Anda di halaman 1dari 17

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian explanatory

research dengan pendekatannya yaitu kuantitatif. Menurut Sugiyono

(2014) Metode explanatory research merupakan metode penelitian

yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti

serta pengaruh antara satu variabel dengan variabel yang lain. Analisis

data bersifat kuantitatif atau statistik.

3.1.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Malang. Jl. MT. Haryono No. 193 Kel. Dinoyo Kec.

Lowokwaru Kota Malang.

3.1.3 Waktu Penelitian

Waktu yang dilakukan dalam penelitian ini dimulai pada bulan

Maret 2020 sampai juni 2020.


3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2012).

Maka dalam penelitian ini menggunakan populasi yang

digunakan adalah seluruh mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam malang angkatan 2017.

3.2.2 Sampel

Sampel merupakan beberapa karakteritik yang dimiliki oleh

populasi yang dipakai untuk melakukan riset, apabila populasi banyak

peneliti mustahil untuk mengambil semua jumlah populasi untuk

dijadikan bahan riset semisal dikarenakan kurangnya dana, waktu dan

tenaga maka penelitian ini bisa mengambil sampel yang didapatkan dari

populasi tersebut (Sujarweni, 2015: 81).

Teknik pengambilan sampel yang dipakai pada riset ini ialah

yaitu metode purposive sampling yaitu dimana dalam penentuan sampel

dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus sesuai dengan tujuan penelitian

sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahan penelitian

(Sugiyono, 2017: 83). Dimana kriteria responden yang terpilih adalah

hanya mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang melakukan


pembelian tas di Consina store Kota Malang dengan minimal

pembelian 3 kali atau lebih. Selanjutnya diperoleh jumlah sampel

sebanyak 115 mahasiswa FEB Unisma angkatan 2017 yang memenuhi

kriteria sampel.

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

3.3.1 Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah sesuatu yang berbentuk apapun yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan memperoleh informasi

yang berkaitan dengan hal tersebut dan kemudian dapat ditarik

kesimpulan nya. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini

sebagai berikut :

1. Variabel independen (X)

Variabel independen atau sering dikatakan dengan variabel

bebas merupakan variabel yang menyebabkan perubahan atau

munculnya variabel dependen (Sugiyono, 2011). Dalam penelitian

ini variabel independen terdapat 3 variabel yaitu :

a. Inovasi Produk (X1)

Inovasi produk merupakan suatu hasil dari banyak proses

yang digabungkan dan saling menyesuaikan satu dengan yang

lainnya. Dilakukannya Inovasi produk digarapkan dapat

meningkatkan pembelian pelanggan.


Menurut Kotler dan Armstrong (2016) Inovasi produk

terdapat lima indikator inovasi produk yaitu :

1. Keunggulan relatif (Relative advantage)


Sejauh apa inovasi produk terlihat lebih unggul terhadap produk
sebelumnya.
2. Kesesuaian (Compatibility)
Sejauh apa inovasi produk yang dilaksanakan cocok dengan
pengalaman pelanggan.
3. Kerumitan (Complexity)
Sejauh apa inovasi produk susah untuk dipahami atau dipergunakan
oleh pelanggan.
4. Kemampuan dipecah-pecah (Divisibility)
Sejauh apa inovasi produk bisa diuji secara terbatas.
5. Komunikasi (Communicability)
Sejauh apa hasil penggunaan inovasi produk bisa dikomunikasikan
pada orang lain.
b. Citra Merek

Citra Merek merupakan asosiasi dan kepastian pelanggan

terhadap merek. Citra merek juga dapat dikatakan kepercayaan

yang digenggam pelanggan seperti apa yang dicerminkan oleh

para pelanggan.

Dikutip dari Kotler dan Keller (2015: 97) ada 5 indikator

citra merek sebagai berikut :

1. Identitas merek
Identitas Merek yaitu identitas fisik yang berhubungan oleh merek atau
produk sehingga konsumen gampang menemui serta membedakan dengan
merek atau produk yang lain seperti : logo, warna, kemasan, lokasi,
identitas perusahaan, slogan dan lain-lain.
2. Personalitas merek
Personalitas merek merupakan ciri khas sebuah merek yang
membangun kepribadian tertentu seperti layaknya manusia, sehingga
konsumen bisa dengan mudah membandingkan dengan merek lain dalam
kategori yang sama seperti : karakter tegas, kaku, berwibawa, hangat,
berjiwa sosial, dinamis, kreatif dan lain-lain.
3. Asosiasi merek
Asosiasi merek merupakan hal spesifik yang selalu dihubungkan oleh
suatu merek. Hal tersebut bisa timbul melalui negosiasi yang unik disuatu
produk dan aktivitas yang konsisten salah satunya dalam hal kegiatan
sosial.
4. Sikap dan perilaku merek
Sikap serta perilaku merek merupakan sikap atau perilaku komunikasi
dengan konsumen dalam memasarkan manfaat dan nilai yang dimiliki.
Sikap dan Perilaku Merek mencakup sikap dan perilaku pelanggan,
perilaku karyawan dan pemilik merek.
5. Manfaat dan keunggulan merek
Manfaat dan Keunggulan Merek merupakan nilai dan keunggulan yang
ditawarkan oleh suatu merek kepada pelanggan agar mereka merasakan
manfaat karena kebutuhan, keinginan, mimpi dan obsesi yang terwujud
oleh apa yang ditawarkan.
c. Kualitas Produk

Kualitas produk merupakan potensi barang untuk

menyalurkan jawaban yang cocok dengan yang diharapkan

konsumen.

Menurut Kotler (2010: 361) mengungkapkan ada sembilan

indikator kualitas produk yaitu :

1. Bentuk
Suatu produk bisa dikecualikan dengan jelas berlandaskan bentuk,
ukuran dan struktur fisik suatu produk.
2. Ciri – Ciri Produk
Merupakan karakter yang menopang manfaat dasar suatu produk.
3. Kualitas Kinerja
Menggambarkan pencapaian dan kapasitas operasional produk.
4. Kualitas Ketepatan
Menggambarkan bagaimana susunan dan pencapaian produk agar bias
mewujudkan standar yang sudah direncanakan .
5. Ketahanan
Didefinisikan untuk cita-cita suatu produk untuk bisa digunakan dengan
baik.
6. Keindahan
Mengukur kemungkinan produk tidak akan rusak dalam jangka waktu
tertentu. Konsumen akan lebih menyukai untuk membayar mahal demi
mendapatkan produk berkualitas tinggi daripada harus membayar mahal
untuk reparasi produk.
7. Kemudahan Perbaikan
Ketika suatu produk rusak, maka bisa dengan mudah untuk dibenahi.
8. Gaya
Menunjukkan performa produk dan pikiran pelanggan mengenai
produk.
9. Desain
Diartikan sebagai kehebatan secara menyeluruh dari suatu produk yang
akan mempengaruhi penampilan dan fungsi produk dalam memenuhi
keinginan pelanggan.

2. Variabel dependen (Y)

Variabel dependen atau variabel terikat. Variabel dependen

yaitu variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya


variabel independent (bebas) (Sugiyono, 2011). Variabel dependen

dalam penelitian ini adalah loyalitas pelanggan (Y).

Loyalitas pelanggan yaitu komitmen yang dipegang secara

penuh untuk melaksanakan belanja kembali barang yang disenangi

di masa mendatang meski usaha pemasaran serta pengaruh situasi

berpotensi menimbulkan konsumen beralih produk.

Sementara itu Hermawan Kartajaya (2003: 126)

mengungkapkan pelanggan yang setia atau loyal bersedia

melakukan pembelian meskipun harga yang mungkin lebih mahal

dan akan melaksanakan repeat purchase dan menganjurkan

pembelian produk itu kepada orang lain. Berikut beberapa indikator

Loyalitas Pelanggan :

1. Pengulangan
Keloyalitasan pelanggan kepada belanja suatu produk dan
melaksanakan belanja kembali terus menerus.
2. Membeli di seluruh lini produk
Pelanggan melakukan pembelian di luar produk.

3. Penyimpanan
Tak akan terpengaruh oleh pesaing yang lain.
4. Merekomendasikan
Pelanggan akan merekomendasikan seluruh produk kepada orang-orang
disekitarnya.

3.3.2 Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini menggunakan beberapa variabel yang dapat

diartikan secara operasional dan agar dapat memberikan petunjuk

didalam penelitian ini, sebagai berikut :


Tabel 3.3.2
Definisi operasional variabel
No Variabel Devinisi Indikator Item

1 Loyalitas suatu pembelian Repeatation Saya akan membeli


pelanggan ulang yang (pengulangan) kembali tas consina
(Y) dilakukan oleh
seseorang pelanggan
karena komitmen Purchase accros Saya akan membeli
pada suatu merek product line produk kaos consina
atau perusahaan. (pembelian lintas
lini produk)

Retention (retensi) Saya tidak akan


beralih produk tas
outdoor lain selain
consina

Recommendation Saya akan


(rekomendasi) merekomendasikan
kepada orang lain
untuk membeli tas
consina

2 Inovasi Hasil dari berbagai Relative advantage Setiap tas baru


produk (X1) macam proses yang (keunggulan relatif) consina tampak
digabungkan dan lebih unggul dari
saling produk lamanya.
mempengaruhi
antara satu dengan Compability Tas terbarunya
yang lain. (kesesuaian) consina selalu sesuai
dengan kecocokan
dari penilaian
pelanggan

Complexity Saya terpukau setiap


(kerumitan) menggunakan tas
dari consina

Divisibility Saya selalu membeli


(kemampuan setiap ada tas baru
dibagi atau dari consina
dipecah-pecah)

Communicability consina selalu


(komunikasi) mengkomunikasikan
tas barunya kepada
pelanggan

3 Citra merek Nilai yang Brand Identity Saya mudah


(X2) dipersepsikan dan (identitas Merek) mengenali consina
terakumulasi dalam dengan logonya
benak pelanggan dan yang unik
bahwa ketika suatu
merek memiliki Brand Personality Consina mempunyai
pelanggan yang (Personalitas ciri khas merek
loyal, merek Merek). dengan produk tas
memperoleh nya yang kreatif
pemasaran kata of
mouth yang positif,
dan sangat efektif. Brand Association Consina mempunyai
(Asosiasi Merek). karakter merek
berupa logo pohon
berwarna hijau yang
mudah dikenali
pelanggan

Brand Attitude and Pelanggan selalu


Behavior (sikap mempunyai sikap
dan perilaku positif terhadap
merek). merek consina

Brand Benefit and Saya bangga


Competence menggunakan tas
(Manfaat dan dari consina karena
Keunggulan produknya sangat
Merek) bermanfaat bagi
pelanggan

4 Kualitas Kemampuan produk Form (bentuk) Bentuk tas dari


produk (X3) untuk menampilkan consina dapat
fungsinya, hal ini dibedakan dengan
termasuk waktu produk outdoor
kegunaan dari lainnya
produk, kehandalan,
kemudahan, dalam Features (ciri-ciri Ciri-ciri produk tas
penggunaan dan produk) consina mempunyai
perbaikan dan nilai- ciri khas produk
nilai lainnya. sendiri yang tidak
ada di produk
outdoor lainnya

Performance Kualitas
quality (kualitas kinerja/kemampuan
kinerja) Tas consina dapat
memberikan
kenyamanan
pemakainya

Conformance Kualitas
quality (kualitas ketepatan/rancangan
ketepatan) tas dari consina
sudah sesuai dengan
harapan pelanggan

Durability Ketahanan tas


(ketahanan) consina tidak mudah
rusak

Reliability Keandalan Tas


(keandalan) consina dapat
bertahan selama
beberapa tahun

Repairability Kemudahan
(kemudahan perbaikan tas
perbaikan) consina mudah
dilakukan ketika
rusak

Style (gaya) Gaya tas dari


consina sangat
elegan

Design (desain atau Desain seluruh


model) model tas consina
mempunyai
keistimewaan
sendiri-sendiri
Tabel 1

3.4 Sumber dan Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Sumber Data

Sumber data yang dipakai pada riset ini yaitu data primer dalam

hal ini adalah menyebarkan kuesioner kepada para pembeli produk tas

di Consina Store Kota Malang pada mahasiswa FEB Unisma yang

dilakukan karena karena pengalaman, kepercayaan dan kepuasan

sehingga menimbulkan keloyalitasan.

3.4.2 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan

cara menyebarkan Kuesioner melalui google form dengan alamat


https://forms.gle/RrDnmASZ4qDR52hcA. Kuesioner merupakan

mekanisme pengumpulan data berupa daftar pernyataan tertulis yang

telah dirumuskan sebelumnya dimana responden akan menjawab

pernyataan mereka, biasanya dalam alternative yang di definisikan

secara jelas (Sekaran dan Bougie, 2017: 170). Dalam penelitian ini

skala pengukuran yang akan digunakan untuk tanggapan responden

menggunakan skala likert. Skala likert adalah skala penilaian yang

dijumlahkan terdiri atas pernyataan yang mengekspresikan baik sikap

mendukung atau tidak mendukung tehadap objek kepentingan. Menurut

Donald dan Pamela (2017: 327-328) untuk membaca setiap pernyataan

dan menyatakan tingkat kesepakatan responden dengan menggunakan 5

skala sebagai berikut :

Tabel 3.4.2
Skala Likert
KETERANGAN SKOR NILAI

SS = Sangat Setuju 5
S = Setuju 4
N = Netral 3
TS = Tidak Setuju 2
STS = Sangat Tidak Setuju 1

3.5 Metode Analisis Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis

kuantitatif, menggunakan analisis regresi linear berganda. Menurut Sugiyono

(2015: 7) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode


penelitian yang berlandaskan pada populasi atau sampel tertentu,

pengumpulan data menggunakan instrument penelitian analisis data bersifat

kuantitatif atau statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang diterapkan.

3.5.1 Uji Instrumen

1. Uji Validitas

Uji validitas merupakan uji yang digunakan untuk

mengetahui sejauh mana kecermatan dan ketepatan dari sebuah alat

ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Sebuah alat ukur dikatakan

memiliki validitas tinggi jika alat yang digunakan sesuai dengan

kinerja fungsi ukurnya. Menurut Ghozali (2011: 267) menerangkan

bahwa uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau validnya

jika pertanyaan suatu kuesioner, suatu kuesioner dikatakan valid

pertanyaan dan kuesioner tersebut mampu untuk mengungkap

sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Kaiser-Meyer-

Olkin (KMO) Measure of Sampling Adequency, yaitu indeks yang

membandingkan besarnya koefisien korelasi yang diamati dengan

besarnya koefisien parsial. Angka yang dihasilkan oleh KMO

Measure of Sampling Adequency harus lebih besar dari 0,50

supaya analisis faktor dapat diproses lebih lanjut.Jika nilai yang

ditunjukan pada nilai KMO berada diatas 0,50 maka variabel

tersebut dikatakan valid.


a. Jika nilai yang ditunjukan pada nilai KMO berada diatas 0,5

maka variabel tersebut dikatakan valid.

b. Jika nilai yang ditunjukan pada nilai KMO berada dibawah 0,5

maka variabel tersebut dikatakan tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Dikutip dari Ghozali (2011) Uji Reliabilitas digunakan untuk

memperkirakan daftar pertanyaan yang menjadi indeks variabel

tersebut. Sebuah pertanyaan dinyatakan reliabel apabila hasil yang

didapat dari responden terhadap pertanyaan itu adalah konstan dari

masa ke masa. Pengelolaan data ini dapat dikerjakan menggunakan

SPSS. Uji Realiabilitas bisa dikerjakan menggunakan Uji Statistik

Cronbach’s Alpha.

a. Apabila nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 maka variabel tersebut

dapat dinyatakan reliabel.

b. Apabila nilai Cronbach’s Alpha < 0,60 maka variabel tersebut

dapat dinyatakan reliabel.

3.5.2 Analisis Regresi Linear Berganda

Dikutip dari Sugiyono (2014: 277) menjelaskan bahwa Analisis

Linear Berganda dapat digunkan oleh peneliti apabila bermaksud

menduga bagaimana keadaan naik turunnya suatu variabel dependen.

Apabila 2 atau lebih variabel independen untuk faktor prediktor dinaik

turunkan nilainya.
Menurut Sugiyono (2012: 261) bentuk dari persamaan regresi linear

berganda sebagai berikut :

Y =a +b₁X₁ +b₂X₂ +b₃X₃ +e

Keterangan :
Y = Loyalitas pelanggan
X1 = Inovasi produk
X2 = Citra Merek
X3 = Kualitas Produk
a =Konstanta
b = Koefisien Regresi
e = error (tingkat kesalahan)
3.5.3 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas mempunyai tujuan memeriksa apakah data

yang digunakan pada bentuk regresi berdistribusi normal ataukah

tidak. Dalam penelitian ini Uji Normalitasnya menggunakan Uji

Kolomogorov-Smirnov yang dapat dihitung dengan menggunakan

SPSS. Dari hasil uji SPSS dapat dilihat :

a. Jika nilai sig. > 0,05 maka data dinyatakan terdistribusi normal.

b. Jika nilai sig. < 0,05 maka data dinyatakan terdistribusi tidak

normal.

2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas yang merupakan salah satu uji dari

asumsi klasik. Harus terpenuhi yang merupakan tidak terjadinya

gejala multikolinearitas antara variabel independen. Upaya

mengetahui terjadi atau tidak maka akan dilakukan uji menggunakan

alat bantu dari program SPSS 16.0.

Menurut Ghozali (2017: 97) untuk mengukur multikolinearitas

adalah sebagai berikut:

a. Apabila nilai Tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10 sehingga tidak

terjadi gejala multikolinearitas.

b. Apabila nilai Tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10 sehingga tidak

terjadi gejala multikolinearitas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Dikutip dari Ghozali (2016) Uji Heteroskedastisitas

mempunyai tujuan apakah pada model regresi perbedaan variabel

dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lainnya.

Dalam metode ini dilakukan dengan meregresikan variabel

bebasnya terhadap nilai absolut residual.

a. Apabila nilai signifikasi variabel bebas terhadap nilai absolut

residual statistic di atas 0,05 maka model regresi tidak

mengandung heteroskedastisitas.

b. Apabila nilai signifikasi variabel bebas terhadap nilai absolut

residual statistic di bawah 0,05 maka model regresi mengandung

heteroskedastisitas.
3.5.4 Uji Hipotesis

1. Uji F (Simultan)

Menurut Ghozali (2011: 96) Uji F merupakan uji yang

dilaksanakan agar mengetahui apakah seluruh variabel bebas yang

dimasukkan ke dalam model regresi secara bersama-sama memiliki

pengaruh ke variabel terikat dengan nilai signifikasi 0,05.

Pengujian ini dilakukan dengan melihat signifikansi nilai F

yang kriteria pengujiannya seperti Pne Way Anova, yaitu :

a. Apabila nilai signifikansi < (0,05), maka dapat dikatakan bahwa

variabel inovasi produk, citra merek dan kualitas produk

berpengaruh terhadap variabel Loyalitas Pelanggan.

b. Apabila nilai signifikansi > (0,05), maka dapat dikatakan bahwa

variabel inovasi produk, citra merek dan kualitas produk tidak

berpengaruh terhadap variabel Loyalitas Pelanggan.

2. Uji t (Parsial)

Uji t merupakan salah satu uji statistik yang digunakan untuk

menguji kebenaran hipotesis nihil yang menyatakan di antara 2 buah

mean sampel yang diambil secara acak dari jumlah populasi yang

sama dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan (Sudijono, 2010).

Pengujian hipotesis ini akan dilakukan dengan menggunakan

tingkat signifikansi sebesar 0,05 (α =5%). Hasil uji t dapat

disimpulkan bahwa :
a. Apabila nilai signifikansi < 0,05 dapat dikatakan bahwa Inovasi

Produk berpengaruh terhadap variabel Loyalitas Pelanggan.

b. Apabila nilai signifikansi < 0,05 dapat dikatakan bahwa Citra

Merek berpengaruh terhadap variabel Loyalitas Pelanggan.

c. Apabila nilai signifikansi < 0,05 dapat dikatakan bahwa Kualitas

Produk berpengaruh terhadap variabel Loyalitas Pelanggan.

d. Apabila nilai signifikansi > 0,05 dapat dikatakan bahwa Inovasi

Produk tidak berpengaruh terhadap variabel Loyalitas Pelanggan.

e. Apabila nilai signifikansi > 0,05 dapat dikatakan bahwa Citra

Merek tidak berpengaruh terhadap variabel Loyalitas Pelanggan.

f. Apabila nilai signifikansi > 0,05 dapat dikatakan bahwa Kualitas

Produk tidak berpengaruh terhadap variabel Loyalitas Pelanggan.

3.5.5 Koefisien Determinasi (R2)

Nilai koefisien determinasi (R2) menunjukkan seberapa besar

korelasi antara variabel independen dengan variabel dependen. Uji R2

digunakan apabila variabel independen lebih dari satu variabel, dalam

penelitian ini variabel independen yang digunakan yaitu tiga variabel.

Menurut Ghozali (2011: 223) Penilaian uji R2 dapat ditentukan Jika

nilai koefisien R2 = 0, maka artinya variabel Y tidak dapat dijelaskan

sama sekali oleh variabel X dan Jika nilai koefisien R2 = 1, maka

artinya variabel Y dapat dijelaskan oleh variabel X.

Apabila nilai R2 berkisar antara 0 sampai dengan 1, menunjukkan

bahwa semakin kuat kemampuan variabel independen dapat


menjelaskan fluktuasi variabel dependen. Sebaliknya jika nilai R2

semakin mendekati 0 berarti semakin lemah kemampuan variabel

independen dapat dijelaskan fluktuasi variabel dependen.

Anda mungkin juga menyukai