Anda di halaman 1dari 6

TECHNOLOGY AND OPERATIONS MANAGEMENT

Case : BP and Deepwater Horizon Disaster of 2010


Rocky Adiguna, S.E., M.Sc., Ph. D.

By : Group 3 – Reguler 73D

Ananditha Azhari Putri 18/436748/PEK/24272

Dwi Admaja Sebriansah 18/436778/PEK/24302

M. Arief Jaya Wastito 18/436816/PEK/24340

Rizal Apriyan 18/436854/PEK/24378

Yosep Krisnadi 18/436879/PEK/24403

Yunita Tri Ratna Meliani 18/874135/PEK/74135

Zakiyah Mawaddah 18/436883/PEK/24407

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2019
1. Apa yang terjadi? Apa yang terjadi baik/salah?

Yang terjadi adalah meledaknya kilang minyak lepas pantai bernama Deepwater
Horizon dan kebocoran sumur Macondo pada 20 April 2010. Dampak dari ledakan
Deepwater Horizon dan kebocoran minyak sumur Macondo berikutnya adalah kehancuran
di sejumlah front, yang paling jelas adalah kematian 11 anggota awak dan cedera yang
diderita oleh orang lain. Selain itu, kerusakan lingkungan akibat tumpahan minyak sangat
luas, dengan 25 tempat perlindungan satwa liar nasional di jalurnya. Minyak ditemukan di
pantai kelima negara Teluk, dan bertanggung jawab atas kematian banyak burung, ikan, dan
reptil.
Jumlah total garis pantai yang terkena dampak di Louisiana saja tumbuh dari 287 mil
pada Juli menjadi 320 mil pada akhir November 2010. Tidak seperti kondisi dengan
tumpahan minyak Alaskan Exxon-Valdez, garis pantai Teluk yang terkontaminasi bukanlah
batu melainkan tanah basah. Rumput dan tanah gembur, spons sempurna untuk menampung
minyak, mendominasi ekosistem lahan basah. Tumpahan juga terjadi selama musim kawin
untuk pelikan, udang, dan buaya, dan sebagian besar spesies pantai Teluk lainnya. Para ahli
ekologi mengantisipasi bahwa seluruh generasi hewan-hewan ini dapat hilang jika mereka
terkontaminasi dengan minyak.

2. Keputusan yang dihighlight dalam kasus deepwater horizon adalah well casing, centralizers
dan circulating mud & the cement bond log.

Setelah mendiskusikan casing design mana yang paling aman, antara long string casing
atau linier casing, manajemen BP dalam BP Forward Plan Review akhirnya memutuskan
untuk menggunakan long string casing dimana long string casing ini membutuhkan waktu
yang lebih sedikit ketika menginstall sehingga lebih ekonomis untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut.

Kemudian keputusan kedua adalah centralizers. Untuk membantu memutuskan


pembuatan centralisasi pipa yang baik, BP menghire Jesse Marc Gangliano sebagai ahli
yang bisa memberikan informasi untuk masalah ini. Setelah melakukan berbagai analisis,
Gangliano memutuskan bahwa BP hanya menggunakan 6 centralizers sehingga risiko untuk
masalah aliran udara menjadi cukup signifikan, yang membuat ia kemudian
merekomendasikan setidaknya harus menambahkan 21 centralizers untuk mengurangi
risiko secara signifikan. Namun dari berbagai pertimbangan yang dilakukan oleh para
manajer, akhirnya diputuskan bahwa BP hanya akan menggunakan 6 centralizers karena
menambahkan centralizers hanya akan menambahkan sedikit tingkat keamanan sedangkan
biaya dan waktu yang dibutuhkan cukup banyak, sehingga tidak efektif.

Yang ketiga adalah circulating mud & the cement bond log. Dalam seluruh proses
cementing an oil cukup terkenal rumit. BP menggunakan prosedur bottoms up yang
mensirkulasikan pengeboran lumpur dengan baik. Lumpur di bawa ke bawah terlebih
dahulu menuju alat pengeboran. Cara ini membuat para pekerja bisa mengecek lumpurnya
untuk melihat apakah lumpur tersebut menyumbat kebocoran. Sesuai dengan keputusan
melakukan partial circulation (bottom up), manajer BP memutuskan untuk tidak melakukan
uji coba “cement bond log” karena proses sirkulasi lumpur sudah berjalan dengan baik.

3. BP membuat serangkaian keputusan yaitu : well casing, centralizers dan circulating mud &
the cement bond log yang cenderung hemat biaya tetapi meningkatkan risiko, seperti :

 Menggunakan tali produksi yang panjang dan bukannya ikatan balik, mengurangi
jumlah hambatan untuk aliran gas.
 Mengabaikan menjalankan log ikatan semen (CBL) untuk menguji integritas semen.
 Memasang kurang dari sepertiga jumlah pemusatan yang direkomendasikan, secara
dramatis meningkatkan risiko penyaluran semen dan aliran gas.
 Gagal melakukan sirkulasi "bottoms up" lengkap untuk memastikan kualitas segel
semen.
 Tidak menjalankan selongsong pengunci untuk mengamankan string produksi ke
kepala sumur, menghilangkan penghalang lain untuk ledakan.
 Untuk memasang / menginstall "kurang dari sepertiga dari jumlah pemusat yang
direkomendasikan, secara dramatis meningkatkan risiko penyaluran semen dan aliran
gas". Artinya, centralisers menjaga lubang bor dalam bentuknya sementara semen
dituangkan, memungkinkan untuk membentuk segel yang lebih baik. Dalam hal ini,
BP cenderung ingin menanggulangi bencana dengan efisiensi / memotong biaya
seminimal mungkin.
 BP mengatakan dalam laporannya bahwa pemodelan menggunakan “21 centralizers”
dapat mengurangi kemungkinan kebocoran. Peralatan yang mereka gunakan hanya
memiliki enam pemusat, jadi mereka membutuhkan 15 tambahan untuk dikirim ke rig.
Tetapi "tim sumur BP Macondo keliru percaya bahwa mereka telah menerima
sentralisasi yang salah. Mereka memutuskan untuk tidak menggunakan 15 sentralisasi
karena kekhawatiran bahwa keputusan ini bisa berujung kegagalan."
Manajer pengeboran Teluk BP, mengakui dalam kesaksian bahwa "setiap
percakapan, setiap keputusan memiliki faktor biaya." Pesan email dan laporan oleh
insinyur BP di minggu-minggu sebelum kecelakaan membuat referensi ke uang atau
penghematan waktu karena mereka memperdebatkan metode untuk menutup sumur.
Dalam setiap kasus, mereka memilih jalan yang lebih murah.
Di antara kesimpulan paling signifikan dari laporan itu, hasil penyelidikan
mengatakan bahwa ledakan datang ke tengah pipa dan tidak ke atas selubung sumur,
daerah yang dikenal sebagai annulus.
Salah satu keputusan tersebut adalah pilihan BP atas jenis selubung sumur yang
menurut dokumen internal perusahaan tahu lebih murah tetapi berisiko. Keputusan lain
seperti itu adalah penggunaan BP dari sentralisasi yang kurang disarankan, perangkat
yang dimaksudkan untuk menjaga posisi casing dengan benar.
Laporan ini menawarkan sedikit wawasan tentang mengapa keputusan tertentu dibuat
dan oleh siapa - pertanyaan yang cenderung menjadi penting dalam pertempuran hukum
yang akan datang. Sebagai contoh, laporan itu tidak mengatakan mengapa para kru
gagal memperhatikan bahwa sumur mengalir hingga terlambat. Tidak dijelaskan
dengan jelas mengapa pencegah semburan peledak gagal menutup sumur ketika mereka
akhirnya ditutup setelah ledakan

4. Masalah etika yang terjadi pada perusahaan, serta bagaimana cara menggurangi permasalahan
tersebut akan kami jelaskan dibawah ini :

 Terjadinya penggurangan anggaran safety agar biaya operasional yang dihasilkan dapat
ditekan serendah mungkin agar keuntungan meningkat, hal ini menimbulkan
keselamatan para perkerja menjadi lebih berbahaya.
Cara menanggulangi permasalahan tersebut :
Perusahaan harusnya melakukan audit secara keseluruhan terhadap laporan
keuangan perusahaan sehingga diketahui sektor - sektor operasional mana yang dapat
ditekan dari biaya – biaya yang dianggap boros atau tidak diperlukan sehingga
penekanan biaya opperasional tidak mempengaruhi keselamatan pekerja.
 Terjadinya pemaksaan proyek walaupun perangkat computer tidak aktif dalam
pelaksanaan pengeboran.
Cara menanggulangi permasalahan tersebut :
Meminimalisir kesalahpahaman dalam proses menjalankan proyek dengan
menjaga komunikasi secara baik sehingga dapat mencari solusi yang efektif jika terjadi
permasalahan.

 Penjalanan proses proyek yang memakan waktu lebih lama dari seharusnya.
Cara menanggulangi permasalahan tersebut :
Dalam pelaksanaan proyek sebaiknya dilakukan analisis terhadap berapa lama
waktu pengerjaan yang dilakukan agar dapat di diskusikan terlebih dahulu apakah
proyek tersebut memerlukan tembahan tenaga kerja.

 Pihak perusahaan melemparkan tanggung jawab akan kejadian tersebut kepada


transocean sebagai pelaksana lapangan.
Cara menanggulangi permasalahan tersebut :
Perlu adanya lembaga independent terkait kegiatan proyek sejenis yang
nantinya dapat mengawasi kineja serta perilaku perusahaan dalam menjalankan
bisnisnya sehingga pemerintah juga dapat bekerja sama untuk bertindak tegas terhadap
prilaku perusahaan yang menyimpang.

 Pihak perusahaan tidak menjalankan kewajibannya untuk bertanggung jawab


memberikan ganti rugi yang telah ditetapkan oleh departemen kehakiman AS secara
penuh.
Cara menanggulangi permasalahan tersebut :
Pemerintah pusat seharusnya mampu melakukan langkah tegas terhadap
perusahaan terkait dengan tanggung jawab perusahaan yang tidak dilaksanakan.

Dari segala permasalahan etika yang terjadi pada perusahaan di atas, seharusnya
perusahaan mengerti betapa pentingnya citra perusahaan di dunia industry tersebut.
Permasalahan – permasalahan etika seperti menomor duakan keselamatan kerja para
pegawai dengan tujuan untuk meningkatkan profit perusahaan malah akan membuat
kerugian terhadap perusahaan sendiri karena jika terjadi kecelakaan kerja maka akan
memicu perusahaan untuk dapat digugat dalam ranah hukum yang akan otomatis membuat
kinerja perusahaan akan tersendat dan citra perusahaan akan turun sehingga menimbulkan
efek yang beruntun. Selain itu, langkah perusahaan yang tidak melaksanakan tanggung
jawabnya berdampak luas terhadap keberlangsungan hidup biota laut yang juga nantinya
dikonsumsi oleh masyarakat umum, sehingga berdampak pada kesehatan masyarakat yang
mengkonsumsinya.

Hal itu semua pada akhirnya membuat nilai perusahaan dapat mengalami penurunan
karena integritas perusahaan serta kepercayaan terhadap perusahaan akan dipertanyakan,
juga dapat membuat perusahaan terhambat jika ada proyek baru yang seharusnya dapat
diambil perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai