Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, seperti


tercantum pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda yang berbunyi Kami Putra dan Putri
Indonesia menjunjung bahasa persatuan , bahasa Indonesia. Ini berarti bahwa
bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional ; kedudukannya berada
diatas bahasa – bahasa daerah. Selain itu , didalam undang – undang dasar 1945
tercantum pasal khusus ( BAB XV , pasal 36 ) mengenai kedudukan bahasa
Indonesia yang menyatakan bahwa bahasa Negara ialah bahasa Indonesia.
Pertama, bahsa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional sesuai dengan
sumpah pemuda 1928; kedua, bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa
Negara sesuai dengan undang – undang dasar 1945.
Menurut Sunaryo (2000 : 6), tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa
Indonesia) iptek tidak dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa Indonesia
di dalam struktur budaya, ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda,
yaitu sebagai akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana
berfikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Tanpa peran bahasa serupa itu, ilmu pengetahuan dan teknologi
tidak akan dapat berkembang. Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar,
menjadikan bahasa sebagai prasarana berfikir modern. Oleh karena itu, jika
cermat dalam menggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalam berfikir karena
bahasa merupakan cermin dari daya nalar (pikiran).
Menurut Gorys Keraf (1997 : 1), Bahasa adalah alat komunikasi antara
anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Mungkin ada yang keberatan dengan mengatakan bahwa bahasa bukan satu-
satunya alat untuk mengadakan komunikasi. Mereka menunjukkan bahwa dua
orang atau pihak yang mengadakan komunikasi dengan mempergunakan cara-cara
tertentu yang telah disepakati bersama. Lukisan-lukisan, asap api, bunyi gendang
atau tong-tong dan sebagainya. Tetapi mereka itu harus mengakui pula bahwa bila
dibandingkan dengan bahasa, semua alat komunikasi tadi mengandung banyak
segi yang lemah.,
Dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang paling sering
digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Begitu dekatnya
kita kepada bahasa, terutama bahasa Indonesia, sehingga tidak dirasa perlu untuk
mendalami dan mempelajari bahasa Indonesia secara lebih jauh. Akibatnya,
sebagai pemakai bahasa, orang Indonesia tidak terampil menggunakan bahasa.
Suatu kelemahan yang tidak disadari.
B. Rumusan Masalah

1. Bahasa Indonesia Hubungannya Dengan Ekonomi?


2. Bagaimana Bahasa Indonesia Dapat Dijadikan Sebagai Bahasa Pengantar
Dalam Masyarakat Ekonomi Asean?
3. Bagaimana Peran Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Perdagangan Di Era
Mea ?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 BAHASA INDONESIA HUBUNGANNYA DENGAN EKONOMI

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa


persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan
dengan mulai berlakunya konstitusi. Selain sebagai bahasa resmi Negara, bahasa
Indonesia merupakan identitas bangsa. Seperti yang disebutkan dalam Pasal 25
Ayat 2 UU Nomor 24 Tahun 2009, bahasa Indonesia berfungsi sebagai jati diri
bangsa, kebanggaan nasional, sarana pemersatu berbagai suku bangsa, serta
sarana komunikasi antardaerah dan antarbudaya daerah.

Bahasa merupakan alat untuk menyampaikan sesuatu yang terlintas di


dalam hati. Namun, lebih jauhnya bahasa merupakan alat untuk berinteraksi atau
alat untuk berkomunikasi, yang berarti alat untuk menyampaikan suatu pikiran,
gagasan, konsep atau perasaan. Bahasa dibentuk oleh sejumlah komponen yang
berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan.

Bahasa memiliki fungsi sebagai alat komunikasi, beradaptasi, serta


mengungkapakan perasaan.Untuk dapat berkomunikasi dengan baik seseorang
membutuhkan bahasa. Bahasa adalah sarana agar apa yang ingin disampaikan
kepada orang lain dapat diterima dan dipahami. Komunikasi dapat dilakukan
secara langsung dengan lisan maupun dilakukan secara tidak langsung melalui
tulisan.Bahasa seringkali dikaitkan dengan kepribadian seseorang dalam
kehidupannya.
Bagaimana seseorang menggunakan bahasa akan terlihat bagaimana
perilaku dalam hidupnya. Hal ini bisa dilihat bagaimana bahasa yang keluar dari
seorang yang tidak berpendidikan akan jauh berbeda dengan seorang yang
berpendidikan. Terkadang seorang yang tidak berpendidikan akan menggunakan
bahasa yang kurang sopan, sedangkan seorang yang berpendidikan akan
menggunakan bahasa yang sopan dan santun.
Hubungan bahasa dengan dunia ekonomi yaitu agar dapat mempermudah
dalam penjelasan mengenai ekonomi serta mudah dipahami, seperti mengenai
produksi, distribusi, konsumsi dan lain sebagainya yang berkaitan dengan
ekonomi.Dalam berbisnis yang paling penting adalah komunikasi terhadap para
pelanggan, penjual, dan rekan kerja. Cara kita berbahasa dalam komunikasi sangat
memegang peranan penting karena setiap orang mempunyai cara yang berbeda-
beda dan tidak semua orang bisa menerima cara berkomunikasi kita. Apabila kita
mampu berbahasa dengan baik dalam berkomunikasi maka kita juga pasti akan
selalu dipandang baik dengan pelanggan maupun rekan kerja.

Dalam ekonomi terdapat manajemen. Manajemen merupakan suatu


perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian. Untuk dapat
melakukan semua itu kita harus memiliki bahasa yang baik dan dapat dimengerti
serta diterima oleh pihak lain agar perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengendalian tersebut berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai.

Tanpa adanya suatu bahasa yang baik dan benar maka bahasa yang
dikeluarkan melalui lisan ataupun tulisan itu akan sulit dimengerti oleh orang lain
dan bisa mengakibatkan suatu kesalahan, seperti konflik, salah paham dan
kesalahan lainnya yang dapat merugikan suatu perusahaan atau bisnis yang kita
buat. Bahasa sangat mempengaruhi keberhasilan bisnis suatu perusahaan karena
dalam mencari pelanggan seorang marketing pasti harus menggunakan bahasa
yang baik dan menarik untuk bisa mendapatkan pelanggan. Jika seorang
marketing tidak bisa menggunaka bahasa dengan baik maka pelanggan-pelanggan
pun tidak akan tertarik dan perusahaan pun tidak mendapat untung. Oleh karena
itu seorang marketing harus memiliki bahasa yang baik dalam melakukan
pekerjaannya.

Selain itu dalam menyusun laporan keuangan pun harus menggunakan


bahasa yang baik dan benar karena laporan keuangan sangat penting dan sangat
sensitive, apabila ada kesalahan bahasa dalam menyusunnya itu akan berakibat
fatal karena itu bersangkutan dengan uang. Jadi harus lebih berhati-hati dalam
menggunakan bahasa dalam menyusun laporan keuangan agar tidak terjadi suatu
kesalahan yang tidak diinginkan. Maka dari itu bahasa sangat diperlukan di dalam
dunia ekonomi bahkan di dalam kehidupan sehari-hari, terutama bahasa yang baik
dan benar. Karena agar mudah dipahami oleh orang lain.

2.2 bahasa Indonesia dapat dijadikan sebagai bahasa pengantar dalam


Masyarakat Ekonomi Asean.

Tahun 2016 adalah tahun diberlakukannya Asean Economic Community


(AEC) atau Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang merupakan bentuk realisasi
integrasi ekonomi di kawasan Asean terutama di 7 (tujuh) negara anggota Asean
yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Philipina, Vietnam, Thailand dan
Myanmar. Meskipun merupakan bentuk penyatuan ekonomi di Asean, tetapi
MEA akan berdampak sangat luas di berbagai dimensi kehidupan seperti sosial,
politik, budaya dan bahasa.
Salah satu faktor yang memiliki pengaruh yang sangat luas adalah
penggunaan bahasa dalam komunikasi antar negara Asean. Selama ini bahasa
yang digunakan sebagai bahasa pengantar di dalam semua kegiatan adalah bahasa
Inggris. Hal ini dapat dimaklumi karena bahasa Inggris merupakan salah satu
bahasa internasional yang pemakaiannya paling luas termasuk di kawasan Asean.
Bahasa Inggris telah lama digunakan sebagai alat komunikasi dalam berbagai
bidang baik lisan maupun tulis. Tetapi dalam kenyataannya banyak masyarakat
kita belum mampu memahami dan menggunakan bahasa Inggris sebagai alat
komunikasi baik secara lisan maupun tulisan.
Menyikapi situasi yang demikian, tidak salah jika bahasa Indonesia bisa
mengambil peran sebagai bahasa pengantar MEA selain bahasa Inggris. Mengapa
bahasa Indonesia? Ada beberapa alasan mengapa bahasa Indonesia dapat
dijadikan sebagai bahasa pengantar dalam Masyarakat Ekonomi Asean.
Pertama, bangsa Indonesia adalah negara yang luas dan memiliki jumlah
penduduk terbanyak ke-4 di dunia dan terbanyak di Asean yang terdiri atas
berbagai macam suku dan bahasa daerah. Hal ini tentu saja merupakan potensi
karena jumlah penutur bahasa Indonesia juga banyak. Meskipun terdiri dari
berbagai suku dan bahasa namun untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan
penduduk lainnya digunakan bahasa Indonesia. Selain itu sejarah membuktikan
bahwa bahasa Indonesia/Melayu menjadi bahasa lingua franca di Selat Malaka,
baik dalam bidang perniagaan maupun sosial kemasyarakatan. Pada banyak
komunitas-komunitas dan perguruan tinggi di luar negeri juga telah membuka
jurusan atau memasukkan bahasa Indonesia sebagai salah satu mata kuliah dalam
kurikulumnya.
Kedua, sistem bahasa Indonesia lebih mudah dan mapan. Hal ini
dibuktikan dengan pedoman Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan baik
yang terkait dengan lafal, bentuk huruf, bentuk kata dan unsur kata serapan. Lafal
bahasa Indonesia sama bunyinya dengan bentuk huruf dan kata, kata serapan dari
bahasa asing dan daerah disesuaikan pengucapannya. Selain itu juga sudah
diterbitkan Tata Bahasa Baku Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia dan
Kamus istilah bidang keilmuan seperti kamus bidang teknik, ekonomi, pertanian,
kedokteran, pendidikan, akuntansi dan lainnya. Dengan adanya sistem bahasa
yang sudah standar, maka bahasa Indonesia bisa dipelajari dan diminati sehingga
memungkinkan dijadikan bahasa pengantar MEA.
Ketiga, Indonesia merupakan pasar yang sangat menjanjikan karena selain
memiliki jumlah penduduk terbanyak, negara Indonesia juga memiliki
keanekaragaman kekayaan alam dan budaya. Keanekaragaman kekayaan alam
dan budaya banyak yang belum digarap secara maksimal karena terbatasnya
sumber daya manusia pada bidang-bidang tertentu seperti pertanian, perikanan,
pariwisata, pertambangan, industri kecil dan menengah dan lainnya. Selain itu
daya saing daerah dan manusianya juga masih lemah. Hal ini tentu menarik minat
investor, pelaku-pelaku bisnis dan pekerja-pekerja terampil dari negara MEA
lainnya untuk memasuki lahan baru di Indonesia. Untuk bisa memasuki pasar
Indonesia tentu saja pelaku bisnis, investor dan pekerja–pekerja terampil telah
mempersiapkan diri mempelajari bahasa Indonesia di tempat-tempat kursus atau
tempat pelatihan bahasa Indonesia di negaranya masing-masing. Hal ini
menunjukkan bahwa bahasa Indonesia memiliki potensi sebagai bahasa pengantar
MEA.
Keempat, faktor ekonomi dan politik berkaitan dengan daya tawar dan
daya saing bangsa Indonesia di kawasan Asean. Secara geografis Indonesia
terletak pada jalur perdagangan internasional yang menghubungkan Samudera
Pasifik dan Samudera Hindia. Posisi Indonesia sangat menguntungkan karena
berada di Selat Malaka dan tentu saja memiliki daya tawar dan daya saing dalam
bisnis. Hal ini dibuktikan dengan dibukanya kawasan bebas perdagangan seperti
Pulau Batam dan Pulau Sabang. Oleh sebab, bahasa Indonesia bisa digunakan
sebagai bahasa pengantar dalam bisnis.
Kelima, sikap positif bahasa Indonesia yaitu adanya kesenangan dan
kebanggaan yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia baik di dalam atau di luar
negeri seperti TKI dan para pelajar untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun
tulisan dalam bahasa Indonesia. Melalui para pelajar dan tenaga kerja Indonesia
juga turut mendukung penyebaran bahasa Indonesia di luar negeri. Bila dilihat
dari faktor-faktor penduklung di atas tidak salah kalau bahasa Indonesia bisa
mengambil peran sebagai bahasa regional di kawasan Asean dan selanjutnya bisa
menjadi bahasa internasional.
2.3 PERAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA PERDAGANGAN
DI ERA MEA

Peran Bahasa Indonesia Saat ini


Melihat fenomena-fenomena yang ada yang dimulai dari Negara-negara
Asean yang mulai memasukkan pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah-
sekolah. Hal ini mulai menunjukkan eksistensi bahasa Indonesia yang dianggap
penting dan patut dipelajari ke depannya. Selain itu, jumlah orang asing yang
belajar Bahasa Indonesia mulai meningkat. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya
lembaga dan instansi yang mengadakan pelatihan bahasa Indonesia pentur asing
(BIPA). Balai bahasa jugamengadakan pengiriman pengajar BIPA ke luar negeri
berjumlah 80 orang setiap tahunnya. Hal ini membuktikan kebutuhan pengajar
BIPA di luar negeri sangat besar karena jumlah peminat pembelajar bahasa
Indonesia yang besar pula.
Selanjutnya, fenomena jumlah pekerja asing yang telah masuk ke
Indonesia dari waktu ke waktu kian bertambah. Seharusnya mereka menguasai
bahasa Indonesia, hal ini berbanding terbalik di mana pemerintah merevisi
peraturan perundang-undangan di mana warga negara asing harus menguasi
bahasa Indonesia, tetapi tidak demikian. Seharusnya pemerintah menguatkan
peraturan tersebut dengan mewajibkan pekerja asing untuk bisa berbahasa
Indonesia, bahkan mereka harus melalui tes Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia
(UKBI) sesuai dengan standar minimal yang harus mereka tempuh sebagai
tahapan awal untuk bekerja di Indonesia. Hal ini untuk menjaga kewibawaan
bahasa Indonesia dan menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa perdagangan
dapat tercapai.

Dengan diberlakukannya uji keterampilan berbahasa Indonesia bagi


pekerja asing dapat memberikan dan menumbuhkembangkan marwah bahasa
Indonesia. Selain itu, pekerja asing yang ingin bekerja atau menanamkan
modalnya di Indonesia dipaksa untuk mampu berbahasa Indonesia dan
mempelajari bahasa Indonesia. Menurut Nurhayatin dkk (2014:309) “Penguasaan
bahasa Indonesia banyak memberikan manfaat untuk peningkatan kompetensi
seseorang.” Jika hal ini diterapkan dengan baik, keyakinan akan bahasa Indonesia
menjadi bahasa Indonesia semakin tinggi. Dengan kata lain, bahasa Indonesia
juga mampu bersaing dengan bahasa Inggris dalam kedudukannya baik sebagai
bahasa nasional, negara, atau internasional.

Kemerosotan akan marwah bahasa Indonesia sayangnya dilakukan oleh


penduduk Indonesia itu sendiri. Hal ini disebabkan pengaruh budaya eropa yang
sudah menjamur dan dianggap popoler di Indonesia. Banyak yang beranggapan
bahwa mereka akan bangga dan merasa percaya diri jika menggunakan produk
luar negeri yang notabenennya berbahasa Inggris dibanding dengan produk dalam
negeri yang berbahasa Indonesia. Namun keadaan ini berbanding terbalik
walaupun kualitas produknya belum tentu lebih baik daripada produk Indonesia.
Hal ini disebabkan karena pola pikirnya sudah terbentuk sehingga berpikir untuk
menggunakan produk yang menggunakan bahasa Inggris daripada bahasa
Indonesia. Selain itu, adanya fenomena peningkatan status sosial ketika
menggunakan produk menggunakan bahasa Inggris daripada menggunakan
produk berbahasa Indonesia. Seakan membuktikan bahwa bahasa Indonesia
bukanlah sesuatu yang luar biasa walaupun dari manfaatnya jauh lebih besar.
Menurut Kontjaraningrat (dalam Aziz, 2014) bahasa Indonesia lebih
dikesampingkan dari bahasa asing disebabkan akan penduduk Indonesia itu
sendiri. Masyarakat Indonesia lebih percaya diri dalam segi mental jika ketika
berkomunikasi menggunakan bahasa asing. Mereka akan merasa memiliki
kredibilitas disaat berkomunikasi dengan menggunakan bahasa asing. Hal ini
disebabkan bahwa masyarakat Indonesia telah terkontaminasi atas penjajahan
Belanda sehingga muncul perasaan diskriminasi terhadap budaya dan bahasa
sendiri, yakni budaya dan bahasa asing jauh lebih baik dari bahasa sendiri. Selain
itu, Listriyani (2012:304) menyampaikan penegasannya terkesampingnya bahasa
Indonesia saat ini kerena melemahnya karakter masyarakat Indonesia.
Oleh sebab itu, kita perlu mengembalikan marwah bahasa Indonesia dan
mulai membanggakan bahasa Indonesia dengan negara atau pekerja asing yang
ada di Indonesia. Hal ini dipertegas Sugono (2010) karakter dan jati diri bangsa
Indonesia saat ini berada dalam tatanan kehidupan modern dan perlu
dikembangkan dandikuatkan marwahnya melalui bahasa Indonesia dalam
memasuki kehidupan global. Salah satu sarana dalam kehidupan masyarakat
modern adalah bahasa yang mampu memenuhi tuntutan keperluan komunikasi
seluruh anggota masyarakatnya. Maka, berbagai langkah sebagaimana
digambarkan dalam paparan di atas merupakan upaya menjadikan bahasa
Indonesia sebagai bahasa modern. Pengembangan bahasa menuju bahasa modern
tersebut diharapkan akan mampu menjadikan bahasa Indonesia sebagai karakter
bangsa yang menggerakkan seluruh kehidupan kebangsaan.
dikuatkan marwahnya melalui bahasa Indonesia dalam memasuki
kehidupan global. Salah satu sarana dalam kehidupan masyarakat modern adalah
bahasa yang mampu memenuhi tuntutan keperluan komunikasi seluruh anggota
masyarakatnya. Maka, berbagai langkah sebagaimana digambarkan dalam
paparan di atas merupakan upaya menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa
modern. Pengembangan bahasa menuju bahasa modern tersebut diharapkan akan
mampu menjadikan bahasa Indonesia sebagai karakter bangsa yang
menggerakkan seluruh kehidupan kebangsaan.
Berbagai perubahan bahasa dan masyarakat pendukungnya menuju
kehidupan modern tersebut merupakan dinamika yang dapat memacu
perkembangan bahasa dan sastra Indonesia dalam memenuhi tuntutan kebutuhan
masyarakat pendukungnya. Dengan demikian, bahasa Indonesia akan mampu
menjadi bahasa pengantar perdagangan bebas di bumi Indonesia pada era
globalisasi. Upaya perluasan penggunaan bahasa Indonesia ke luar masyarakat
Indonesia merupakan langkah memperbaiki citra Indonesia di dunia internasional
melalui peningkatan mutu pengajaran bahasa Indonesia untuk penutur asing
(BIPA), yang pada gilirannya akan menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa
perhubungan luas di dunia internasional.
Melalui pernyataan Sugono, ada secercah harapan dimana bahasa
Indonesia akan mampu menjadi bahasa pengantar perdagangan bebas di bumi
Indonesia pada era globalisasi. Hal ini membuktikan bahwa bahasa Indonesia
mampu bersaing terutama dijadikan bahasa dalam perdagangan jika kita mampu
menjadikan bahasa Indonesia sebagai jiwa dan citra bangsa Indonesia maka
bahasa Indonesia akan menjadi bahasa modern.
Sebagai warga Negara Indonesia harusnya kita menjunjung tinggi bahasa
Indonesia. Karena bahasa Indonesia merupakan identitas kita sebagai orang
Indonesia, jangan sampai luntur dan pudar akibat pengaruh dari bahasa asing.
Kesan masyarakat yang seakan menganggap bahasa Indonesia kuno sangatlah
salah. Terbukti bahasa Indonesia dipelajari bahkan dijadikan bahasa perioritas
kedua setelah bahasa asing Inggris di negera-negara lain. Kita harus menjunjung
semboyan “Utamakan bahasa Indonesia, Kuasai bahasa Asing, dan Lestarikan
bahasa Daerah” agar identitas bahasa kita dapat terjaga dan berwibawa.

Peran Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Perdagangan di Era Masyarakat


Ekonomi Asean :
1. Peran Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Keberadaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan Balai Bahasa yang
berada di seluruh Indonesia menandakan perhatian pemerintah akan bahasa
Indonesia dalam hal membina dan mengembangkan bahasa Indonesia di daerah
masing-masing. Berbagai kajian dan penelitian dalam bahasa dan sastra
menunjukkan eksistensi bahasa Indonesia memiliki keragamaan dan keunikan
khususnya di mata Asean dan umumnya di mata dunia. Melalui Masyarakat
Ekonomi Asean, diharapkan mampu menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa
perdagangan.
2. Peran Bahasa Indonesia di Dunia maya
Dunia maya atau internet memberikan peran yang besar dalam perkembangan
bahasa Indonesia melalui sosial media seperti Facebook, Instagram, Path,
Twitter, dan media sosial lainnya sangat berperan memperkenalkan bahasa
Indonesia di Asean bahkan dunia. Selain itu, toko-toko daring dalam negeri
seperti bukalapak.com, traveloka.com, tokopedia.com, tiket.com sangat berperan
besar dalam memasarkan produk barang atau jasa di Asean bahkan dunia.
Masyarakat akan lebih cepat dan mudah dalam hal mengakses. Hal ini bukan saja
menargetkan pangsa pasar Indonesia bahkan dunia. Dengan jumlah penduduk
lebih dari 200 juta jiwa diharapkan menjadi modal besar di era MEA.

3. Penguatan Identitas bahasa Indonesia


Bangsa Indonesia menjadi peran sentral dalam masyarakat ekonomi Asean. Hal
ini menjadi target bagi Negara-negara Asean dalam memasarkan produk barang
dan jasanya. Hal ini menjadikan kita harus memiliki kekuatan identitas berupa
penggunaan bahasa Indonesia dalam penyebaran produk ekspor dan impor. Kita
harus memilki kepercayaan diri untuk menggunakan nama produk menggunakan
bahasa Indonesia dan mengharuskan produk barang dan jasa yang masuk ke
Indonesia menggunakan bahasa Indonesia. Hal ini menandakan kewibawaan kita
sebagai bangsa Indonesia untuk menjunjung tinggi bahasa Indonesia dalam
transaksi produk barang dan jasa.

4. Bahasa Indonesia sebagai bahasa perdagangan bersifat persuasif


Bahasa Indonesia sebagai bahasa perdagangan harus bersifat persuasif dimana
bisa mempengaruhi dan mengajak orang lain untuk membeli produk barang dan
jasa yang ditawarkan. Bahasa Indonesia harus mempunyai nilai jual sehingga
masyarakat tertarik untuk membeli produk yang ditawarkan. Selain kemasan dan
isi yang menarik, bahasa jauh lebih penting dalam mempengaruhi orang lain
membeli produk barang atau jasa yang ditawarkan. Hal ini memberikan tantangan
bagi pemerintah dan penguasaha untuk membuat bahasa produk berupa barang
dan jasa yang menarik serta dapat mempengaruhi orang lain untuk membeli
produk barang dan jasa yang ditawarkan.
5. Bahasa Indonesia sebagai alat transaksi dan promosi
Bahasa Indonesia sebagai bahasa perdagangan berarti sebagai alat
transaksi dan promosi. Transaksi dan promosi berupa produk barang dan jasa
seharusnya menggunakan bahasa Indonesia. Kita sebagai negara Asean harus
memilki kepercayaan diri untuk memperkenalkan bahasa Indonesia jauh lebih
luas. Ketika kita ingin memperkenalkan bangsa Indonesia dapat melalui penjualan
promosi melalui iklan produk barang dan jasa menggunakan bahasa Indonesia.
Jika kita ingin bahasa Indonesia menjadi bahasa perdagangan, kita harus
mennjunjung dan mencintai bahasa Indonesia terlebih dahulu dengan
penggunamaan label atau nama produk menggunakan bahasa Indonesia

Anda mungkin juga menyukai