BAKTI SOSIAL
GOTONG ROYONG
A. Latar Belakang
Kata gotong royong dalam masyarakat terlihat hidup dalam mata
pencaharian sebagai petani tradisional. Ketika petani menggarap tanah,
mereka memerlukan tenaga kerja yang banyak untuk mencangkul tanah,
menanam benih, mengatur saluran air, memupuk tanaman dan menyiangi
tanaman. Demikian juga pada saat musim panen tiba. Warga masyarakat
bergotong royong memetik padi, mengeringkannya, dan memasukkannya ke
dalam lumbung (Abdillah, 2011).
Gotong royong berasal dari kata dalam Bahasa Jawa, atau
setidaknya mempunyai nuansa Bahasa Jawa. Kata gotong dapat
dipadankan dengan kata pikul atau angkat, sebagai contoh ada pohon yang
besar roboh menghalangi jalan di suatu desa. Masyarakat mengangkatnya
bersama-sama untuk memindahkan kayu itu ke pinggir jalan. Orang desa
menyebutnya dengan nggotong atau menggotong (Abdillah, 2011).
Kata royong dapat dipadankan dengan bersama-sama. Dalam
bahasa Jawa kata saiyeg saeko proyo atau satu gerak satu kesatuan usaha
memiliki makna yang amat dekat untuk melukiskan kata royong ini. Ibarat
burung kuntul berwarna putih terbang bersama-sama, dengan kepak
sayapnya yang seirama, menuju satu arah bersama-sama, dan orang
kemudian menyebutnya dengan holopis kuntul baris (Abdillah, 2011).
Adapun demikian gotong royong memiliki pengertian bahwa setiap
individu dalam kondisi seperti apapun harus ada kemauan untuk ikut
berpartisipasi aktif dalam memberi nilai tambah atau positif kepada setiap
obyek, permasalahan atau kebutuhan orang banyak disekeliling hidupnya.
Partisipasi aktif tersebut bisa berupa bantuan yang berwujud materi,
keuangan, tenaga fisik, mental spiritual, ketrampilan atau skill, sumbangan
pikiran atau nasihat yang konstruktif, sampai hanya berdoa kepada Tuhan
(Abdillah, 2011).
Bagi mereka yang masih belum mampu melakukan salah satu dari
alternatif bantuan diatas, maka mereka cukup dengan berdiam diri dan tidak
berbuat apapun yang bisa merusak situasi dan kondisi yang berlaku saat itu.
Berdiam diri dan tidak membuat keruh situasipun sudah merupakan
implementasi gotong royong yang paling minimal (Abdillah, 2011).
Jenis - jenis Gotong Royong Sistem tolong-menolong dalam
kehidupan masyarakat desa yang di dalam bahasa Indonesia disebut sistem
gotong royong, menunjukkan perbedaan perbedaan mengenai sifat lebih
atau kurang rela dalam hubungan dengan beberapa macam lapangan
aktivitas lapangan sosial. Berhubungan dengan hal tersebut dapat
dibedakan adanya beberapa macam tolong-menolong, ialah misalnya:
1. Tolong-menolong dalam aktivitas pertanian.
2. Tolong-menolong dalam aktivitas-aktivitas sekitar rumah tangga.
3. Tolong-menolong dalam aktivitas persiapan pesta dan upacara.
4. Tolong-menolong dalam peristiwa kecelakaan, bencana dan kematian
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
C. Sasaran
Sasaran dan Target
Sasaran : Lingkungan masyarakat Desa Simpang Layang
RT 09 dan RT 10 Kelurahan Sei Lulut Kecamatan
Banjarmasin Timur
Target : Lingkungan masyarakat Rt 09 Rt 10 Desa
Simpang Limau bersih
D. Materi
Terlampir
E. Metode
Kerja bakti dan Demonstrasi.
F. Media
sapu, argo, kantong sampah, cangkul dan arit.
G. Evaluasi
1. Evaluasi Hasil
2. Evaluasi Proses
Lampiran 2
TOGA
(Tanaman Obat Keluarga)
1. JAHE
5. MENGKUDU
Riset medis tentang Mengkudu atau Noni dimulai setidaknya pada tahun
1950, ketika jurnal ilmiah Pacific Science melaporkan bahwa buah Mengkudu
menunjukkan sifat anti-bakteri terhadap M. pyrogenes, P. Aeruginosa, dan
bahkan E. coli yang mematikan itu.
Studi dan penelitian tentang Mengkudu terus dilakukan oleh berbagai
lembaga penelitian dan universitas.
Sejak tahun 1972, Dr. Ralph Heinicke, ahli biokimia terkenal dari Amerika
Serikat mulai melakukan penelitian tentang alkaloid xeronine yang terdapat
pada enzim bromelain (enzim pada nenas).
Ia kemudian menemukan bahwa buah Mengkudu juga
mengandung xeronine dan prekursornya (proxeronine) dalam jumlah besar.
Xeronine adalah salah satu zat penting yang mengatur fungsi dan bentuk
protein spesifik sel-sel tubuh manusia.
Tahun 1993, jurnal Cancer Letter melaporkan bahwa beberapa peneliti
dari Keio University dan The Institute of Biomedical Sciences di Jepang yang
melakukan riset terhadap 500 jenis tanaman mengklaim bahwa mereka
menemukan zat-zat anti kanker (damnacanthal) yang terkandung dalam
Mengkudu.
Lembaga-lembaga penelitian terkemuka di Perancis, Belanda, Jerman,
Irlandia, Jepang, Taiwan, Austria, Kanada, dan bahkan National Academy of
Sciences, sebuah pusat kajian ilmu pengetahuan nasional yang prestisius di
Amerika Serikat telah melakukan berbagai penelitian tentang Mengkudu.
Sementara itu, para peneliti di Universitas Hawaii juga telah melakukan
banyak riset tentang Mengkudu, diantaranya riset tentang aktifitas anti-
tumor dan anti-kanker Morinda citrifolia yang dimuat pada sebuah jurnal
ilmiah (Proc, West Pharmacology Society Journal, vol,37, 1994).
Berikut ini adalah manfaat-manfaat lainnya dari buah Mengkudu yang sudah
terbukti secara ilmiah.
6. Anti-bakteri
Hasil penelitian yang dimuat darn jurnal Pacific Science (vol 1.4, tahun 1950)
melaporkan bahwa Mengkudu mengandung bahan anti-bakteri yang dapat
digunakan untuk mengatasi penyakit jantung dan masalah pencernaan.
Senyawa antraquinon yang banyak terdapat pada akar Mengkudu ternyata
dapat melawan bakteri Staphylococcus yang menyebabkan infeksi pada
jantung dan bakteri Shigella yang menyebabkan disentri.
Mengkudu bersifat anti-bakteri terhadap: Bacillus subtilis, Escherichia coli,
Proteus morganii, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella montevdleo,
Salmonella schotmuelleri, Salmonella typhi, Shigella dysenteriae, Shigella
flexnerii, Shigella paraciysenteriae BH und III-Z, Staphylococcus aureus.
Dr. Robert Young, ahli mikrobiologi dari Utah, USA menemukan yeast
molds dan jamur beserta racun yang dihasilkannya dapat menyebabkan sel-
sel sakit karena derajat keasamannya (pH) meningkat. Dengan mengonsumsi
sari buah Mengkudu, keadaan tersebut dapat diatasi karena Mengkudu
membantu mengatur keseimbangan pH tubuh, sehingga meningkatkan
kemampuan tubuh menyerap vitamin-vitamin, mineral dan protein.
6. CABAI
Salah satu komponen penting dalam cabe bernama capsaicin, ampuh
dalam melancarkan peredaran darah akibat nyeri otot atau radang sendi. Fakta ini
didukung penelitian terhadap 22 penderita neuropati akibat penyakit diabetes,
yang rasa sakitnya jauh berkurang setelah dibaluri capsaicin 4 kali sehari.
Untuk mendapatkan manfaat cabai:
Masukkan serbuk cabe merah atau cabe rawit ke dalam air panas, aduklah, lalu
biarkan beberapa menit. Kemudian hasil seduhannya digunakan untuk membaluri
bagian yang sakit.
Cabe jawa banyak khasiatnya. Buah cabe jawa mengandung minyak atsiri,
piperina, piperidina, hars, zat pati, dan minyak lemak. Menurut catatan, tanaman
cabe jawa memiliki beberapa khasiat, antara lain diuretik, sudorifik, stomakik,
karminatif, ekspektoran, dan kolagog. Namun, ibu hamil dilarang mengonsumsi
cabe jawa karena bisa mengganggu kehamilan. Beberapa ramuan tradisional dari
cabai jawa antara lain:
1. Bangkitkan vitalitas
Sediakan 30 gram cabe jamu yang sudah dibuat bubuk, 3 batang petai cina
kering yang ditepungkan, 2 butir kuning telur, dan 1 sendok makan madu.
Caranya, ambil kuning telur lalu aduk, masukkan bubuk cabe jawa dan tepung
petani cina, tambahkan lagi madu. Aduk sampai merata. Minum setiap hari.
Ramuan ini berguna untuk membangkitkan vitalitas dan selera seksual.
2. Sembuhkan lemah syahwat
Siapkan 25 gram cabe jamu yang sudah dibuat bubuk, 15 gram pulosari
juga dibubukkan, 1 siung bawang putih, 2 butir kuning telur, dan 1 sendok makan
madu. Caranya, cabe jawa, pulosari, dan bawang putih ditumbuk lagi sampai
halus. Aduk-aduklah. Tambahkan kuning telur dan madu, lantas diaduk hingga
merata. Minum secara teratur selama 1 bulan.
3 Obat liver
Obat ini dipakai untuk penderita lever yang buang air tidak teratur dan
tinja berwarna hijau tua. Sediakan 3 butir cabe jawa, 1 jari tangan rimpang
lempuyang, dan air secukupnya. Caranya, cabe jawa dan lempuyang dicampur,
lalu tumbuk dan gerus. Tambahkan air secukupnya, lalu peras dan saring. Sekali
minum sebanyak 100 ml. Bila penderita sudah lancer buang air bersih, berhentilah
meminumnya.
7. TEH HIJAU
A. Pengertian
Gotong royong berasal dari kata dalam Bahasa Jawa, atau setidaknya
mempunyai nuansa Bahasa Jawa. Kata gotong dapat dipadankan dengan
kata pikul atau angkat, sebagai contoh ada pohon yang besar roboh
menghalangi jalan di suatu desa. Masyarakat mengangkatnya bersama-
sama untuk memindahkan kayu itu ke pinggir jalan. Orang desa
menyebutnya dengan nggotong atau menggotong (Abdillah, 2011).
Adapun demikian gotong royong memiliki pengertian bahwa setiap
individu dalam kondisi seperti apapun harus ada kemauan untuk ikut
berpartisipasi aktif dalam memberi nilai tambah atau positif kepada setiap
obyek, permasalahan atau kebutuhan orang banyak disekeliling hidupnya.
Partisipasi aktif tersebut bisa berupa bantuan yang berwujud materi,
keuangan, tenaga fisik, mental spiritual, ketrampilan atau skill, sumbangan
pikiran atau nasihat yang konstruktif, sampai hanya berdoa kepada Tuhan
(Abdillah, 2011).
B. Tujuan Gotong Royong
1. Diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat RT 09 RT 10
Desa Simpang Limau dalam hal kesehatannya dan kebersihan
lingkungan disekitar.
2. Meningkatkan peran serta masyarakat RT 09 RT 10 Desa Simpang
Limau dalam menjaga kesehatan, menjaga kebersihan lingkungan dan
mencegah teradinya penyakit.
C. Deskripsi Kegiatan
D. Konsep Acara
1. Persiapan
2. Pelaksanaan