Anda di halaman 1dari 10

1.

MM plasmodium
1.1.Definisi
Plasmodium adalah jenis parasit yang menyebabkan malaria. Ada banyak sekali
jenis parasit Plasmodium, tapi hanya lima jenis yang menyebabkan malaria pada
manusia. Parasit Plasmodium hanya disebarkan oleh nyamuk Anopheles betina.
(www.alodokter.com/malaria/penyebab/)
1.2.Klasifikasi
a. Plasmodium vivax
Manusia merupakan hospes perantaranya, dan hospes definitifnya adalah
nyamuk Anopheles betina. Plasmodium vivax ini menyebabkan penyakit
malaria vivax. P.vivax di temukan di daerah subtropik (korea selatan, cina,
mediterania timur, dll) dan daerah tropik (asia timur, asia selatan, indonesia,
filipina, dll). Dari hasil penelitian plasmodium yang menyerang orang-orang
didaerah subtropis dan daerah sedang atau daerah dingin ternyata bersifat fatal
daripada jika menyerang orang-orang dari daerah tropik.
b. Plasmodium malariae
Plasmodium malariae, penyebab penyakit malaria quartana dengan gejala
demam (masa sporulasi) selang waktu 72 jam.
Daur praeritrosit pada manusia belum pernah ditemukan. Inokulasi sporozoit
p. Malariae manusia pada simpanse dengan tusukan nyamuk anopheles
membuktikan stadium praeritrosit P. Malariae dapat hidup pada simpanse
yang merupakan hospes reservoar yang potensial.
c. Plasmodium ovale
Plasmodium ovale menyebabkan malaria ovale. Plasmodium ovale terutama
terdapat di daerah tropik afrika ban=gian barat, pasifik barat, dan di beberapa
bagian lain di dunia. Di Indonesia parasit ini terdapat di pulau Owi sebelah
selatan di irian jaya dan pulau timor.
d. Plasmodium falciparum
P. falciparum menyebabkan malaria tropikana (malaria tersiana maligna).
P.falciparum memounyai sifat-sifat tertentu yang berbeda dengan spesies lain,
sehingga diklasifikasikan dalm subgenus laveran
Genus: plasmodium
Species: falciparum
P.falciparum menyebabkan penyakit malaria falciparum. Parasit ini ditemukan
di daerah tropik, terutama di afrika dan asia tenggara. Di indonesia parasit ini
tersebar di seluruh kepulauan.
1.3.Siklus hidup

Bedanya kalau vivax dan ovale : ada fase hipnozoit di hati

1.4.Dampak infeksi thd morfologi


a. P.vivax
Trofozoit muda berbentuk cincin, besarnya ± 1⁄3 eritrosit.. Trofozoitnya
berbenuk ameboid. Bentuk dewasa dari plasmodium, ada yang berubah
manjadi :
a. Mikrogamet, jenis jantan dengan inti besar tetapi badan kecil.
b. Makrogamet, yaitu jenis betina, bentuk hampir semua bundar akan tetapi
sedikit lebih besar atau intinya besar. ( Syamsunir Adam, 1992 : 67-68 ).
b. P.malariae
Satdium trofozoit muda dalam darah tepi tidak berbeda banyak dengan P.
Vivax, meskipun sitoplasmanya lebih tebal dan pada pulasan Giemsa tampak
lebih gelap. Sel darah ,erah yang dihinggapi P. Malariae tidak membesar.
Denga pulasan khusus, pada sel darah merah dapat tampak titik-titik yang
disebut titik Ziemann. Trofozoit yang lebih tua bila membulat besarnya kira-
kira setengah eritrosit. Pada sediaan darah tipis, stadium trofozoit dapat
melintangsepanjang sel darah merah, merupakan bentuk pita, yaitu bentuk
yang khas pada P. Malariae. Butir-butir pigmen jumlahnya besar, kasar dan
berwarna gelap.
c. P. Ovale
Satdium trofozoit muda dalam darah tepi tidak berbeda banyak dengan P.
Vivax, meskipun sitoplasmanya lebih tebal dan pada pulasan Giemsa tampak
lebih gelap. Sel darah ,erah yang dihinggapi P. Malariae tidak membesar.
Denga pulasan khusus, pada sel darah merah dapat tampak titik-titik yang
disebut titik Ziemann. Trofozoit yang lebih tua bila membulat besarnya kira-
kira setengah eritrosit. Pada sediaan darah tipis, stadium trofozoit dapat
melintangsepanjang sel darah merah, merupakan bentuk pita, yaitu bentuk
yang khas pada P. Malariae. Butir-butir pigmen jumlahnya besar, kasar dan
berwarna gelap.
d. P.falciparum
Bentuk skizon muda Plasmodium falciparum dapat dikenal dengan mudah
oleh adanya satu atau dua butir pigmen yang menggumpal. Pada species
parasit lain pada manusia terdapat 20 atau lebih butir pigmen pada stadium
skizon yang lebih tua. Bentuk cincin pada trofozoit tua menghilang dari darah
tepi setelah 24 jam dan bertahan dikapiler alat-alat dalam, seperti otak,
jantung, plasenta, usus atau sumsum tulang; di tempat – tempat ini parasit
berkembang lebih lanjut.
Dalam waktu 24 jam parasit di dalam kapiler berkembang biak secara
skizogoni. Bila skison sudah matang, akan mengisi kira-kira 2/3 eritrosit.
Akhirnya membelah-belah dan membentuk 8 – 24 morozoit, jumlah rata-rata
adalah 16. skizon matang

2. MM malaria
2.1.Definisi
Malaria adalah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk dari manusia dan hewan
lain yang disebabkan oleh protozoa parasit (sekelompok mikroorganisme bersel
tunggal) dalam tipe Plasmodium. Malaria menyebabkan gejala yang biasanya
termasuk demam, kelelahan, muntah, dan sakit kepala.

2.2.Klasifikasi
1. Malaria Tropika (Plasmodium Falcifarum).
Malaria tropika/ falciparum merupakan bentuk yang paling berat, ditandai
dengan panas yang ireguler, anemia, splenomegali, parasitemia yang banyak
dan sering terjadi komplikasi. Masa inkubasi 9-14 hari. Malaria tropika
menyerang semua bentuk eritrosit. Disebabkan oleh Plasmodium falciparum.
Plasmodium ini berupa Ring/ cincin kecil yang berdiameter 1/3 diameter
eritrosit normal dan merupakan satu-satunya spesies yang memiliki 2
kromatin inti (Double Chromatin).
Malaria falciparum dikelompokkan atas dua kelompok yaitu Malaria
falciparum tanpa komplikasi yang digolongkan sebagai malaria ringan adalah
penyakit malaria yang disebabkan Plasmodium falciparum dengan tanda
klinis ringan terutama sakit kepala, demam, menggigil, dan mual tanpa
disertai kelainan fungsi organ. Sedangkan malaria falciparum dengan
komplikasi umumnya digolongkan sebagai malaria berat yang menurut WHO
di definisikan sebagai infeksi Plasmodium falciparum stadium aseksual
dengan satu atau lebih komplikasi.
Klasifikasi penyebaran Malaria Tropika:
Plasmodium Falcifarum menyerang sel darah merah seumur hidup. Infeksi
Plasmodium Falcifarum sering kali menyebabkan sel darah merah yang
mengandung parasit menghasilkan banyak tonjolan untuk melekat pada
lapisan endotel dinding kapiler dengan akibat obstruksi trombosis dan
iskemik lokal. Infeksi ini sering kali lebih berat dari infeksi lainnya dengan
angka komplikasi tinggi (Malaria Serebral, gangguan gastrointestinal, Algid
Malaria, dan Black Water Fever).

2. Malaria Kwartana (Plasmodium Malariae)


Plasmodium Malariae mempunyai tropozoit yang serupa dengan Plasmoduim
vivax, lebih kecil dan sitoplasmanya lebih kompak/ lebih biru. Tropozoit
matur mempunyai granula coklat tua sampai hitam dan kadang-kadang
mengumpul sampai membentuk pita. Skizon Plasmodium malariae
mempunyai 8-10 merozoit yang tersusun seperti kelopak bunga/ rossete.
Bentuk gametosit sangat mirip dengan Plasmodium vivax tetapi lebih kecil.
Ciri-ciri demam tiga hari sekali setelah puncak 48 jam. Gejala lain nyeri pada
kepala dan punggung, mual, pembesaran limpa, dan malaise umum.
Komplikasi yang jarang terjadi namun dapat terjadi seperti sindrom nefrotik
dan komplikasi terhadap ginjal lainnya. Pada pemeriksaan akan di temukan
edema, asites, proteinuria, hipoproteinemia, tanpa uremia dan hipertensi.

3. Malaria Ovale (Plasmodium Ovale)


Malaria Tersiana (Plasmodium Ovale) bentuknya mirip Plasmodium malariae,
skizonnya hanya mempunyai 8 merozoit dengan masa pigmen hitam di
tengah. Karakteristik yang dapat di pakai untuk identifikasi adalah bentuk
eritrosit yang terinfeksi Plasmodium Ovale biasanya oval atau ireguler dan
fibriated. Malaria ovale merupakan bentuk yang paling ringan dari semua
malaria disebabkan oleh Plasmodium ovale. Masa inkubasi 11-16 hari,
walaupun periode laten sampai 4 tahun. Serangan paroksismal 3-4 hari dan
jarang terjadi lebih dari 10 kali walaupun tanpa terapi dan terjadi pada malam
hari.

4. Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax)


Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax) biasanya menginfeksi eritrosit muda
yang diameternya lebih besar dari eritrosit normal. Bentuknya mirip dengan
plasmodium Falcifarum, namun seiring dengan maturasi, tropozoit vivax
berubah menjadi amoeboid. Terdiri dari 12-24 merozoit ovale dan pigmen
kuning tengguli. Gametosit berbentuk oval hampir memenuhi seluruh
eritrosit, kromatinin eksentris, pigmen kuning. Gejala malaria jenis ini secara
periodik 48 jam dengan gejala klasik trias malaria dan mengakibatkan demam
berkala 4 hari sekali dengan puncak demam setiap 72 jam.
2.3.Epidemiologi
Penyakit Malaria menjadi masalah global yang dimasukkan dalam MDGs
2015 karena memiliki angka insiden yang cukup tinggi. Malaria hampir
ditemukan di seluruh dunia, terutama di negara-negara yang beriklim tropis
dan subtropis. Penduduk yang beresiko terkena Malaria berjumlah sekitar 2,3
miliar atau 41% dari populasi dunia. WHO memperkirakan insiden malaria di
dunia mencapai 215 juta kasus dan di antaranya yang terifeksi parasit
plasmodium sekitar 600.000.
2.4.Etiologi
Plasmodium sebagai penyebab malaria terdiri dari 4 spesies, yaitu plasmodium
vivax, plasmodium malariae, plasmodium ovale, dan plasmodium falciparum.
Malaria juga melibatkan hospes perantara, yaitu manusia maupun vertebrata
lainnya dan hospes defitifnya yaitu nyamuk anopheles. plasmodium dapat
menginfeksi manusia dan juga menginfeksi binatang seperti gol. Burung, reptil
dan mamalia. Plasmodium ini pada manusia menginfeksi eritrosit dan
mengalami pembiakan aseksual di jaringan hati dan di eritrosit.
Perkembangbiakan seksual terjadi pada tubuh nyamuk, yaitu anopheles betina.

2.5.Patogenesis
Daur hidup spesies malaria terdiri dari fase seksual eksogen (sporogoni)dalam
badan nyamuk anopheles dan fase aseksual (skizogoni) dalam badan hospes
vertebrata termasuk manusia.
 Fase Aseksual
Fase ini terbagi 2 yaitu:
1) Fase jaringan : sporozoit masuk ke dalam aliran darah ke sel
hati dan berkembang biak membentuk skizon hati
(mengandung merozoit, prosesnya di sebut skizogoni
praeritrosit). Pada akhir fase, skizon pecah dan merozoit keluar
dan masuk aliran darah (sporulasi). Sebagian sporozoit
membentuk hipnozoit dalam hati sehingga dapat
mengakibatkan relaps jangka panjang dan rekurens.
2) Fase eritrosit
Merozoit dalam darah menyerang eritrosit membentuk
trofozoit. Proses berlanjut menjadi trofozoit-skizon-merozoit.
Lalu sebagian merozoit berubah menjadi bentuk seksual. Masa
prapaten adalah masa antara permulaan infeksi sampai di
temukan parasit di darah tepi, sedangkan masa tunas (inkubasi
instrinsik) dimulai dari masuknya sporozoit dalam badan
hospes hingga terjadi demam.
 Fase seksual
Parasit seksual masuk dalam lambung betina nyamuk. Bentuk ini
mengalami pematangan menjadi mikro dan makrogametosit dan
terbentuklah zigot (ookinet). Ookinet kemudian menembus dinding
lambung nyamuk dan menjadi ookista. Bila ookista pecah, ribuan
sporozoit di lepaskan dan mencapai kelenjar liur nyamuk.

Patogenesis malaria ada 2 cara:


 Alami , melalui gigitan nyamuk ke tubuh manusia.
 Induksi, jika stadium aseksual dalam eritrosit masuk ke dalam darah
manusia melalui transfuse, suntika, atau pada bayi baru lahir melalui
plasenta ibu yang terinfeksi (kongenital).

2.6.Manifestasi klinis
Gejala: anemia, menggigil, berkeringat, sakit kepala, flu, pegal-pegal, lemas,
mual dan muntah. Manifestasi klinis nya tergantung pada imunitas penderita.
Berat/ringannya infeksi dipengaruhi oleh :
1. Jenis plasmodium. Con: falciparum sering menyebabkan komplikasi
2. Daerah asal infeksi. Con: pola resistensi terhadap pengobatan
3. Umur. Con: usia lanjut dan bayi sering lebih berat
4. Ada dugaan konstitusi genetik
5. Keadaan kesehatan dan nutrisi
6. Kemoprofilaktis
7. Pengobatan sebelumnya

Manifestasi umum malaria

Malaria punya gambaran karakteristik demam periodik, anemia dan


splenomegali. Keluhan prodromal dapat terjadi sebelum demam, berupa
kelesuan, malaise, sakit kepala, merasa dingin di punggung, nyeri sendi dan
tulang, demam ringan, anoreksia, perut tak enak, diare ringan. Keluhan
prodromal sering terjadi pada P.vivax dan ovale, sedang pada P.falciparum dan
malariae keluhan prodromal tidak jelas bahkan gejala dapat mendadak.

Gejala yang yang klasik, yaitu terjadinya “Trias Malaria” secara berurutan:
 Periode dingin 15-60 menit. Mulai menggigil sering seluruh bada bergetar
dan gigi terantuk, diikuti dengan meningkatnya temperatur
 Periode panas: muka merah, nadi cepat dan panas badan tetap tinggi bbrp
jam diikuti dengan keadaan berkeringat
 Periode berkeringat: berkeringat banyak dan temperatur turun, penderita
merasa sehat

Trias malaria sering terjadi pada infeksi P.vivax, pd P.falciparum


menggigil dapat berlangsung berat ataupun tidak ada. Periode panas
berlangsung selama 12 jam pd P.falciparum, 36 jam pada P.vivax dan
ovale, dan 60 jam pada P.malariae.

Anemia merupakan jg sering terjadi pada penderita malaria. Anemia


disebabkan oleh:

 Pengerusakkan eritrosit oleh parasit


 Eritrosit normal tdk dpt bertahan hdup lama (reduced survival time)
 Gguan pmbtkan eritrosit krn depresi eritropoesis dlm sumsum tulang
(diseritropoesis)

Pembesaran limpa (splinomegali) dijumpai pada malaria kronik. Limpa


akan teraba selama 3 hri dari serangan infeksi akut, limpa bengkak, nyeri,
hiperemis, limpa akan mengalami kongesti, menghitam, dan menjadi
keras krn timbunan pigmeneritrosit parasit dan jaringan ikat bertambah.

2.7.Diagnosis dan DD
Diagnosa malaria sering memrlukan anamnesa yang tepat dari penderita tentang
asal penderita apakah dari daerah endemik malaria, riwayat berpergian ke
daerah malaria, riwayat pengobatan kuratif maupun preventif.

a. Pemeriksaan tetes darah untuk malaria

Pemeriksaan satu kali dengan hasil negatif tidak mengenyampingkan diagnosa


malaria. Pemeriksaan darah tepi 3 kali dan hasil negatif maka diagnosa malaria
dapat dikesampingkan.
Adapun pemeriksaan darah tepi yang dilakukan :
- Tetesan preparat darah tebal (cara terbaik untuk menemukan parasit malaria).
- Tetesan darah tipis (untuk identifikasi jenis plasmodium).

b. Tes Antigen : P-F test

Deteksi sangat cepat hanya 3-5 menit, tidak memrlukan latihan khusus,
sensitivitasnya baik, tidak memrlukan alat khusus.

c. Tes Serologi

Tes ini berguna mendeteksi adanya antibodi spesifik terhadap malaria atau pada
keadaan dimana parasit sangat minimal. Tes ini sangat kurang bermanfaat
sebagai alat diagnosis sebab antibodi baru terjadi setelah beberapa hari
parasitemia.

d. Pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction)

Pemeriksaan ini dianggap sangat peka dengan teknologi amplifikasi DNA,


waktu dipakai cukup cepat dan sensivitas maupun spesifitasnya tinggi.
Keunggulan tes ini walaupun jumlah parasit sangat sedikit dapat memberikan
hasil positif. Tes ini baru dipakai sebagai sarana penelitian dan belum masuk
pemeriksaan rutin.
Pada malaria berat diagnosa banding tergantung manifestasi malaria beratnya.
Pada malaria dengan ikterus, diagnosa banding ialah demam tifoid dengan
hepatitis, kolesistisis, abses hati, dan leptospirosis. Hepatitis pada saat timbul
ikterus biasanya tidak dijumpai demam lagi. Pada malaria serebral harus
dibedakan dengan infeksi pada otak lainnya seperti meningitis, ensafalitis, tifoid
ensafalopati, tripanososmiasis. Penurunan kesadaran dan koma dapat terjadi
pada gangguan metabolik (diabetes, uremi), gangguan serebrovaskular (strok),
eklampsia, epilepsi, dan tumor otak.

2.8.Tatalaksana
Obat anti malaria terdiri dari 5 jenis, antara lain :
1) Skizontisid jaringan primer yang membasmi parasit praeritrosit, yaitu
proguanil, pirimetamin.
2) Skizontisid jaringan sekunder yang membasmi parasit eksoeritrosit,
yaitu primakuin.
3) Skizontisid darah yang membasmi parasit fase eritrosit, yaitu kina,
klorokuin dan amodiakuin.
4) Gametosid yang menghancurkan bentuk seksual. Primakuin adalah
gametosid yang ampuh bagi keempat spesies. Gametosid untuk
P.vivax, P.ovale, P.malariae adalah kina, klorokuin, dan amodiakuin.
5) Sporontosid mencegah gametositdalam darah untuk membentuk
ookista dan sporozoit dalam nyamuk anopheles, yaitu primakuin dan
proguanil.
Penggunaan obat antimalaria tidak terbatas pada pengobatan kuratif saja,
tetapi juga termasuk :
 Pengobatan pencegahan (profilaksis) bertujuan mencegah terjadinya
infeksi atau timbulnya gejala klinis. Penyembuhan dapat di peroleh
dengan pemberian terapi jenis ini pada infeksi malaria oleh
P.falciparum karena parasit ini tidak mempunyai fase eksoeritrosit.
 Pengobatan kuratif dapat di lakukan dengan obat malaria jenis
skizontisid.
 Pencegahan transmisi bermanfaat untuk mencegah infeksi pada
nyamuk atau mempengaruhi sporogonik nyamuk. Obat antimalaria
yang dapat digunakan seperti jenis gametosid atau sporontosid.

2.9.Komplikasi
a. Malaria serebral
b. Anemia berat
c. Hipoglikemia
d. Syok
e. GGA
f. Koagulopati
g. Blackwater fever
h. Hiperparasitemia
i. Udem paru
j. Distress pernapasan
k. SST (Sindrom Splenomegali Tropik)
l. BL (Burkitt’s Limfoma)
m. Malaria oleh karena transfusi darah

2.10. Prognosis
Malaria vivax, prognosis biasanya baik, tidak menyebabkan kematian. Jika
tidak mendapat pengobatan, serangan pertama dapat berlangsung selama 2
bulan atau lebih. Malaria malariae, jika tidak di obati, maka infeksi akan
berlangsung sangat lama. Malaria ovale dapat sembuh sendiri tanpa
pengobatan. Malaria falciparum dapat menimbulkan komplikasi yang
menyebabkan kematian.
a. Prognosis malaria berat tergantung kecepatan diagnosis, ketepatan dan
kecepatan pengobatan.

b. Pada malaria berat yang tidak ditanggulani, maka mortalitas yang


dilaporkan pada anak-anak 15%, dewasa 20% dan pada kehamilan
meningkat sampai 50%.
c. Prognosis malaria berat dengan kegagalan satu fungsi organ lebih baik
daripada kegagalan 2 fungsi organ.
d. Mortalitas dengan kegagalan 3 fungsi organ, adalah >50%, Mortalitas
dengan kegagalan 4 atau lebih fungsi organ adalah >75%.
e. Adanya korelasi antara kepadatan parasit dengan klinis malaria berat yaitu
:
- Kepadatan parasit <100000, maka mortalitas <1%
- Kepadatan parasit >100000, maka mortalitas >1%
- Kepadatan parasit >500000, maka mortalitas >50%

3. Vektor malaria

4. Tatalaksana

5. Gebrak malaria
Akhir-akhir ini di buat suatu komitmen internasional tentang pencegahan malaria
yang di intensifkan melalui pendekatan roll back malaria (RBM) dengan strategi :
deteksi dini dan pengobatan yang tepat; peran serta aktif masyarakat dalam
pencegahan malaria; perbaikan kualitas pencegahan dan pengobatan malaria melalui
perbaikan kapasitas petugas kesehatan yang terlibat. Gerakan Berantas Kemabali
Malaria (GEBRAK Malaria) yang di mulai sejak tahn 2000 merupakan bentuk
operasional dari RBM.
Dalam pemberantasan malaria dapat di bedakan pemberantasan (control)
danpembasmian (eradication).di indonesia pada taraf sekarang di lakukan
pemberantasan saja. Programpemberantasan malaria yang saat ini di lakukan meliputi
8 kegiatan yaitu :
1. Diagnosis awal dan pengobatan yang tepat
2. Program kelambu dengan insektisida
3. Penyemprotan
4. Pengawasan deteksi aktif dan pasif
5. Survei demam dan pengawasan migran
6. Deteksi dan kontrol epidemik
7. Langkah-langkah lain seperti larvaciding
8. Peningkatan kemampuan (capacity building)

Anda mungkin juga menyukai