*( Tegowati
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
E-mail : tegowati@stiesia.ac.id
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sikap pada merek, ekuitas merek dan pelayanan
purna jual terhadap minat beli ulang. Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung WTC
Surabaya yang menggunakan handphone Evercoss.Jumlah sampel yang ditentukan dalam
penelitian ini adalah 100 responden.Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Accidental Samplin dengan metode survei.
Setelah dianalisis menggunakan SEM dengan software AMOS 22.0, menunjukkan
bahwa sikap pada merek tidak berpengaruh signifikan terhadap minat beli ulang; ekuitas
merek tidak berpengaruh signifikan terhadap minat beli ulangdanlayanan purna jual tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat beli ulang.
Kata Kunci: Sikap Pada Merek, Ekuitas Merek, Layanan Purna Jual,Minat Beli Ulang.
terhadap niat beli ulang dan brand equity Pelayanan Purna Jual
tidak berpengaruh signifikan terhadap niat MenurutGronroos (1990:27) dalam
beli ulang. Daryanto dan Setyobudi (2014:135),
Pelayanan adalah suatu aktivitas atau
LANDASAN TEORI serangkaian aktivitas yang bersifat tidak
Sikap Pada Merek (Brand Attitude) kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi
Menurut Nickels dalam sebagai akibat adanya interaksi antara
Dharmmesta dan Handoko (2011: 94) sikap konsumen dengan karyawan atau hal-hal
merupakan suatu kecenderungan yang lain yang disediakan oleh perusahaan
dipelajari untuk bereaksi terhadap pemberi pelayanan yang dimaksudkan
penawaran produk dalam masalah-masalah untuk memecahkan masalah konsumen
yang baik atau kurang baik secara /pelanggan.
konsekuen. Manifestasi sikap tidak dapat
langsung dilihat, tetapi hanya dapat Niat Beli Ulang (Repurchase Intention)
ditafsirkan dari perilaku konsumen. Niat membeli ulang adalah hasil dari
Indikator sikap pada merek menurut keputusan pembelian yang telah dilakukan
penelitian Chang et al. (2008) ada empat, sebelumnya, sehingga pelanggan yang
yaitu suka atau tidak suka terhadap produk, memiliki keputusan pembelian akan
kepuasan terhadap layanan, opini, akan mempunyai niat untuk membeli ulang
terus menggunakan produk. (Broyles et al., 2009).Indikator minat beli
ulang menurut Ferdinand (2014 : 8) sebagai
Ekuitas Merek (Brand Equity) berikut: 1. Minat transaksional; 2. Minat
Brand equity dapat diartikan sebagai referensial;3. Minat preferensial; 4. Minat
kekuatan dari sebuah merek. Menurut eksploratif.
Aaker (1996) dalam Rangkuti (2010:39)
ekuitas merek adalah seperangkat aset (dan METODE PENELITIAN
kewajiban) terkait dengan nama merek dan Penelitian ini merupakan penelitian
simbol yang menambah (atau mengurangi kuantitatif karena dalam penelitian ini data-
dari) nilai yang diberikan oleh suatu produk data disajikan dengan angka-angka dan
atau jasa ke pelanggan dari perusahaan. dianalisis secara kuantitatif /statistik.
Sedangkan metode yang digunakan dalam
Model Ekuitas Merek penelitian ini adalah metode survei.
Menurut Kotler dan Keller (2009:
265-268), ada empat model ekuitas merek Gambaran Populasi
yang sudah banyak diterima, yaitu Model Populasi yang dimaksud dalam
Penilai aset merek (Brand Asset Valuator- penelitian ini adalah seluruh pengunjung
BAV), Model BRANDZ, Model WTC Surabaya yang menggunakan
RESONANSI MEREK, dan Model handphone Evercoss. Dengan demikian,
AAKER. Dalam model Aaker (Kotler dan jumlah populasi yang dimaksud dalam
Keller, 2009: 268), ekuitas merek dapat penelitian ini tidak diketahui secara jelas,
dikelompokkan ke dalam lima kategori, sehingga peneliti memutuskan untuk
yaitu: 1)Brand awareness; 2) Brand mengambil sampel dari populasi tersebut
Associations; 3) Perceived quality; 4) agar menghemat sumber daya dan waktu
Brand loyalty; 5) Other Proprietary Brand penelitian yang lebih cepat.
Assets.
Teknik Penyampelan
Sampel dalam penelitian ini adalah
100 pengunjung WTC Surabaya yang
Tabel 1.2 Output Korelasi Antar Konstruk dan Akar Kuadrat AVE
Sikap Pada Ekuitas Layanan Minat Beli
Merek Merek Purna Jual Ulang
Sikap Pada Merek 0,748
Ekuitas Merek 0,749
Layanan Purna Jual 0,462
Minat Beli Ulang 0,192 0,421 0,248 0,811
Sumber : Data diolah SPSS
Estimate
Modifikasi Model Y2 <--- MBU .929
Berdasarkan hasil analisis terhadap Y3 <--- MBU .813
model regresi dengan menggunakan SEM Y4 <--- MBU .756
diketahui bahwa terdapat data-data yang X1 <--- SPM .731
tidak memenuhi asumsi, yaitu indikator X2 <--- SPM .869
X12 <--- EM .793
X3, X6 dan observasi 12. Dengan
X11 <--- EM .701
demikian, diperlukan modifikasi model
X10 <--- EM .908
agar semua data memenuhi asumsi SEM. X9 <--- EM .885
Modifikasi model yang dilakukan dalam X8 <--- EM .836
analisis data selanjutnya dilakukan dengan X7 <--- EM .885
cara menghilangkan indikator X3 dan X6, X5 <--- EM .540
serta menghilangkan hasil observasi nomer X16 <--- LPJ .692
12. X15 <--- LPJ .552
X14 <--- LPJ .626
Convergent Validity X13 <--- LPJ .529
Setelah dilakukan modifikasi model, X4 <--- SPM .914
yaitu menghilangkan observasi nomer 12, Sumber : Data Diolah SPSS
indikator X3 dan X6, maka didapatkan
hasil analisis standardized loading Berdasarkan modifikasi data
estimate yang baru sebagai berikut: terhadap model yang diajukan diketahui
hasil output standardized loading estimate
Tabel 1.3: Hasil Standardized pada tabel 1.3 memiliki nilai loading
Regression Weights Modifikasi factor yang signifikan secara statistik
Estimate karena memiliki nilai loading ≥ 0,50.
MBU <--- SPM .241
MBU <--- LPJ .249
MBU <--- EM .397
Y1 <--- MBU .766
Tabel 1.4 Output Korelasi Antar Konstruk dan Akar Kuadrat AVE
Sikap Pada Ekuitas Layanan Minat Beli
Merek Merek Purna Jual Ulang
Sikap Pada Merek 0,842
Ekuitas Merek 0,801
Layanan Purna Jual 0,603
Minat Beli Ulang 0,241 0,397 0,249 0,819
Sumber : Data Diolah SPSS
Evaluasi Outlier
Setelah modifikasi model, maka
kriteria yang digunakan adalah
memperhatikan nilai Chi-square pada
derajat kebebasan (degree of freedom) 18
yaitu jumlah variabel indikator pada