Anda di halaman 1dari 11

Volume II No.

2, Juni 2016 ISSN : 2502-3780

MINAT BELI ULANG HANDPHONE EVERCOSS


DI PUSAT PERBELANJAAN HANDPHONE WTC SURABAYA

*( Tegowati
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
E-mail : tegowati@stiesia.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sikap pada merek, ekuitas merek dan pelayanan
purna jual terhadap minat beli ulang. Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung WTC
Surabaya yang menggunakan handphone Evercoss.Jumlah sampel yang ditentukan dalam
penelitian ini adalah 100 responden.Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Accidental Samplin dengan metode survei.
Setelah dianalisis menggunakan SEM dengan software AMOS 22.0, menunjukkan
bahwa sikap pada merek tidak berpengaruh signifikan terhadap minat beli ulang; ekuitas
merek tidak berpengaruh signifikan terhadap minat beli ulangdanlayanan purna jual tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat beli ulang.

Kata Kunci: Sikap Pada Merek, Ekuitas Merek, Layanan Purna Jual,Minat Beli Ulang.

PENDAHULUAN konsumen terhadap merek Evercoss juga


Telepon seluler atau handphone semakin positif. Sikap positif konsumen
merupakan perangkat komunikasi terhadap suatu merek sangat penting sebab
elektronik yang memiliki banyak kegunaan sikap positif konsumen berpengaruh
dan praktis. Salah satu merek handphone terhadap niat beli ulang.
yang pada beberapa tahun terakhir banyak Sebagai mana penelitian Kurniawati
diminati oleh masyarakat Indonesia, (2009) yang menunjukkan bahwa sikap
khususnya masyarakat kelas menengah terhadap merek berpengaruh positif
kebawah adalah Evercoss. Pernyataan terhadap niat beli ulang. Akan tetapi
tersebut ditunjukkan oleh hasil riset yang penelitian Kurniawati (2009) berbeda
dilakukan oleh Conterpoint Technology dengan penelitian Tegowati (2014) yang
Market Research pada tahun 2014 yang menunjukkan bahwa sikap pada merek
menyatakan bahwa Evercoss sebagai tidak berpengaruh signifikan terhadap niat
produsen ponsel terbesar di Indonesia beliulang.
dengan pangsa pasar sebesar 23% untuk Faktor lain yang juga berpengaruh
kategori handphone. Data riset Conter point terhadap niat beli ulang adalah ekuitas
Technology Market Research tersebut merek. Sebagaimana pernyataan Aaker
menunjukkan bahwa pangsa pasar (1996) yaitu produk yang memiliki ekuitas
handphone di Indonesia masih di dominasi merek yang kuat dapat mempengaruhi niat
oleh produsen dalam negeri. Dengan untuk membeli ulang. Akan tetapi,
menjadi handphone yang banyak diminati, pernyataan Aaker tersebut berbeda dengan
Evercoss terus memperbaiki kualitas mau hasil penelitian Hartini (2012) yang
pun pelayanan purna jual dalam pemenuhan menyatakan bahwa brand equity tidak
kebutuhan dan keinginan konsumen, berpengaruh signifikan terhadap niat beli
sehingga diharapkan mampu menjadikan ulang. Dengan demikian terdapat dua
Evercoss sebagai brand yang memiliki research gap, yaitu sikap pada merek yang
ekuitas merek yang kuat, dan sikap tidak berpengaruh signifikan dan positif

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 406


Volume II No. 2, Juni 2016 ISSN : 2502-3780

terhadap niat beli ulang dan brand equity Pelayanan Purna Jual
tidak berpengaruh signifikan terhadap niat MenurutGronroos (1990:27) dalam
beli ulang. Daryanto dan Setyobudi (2014:135),
Pelayanan adalah suatu aktivitas atau
LANDASAN TEORI serangkaian aktivitas yang bersifat tidak
Sikap Pada Merek (Brand Attitude) kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi
Menurut Nickels dalam sebagai akibat adanya interaksi antara
Dharmmesta dan Handoko (2011: 94) sikap konsumen dengan karyawan atau hal-hal
merupakan suatu kecenderungan yang lain yang disediakan oleh perusahaan
dipelajari untuk bereaksi terhadap pemberi pelayanan yang dimaksudkan
penawaran produk dalam masalah-masalah untuk memecahkan masalah konsumen
yang baik atau kurang baik secara /pelanggan.
konsekuen. Manifestasi sikap tidak dapat
langsung dilihat, tetapi hanya dapat Niat Beli Ulang (Repurchase Intention)
ditafsirkan dari perilaku konsumen. Niat membeli ulang adalah hasil dari
Indikator sikap pada merek menurut keputusan pembelian yang telah dilakukan
penelitian Chang et al. (2008) ada empat, sebelumnya, sehingga pelanggan yang
yaitu suka atau tidak suka terhadap produk, memiliki keputusan pembelian akan
kepuasan terhadap layanan, opini, akan mempunyai niat untuk membeli ulang
terus menggunakan produk. (Broyles et al., 2009).Indikator minat beli
ulang menurut Ferdinand (2014 : 8) sebagai
Ekuitas Merek (Brand Equity) berikut: 1. Minat transaksional; 2. Minat
Brand equity dapat diartikan sebagai referensial;3. Minat preferensial; 4. Minat
kekuatan dari sebuah merek. Menurut eksploratif.
Aaker (1996) dalam Rangkuti (2010:39)
ekuitas merek adalah seperangkat aset (dan METODE PENELITIAN
kewajiban) terkait dengan nama merek dan Penelitian ini merupakan penelitian
simbol yang menambah (atau mengurangi kuantitatif karena dalam penelitian ini data-
dari) nilai yang diberikan oleh suatu produk data disajikan dengan angka-angka dan
atau jasa ke pelanggan dari perusahaan. dianalisis secara kuantitatif /statistik.
Sedangkan metode yang digunakan dalam
Model Ekuitas Merek penelitian ini adalah metode survei.
Menurut Kotler dan Keller (2009:
265-268), ada empat model ekuitas merek Gambaran Populasi
yang sudah banyak diterima, yaitu Model Populasi yang dimaksud dalam
Penilai aset merek (Brand Asset Valuator- penelitian ini adalah seluruh pengunjung
BAV), Model BRANDZ, Model WTC Surabaya yang menggunakan
RESONANSI MEREK, dan Model handphone Evercoss. Dengan demikian,
AAKER. Dalam model Aaker (Kotler dan jumlah populasi yang dimaksud dalam
Keller, 2009: 268), ekuitas merek dapat penelitian ini tidak diketahui secara jelas,
dikelompokkan ke dalam lima kategori, sehingga peneliti memutuskan untuk
yaitu: 1)Brand awareness; 2) Brand mengambil sampel dari populasi tersebut
Associations; 3) Perceived quality; 4) agar menghemat sumber daya dan waktu
Brand loyalty; 5) Other Proprietary Brand penelitian yang lebih cepat.
Assets.
Teknik Penyampelan
Sampel dalam penelitian ini adalah
100 pengunjung WTC Surabaya yang

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 407


Volume II No. 2, Juni 2016 ISSN : 2502-3780

menggunakan handphone Evercoss. Untuk


memilih 100 responden, pendekatan yang Berdasarkan teori-teori dan research
digunakan adalah non probability sampling gap yang telah dikemukakan, maka model
yaitu accidental sampling. analisisnya adalah sebagai berikut:

banyak pengunjung WTC Surabaya yang


H1 memakai handphoe Evercoss namun
H2 memiliki tujuan lain, misalnya hanya
sekedar berjalan-jalan sambil melihat-lihat
handphone.

H3 Uji Validitas dan Reliabilitas


Convergent Validity
Berdasarkan analisis data yang
Gambar 1.1 menggunakan regresi SEM dengan
Rerangka Konseptual Hubungan software AMOS 22.0 terhadap model yang
Variabel diajukan, dapat diketahui bahwa
standardized loading estimate yang
Sumber Data Penelitian ditunjukkan pada tabel 1.11 berikut ini,
Sumber data yang digunakan dalam terdapat dua nilai loading factor yang tidak
penelitian ini adalah data primer.Data signifikan secara statistik yaitu X3 dan X6
primer penelitian ini menyajikan dua yang memiliki nilai loading di bawah 0,50.
bentuk data, yaitu data pokok dan data Seharusnya nilai loading harus ≥ 50 dan
penunjang.Data pokok berisi tentang idealnya ≥ 70.Dengan demikian, indikator
tanggapan responden mengenai pengaruh X3 dan X6 harus dibuang (didrop).
sikap merek, ekuitas merek dan layanan Adapun tabel 1.1 yang dimaksud adalah:
purna jual terhadap minat beli ulang
handphone Evercoss. Sedangkan data Tabel 1.1: Standardized
penunjang berisi tentangjenis kelamin, dan RegressionWeights
jumlah handphone yang dimiliki. Kedua Estimate
data tersebut bersumber dari data primer MBU <--- SPM .192
yang diperoleh peneliti dengan cara MBU <--- LPJ .248
MBU <--- EM .421
menyebarkan kuesioner kepada responden.
Y1 <--- MBU .758
Y2 <--- MBU .933
HASIL PENELITIAN DAN
Y3 <--- MBU .809
PEMBAHASAN Y4 <--- MBU .729
Hasil penelitian ini diperoleh dari X1 <--- SPM .733
kuesioner yang disebar kepada 100 X11 <--- EM .707
responden di pusat perbelanjaan X10 <--- EM .871
handphone WTC Surabaya, yaitu di area X9 <--- EM .886
dekat pintu masuk parkiran sepeda motor X8 <--- EM .835
WTC Surabaya. Peneliti tidak X7 <--- EM .887
menyebarkan kuesioner di outlet Evercoss X6 <--- EM .212
WTC Surabaya, sebab peneliti berasumsi X5 <--- EM .545
bahwa tidak semua pengunjung yang X16 <--- LPJ .688
memakai handphone Evercoss mendatangi X15 <--- LPJ .552
outlet Evercoss pada hari dilakukan X14 <--- LPJ .624
penyebaran kuesioner. Mungkin saja X13 <--- LPJ .531

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 408


Volume II No. 2, Juni 2016 ISSN : 2502-3780

Estimate Variance Extracted (AVE)


X4 <--- SPM .912 Nilai AVE dihitung untuk setiap
X12 <--- EM .793 konstruk laten sebagai berikut:
X2 <--- SPM .869
X3 <--- SPM .344 Σ Squared Standardized Loading:
Sumber : Data diolah SPSS - SPM = 0,733² + 0,912² + 0,869² + 0,344²
= 2,242
Construct Reliability - EM = 0,707² + 0,871² + 0,886² + 0,835²
Perhitungan construct reliability: + 0,887² + 0,212² + 0,545² + 0,793² =
Sum Standardized Loading adalah: 4,498
- SPM = 0,733 + 0,912 + 0,869 + 0,344 = - LPJ = 0,688² + 0,552² + 0,624² + 0,531²
2,860 = 1,449
- EM = 0,707 + 0,871 + 0,886 + 0,835 + - MBU = 0,758² + 0,933² + 0,809² +
0,887 + 0,212 + 0,545 + 0,793 = 5,736 0,729² = 2,631
- LPJ = 0,688 + 0,552 + 0,624 + 0,531 =
2,395 Maka, perhitungan Variance Extracted
- MBU = 0,758 + 0,933 + 0,809 + 0,729 =
SPM = = 0,560
3,229
EM = = 0,562
Σ Measurement Error adalah:
LPJ = = 0,214
- SPM = 0,462 +0,168 +0,244 +0,881 =
1,755 MBU = = 0,657
- EM = 0,500 + 0,241 + 0,215 + 0,303 +
0,213 + 0,955 + 0,703 + 0,371 = 3,501 Berdasarkan hasil perhitungan
- LPJ = 0, 527 +0,695 +0,610 + 0,718 = variance extracted di atas menunjukkan
2,550 bahwa semua konstruk memiliki nilai yang
- MBU = 0,425 +0,129+0,345+ 0,469 = baik karena di atas 0,50. Kecuali konstruk
1,368 layanan purna jual yang nilainya masih
berada di bawah 0,50, yaitu 0,214. Hal ini
Perhitungan Reliabilias dikarenakan nilai loading untuk konstruk
SPM = = 0,823 layanan purna jual masih ada yang di
bawah 0,70 yaitu X13, X14, X15 dan X16.
EM = = 0,903
Nilai loading di bawah 0,70 akan menarik
LPJ = = 0,692 nilai AVE ke bawah atau di bawah nilai
0,50 (Ghozali 2011:139).
MBU = = 0,884
Discriminant Validity
Berdasarkan hasil perhitungan Nilai akar kuadrat dari AVE konstruk
reliabilitas menggunakan construct sebagai berikut:
reliability, dapat diketahui bahwa semua Sikap Pada Merek = = 0,748
konstruk memiliki nilai di atas cut-off Ekuitas Merek = = 0,749
value 0,70 kecuali layanan purna jual. Hal Layanan Purna Jual = = 0,462
ini dikarenakan nilai loading factor untuk Minat Beli Ulang = = 0,811
layanan purna jual semuanya berada
dibawah 0,70, tetapi masih di atas 0,50.
Sehingga indikator tidak perlu dibuang.

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 409


Volume II No. 2, Juni 2016 ISSN : 2502-3780

Tabel 1.2 Output Korelasi Antar Konstruk dan Akar Kuadrat AVE
Sikap Pada Ekuitas Layanan Minat Beli
Merek Merek Purna Jual Ulang
Sikap Pada Merek 0,748
Ekuitas Merek 0,749
Layanan Purna Jual 0,462
Minat Beli Ulang 0,192 0,421 0,248 0,811
Sumber : Data diolah SPSS

Tabel 1.2 di atas menunjukkan Oleh karena itu asumsi normalitasbelum


bahwa nilai dari masing-masing konstruk terpenuhi.Dalam hal ini, maka diperlukan
laten memiliki discriminant validity yang adanya modifikasi model.
baik, karena nilai akar kuadrat dari AVE
( ) masing-masing konstuk laten Evaluasi Outlier
yang lebih tinggi nilainya dibandingkan Hasil analisis mahalonobis
dengan nilai korelasi antara konstruk. distancemembuktikan bahwa terdapat
outlier pada data observasi 12 karena
Evaluasi Asumsi Model Struktural nilainya lebih besar dari 45,315, yaitu
Estimasi parameter dalam regresi 49,962. Dengan demikian diperlukan
menggunakan SEM dengan metode ML modifikasi model.
harus memenuhi asumsi-asumsi berikut:
Analisis Regresi SEM
Evaluasi Normalitas Data Analisis awal sebelum dilakukan
Dari hasil evaluasi normalitas data, dapat modifikasi terhadap model regresi dengan
diketahui bahwa terdapat indikator yang menggunakan SEM disajikan pada gambar
tidak berdistribusi normal karena hasil 1.3 berikut:
perhitungannya di atas 2,58 , yaitu 3,476
yang berarti distribusi data tidak normal.

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 410


Volume II No. 2, Juni 2016 ISSN : 2502-3780

Gambar 1.2: Hasil Analisis Regresi SEM

Estimate
Modifikasi Model Y2 <--- MBU .929
Berdasarkan hasil analisis terhadap Y3 <--- MBU .813
model regresi dengan menggunakan SEM Y4 <--- MBU .756
diketahui bahwa terdapat data-data yang X1 <--- SPM .731
tidak memenuhi asumsi, yaitu indikator X2 <--- SPM .869
X12 <--- EM .793
X3, X6 dan observasi 12. Dengan
X11 <--- EM .701
demikian, diperlukan modifikasi model
X10 <--- EM .908
agar semua data memenuhi asumsi SEM. X9 <--- EM .885
Modifikasi model yang dilakukan dalam X8 <--- EM .836
analisis data selanjutnya dilakukan dengan X7 <--- EM .885
cara menghilangkan indikator X3 dan X6, X5 <--- EM .540
serta menghilangkan hasil observasi nomer X16 <--- LPJ .692
12. X15 <--- LPJ .552
X14 <--- LPJ .626
Convergent Validity X13 <--- LPJ .529
Setelah dilakukan modifikasi model, X4 <--- SPM .914
yaitu menghilangkan observasi nomer 12, Sumber : Data Diolah SPSS
indikator X3 dan X6, maka didapatkan
hasil analisis standardized loading Berdasarkan modifikasi data
estimate yang baru sebagai berikut: terhadap model yang diajukan diketahui
hasil output standardized loading estimate
Tabel 1.3: Hasil Standardized pada tabel 1.3 memiliki nilai loading
Regression Weights Modifikasi factor yang signifikan secara statistik
Estimate karena memiliki nilai loading ≥ 0,50.
MBU <--- SPM .241
MBU <--- LPJ .249
MBU <--- EM .397
Y1 <--- MBU .766

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 411


Volume II No. 2, Juni 2016 ISSN : 2502-3780

Constuct Reliability - EM = 0,793² + 0,701² + 0,908² + 0,885²


Perhitungan construct reliability + 0,836² + 0,885² + 0,540² = 4,502
setelah modifikasi model: - LPJ = 0,692² + 0,552² + 0,626² + 0,529²
Σ Squared Standardized Loading adalah: = 1,455
- SPM = 0,731 + 0,869 + 0,914 = 2,514 - MBU = 0,766² + 0,929² + 0,813² +
- EM = 0,793 + 0,701 + 0,908 + 0,885 + 0,756² = 2,682
0,836 + 0,885 + 0,540 = 5,548
- LPJ = 0,692+ 0,552 + 0,626 + 0,529 = Maka, perhitungan Variance Extracted
2,399 SPM = = 0,710
- MBU = 0,766 + 0,929 + 0,813 + 0,756 =
3,264 EM = = 0,643
Σ Measurement Error adalah: LPJ = = 0,364
- SPM = 0,466 + 0,245 + 0,155 = 0,866
- EM = 0,371 + 0,509 + 0,175 + 0,217 + MBU = = 0,671
0,301 + 0,217 + 0,708 = 2,498
- LPJ = 0,521 + 0,695 + 0,608 + 0,721 = Dari perhitungan variance
2,545 extracteddi atas menunjukkan bahwa
- MBU = 0,413 + 0,137 + 0,339 + 0,428 = semua konstruk memiliki nilai yang baik
1,317 karena di atas 0,50. Kecuali konstruk
layanan purna jual yang nilainya masih
Perhitungan Reliabilias berada di bawah 0,50, yaitu 0,364. Hal ini
SPM = = 0,880 dikarenakan nilai loading untuk konstruk
layanan purna jual semua nilainya masih di
EM = = 0,925 bawah 0,70 yaitu X13, X14, X15 dan X16.
LPJ = = 0,693 Akan tetapi, dalam penelitian ini indikator
X13, X14, X15 dan X16 tidak dibuang dari
MBU = = 0,889 analisis karena nilai loadingnya sudah
berada di atas 0,50.
Dari hasil perhitungan reliabilitas
menggunakan construct reliability, dapat Discriminant Validity
diketahui bahwa semua konstruk memiliki Nilai akar kuadrat dari AVE
nilai di atas cut-off value 0,70 kecuali konstruk setelah modifikasi model adalah:
layanan purna jual. Hal ini dikarenakan Sikap Pada Merek = = 0,842
nilai loading factor untuk layanan purna Ekuitas Merek = = 0,801
jual semuanya berada dibawah 0,70, tetapi Layanan Purna Jual = = 0,603
masih di atas 0,50. Sehingga indikator Minat Beli Ulang = = 0,819
tidak perlu dibuang.
Pada tabel 1.2 berikut ini
Variance Extracted merupakan hasil output korelasi antar
Nilai AVE dihitung untuk setiap konstruk dan akar kuadrat AVE:
konstruk laten setelah modifikasi adalah
sebagai berikut:

Σ Squared Standardized Loading adalah:


- SPM = 0,731² + 0,869² + 0,914² = 2,124

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 412


Volume II No. 2, Juni 2016 ISSN : 2502-3780

Tabel 1.4 Output Korelasi Antar Konstruk dan Akar Kuadrat AVE
Sikap Pada Ekuitas Layanan Minat Beli
Merek Merek Purna Jual Ulang
Sikap Pada Merek 0,842
Ekuitas Merek 0,801
Layanan Purna Jual 0,603
Minat Beli Ulang 0,241 0,397 0,249 0,819
Sumber : Data Diolah SPSS

Evaluasi Asumsi Model Struktural tingkat signifikansi p<0,001. Nilai


Evaluasi Normalitas Data Mahalanobis distance χ2 (18; 0,001) =
Dari output modifikasi model, 42,31.
diketahui bahwa normalitas data untuk Karena dalam penelitian ini nilai
semua indikator sudah berdistribusi normal mahalonobis distance tidak ada yang lebih
secara multivariate karena nilainya di besar dari 42,31 maka dapat disimpulkan
bawah 2,58, yaitu 2,289. Oleh karena itu bahwa tidak ada outlier pada data. Maka,
asumsi normalitas telah terpenuhi. Pada modifikasi model yang dilakukan terbukti
perhitungan awal, sebelum dilakukan benar, sebab mampu menjadikan data tidak
modifikasi model, yaitu belum membuang outlier.
observasi 12, indikator X 3 dan X6, CR
multivariate memiliki nilai ≥ 2,58, yaitu Analisis Regresi SEM
3,829 yang berarti distribusi data tidak Hasil analisis terhadap model
normal. Sehingga, modifikasi model yang regresi dengan menggunakan SEM yang
dilakukan terbukti benar, sebab mampu dimodifikasi disajikan pada gambar 1.3
menjadikan data berdistribusi normal. berikut:

Evaluasi Outlier
Setelah modifikasi model, maka
kriteria yang digunakan adalah
memperhatikan nilai Chi-square pada
derajat kebebasan (degree of freedom) 18
yaitu jumlah variabel indikator pada

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 413


Volume II No. 2, Juni 2016 ISSN : 2502-3780

Gambar 1.4: Model Regresi SEM Modifikasi

Uji Hipotesis I minat beli ulang memiliki nilai


Berdasarkan hasil output koefisien standardized koefisien parameter sebesar
parameter diketahui bahwa hubungan 0,249 dan tidak signifikan pada tingkat
konstruk sikap pada merek terhadap minat signifikansi 0,001 (tidak ada tanda p=***).
beli ulang tidak signifikan pada 0,001 yaitu Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
0,409 dengan standardized koefisien hipotesis 3 dalam penelitian ini ditolak
parameter sebesar 0,241. Dengan demikian (tidak diterima kebenarannya).
dapat dikatakan bahwa hipotesis 1 dalam
penelitian ini tidak diterima kebenarannya. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian
Uji Hipotesis II terhadap hipotesis yang telah diajukan
Dari hasil output koefisien parameter menunjukkan bahwa sikap pada merek
diketahui bahwa hubungan konstruk responden Evercoss tidak berpengaruh
Ekuitas merek terhadap minat beli ulang terhadap minat beli ulang Evercoss.Hal ini
memiliki nilai standardized koefisien menunjukkan bahwa sikap positif
parameter sebesar 0,397 dengan nilai responden terhadap merek Evercoss tidak
signifikansi 0, 273. Dengan mengacu pada memungkinkan konsumen untuk
hasil output koefisien parameter tersebut, melakukan pembelian ulang.
maka dapat dikatakan bahwa hipotesis 2 Salah satu penyebab tidak adanya
dalam penelitian ini ditolak (tidak diterima pengaruh antara sikap pada merek
kebenarannya). responden Evercoss terhadap minat beli
ulang Evercoss adalah tidak adanya
Uji Hipotesis III loyalitas konsumen terhadap merek
Berdasarkan hasil output koefisien Evercoss, yang dibuktikan oleh data
parameter diketahui bahwa hubungan responden yang menggunakan handphone
konstruk pelayanan purna jual terhadap lebih dari satu dengan merek yang

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 414


Volume II No. 2, Juni 2016 ISSN : 2502-3780

berbeda. Kemudian adanya persaingan akan meningkatkan minat beli ulang


harga handphone dengan manfaat yang konsumen terhadap Evercoss, sebab
hampir samamenjadikan sikap konsumen responden tidak loyal pada Evercoss.
terhadap merek Evercoss tidak
berpengaruh terhadap minat beli ulang. KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil hipotesis 1 dalam penelitian ini Kesimpulan
tidak mendukung penelitian yang Tidak terdapat pengaruh yang
dilakukan Kurniawati (2009) yang signifikan antara sikap pada merek (brand
menunjukkan bahwa sikap pada merek attitude) EVERCOSS terhadap minat beli
berpengaruh positif dan signifikan ulang EVERCOSS. Hal ini ditunjukkan
terhadap minat beli ulang. Hasil hipotesis oleh nilai standardized koefisien parameter
1dalam penelitian ini mendukung sebesar 0,241 dengan signifikansi 0,409
penelitian Tegowati (2014) yang (tidak ada tanda p=***). Hal ini
menyatakan bahwa sikap pada merek tidak disebabkan karena responden tidak loyal
berpengaruh terhadap minat beli ulang pada merek Evercoss sebab konsumen
handphone merek yang sama. Artinya, tidak hanya bersikap positif pada merek
meskipun konsumen memiliki sikap yang EVERCOSS saja, melainkan juga bersikap
positif terhadap Evercoss, tetapi hal ini positif terhadap merek handphone lain.
tidak memungkinkan konsumen untuk Tidak terdapat pengaruh yang
melakukan pembelian ulang Evercoss. signifikan dan positif antara ekuitas merek
Kemudian hasil analisis pada EVERCOSS terhadap minat beli ulang
hipotesis II dalam penelitian ini EVERCOSS. Hal ini dapat dilihat dari
menunjukkan bahwa ekuitas merek hasil output koefisien parameter yaitu nilai
memiliki pengaruh yang tidak signifikan standardized koefisien parameter sebesar
terhadap minat beli ulang handphone 0,397 dengan nilai signifikansi 0,273. Hal
Evercoss. Hal ini tidak mendukung teori ini juga dimungkinkan karena tidak
Aaker (1996) yang menyatakan bahwa loyalnya responden terhadap merek
produk yang memiliki brand equity yang Evercoss dan life cicle produk handphone
kuat dapat mempengaruhi minat untuk yang cepat serta banyaknya persaingan
membeli ulang.Hal ini juga dimungkinkan merek yang mengeluarkan produk sejenis
karena tidak loyalnya konsumen pada sehingga meskipun ekuitas merek kuat,
merek Evercoss.Life cicle produk belum mampu menjadikan pengaruh
handphone yang relatif cepat menjadikan signifikan dalam melakukan pembelian
minat untuk membeli ulang merek ulang EVERCOSS.
Evercoss menurun. Hal ini terkait dengan Tidak terdapat pengaruh yang
ego responden untuk selalu mengikuti signifikan antara pelayanan purna jual
perkembangan teknologi yang selalu EVERCOSS terhadap minat beli ulang
berubah dan kebutuhan serta pertimbangan EVERCOSS. Hal ini dapat dilihat dari
lain responden terhadap merek yang sudah hasil output koefisien parameter hubungan
pernah dipakai responden akan konstruk pelayanan purna jual
memungkinkan responden membeli EVERCOSS ke minat beli ulang yang
handphone dengan versi yang lebih baru. memiliki nilai standardized koefisien
Selanjutnya untuk hasil perhitungan parameter sebesar 0,249 dengan tingkat
hipotesis III menunjukkan bahwa layanan signifikansi 0,168 (tidak ada tanda p=***).
purna jual handphone Evercoss tidak
berpengaruh signifikan terhadap minat beli Saran
ulang, sehingga meskipun layanan purna Penelitian selanjutnya hendaknya
jual Evercoss ditingkatkan maka tidak memasukkan variabel loyalitas merek

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 415


Volume II No. 2, Juni 2016 ISSN : 2502-3780

dalam model penelitian, sebab dalam Kotler, P. and Keller K. L.


penelitian ini mengindikasikan bahwa 2009.ManajemenPemasaran, (Jilid
tidak adanya pengaruh pada semua model 1, Edisi 13). Jakarta: Erlangga.
yang diajukan disebabkan oleh variabel ------------------------------------ 2012.
loyalitas merek. Marketing Management (14th
Edition). New Jersey: Prentice Hall
DAFTAR PUSTAKA International Inc.
Aaker, D. A. 1996. Measuring Brand Kurniawati, D. 2009.
Equity Across Products and StudiTetangSikapTerhadapMerekd
Markets. California anImplikasinyaPadaMinatBeliUlan
ManagementReview, vol. 38,no.3 g(Kasuspadaproduk mi
Broyles, A., David W. Schumann dan instanIndomie di Kota
Thaweephan Leingpibul. 2009. Semarang).TesisDiterbitkan.
Examming Brand Equity Semarang:
Ahtecedent/Consequence BadanPenerbitUniversitasDiponego
Relationship,Journal Of Marketing ro.
Theory And Practice 17 (2): 145- Rangkuti, F. 2009. Strategi Promosi Yang
159. KreatifdanAnalisisKasus Integrated
Dharmmesta, B.S. dan Handoko, H. Marketing Communication. Jakarta:
2011.Manajemen Pemasaran- GramediaPustakaUtama.
Analisis Perilaku Konsumen. Rangkuti, F. 2010. Analisis SWOT Teknik
Yogyakarta: BPFE Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:
Chang, HsinHsin, Hsu Che-Haodan PT Gramedia Pustaka Utama
Chung, Shu Hsia. 2008. The Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Antecedents and Consequences of Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung:
Brand Equity in Service Markets. CV. Alfabeta
Asia PasificManagement Review, ------------ 2011. Metode Penelitian
13(3). Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Ferdinand, A. 2014. Metodologi Pedoman Bandung: CV. Alfabeta
Penelitian Untuk Penulisan Skripsi Tegowati. 2015. Brand and Repurchase
Tesis Dan Disertasi Ilmu Intention.Proceeding, International
Manajemen. Edisi 5. Semarang: Conference On Educational
Badan Penerbit Universitas Research and Development
Diponegoro (ICERD).
------------------ 2014. Structural Equation Tjiptono, F. 2008. Strategi Pemasaran
Modeling Dalam Penelitian edisi 3. Yogyakarta: Andi
Manajemen Model-Model Rumit http://blog.evercoss.com/2014
Dalam Penelitian Untuk Skripsi,
Tesis Dan Disertasi Doktor. Edisi
5. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro
Hartini, S. 2012. Perilaku Pembelian
Smartphone: Analisis Brand Equity
dan Brand
Attachment.JurnalMitraEkonomida
nManajemenBisnis, Vol.3, No. 1,
April 2012, 75-86.

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 416

Anda mungkin juga menyukai