. Kebutuhan
tambahan mineral zinc (seng) sebesar 1,7 mg pada trimester I dan 4,2 mg pada
trimester II dan 9 mg pada trimester III. Untuk memenuhi kebutuhan zat besi
sebaiknya ibu banyak mengkonsumsi sayuran, tempe, tahu, kacang hijau, kacang
merah, telur, ikan dan daging. Untuk meneegah kekurangan kalsium sebaiknya banyak
mengkonsumsi sayur bayam, katuk, singkong, susu, ikan teri kacang-kacangan.
b. Istirahat cukup :
• Tidur malam sedikitnya 6 -7 jam
• Siang hari usahakan tidur / berbaring sedikitnya 1-2 jam
c. Stimulasi bagi perkembangan otak janin
Dua faktor yang saling terkait dalam membentuk kecerdasan adalah
faktor keturunan (genetik) dan faktor lingkungan. Oleh karena itu untuk
mengembangkan kecerdasan memerlukan tiga hal pokok yang harus diberikan
bersamaan sejak janin , karena ketiganya saling mempengaruhi yaitu:
1) Kebutuhan fisik-biologis.
Diperoleh dengan cara pemenuhan gizi yang cukup untuk mendukung
perkembangan otak, menunjang keterampilan fisik untuk melakukan aktivitas
sehari-hari, dan membentengi diri dari penyakit yang dapat mempengaruhi
perkembangan kecerdasan.
2) Kebutuhan emosi.
Pemenuhan kebutuhan ini amat penting untuk membentuk kecerdasan emosi
anak dalam membina hubungan interpersonal dengan keluarga dan masyarakatdi masa
depan. Orang tua diharapkan memberi perlindungan, rasa aman dan nyaman pada
anak. Perhatian dan penghargaan perlu diberikan pada si kecil dengan pola
pengasuhan yang demokratis serta memberikan eontoh baik yang bisa diteladani anak.
3) Kebutuhan stimulasi.
Stimulasi/Rangsangan yang diberikan seeara konsisten melalui berbagai eara
melatih sistem sensorik dan motorik anak melalui pendidikan, baik formal di
sekolah maupun yang dilakukan oleh orang tua. Otak kiri dan kanan membutuhkan
stimulasi yang seimbang agar fungsi-fungsinya bisa berkembang secara optimal. Tidak
mungkin hanya merangsangotak kiri atau otak kanan saja. Parapakar psikologi menilai,
jika stimulasi dilakukan secara seimbang,makatak hanya unsur kecerdasanyang akan
meningkat melainkan akan terbentuk kepribadian anak di kemudian hari.
Stimulasi otak janin / Brain Booster dilakukan pada masa kehamilan yang
bertujuan meningkatkan kecerdasanbayi yang akan dilahirkan.
Stimulasi (rangsang yang datang dari lingkungan di luar janin) penting bagi
perkembangan otak, karena dapat memfasilitasi perkembangan sel-sel otak. Sejak
masih dalam kandungan, janin sudah menerima stimulasi sederhana yang dapat
mendukung kecerdasannya kelak. Stimulasi dilakukan secara rutin karena setiap kali
anak terstimulasi maka akan terbentuk sinaps baru sebagai respons stimulasi tersebut.
Stimulasi yang dapat dilakukan selama kehamilan :
• Stimulasi dilakukan dengan eara melakukan rangsanga uditori (pendengaran) Misal :
mendengarkan musik mozart atau secarasederhana dapat dilakukan dengan cara
berkomunikasi dengan janin yang ada dalam perut ibu.
Kesimpulan
• Pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan secepatnya dan sesering mungkin
sesuai anjuran petugas. Agar ibu, suami dan keluarga dapat mengetahui secepatnya jika
ada masalah yang timbul pada kehamilan. Pemeriksaan kehamilan dilakukan paling
sedikit 4x selama masa kehamilan.
• Standar pelayanan yang harus diperoleh oleh seorang ibu hamil dengan 10 T
• Untuk menghadapi persalinan maka diperlukan persiapan yang disebut dengan Program
PerencanaanPersalinandan PencegahanKomplikasi (P4K)
Saran
1. Diharapkan bagi petugas kesehatan dapat memberikan pendidikan kesehatan berupa
penyuluhan kepada ibu hamil mengenai cara menjaga kesehatan ibu dan janinnya.
2. Bagi ibu hamil supaya memenuhi rasa nyaman dana man dengan harapan mengurangi rasa
khawatir menjelang persalinan.
Kesimpulan
• Pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan secepatnya dan sesering mungkin
sesuai anjuran petugas. Agar ibu, suami dan keluarga dapat mengetahui secepatnya jika
ada masalah yang timbul pada kehamilan. Pemeriksaan kehamilan dilakukan paling
sedikit 4x selama masa kehamilan.
• Standar pelayanan yang harus diperoleh oleh seorang ibu hamil dengan 10 T
• Untuk menghadapi persalinan maka diperlukan persiapan yang disebut dengan Program
PerencanaanPersalinandan PencegahanKomplikasi (P4K)
Saran
3. Diharapkan bagi petugas kesehatan dapat memberikan pendidikan kesehatan berupa
penyuluhan kepada ibu hamil mengenai cara menjaga kesehatan ibu dan janinnya.
4. Bagi ibu hamil supaya memenuhi rasa nyaman dana man dengan harapan mengurangi rasa
khawatir menjelang persalinan.