Anda di halaman 1dari 33

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

3.1.1. Pengertian desain penelitian

Dalam penelitian ini dibutuhkan perancangan dan perencanaan agar

penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar dan sistematis.

Menurut Sekaran (2017:109) “ Desain penelitian merupakan rencana untuk

pengumpulan, pngukuran, dan analisis data, berdasarkan pertanyaan peneliti dari

studi.”

Menurut Ismail & Sri (2019:27) Desain penelitian merupakan rencana yang

struktur suatu penyelidikan yang digambarkan untuk memperoleh jawaban tentang

prosedur untuk mendapatkan informasi atau data yang diperlukan untuk menjawab

seluruh pertanyaan penelitian, Oleh karena itu sebuah desain penelitian yang baik

menghasilkan sebuah proses penelitian yang efektif dan efisien.

3.1.2. Jenis-Jenis Desain Penelitian

Adapun Jenis-jenis desain penelitian menurut Sugiyono (2017:59) sebagai

berikut :
1. Penelitian Deskriptif

Penelitian Deskkriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk menganalisis

satu atau lebih tanpa membuat perbandingan atau tanpa menghubungkan

antar variabel yang satu dengan variabel yang lain.

2. Penelitian Komperatif (Comperative Research)

Penelitian komperatif adalah penelitian yang membandingkan keberadaan

satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda.

3. Penelitian Asosiatif (Assosiative Research)

Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan

antara dua variabel atau lebih, terdapat tiga bentuk hubungan yaitu:

a) Hubungan Simetris

Hubungan Simetris adalah suatu hubungan antara dua variabel atau

lebih yang kebetulan munculnya bersama.

b) Hubungan Kasual

Hubungan kasual adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi

disini ada variabel independent (variabel yang mempengaruhi) dan

dependen (dipengaruhi).

c) Hubungan Interaktif

Hubungan interaktif adalah hubungan yang paling mempengaruhi disini

atau tidak diketahui mana variabel independen dan dependen.

Adapun desain penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian

ini yaitu desain asosiatif dalam bentuk kasual atau pengaruh dimana
metode asosiatif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui pengaruh hubungan-hubungan antar suatu variabel dengan

variabel lainnya.

Dengan metode tersebut penulis akan mencari apakah jenis

produk pakaian dan penetapan harga dapat mempengaruhi permintaan

konsumen pada Cv Central Fashion Store Cikupa-Tangerang.

3.1.3. Jenis-jenis Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2017:10) terdapat dua metode penelitian yaitu:

1. Metode Kuantitatif

Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup

lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian.

Metode ini disebut sebagai metode positivistic karena berdasarkan pada filsafat

posotivisme. Metode ini juga disebut metode ilmiah/scientific karena memenuhi

kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, objektif, teruktur, rasional dan

sistematis.

2. Metode Kualitatif

Metode kualitatif dinamakan sebagai metode baru, karena popularitasnya

belum lama, dinamakan metode postpositivistik karena popularitasnya belum lama,


dinamakan metode postpositivistik karena berdasarkan filsafat postpositivistik.

Metode ini juga sebagai metode artistic, karena proses penelitian lebih bersifat seni

(kurang terpola), Dan disebut sebagai metode interpretive karena data hasil

penelitianlebih berkenan dengan interpretasi terhadap data yang ditemukan

dilapangan.

Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode kuantitatif. Dikarenakam data penelitian berupa angka-angka yang

kemudian dihiting menggunakan metode statistic. Tujuan penelitian ini

menjelaskan hubungan kasual dengan variabel-variabel melalui pengajuan

hipotesis, dengan menggunakan metode kuantitatif ini penulis akan meneliti

Pengaruh jenis produk pakaian dan Penetapan harga terhadap permintaan

konsumen pada Cv central Fashion Store.

3.1.3. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di Cv Central Fashion Store Cikupa Tangerang Jl

Raya Serang Km. 15, Cikupa, Tangerang Banten 15710. Adapun waktu penelitian

dilakukan selama 3 bulan, yaitu terhitung sejak diterbitkannya surat ijin penelitian

pada bulan Mei sampai Agustus.


3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

3.2.1. Variabel Penelitian

“Menurut Sugiyono (2019:68) yang dimaksud dengan variabel penelitian

adalah suatu atribut, sifat atau nilai dari objek kegiatan yang mempunyai variabel

tertentu yng ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.”

Berdasarkan hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya dalam

penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independent variabel) dan variabel terikat

(dependent variabel ) Adapun penjelasannya sebagai berikut:

1) Variabel bebas atau independent variabel adalah yang mempengaruhi

variabel yang lain atau yang dapat menyebabkan perubahan atau timbulnya

variabel dependen (terikat) dan mempunyai hubungan positif,negative bagi

variabel terikat nantinya. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian

ini adalah:

a. Jenis Produk (X1)

b. Penetapan Harga (X2)

2) Variabel terikat atau dependent variabel adalah variabel yang dapat

dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas,

variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Permintaan Konsumen (Y)


3.2.2. Definisi Operasional Variabel

Menurut Kelinger (1973) dalam sugiyono (2019:67) Menyatakan bahwa

definisi operasional variabel merupakan sifat yang akan dipelajari, objek atau

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya, penelitian ini memiliki variabel

independen (bebas) atau variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) dan variabel dependen

(terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya

variabel bebas.

Penelitian ini terdiri dari dua variabel independent dan satu variabel

dependent yaitu:

1. Variabel independen (bebas) adalah merupakan variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahannya dan timbulnya variabel dependen (terikat)

(Sugiyono,2019:69). Pada penelitian ini, Variabel bebas terdiri dari:

a. Produk

Menurut Buchari Alma (2018:2) Kotler menyatakan produk adalah segala sesuatu

yang ditawarkan dipasar, untuk memuaskan kebutuhan, dan keinginan konsumen.

Produk ini terdiri atas barang, jasa, pengalaman, event, orang, tempat, kepemilikan,

organisasi, informasi dan ide. Dalam penelitian ini produk diukur dengan indicator

sebagai berikut:
a) Bentuk (form) Produk yaitu produk dapat dibedakan secara jelas dengan

yang lainnya berdasarkan bentuk, ukuran, atau struktur fisik produk.

b) Ciri-ciri produk (Features) yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap yang

berguna untuk menambah fungsi dasar yang berkaitan dengan pilihan-

pilihan produk dan pengembangannya.

c) Kinerja (Performance) yaitu berkaitan dengan aspek fungsional suatu

barang dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan

pelanggan dalam membeli barang tersebut.

d) Ketetapan/kesesuaian (Conformance) yaitu berkaitan dengan tingkat

kesesuaian dengan spesifikasi yang ditetapkan sebelumnya berdasarkan

keinginan pelanggan. Kesesuaian merefleksikan derajat ketetapan antara

karakteristik desain produk dengan karakteristik kualitas standar yang telah

ditetapkan.

e) Ketahanan (Durability) yaitu berkaitan dengan berapa lama suatu produk

dapat digunakan.

f) Gaya (Style) yaitu penampilan produk dan kesan konsumen terhadap

produk.

g) Desain (Design) yaitu keseluruhan keistimewaan produk yang akan

mempengaruhi penampilan dan fungsi produk terhadap keinginan

konsumen.
2. Harga

Harga adalah tanggapan responden tentang harga yang diberikan kepada pelanggan

untuk membeli suatu produk , Harga diukur dengan indikator sebagai berikut:

a) Keterjangkauan harga

Harga yang dapat dijangkau oleh semua kalangan sesuai dengan target

segmen pasar yang dipilih

b) Kesesuaian harga dengan produk

Kesesuaian harga menentukan besarnya harga yang akan ditawarkan

kepada konsumen

c) Kesesuaian harga dengan manfaat

Konsumen akan merasa puas ketika mereka mendapatkan manfaat setelah

mengkonsumsi apa yang ditawarkan sesuai dengan nilai yang mereka

keluarkan.

3. Permintaan konsumen

Menurut Pratma raharja (2015) Permintaan adalah keinginan konsumen

membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu,

dengan kata lain permintaan baru bias terjadi pada saat konsumen memiliki

kebutuhan akan barang tersebut dan juga memiliki daya beli untuk mendapatkan

produk, permintaan konsumen diukur dengan indicator sebagai berikut:


a) Harga barang itu sendiri dan harga barang substitusi, misalnya gula dan teh,

bila permintaan terhadap teh meningkat, permintaan terhadap gula juga

meningkat. Begitu pula sebaliknya bila permintaan terhadap teh menurun,

permintaan terhadap gula juga menurun.

b) Pendapatan rumah tangga dan pendapatan masyarakat. Perubahan pendapatan

selalu menimbulkan perubahan pada permintaan terhadap berbagai jenis

barang. Bila pendapatan masyarakat meningkat, permintaan pada suatu

barang juga meningkat.

c) . Bertambahnya jumlah penduduk maka akan menambah permintaan pada

suatu produk atau barang.

TABEL 3.1.

Definisi Operasional Variabel Penelitian

No Variabel Sub variabel indikator

penelitian

1 Produk menurut 1. Bentuk a. Produk yang ada

Buchari Alma selalu uptodate

(2018:2) b. Produk sesuai

dengan keinginan

2. Ciri-ciri a. Produk bervariasi

produk b. Sesuai dengan

kualitas
3. Kinerja a. Hasil dari

penggunaan

b. Memberi rasa puas

dalam penggunaan

produk

4. Ketetapan a. Bermanfaat

b. Sesuai dengan

harapan

a. Daya tahan

5. Ketahanan terjamin

b. Daya tahan dalam

jangka waktu lama

6. Gaya a. Tampilan produk

selalu uptodate

b. Produk nyaman

dipakai

7. Desain a. Produk berkualitas

b. Desain untuk bayi

hingga dewasa

2 Harga menurut 1. Keterjang a. Harga yang

Kotler (2019:42) kauan terjangkau

harga
b. Berbagai macam

promo yang

ditawarkan

2. Kesesuaia a. Harga produk

n harga sesuai dengan

kualitas

b. Harga produk

sesuai dengan

manfaat

3. Kesesuaia a. Manfaat produk

n harga sesuai dengan

dengan harga yang saya

manfaat keluarkan

b. Harga produk

terjangkau

3 Permintaan 1. Harga barang a. Harga yang

konsumen terjangkau

menurut Pratma membuat

raharja (2015) konsumen

kembali

berbelanja
3.3. Pemilihan Populasi dan Sampel

3.3.1. Pengertian Populasi

Menurut Sugiyono (2019:126) populasi merupakan wilayah generalisasi yang

terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh konsumen yang pernah datang ke Cv

Central Fashion Store Cikupa Tangerang dengan tujuan membeli produk yang

dijual di Cv Central Fashion Store Cikupa Tangerang.

Populasi sasaran penelitian ini adalah konsumen yang berbelanja di Cv

Central Fashion Store Cikupa Tangerang.

3.3.2. Pengertian Sampel

Endah Saptutyningsih dalam dewi (2019:128) menyatakan bahwa “sampel

merupakan setengah dari jumlah populasi yang akan diteliti. Dengan demikian,

sampel bukan populasi tetapi perkiraan atau populasi suatu sampel harus

direncanakan dengan baik sehingga setiap elemen dalam populasi memiliki sama

dengan nol”.

Maka untuk sampel penelitian dari populasi diatas dapat disederhanakan

menggunakan rumus slovin yaitu:


𝑁
𝑛
1 + (𝑁𝑒)2
Dimana :

n= Jumlah sampel

1= Konstanta

N= Jumlah populasi

e2= Batas toleransi kesalahan

Berdasarkan rumus diatas maka, dapat dihitung besarnya sampel dari

jumlah populasi yang ada yaitu :

105
𝑛=
1 + 105(0,05)2

105
𝑛= = 83
1.26

Dapat disimpulkan berdasarkan perhitungan diatas dengan menggunakan

rumus slovin tersebut, maka dihasilkan jumlah sampel yang akan diambil dalam

penelitian ini sebanyak 83 responden.


3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Sugiyono (2020:128) teknik pengambilan sampel merupakan teknik

untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat

beberapa teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:

1. Probability sampling

Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan

peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih

menjadi anggota sampel. Teknik probability sampling ini meliputi :

a) Sampel random sampling

Sampel random sampling adalah cara pengambilan sampel dari anggota

populasi dengan menggunakan system acak tanpa memperhatikan strata

(tingkatan) dalam anggota populasi

b) Proportionate Stratified Random Sampling

Adalah pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan

berstrata dengan propesional, sampling ini dilakukan jika populasinya

tidak sejenis (heterogen)

c) Disproportionate Stratified Random Sampling

Adalah pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan

berstrata tapi sebagian ada yang kurang prooposional pembagiannya,

dilakukan sampling ini apabila populasinya tidak sejenis (heterogen)

d) Cluster Sampling (Area Sampling)


Cluster Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang digunakan

untuk menentukan sampel bila objek yang diteliti atau sumber data

sangat luas.

2. NonProbability Sampling

Adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama

bagi setiap unsur untuk anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Tekniknya

antara lain sebagai berikut:

a) Sampling Sistematis

Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan

dari anggota populasi yang telah diberikan nomer urut. Misalnya anggota

populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua orang diberikan nomer urut

yaitu dari nomer 1-100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomer

ganjil atau kelipatan dari bilangan tertentu.

b) Sanpling Kuota

Sampling Kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang

mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.

c) Sampling Insidental

Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkann

kebetulan/insidental bertemuu deengan peneliti dapat digunakan sebagai

sampel. Bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai

sumber data.

d) Sampling Purposive
Purposive Sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber dats dengan

pertimbangan tertentu.

e) Sampling jenuh

Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampling bila semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel

f) Snowball Sampling

Snowball Sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula

jumlahnya kecil, kemudian membesar.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan nonprobability sampling dengan simple

Random sampling dimana setiap pengunjung Cv Central Fashion Store Cikupa

memiliki kesempatan yang sama untuk dimasukkan kedalam sampel. Dimana

pengambilan sampel dari semua konsumen populasi dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi.

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Sumber Data

Berdasarkan sumber menurut Bahri (2018:81), Sumber data digolongkan

menjadi dua yaitu:

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dari

sumber asli dan tidak melalui prantara. Pengumpulan data dilakukan

langsung oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti.


Ada tiga cara utuk mengumpulkan data primer, yaitu wawancara,

kuesioner dan observasi.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dan

melalui media perantara, berasal dari sumber-sumber yang telah ada atau

data sudah tersedia dan dikumpulkan oleh pihak lain. Keunggulan data

sekunder adalah biaya yang dikeluarkan untuk pengambilan data lebih

mudah dibandingkan dengan pengambilan data primer.

Adapun penelitian ini menggunakan salah satu jenis data yaitu data primer.

Dimana kita mengambil secara langsung penelitian dari objek melalui sebuah

kuesioner atau angket.

3.4.2. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pengumpulan data primer dan data

primer dan data sekunder dalam suatu penelitian, Selalu ada hubungan antara

metode pengumpulan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan.

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara (Sugiyono,

2019:194):

1) Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus


diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang

lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil.

2) Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik

bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner.

3) Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya. Kuesioner merupakan teknil pengumpulan data yang efisien bila

peniliti tahu dengan past variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bias

diharapkan responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah

responden cukup besar dan tersebar diwilayah yang luas, Kuesioner dapat berupa

pertanyaan atau pertanyaan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden

secara langsung atau dikirim melalui pos , atau internet.

Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan angket atau

kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara memberi beberapa daftar

pertanyaan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon sesuai dengan

permintaan pengguna, Skala pengukuran untuk semua indicator pada masing-

masing variabel dengan menggunakan skala likert. Skala ini berarti bahwa jika

nilainya semakin mendekati 5 berarti semakin setuju.


TABEL 3.2.

Skala Likert

No Jawaban Nilai

1 Sangat Tidak Setuju 1

2 Tidak Setuju 2

3 Ragu-ragu 3

4 Setuju 4

5 Sangat Setuju 5

Sumber: Sugiyono (2019:146)

3.5. Metode Analisa Data

Menurut sujarweni (2020:103) menyatakan bahwa analisa data adalah

sebagai upaya data yang sudah tersedia kemudian diolah dengan statistic dan dapat

digunakan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian. Dengan demikian,

teknik analisa data dapat diartikan sebagai cara melaksanakan analisis terhadap

data, dengan tujuan mengelola data tersebut untuk menjawab rumusan masalah.

Maka dalam penelitian ini penulis menggunakan bantuan SPSS (software windows

statistic program fpr social science) versi 18.0

3.5.1. Uji Instrumen

Uji instrument memiliki peran penting bagi penelitian kuantitatif karena

kualitas data yang digunakan dalam banyak hal ditentukan oleh kualitas instrument

yang digunakan. Artinya, data yang bersangkutan pada mewakili dan


mencerminkan keadaan suatu yang diukur pada subjek penelitian, Uji instrument

meliputi sebagai berikut:

a) Uji validitas

Uji Validitas adalah uji ketepatan atau kecermatan suatu instrument dalam

pengukuran. Validasi ini menyangkut akurasi instrument untuk mengetahui apakah

kuesioner yang dibuat benar-benar valid, maka perlu diuji dengan uji korelasi antar

skor tiap-tiap butir pertanyaan dengan total skor pertanyaan tersebut.

Teknik korelasi yang digunakan yaitu teknik korelasi product moment.

Untuk mengetahui apakah nilai korelasi tiap-tiap pertanyaan signifikan atau tidak,

maka perlu dilihat pada table nilai product moment. Atau menggunakan SPSS 18.0

untuk mengujinya.

Dalam buku sugiyono (2017) adapun rumus korelasi product moment untuk

mencari nilai hitung atau validitas sebagai berikut:

Keterangan :

rxy = Koefisien Korelasi antara X dan Y

y = Skor Total

x = Skor variabel (jawaban responden)

∑xy = Jumlah Perkalian antara X dan Y


∑x2 = Jumlah Kuadrat dalam skor distribusi X

∑y2 =Jumlah Kuadrat dalam skor distribusi Y

∑x = Jumlah seluruh skor X

∑y = Jumlah seluruh skor Y

N = Jumlah sampel

Dalam rangka uji validitas kuesioner kriteria pengujian, apabila r hitung > r tabel,

dengan taraf signifikan 0,05 dan df= n-2, maka alat ukur dinyatakan valid dan

sebaliknya jika r hitung <r tabel maka item pertanyaan tersebut tidak valid.

b) Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas merupakan kestabilan hasil pengukuran secara repetif dari

masa ke masa. Singarimbun (2008) dalam Endah dan Esty (2020:166)

mendefinisikan reliabilitas sebagai indicator validasi atau keakuratan suatu alat

ukur . Reabilitas atas ukur dapat diketahui dengan melakukan pengukuran berulang

pada gejala yang sama.

Relibilitas item diuji dengan melihat nilai Alpha-Cronbach yang diperoleh

dengan melakukan Relibilitas Analysis dengan SPSS. Nilai Alpha-Cronbach untuk

relibilitas dilihat pada keseluruhan item dalam satu variabel.

Uji Relibilitas dilakukan dengan uji Alpha-Cronbach. Rumus Alpha

Cronbach sebagai berikut:

a) Apakah hasil cronbach alpha lebih besar dari 0,60 kuesioner tersebut

reliable.
b) Apakah cronbach alpha lebih kecil dari 0,60 maka kuesioner tersebut

tidak reliable.

Adapun rumus untuk menghitung reliabilitas yaitu:

𝑘 ∑𝜎𝑏2
𝑟=( ) (1 − 2 )
𝑘−1 𝜎𝑡

Keterangan:

r = Koefisien reliabilitas instrument (Cronbach alpha)

k = Banyaknya butir pertanyaan

∑α2b = total varian butir

α2t = total varian

3.5.2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kondisi data yang ada agar

dapat menentukan model analisis yang tepat. Data yang digunakan dalam penelitian

maka uji asumsi klasik yang dipakai yaitu: uji normalitas, uji multikolonieritas dan

uji heteroskedesitas.

1. Uji Normalitas

Ghozali (2013) dalam pandoyo (2018:222) menyatakan bahwa “uji

normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas diperlukan karena untuk melakukan
pengujian-pengujian variabel lainnya dengan mengasumsikan bahwa nilai residual

mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistic menjadi

tidak valid dan statistik parametrik tidak dapat digunakan”.

Penyimpangan asumsi normalitas akan semakin kecil pengaruhnya jika

jumlah sampel diperbesar. Uji asumsi normalitas dapat dilakukan salah satunya

dengan menggunakan metode Jargue berra. Nilai statistic Jargue berra didasarkan

pada chi-squares. Residual dikatakan memiliki distribusi normal jika Jargue Bera>

chi square atau probabilita (p-value) > a= 5%. Kriteria pengujiannya adalah:

a) H0 : Jargue-Bera > Chi square, p-value < 5%, data tidak terdistribusi dengan

normal

b) Ha: Jargue-bera < Chi square, p-value > 5% data terdistribusi dengan normal.

Ada beberapa teknik yang digunakan untuk menguji normalitas, pada

penelitian ini menggunakan dua teknik, yaitu sebagai berikut :

a) Pendekatan kurva normal p-P Plot

Dasar prngambilan keputusan pada uji ini adalah data dinyatakan normal

atau mendekati normal apabila gambar distribusi dengan titik-titik data yang

menyebar disekitar garis diagonal dan penyebaran titik-titik searah

mengikuti garis diagonal.

b) Uji One Sample kolmogrov-smirnov

Dasar pengambilan keputusan pada uji ini adalah apabila nilai signifikan (

asymp. Sig 2-tailed) >0,05 atau alpha 5% maka data berdistribusi normal.
2. Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk menguji apakah dua variabel secara signifikan

mempinyai hubungan yang linear atau tidak. Dengan bantuan aplikasi SPSS dimana

dua variabel dikatakan memiliki hubungan linear apabila nilai signifikan pada

deviation from linearity yang diperoleh >0,05, maka variabel tersebut memiliki

hubungan yang linear.

3. Uji Multikolinearitas

Pandoyo (2018:227) menyatakan bahwa “multikolinearitas adalah kondisi

dimana adanya hubungan linear antara variabel-variabel bebas” Jika

multikolinearitas itu sempurna maka setiap koefisien regresi dari variabel-variabel

bebasnya tidak dapat menentukan dan standar erornya tidak terbatas. Jika

multikolinieritas kurang dari sempurna maka koefisien regresi walaupun bias

menentukan, tetapi memiliki standar eror yang besar (dalam hubungan dengan

koefisien mereka itu sendiri),

Yang berarti koefisien-koefisiennya tidak bias diestimasi dengan akurasi yang

tepat.

Untuk mendeteksi adanya multikolinear dalam model ialah dengan melihat

bahwa adanya r2 yang tinggi dalam model tetapi tingkat signifikan t- statistic sangat

kecil dari hasil regresi tersebut dan cenderung banyak yang tidak signifikan, selain

itu untuk meguji multikolinearitas, bias dilihat metric korelasinya. Jika masing-

masing variabel bebas berkorelasi lebih besar dari 90 persen maka termasuk yeng
memiliki hubungan yang tinggi atau ada indikasi multikolinearitas, persamaan

untuk uji multikolinearitas adalah sebagai berikut:

Selain melihat nilai r2, untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas

dalam model regresi dilakukan dengan melihat nilai tolerance dalam Variance

Inflation Factor (VIF), dengan dasar acuannya sebagai berikut:

a) Jika nilai tolerance >10 persen dan nilai VIF >10, maka dapat

disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas dalam

model regresi.

b) Jika nilai tolerance <10 persen dari nilai VIF >10, maka dapat

disimpulkan bahwa ada multikolinaeritas antar variabel bebas dalam

model regresi.

4. Uji Heteroskedastisitas

Ghozali (2013) dalam Pandoyo (2018:230) menyatakan bahwa “Uji

Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain, jika

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda maka disebut

heteroskedastistas”.

Apabila nilai Prob. F-hitung lebih besar dari tingkat alpha 0.05 maka H0

diterima yang artinya tidak terjadi heteroskedastisitas, sedangkan apabila nilai Prob.

F-hitung lebuh kecil dari tingkat alpha 0.05 maka H0 ditolak yang artinya terjadi

heteroskedastisitas.
Metode yang digunakan untuk menentukan ada tidak nya gejala

heteroskedastisitas adalah melalui grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel

terikat (ZPRED) dengan residual (SRESID) serta uji glejer.

3.5.3. Uji Analisis Korelasi

Sugiyono (2019:245) menyatakan bahwa uji korelasi merupakan teknik

analisis yang termasuk dalam satu teknik pengukuran asosiatif atau hubungan.

Pengukuran asosiatifmerupakan istilah umum yang mengacu pada sekelompok

teknik dalam statistic bivariate yang digunakan untuk mengukur kekuatan

hubungan antara dua variabel.

Pengukuran asosiatifberguna untuk mengukur kekuatan dan arah hubungan-

hubungan antara tiga variabel atau lebih. Dalam penelitian ini Jenis produk,

penetapan harga dan permintaan konsumen. Uji korelasi antara variabel akan

dilakukan dengan menggunakan SPSS statistic 18.0.

Berikut ini rumus-rumus yang dapat digunakan untuk menghitung koefisien

korelasi yaitu sebagai berikut:

a) Uji korelasi sederhana

Johan Arifin (2018:142) menyatakan bahwa “korelasi persial sederhana

merupakan uji korelasi untuk mengetahui apakah suatu variabel

berpengaruh terhadap korelasi untuk mengetahui apakah suatu variabel

perpengaruh terhadap korelasi antar variabel lainnya. Atau dengan kata

lain, mengukur korelasi antara dua variabel dengan mengeluarkan


variabel lain yang disebut sebagai variabel control.” Untuk mendapatkan

nilai korelasi pada awalnya menyertakan variabel control, selanjutnya

mengeluarkan variabel control untuk mengetahui perbedaan nilai

korelasi.

Untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara variabel bebas dengan

variabel terikat, maka digunakan rumus sebagai berikut:

√𝑟𝑥1 𝑦)2 + 2. (𝑟𝑥2 𝑦)(𝑟𝑥1 𝑥2 𝑦)


𝑟𝑥1 𝑥2 =
1 − (𝑟𝑥1 𝑥2 )2

Guna untuk mencari nilai rx1 y dan rx2y serta rx1rx2y, maka digunakan rumus:

𝑟𝑥1 𝑥2 − 𝑛∑𝑥1 𝑦 − ∑𝑥1 ∑𝑦

b) Uji korelasi Simultan

Berdasarkan Sugiyono (2019:257) menyatakan bahwa “korelasi ganda

merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara

dua variabel independen secara simultan atau lebih dengan satu variabel

dependen."

(𝑅𝑦𝑥1 )2 + (𝑅𝑦𝑥2 )2 − 2(𝑅𝑦𝑥1 )(𝑅𝑦𝑥2 )


𝑅𝑥. 𝑥1 𝑥2 =
1 − (𝑅𝑥1 𝑥2 )2

Keterangan:

Ryx1x2 = Nilai korelasi X1 X2 , secara simultan dengan variabel Y


RyX1 = Korelasi antara X1 dengan Y

RyX2 = Korelasi antara X1 dengan Y

RX1 X2 = Korelasi antara X1 dengan X2

Y = Variabel terikat

Untuk mengetahui dan memberi interprestasi terhadap kuatnya hubungan variabel

(X1 X2 dan variabel terikat Y), maka peneliti menentukan standar hasil dari

perhitungan untuk pengambilan keputusan sebagai berikut:

TABEL 3.3.

Standar interpretasi koefisien korelasi

Interval koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Cukup Kuat

0,20 – 0,399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

Sumber: Sugiyono (2019:248)

3.5.4. Uji Koefisien Determinasi

Menurut Bahri (2018:192), koefisien determinasi (R 2) adalah mengukur

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel indepeden terhadap


variabel dependen atau dapat pula dikatakan sebagai proposi pengaruh seluruh

varabel independen terhadap variabel dependen.

Adapun rumus untuk menghitung uji koefisien determinasi adalah:

𝑲𝑫 = 𝒓𝟐 𝒙𝟏𝟎𝟎%

Keterangan:

KD = Koefisien determinasi

r2 = Kuadrat dari koefisien korelasi

3.5.5. Uji Analisis Regresi

Irwan Gari (2018:115) menyatakan bahwa “Pengujian pengaruh (uji regresi)

adalah pengujian untuk melihat hubungan fungsional antara dua variabel atau

lebih”. Hubungan fungsional adalah hubungan antara dua variabel atau lebih yang

dilandasi oleh hokum sebab akibat (kausalitas). Hukum sebab akibat adalah sebuah

hokum yang menyebutkan bahwa sesuatu fenomena dapat terjadi karena fenomena

lainnya yang memengaruhi.

Dengan demikian, jika terdapat beberapa variabel (minimal dua) yang ingin

diketahui hubungan fungsionalnya, maka harus ada satu atau beberapa variabel

yang bertugas sebagai variabel sebab (independen) dan variabel lainnya sebagai

variabel akibat (dependen).

Uji regresi memiliki dua macam uji teknik regresi linier yang sering

digunakan yaitu:
a) Uji Regresi Linier Sederhana

Syofian Siregar (2017:379) menyatakan bahwa “Regresi linier sederhana

digunakan hanya untuk satu variabel bebas (independen) dan satu variabel tak bebas

(dependen)”. Berikut rumus regresi linier sederhana sebagai berikut:

𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑋

Keterangan:

Y = Nilai yang diprediksi

a = Konstanta

b = Koefisien regresi

x = Nilai variabel independen

b) Uji regresi Linier berganda

Syofian siregar (2017:405) menyatakan bahwa “regresi berganda merupakan

pengembangan dari regresi linier sederhana, yaitu sama-sama alat yang didapat

digunakan untuk melakukan prediksi permintaan di masa yang akan dating,

berdasarkan data dimasa lalu atau untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih

variabel bebas (independen) terhadapsatu variabel tak bebas (dependen). Perbedaan

metode ini hanya terletak pada jumlah variabel bebas (independen) yang digunakan

.Penerapan metode regresi berganda jumlah variabel bebas (independen) yang

digunakan lebih dari satu yang memengaruhi satu variabel tak bebas (dependen).

Rumus regresi linier berganda:


𝑌 = 𝑎 + 𝑏1 𝑥1 + 𝑏2 𝑥2 + 𝑏3 𝑥3 + ⋯ + 𝑏𝑛 𝑥𝑛

Keterangan:

Y = Variabel terikat keputusan pembelian

a = Bilangan konstanta

X1 = Variabel bebas pertama (Jenis produk)

X2 = Variabel bebas kedua (Penetapan harga)

X3 = Variabel bebab ketiga

Xa = Variabel bebas ke-n

b1 = Koefisien regresi Jenis produk

b2 = Koefisien regresi kualitas produk

b3 = Koefisien regresi ketiga

bn = Koefisien regresi ke-n

3.5.6. Uji Hipotesis (Uji F dan Uji T)

Uji hipotesis adalah sebuah proses untuk melakukan evaluasi kekuatan bukti

dari sampel, dan memberikan dasar untuk membuat keputusan terkait dengan
populasinya. Tujuan uji hipotesis adalah untuk memutuskan apakah hipotesis yang

diuji ditolak atau diterima.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan uji hipotesis sebagai berikut:

1. Uji Parsial (Uji t)

Uji Parsial (Uji t) digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen atau variabel penjelas secara individu dalam menerangkan

variabel dependen.

Uji t dihitug dengan rumus yang sebagai berikut:

𝑟√𝑛 − 2
𝑡=
√1 − 𝑟 2

Keterangan:

r = Koefisien korelasi

n = Jumlah responden

t = t hitung yang selanjutnya dikonsultasikan dengan t table

kriterial pengujian uji t adalah sebagai berikut:

a) Jika nilai t hitung > t table maka Hipotesis ditolak, artinya variabel tersebut

berpengaruh terhadap variabel dependen.

b) Jika nilai t hitung < t table, maka Hipotesis diterima, artinya variabel

tersebut tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

2. Uji Simultan (Uji F)

Menurut Sujarweni (2019:228), uji Simultan (Uji F) digunakan untuk

membuktikan ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen


secara simultan. Signifikan model regresi secara simultan diuji dengan melihat nilai

signifikan (sig) dimana jika nilai sig dibawah 0,05 maka variabel indepeden

berpengaruh terhadap variabel dependen.

Uji F dihitung dengan rumus yang sebagai berikut:

𝑅2 /𝑘
𝐹=
(1 − 𝑅2 )/(𝑛 − 𝑘 − 1)

Keterangan:

F = F hitung yang selanjutnya dibandingkan dengan F (table)

R2 = Koefisien variabel independen

n = Jumlah sampel F

k = Jumlah variabel bebas

Keterangan penguji uji F adalah sebagai berikut:

a) Jika nilai F hitung > Ftabel maka Hipotesis ditolak, artinya secara bersama-sama

variabel independen tersebut berpengaruh terhadap variabel dependen.

b) Jika nilai Fhitung < Ftabel, maka Hipotesis diterima, artinya secara bersama-

sama variabel independen tersebut tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen.

Anda mungkin juga menyukai