Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT

“TENTANG ANEMIA DI SMA N 2


TILATANG KAMANG

Dosen Pengampu : Ns. Lydia Mardison, S.Kep, M.Kes

Disusun Oleh :
Kelompok 3
Dewi Oktaviyanti
Indah Permana Sari
Meilia Fitri
Niko Astuti
Poppy Siska Dona
Ruqowiyah Tanjung
Sinta Purnama Sari
Sri Wahyuni Permata Sari
Yuristya Eka Putri

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES FORT DE KOCK BUKITTINGGI
TAHUN 2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Konsep Keperawatan Kesehatan Komunitas

1. Defenisi keperawatan kesehatan Komunitas

Terdapat banyak definisi tentang keperawatan komunitas yang

diberikan oleh para ahli maupun organisasi profesi. Ada beberapa definisi

antara lain :

a. Menurut APHA( the American Public Health Association (2007)

keperawatan kesehatan komunitas adalah praktik promosi dan

proteksi terhadap kesehatan populasi menggunakan pengetahuan

bidang keperawatan, sosial, dan ilmu keehatan masyarakat.

b. Menurut CPHA ( the Canadian Public Health Association)

mendefenisikan keperawatan kesehatan komunitas atau

keperawatan sebagai sebuah seni dan ilmu yang merupakan sintetis

dari ilmu kesehatan masyarakat dan teori-teori keperawatan

profesional. Tujuannya adalah untuk mempromosikan dan menjaga

kesehatan penduduk diarahkan untuk komunitas, kelompok,

keluarga dan individu diseluruh rentang kehidupan mereka secara

terus menerus, bukan bersifat episodik (Swarjana, 2016).

2. Prinsip keperawatan kesehatan komunitas


ANA mengemukakan delapan prinsip keperawatan kesehatan

komunitas dan hendaknya selalu dipegang dan dilaksankan oleh perawat

kesehatan komunitas selama menjalankan tugasnya melayani masyarakat.

a. Focus on the community

Prinsip dari kesehatan komunitas adalah berfokus pada

komunitas. Komunitas dijadikan sebagai klien atau sebagai unit

pelayanan keperawatan kesehatan komunitas

b. Give priority to community needs

Dalam menjalankan tugasnya sebagai sumber pemberi

asuhan keperawatan kesehatan komunitas, perawat memberikan

prioritas terhadap kebutuhan-kebutuhan komunitas

c. Work in partnership with the people

Dalam hal ini peawat kesehatan komunitas bekerja

bersama-sama dengan masyarakat sebagai klien, dan masyarakat

tersebut sebagai an equal partner (bermitra dengan masyarakat

dengan kedudukan yang sama).

d. Focus on primary prevention

Pencegahan primer merupakan fokus atau diutamakan

dalam menentukan aktivitas atau intervensi yang tepat bagi

komunitas. Pencegahan primer menyangkut tindakan-tindakan

pencegahan bagi orang yang masih dalam kondisi sehat, sedangkan


pencegahan sekunder ditujukan bagi orang sakit, dan tersier

ditujukan bagi orang yang sedang dalam masa pemulihan atau

kegiatan rehabilitasi.

e. Promote a healthful environment

Perawat kesehatan masyarakat berfokus kepada strategi

yang menciptakan lingkungan sosial dan kondisi ekonomi yang

sehat dimana masyarakat perlu didorong untuk hal tersebut

f. Target all whom might benefit

Perawat kesehatan masyarakat diwajibkan mengidentifikasi

secara aktif dan meniingkatkan benefit atas pelayanan atau aktivitas

yang dilakukan untuk semua orang.

g. Promote optimum allocation of resources

Mengoptimalkan penggunaan sumber-sumber yang ada

untuk memastikan peningkatan secara menyeluruh dalam

kesehatan masyarakat adalah elemen kunci dari praktik kesehatan

masyarakat.

h. Collaborate with others in the community

Perawat kesehatn komunitas bekerja sama dengan berbagai

pihak dikomunits, termasuk dengan profesi yang lain, organisasi

dan sekelompok stakeholder adalah cara paling efektif untuk

mempromosikan dan melindungi masyarakat (Swarjana, 2016).

3. Karakteristik Keperawatan Kesehatan Komunitas


Keperawatan kesehatan komunitas ini diarahkan untuk kebutuhan

dan maslah komunitas diarahkan untuk kebutuhan dan masalah kesehatan

komunitas dan fokus terhadap komunitas dan ppulsi bersiko. Hal

terpenting kontribusinya terhadap bagaimana meningkatkan kesehatan

masyarakat. Ada beberapa elemen dalam keperawatan kesehatan

komunitas yang sangat esensial yaitu :

a. Prioritaskan terhadap pencegahan, proteksi dan strategi promosi

keshatan ksehatan daripada currative strategies

b. Pengukuran dan analisis maslaha kesehatankomunitas, termasuk

konsep epidiomologi dan biostatistik

c. Pengaruh faktor lingkungan terhadap kesehatan masyarakat

d. Prinsip yang mendasari manajemen dan organisasi kesehatan

komunitas, sebab tujuan dari public health adalah organized

community health efforts

e. Analisis kebijakan dan pembangungan masyarakat advokasi kesehatan

dan pemahaman terhadap proses politik (Swarjana, 2016).

4. Peran perawat kesehatan komunitas

Menurut CPHA, redapat beberapa peran perawat kesehatan

komunitas yang terkait dengan promosi kesehatan, pencegahan penyakit

dan luka, perlindungan kesehatan, pengawasan kesehatan, pengkajian

keehatan populasi dan kesiap siagaan dan tanggap darurat.

Peran utama perawat kesehatan komunitas memiliki peran yang

penting dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan komunitas


kepada masyarakat. Beberapa peran penting tersebut mencakup : clinician,

advocate, collaborator, consultant, counselor, eductor, researcher dan

case manager (Swarjana, 2016).

B. Peta Wilayah Kerja

1. Keadaan Geografi

Puskesmas Pakan Kamis terletak di Kecamatan Tilatang Kamang

Kabupaten Agam, berada pada ketinggian 850 meter di atas permukaan

laut dan berjarak lebih kurang 7 Km dari Kota Bukittinggi. Puskesmas

Pakan Kamis memiliki luas wilayah 76,16 km2 (± 75 % dari luas total

Kecamatan), terdiri dari dua Nagari serta 24 Jorong. Jorong terjauh dari

gedung Puskesmas yaitu Pandam Gadang Ranggomalai (PGRM) dengan

jarak ± 5,5 Km dan yang terdekat adalah Jorong Aur dengan jarak ±0,2

Km. Keseluruh wilayah kerja dapat terjangkau dengan alat transportasi

baik roda dua maupun roda empat.

Areal batas wilayah kerja Puskesmas adalah :

a. Sebelah Utara berbatas dengan wilayah kerja Puskesmas Magek

b. Sebelah selatan berbatas dengan wilayah kerja Puskesmas Kapau dan

Kota Bukittinggi

c. Sebelah timur berbatas dengan wilayah kerja Puskesmas Kapau

d. Sebelah timur berbats dengan wilayah kerja Puskesmas Kapau


2. Keadaan Demografi

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Pakan Kamis tahun

2017 adalah sebanyak 20.826 jiwa, dengan rincian sebagai berikut :

Data dasar Puskesmas Pakan Kamis

Jumlah data
NO SASARAN Laki -laki Perempuan
dasar 2014

1 Jlh Penduduk 20.826 10.027 10.799

2 Jml Bayi 350 173 177

3 Bayi (0-5) bln 171 84 87

4 Bayi (6-11) bln 170 89 90

5 Neonatus Resti 58

6 Jml Balita 1.602 827 775

Jml Anak Balita (24-59) 483 425


7
bln 908

8 Baduta (12-23) bln 344 171 173

9 Jml Apras 425 208 217

10 Jml Anak SD 2.200 1175 1054

11 Jml Anak SMP/ Sederajat 1.096 575 521

12 Jml Anak SMA /Sederajat 1.001 347 634

13 Jml Wus 4.968 - -

14 Jml Pus 3.540 - -

15 Jml Bumil 485 - -

16 Bumil Resti 99 - -

17 Jml Bulin 467 - -

18 Jml Bufas 442 - -

19 Jml Busui 885 - -


20 Jml Usia Produktif 6.775 3.254 3.521

21 Jml Prasenilis 3.308 1.589 1.717

22 Jml Lansia 1.367 601 766

23 Jml Lansia Resti 1.497 584 913

3. Mata Pencarian

Pada umumnya mata Pencaharian Penduduk di wilayah kerja

Puskesmas Pakan Kamis adalah bertani (60%), sisanya tediri dari PNS

(20%), Pedagang (10%), swasta (5%), buruh (5%). Dalam rangka

pemberian pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat, maka keadaan

dan situasi sarana/unit pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas

Pakan Kamis seperti dibawah ini:

a. 1 Unit Puskesmas

b. 5 Unit Puskesmas Pembantu,

c. 2 Unit Poskesri

d. 7 Unit Polindes

e. Jumlah Posyandu Balita : 39 Posyandu

f. Jumlah Posyandu Lansia : 39 Posyandu

Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat tersbesar di dunia

terutama bagi kelompok wanita usia subur (WUS). Anemia pada umumnya

terjadi di seluruh dunia, terutama di negara berkembang dan kelompok sosio

ekonomi rendah. Secara keseluruhan, anemia terjadi pada 45 % wanita di


negar berkembang dan 132 % pada wanita di negara maju. (Departemen Gizi

dan Kesmas UI 2011, p.214).

Menurut penelitian Ahmed et.al (2005), anemia defisiensi zat besi di

negara berkembang sekitar 80%, dikalangan perempuan India terjadi pada

usia reproduksi (15 – 45 tahun ) dari strata sosial ekonomi rendah. Pada

penelitian Sindhu et.al (2013), di Bangalore 39% dari perempuan yang

ditemukan anemia adalah 95% akibat kekurangan zat besi. Pada penelitian

Aulia (2017) di Semarang Barat, didapatkan sebanyak 56 % siswa SMP yang

mengalami anemia.

Anemia ditandai dengan rendahnya konsentrasi hemoglobon (Hb) atau

hematokrit nilai ambang batas yang disebabkan oleh rendahnya produksi sel

darah merah (eritrosit dan Hb, meningkatnya kerusakan eritrosit (hemolisis)

atau kehilangan darah yang berlebihan. Defisiensi Fe berperan besar dalam

kejadian anemia, dimana jumlah Fe yang diabsorpsi tidak memadai untuk

memenuhi kebutuhan tubuh. Oleh sebab itu, untuk mencegah dan mengoabtai

anemia, maka penentuan faktor-faktor penyebab sangat diperlukan

(Departemen Gizi dan Kesmas UI 2011, p.215).

Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang rawan menderita

anemia. Hal ini disebabkan remaja memiliki banyak kegiatan, seperti sekolah

dari pagi hingga siang hari, diteruskan dengan kegiatan ekstra kurikuler

sampai sore, belum lagi kalau ada les atau kegiatan tambahan. Hal ini

menyebabkan mereka tidak sempat makan, apalagi memikirkan komposisi


dan kandungan gizi dari makanan yang masih ke tubuh, akibatnya remaja

sering merasa kecapaian, lemas dan tidak bertenaga (Suryani 2016, p.15).

Masalah anemia pada remaja pada umumnya disebabkan karena

intake zat besi yang rendah dan muncul karena pilihan terhadap makanan

yang tidak tepat sehingga terdapat ketidakseimbangan antara konsumsi gizi

dengan kecukupan gizi yang dianjurkan. Remaja putri (10 – 19 tahun)

merupakan salah satu kelompok yang rawan menderita anemia dari pada

remaja laki-laki, karena setiap bulan mereka mengalami menstruasi. Remaja

putri juga sering melakukan diet agar tubuh tetap langsing, tetapi tidak

memperhitungkan kebutuhan tubuh akan zat gizi baik mikro maupun makro

seperti kebutuhan akan besi dan asam folat sebagai salah satu penyebab

anemia (Fajriyah dan Fitriyanto, 2016).

Hal ini menyebabkan mereka sering menjaga pola makan, frekuensi

makan atau melakukan diet yang keliru, serta tidak sarapan sebelum

berangkat ke sekolah. Hal ini sesuai dengan penelitian Kalsum dan Halim

(2016), bahwa ada perbedaan yang signifikan kejadian anemia menurut

kebiasaan sarapan pagi, dimana remaja yang tidak sarapan mempunyai risiko

dua kali untuk terkena anemia dibandingkan yang melakukan sarapan pagi.

Anemia juga disebabkan karena kurangnya asupan zat besi melalui

makanan, kehilangan zat besi basal, banyaknya zat besi yang hilang pada saat

menstruasi, penyakit malaria, dan infeksi-infeksi lain serta pengetahuan yang

kurang tentang anemia gizi besi. Rata-rata darah yang keluar saat menstruasi

16-33,2 cc. Pada wanita yang lebih tua maupun wanita dengan anemia
defisiensi zat besi jumlah darah haid yang dikeluarkan lebih banyak

(Winkjosastro 2010; Lestari, 2015). Sesuai dengan penelitian Siswanto dan

Widyati (2016), bahwa 61,5 % remaja putri mengalami anemia, dan 54,1 %

memperoleh asupan zat besi kurang .

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi anemia

pada remaja putri adalah melalui pemberian tablet tambah darah (TTD)

dengan dosis 1 (satu) tablet per minggu sepanjang tahun. Pemberian tablet

tambah darah dilakukan untuk remaja putri usia 12 – 18 tahun, dengan

menentukan hari minum TTD bersama setiap minggunya sesuai kesepakatan

di wilayah masing-masing (Kemenkes RI, 2016).

Zat besi merupakan mineral yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk

sel darah merah (hemoglobin), berperan sebagai salah satu komponen dalam

membentuk mioglobin (protein yang membawa oksigen ke otot), kolagen

(protein yang terdapat pada tulang, tulang rawan dan jaringan penyambung

serta enzim. Zat besi juga berfungsi dalam sistem pertahanan tubuh

(Kemenkes RI 2015, p.90). Pemberian tablet besi pada kelompok remaja usia

Sekolah Menengah Atas, yang mendekati masa perkawinannya, akan berguna

untuk mempersiapkan masa kehamilannya selain bermanfaat untuk

meningkatkan prestasi belajar mereka (Ahmadi, 2016).

Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian Fikawati (2011) yang

dilakukan terhadap siswi penderita anemia yang sudah menstruasi di SLTP

Kota Tangerang. Hasil penelitian diketahui Rata-rata kenaikan kadar Hb siswi

yang diberikan suplementasi 1 kali per minggu adalah sebesar 2,20 g/dl

sedangkan yang diberikan suplementasi 2 kali per minggu sebesar 2,28 g/dl.
Pada penelitian Puspitasari (2015) tentang Pengaruh Pemberian Suplemen

Besi Saat Menstruasi Terhadap Peningkatan Kadar Haemoglobin Pada

Remaja Di SMUN I Bantul Yogyakarta, diketahui bahwa Pemberian

suplemen besi saat menstruasi dan setiap minggu sekali dapat meningkatkan

kadar haemoglobin pada remaja di SMUN 1 Bantul Yogyakarta (p = 0,002).

Puskesmas Pakan Kamis telah melakukan pemeriksaan Hb terhadap

SMA sejak tahun 2011. Pemeriksaan Hb ini bertujuan untuk melihat berapa

persentase anemia serta pola konsumsi gizi secara umum pada SMA.

Pemeriksaan Hb dilakukan pada semua siswa SMA. Pada tahun 2016

didapatkan sebanyak 41,1 % siswa mengalami anemia, dan tahun 2017

terdapat 29,4 % siswa mengalami anemia (Puskesmas Pakan Kamis, 2017).

B. Tujuan

Tjuan Umum

Melakukan pengabdian masyarakat di SMA Negeri 2 Tilatang Kamang

dengan kegiatan penyuluhan anemia kepada mahasiswi IPA dan IPS yang

mengalami anemia

Tujuan Khusus

1. Siswi mampu memahami tentang penyluhan yang dilakukan

2. Siswi mampu mempraktekkkan sesuai dengan yang diberikan penyuluhan


C. Manfaat

Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan masukan kepustakaan dan sumber referensi bagi mahasiswa

Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Fort de Kock Bukittinggi.

Bagi Sekolah

Hasil yang diharapkan menjadi informasi dan masukan bagi pihak sekolah

tentang upaya yang dapat dilakukan dalam rangka menurunkan angka

anemia pada remaja.

Bagi Puskesmas

Sebagai sumber informasi dan masukan bagi pihak Puskesmas dalam

menyusun program pencegahan anemia pada remaja.

Bagi Partisipan (Remaja)

Agar dapat lebih memahami faktor risiko anemia dan upaya yang dapat

dilakukan untuk mencegah terjadinya anemia, sehingga tidak ada

hambatan dalam penurunan angka anemia pada remaja.

D. Bentuk Kegiatan

Penyuluhan Anemia pada siswi Putri SMA Negeri 2 Tilatang Kamang

E. Tempat Kegiatan

SMA negeri 2 Tilatang Kamang

F. Waktu Kegiatan

Tanggal : 4 Januari 2019

Tempat : SMA Negeri 2 Tilatang Kamang

G. Materi Pelaksanaan dalam kegiatan ( Terlampir)


BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Evaluasi Struktur

Berdasarkan hasil penyuluhan Anemia di SMA N 2 Tilatang Kamang

Kabupaten Agam yang diadakan pada hari Jumat tanggal 4 Januari 2019

didapatkan hasil:

a. 85% siswa SMA N 2 Tilatang Kamang Kabupaten Agam mengikuti

acara.

b. Tempat pelaksanaan penyuluhan Anemia dilaksanakan di

Laboratorium Kimia SMA N 2 Tilatang Kamang yang dibutuhkan

untuk kegiatan penyuluhan yaitu LCD, laptop, leaflet, slide, dan absen

untuk siswa serta mahasiswa STIKes Fort De Kock (Tim Penyuluh)

yang hadir pada penyuluhan. Selama pelaksanaan penyuluhan Anemia,

semua mahasiswa sudah melaksanakan tugas dan perannya masing-

masing yaitu sebagai moderator, presenter, Observer, Fasilitator

dengan baik dari awal sampai akhir.

2. Evaluasi Proses

a. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan Anemia sesuai dengan perencanaan

yaitu jam 09.00 WIB.

Adapun susunan acara penyuluhan Anemia di SMA N 2 Tilatang

Kamang Kabupaten Agam, yaitu sbb:


- Pembukaan acara oleh moderator yaitu Niko Astuti

- Penyampaian materi oleh Ruqowiyah Tanjung

- Diskusi dan Tanya Jawab

- Penutup

b. Selama pelaksanaan penyuluhan Anemia 85% siswa yang menghadiri

penyuluhan mengikuti jalannya penyuluhan dari awal sampai akhir.

c. Selama pelaksanaan penyuluhan Anemia siswa SMA N 2 Tilatang

Kamang berperan aktif dalam mengikuti acara serta bersemangat saat

acara berlangsung.

d. Siswa yang hadir memperhatikan saat presenter menyampaikan materi.

e. Siswa berperan aktif saat jalannya penyuluhan.

f. Siswa dapat mengulangi apa itu Anemia

g. Siswa yang dapat menjawab pertanyaan diberikan hadiah (doorprize)

h. Selama penyuluhan berlangsung tidak ada siswa yang keluar masuk.

3. Evaluasi Hasil

a. Setelah dilakukan penyuluhan siswa mampu menyebutkan pengertian

Anemia

b. Setelah dilakukan penyuluhan siswa mampu menyebutkan penyebab

Anemia
c. Setelah dilakukan penyuluhan siswa mampu menyebutkan tanda dan

gejala

d. Setelah dilakukan penyuluhan siswa mampu menyebutkan orang yang

beresiko terkena anemia

e. Setelah dilakukan penyuluhan siswa mampu menyebutkan pencegahan

anemia

f. Setelah dilakukan penyuluhan siswa mampu menyebutkan pengobatan

anemia

g. Setelah dilakukan penyuluhan siswa mampu menyebutkan bahaya

anemia

h. Setelah dilakukan penyuluhan siswa mampu menyebutkan makanan

yang dianjurkan dan tidak dianjurkan


BAB III

A. Analisa Swot

1. Strengths ( kekuatan/ kelebihan)

- Tersedianya sarana untuk memenuhi kebutuhan siswi dalampenyulhan anemia

- Tersedianya sarana prasarana di sekolah

- Adanya dukungan dari pihak sekolah dalam penyuluhan anemia

2. Weaknesses ( kelemahan/ kekurangan)

- Siswi belum ada minum obat TTD sampai sekrang

- Belum optimalnya fungsi pelayanan kesehatan.

- Kurangnya kepedulian teman sebaya.

3. Opportunities ( Peluang/ Kesempatan)

- Adanya partisipasi dan dukungan teman sebaya.

- Adanya dukungan sekolah.

- Adanya pelayanan kesehatan yang bersedia berkerja sama.

- Kebutuhan remaja terhadap informasi.

4. Threats ( Ancaman)

- Perilaku dan budaya remaja yang kurang mendukung program pelayanan

kesehehatan.

- Belum memiliki dukungan dari sesama teman sebaya.

- Image sebagian remaja bahwa sekolah tidak menjanjikan jaminan kesehatan.

- Remaja putri takut gemuk jika mkan sesuai dengan porsi yang seimbang
BAB IV
Kesimpulan

1. Setelah dilaksankan penyuluhan anemia di SMA N 2 Tilatang kamang


didapatkan disekolah tersebut sekitar 20 orang remaja putri yang
mengikuti penyuluhan anemia dan laki-laki terdapat 1 orang
2. Tingkat pengetahuan remaja putri baik dalam penerimaan kegiatan
penyuluhan yang dilakukan di SMA N 2 tilatang Kamang hal ini dapat
dilihat dari antusias dari siswi yang aktif bertanya dan menjawab
pertanyaan yang diberikan.

Rekomendasi
1. Diharapkan kepada pihak sekolah tetap antusias dalam penerimaan
penyuluha yang diberikan kepada siswi yang mengalami anemia
2. Membentuk teman sebaya dalam pencegahan terjadinya anemia dan
melaporkan kepada pihak sekolah terutama Guru UKS
3. Bagi puskesmas diharapakan memberikan tablet TTD dan juga melakukan
monitoring evaluasi setelah diberikan tablet TTD kepada siswi
Lampiran 1

PRE-PLANNING
PENYULUHAN ANEMIA PADA REMAJA (SEKOLAH MENENGAH
ATAS)

A. Latar belakang

Anemia adalah suatu kondisi tubuh yang terjadi ketika sel dah

merah dan hemoglobin yang sehat dalam darah berada dibawah nilai

normal. Kadar hemoglobin normal umumnya berbeda antara laki-laki dan

perempuan. Untuk pria, anemia biasanya didefinisikan sebagai kadar

hemoglobin kurang dari 13,5 gram/100ml dan pada wanita sebagai

hemoglobin kurang dari 12,0 gram/100ml.

Anemia menggambarkan kondisi dimana jumlah sel darah merah dalam

darah rendah.

Darah terdiri dari dua bagian, sebuah bagian cair yang disebut

plasma dan sebagian yang padat disebut sel darah. Salah satu tipe yang

paling penting dan jenis sel yang paling banyak adalah sel darah

merah.jenis sel lainnya adalah sel-sel darah putih dan trombosit. Tujuan

dari sel darah merah adalah untuk mengantarkan oksigen dari paru-paru ke

bagian lain dari tubuh.

Di Amerika Serikat, orang yang mengalami anemia sebanyak 2 %

sampai 10 %. Negara-negara lain memiliki tingkat anemia lebih tinggi.

Pada perempuan muda terdapat dua kali lebih mungkin untuk mengalami
anemia dibandingkan laki-laki muda karena pendarahan menstruasi yang

teratur.

Sesuai data yang diperoleh dari puskesmas pakan kamis bahwa

diantara 659 remaja putri yang mendapatkan tablet Fe, terdapat 197 orang

( 29,9 % ) yang masih mengalami anemia.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum.

Setelah diberikan penyuluhan selama 60 menit remaja dapat

memahami tentang Anemia

2. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan, remaja mampu menjelaskan:

a. Definisi Anemia

b. Penyebab Anemia

c. Tanda dan Gejala Anemia

d. Jenis-jenis Anemia

e. Orang yang beresiko terkena anemia

f. Komplikasi anemia

g. Pencegahan Anemia

h. Pengobatan Anemia

i. Makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan

C. Pelaksanaan Kegiatan

1. Materi ( Terlampir )

a. Pengertian anemia

b. Penyebab anemia
c. Tanda dan gejala anemia

d. Jenis – jenis anemia

e. Orang yang beresiko terkena anemia

f. Komplikasi anemia

g. Pencegahan anemia

h. Pengobatan anemia

i. Makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan

2. Sasaran

Sasaran pada penyuluhan ini adalah Siswi SMA yang mengalami

Anemia

3. Metode

a. Ceramah

b. Diskusi

c. Tanya jawab

4. Media

a. Leaflet

b. LCD

c. Laptop

d. Power Point

5. Waktu dan Tempat

Hari / tanggal : Jum’at, 4 Januari 2019

Waktu : 08.00 s/d 08.45 WIB

Tempat : SMA N 2 Tilatang Kamang

6. Pengorganisasia
Moderator : Niko Astuti

Penyaji : Ruqowiyah Tanjung

Fasilitator : Dewi Oktaviyanti

Sinta Purnama Sari

Meilia Fitri

Poppy Siska Dona

Yuristya Eka Putri

Sri Wahyuni Permata Sari

Observer : Indah Permana Sari

7. Setting Tempat

Keterangan

: Pembimbing : Fasilitator

: Presenter : Peserta
: Penyaji : Observer

D. Kegiatan Penyuluhan

No Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran Waktu

1 Pembukaan 5 menit

 Moderator memberikan salam  Menjawab salam

 Mendengar dan

 Moderator memperkenalkan anggota memperhatikan

penyuluh  Mendengar dan

 Moderator menjelaskan tentang topic memperhatikan

penyuluhan  Mendengar dan

 Moderator membuat kontrak memperhatikan

 Mendengardanm

 Moderator menjelaskan tujuan emperhatikan

penyuluhan

2 Pelaksanaan 30 menit

 Menggali pengetahuan peserta  Mengemukakan

tentang pengertian Anemia pendapat

 Memberikan reinforcement dan  Mendengar dan

meluruskan konsep memperhatikan

 Menjelaskan tentang pengertian  Mendengar dan

Anemia memperhatikan
 Menggali pengetahuan peserta  Mengemukakan

tentang Penyebab Anemia pendapat

 Memberikan reinforcement dan  Mendengar dan

meluruskan konsep memperhatikan

 Menjelaskan tentang Penyebab  Mendengar dan

Anemia memperhatikan

 Menggali pengetahuan peserta  Mengemukakan

tentang tanda dan gejala anemia pendapat

 Memberikan reinforcement dan  Mendengar dan

meluruskan konsep memperhatikan

 Menjelaskan tentang Tanda dan  Mendengar dan

Gejala Anemia memperhatikan

 Menggali pengetahuan peserta  Mengemukakan

tentang jenis – jenis anemia pendapat

 Memberikan reinforcement dan  Mendengar dan

meluruskan konsep memperhatikan

 Menjelaskan tentang jenis – jenis  Mendengar dan

anemia memperhatikan

 Menggali pengetahuan peserta  Mengemukakan

tentang orang yang beresiko terkena pendapat

anemia

 Memberikan reinforcement dan  Mendengar dan

meluruskan konsep memperhatikan

 Menjelaskan tentang Orang yang  Mendengar dan


beresiko terkena anemia memperhatikan

 Menggali pengetahuan peserta  Mengemukakan

tentang komplikasi anemia pendapat

 Memberikan reinforement dan  Mendengar dan

meluruskan konsep memperhatikan

 Menjelaskan tentang komplikasi  Mendengar dan

anemia memperhatikan

 Menggali pengetahuan peserta  Mengemukakan

tentang pencegahan anemia pendapat

 Memberikan reinforcement dan  Mendengar dan

meluruskan konsep memperhatikan

 Menjelaskan tentang pencegahan  Mendengar dan

anemia memperhatikan

 Menggali pengetahuan peserta  Mengemukakan

tentang pengobatan anemia pendapat

 Memberikan reinforcement dan  Mendengar dan

meluruskan konsep memperhatikan

 Menjelaskan tentang pengobatan  Mendengar dan

anemia memperhatikan

 Menggali pengetahuan peserta  Mengemukakan

tentang makanan yang dianjurkan pendapat

dan tidak dianjurkan

 Memberikan reinforcement dan  Mendengar dan

meluruskan konsep memperhatikan


 Menjelaskan tentang makanan yang  Mendengar dan

dianjurkan dan tidak dianjurkan memperhatikan

3 Penutup 10 Menit

 Penyaji menyimpulkan materi  Bersama penyaji

menyimpulkan

materi

 Penyaji mengadakan evaluasi tentang  Menjawab

materi yang disampaikan pertanyaan

 Moderator menyimpulkan hasil diskusi  Mendengar dan

memperhatikan

 Moderator memberikan salam  Menjawab salam

E. Evaluasi

1. Struktur

 Kelompok penyuluh dan keluarga masyarakat pada posisi yang

sudah direncanakan

 60 %peserta penyuluhan menghadiri penyuluhan

 Tempat dan alat tersediasesuai perencanaan

 Pre Planning telah disetujui

 Leaflet telah tersedia

 peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan

2. Proses

 Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan

 Siswi SMA dapat mengikuti acara atau kegiatan penyuluhan sampai

selesai
 Siswi SMA berperan aktif selama kegiatan berjalan

3. Hasil

 minimal 60%yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan

pengertian Anemia

 minimal 60 %yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan 6 dari

11 Penyebab Anemia

 minimal 60 %yang mengikuti penyuluhan mampu menyebutkan 4

dari 6 Tanda dan Gejala

 minimal 60 %yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan 3 dari

5 Orang yang beresiko terkena anemia

 minimal 60% yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan 4 dari

6 pencegahan anemia

 minimal 60% yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan 4 dari

7 pengobatan anemia

 minimal 60% yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan 5 dari

9 bahaya anemia

 minimal 60% yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan 4 dari

7 makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan

F. Uraian tugas

1. Moderator

a. Pada acara pembukaan

 Memberi salam

 Menjelaskan tujuan penyuluhan

b. Kegiatan inti
c. Pada acara penutup

2. Penyuluh

a. Memberikan penyuluhan padapeserta

b. Melakukan evaluasi

3. Fasilitator

a. Memotivasi peserta agar berperan aktif

b. Membuat absensi penyuluhan

c. Mengantisipasi suasana yang dapat menganggu kegiatan

penyuluhan

4. Observer

a. Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir

b. Membuat laporan penyuluhanyang telah dilaksanakan


Lampiran 1

MATERI PENYULUHAN ANEMIA

PADA REMAJA (SEKOLAH MENENGAH ATAS)

A. Pengertian

Anemia merupakan keadaan di mana masa eritrosit dan atau masa

hemoglobin yang beredar tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan

oksigen bagi jaringan tubuh (Handayani dan Haribowo, 2008)

Anemia dapat didefinisikan sebagai nilai hemoglobin, hematokrit,

atau jumlah eritrosit per milimeter kubik lebih rendah dari normal

(Dallman dan Mentzer, 2006)

Menurut Ahmad Syafiq, dkk (2008) Anemia didefinisikan sebagai

keadaan di mana level Hb rendah karena kondisi patologis.Menurut Anie

Kurniawan, dkk (1998) Anemia adalah suatu penyakit di mana kadar

hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal.

Anemia adalah suatu kondisi tubuh yang terjadi ketika sel darah

merah dan hemoglobin yang sehat dalam darah berada dibawah nilai

normal. Kadar hemoglobin normal umumnya berbeda antara laki-laki dan

perempuan. Untuk pria, anemia biasanya didefinisikan sebagai kadar

hemoglobin kurang dari 13,5 gram/100ml dan pada wanita sebagai

hemoglobin kurang dari 12,0 gram/100ml. Anemia umumnya terjadi pada

wanita dan remaja putri.

B. Penyebab
Anemia umum nya disebabkan oleh perdarahan kronik. Gizi yang

buruk atau gangguan penyerapan nutrisi oleh usus juga dapat

menyebabkan seseorang mengalami kekurangan darah.

Wanita lebih mudah terkena anemia dikarenakan wanita

membutuhkan dua kali lebih banyak zat besi dari pada pria karena wanita

mengalami haid setiap bulannya dan akan kehilangan darah pada saat

melahirkan. Wanita juga umumnya kurang mengkonsumsi makanan yang

mengandung zat besi seperti daging, ikan, hati, tempe, sayuran berwarna

hijau tua, kacang-kacangan serta buah. Zat besi sangat dibutuhkan didalam

tubuh untuk memproduksi darah didalam tubuh.

Penyebab anemia adalah :

1. Kekurangan zat besi yang terdapat dalam makanan,baik jumlah total

maupun kualitasnya

2. Gangguan absorspi besi

3. Kebutuhan zat besi yang tinggi

4. Kehilangan darah menahun

5. Usia

6. Status gizi antropometri

7. Menstruasi

8. Riwayat penyakit

9. Perilaku hidup bersih dan sehat

10. Aktivitas fisik

11. Konsumsi lauk hewani dan lauk nabati

12. Konsumsi sayuran dan buah buahan


C. Tanda dan Gejala

Gejala yang sering kali muncul pada penderita anemia di antaranya:

 Lemah ,letih,lesu ,mudah lelah dan lunglai.

 Wajah tampak pucat.

 Mata berkunang-kunang.

 Sulit berkosentrasi dan mudah lupa.

 Sering sakit.

 Pada bayi dan batita biasanya terdapat gejala seperti kulit pucat atau

berkurangnya warna merah muda pada bibir dan bawah

kuku.Perubahan ini dapat terjadi perlahan-lahan sehingga sulit

disadari.

 Jika anemia disebabkan penghancuran berlebihan dari sel darah merah

,makaterdapat gejala lain seperyi jaundice,warna kuning pada bagian

putih mata ,pembesaran limpa dan warna urin seperti teh.

D. Jenis – Jenis Anemia

1. Anemia Defisiensi zat besi

Anemia yang paling banyak terjadi adalah anemia akibat

kurangnya zat besi . Zat besi merupakan bagian dari molekul

hemoglobin.Oleh sebab itu , ketika tubuh kekurangan zat besi ,

produksi hemoglobin akan menurun. Meskipun demikian , penurunan

hemoglobin sebetulnya baru akan terjadi jika cadangan zat besi (Fe)
dsala tubuh sudah benar-benar habis .Kurangnya zat besi dalam tubuh

bisa disebabkan banyak hal .Kekurangan zat besi pada bayi mungkin

disebabkan prematuritas, atau bayi tersebut lahir dari seorang ibu yang

menderita kekurangan zat besi.Pada anak-anak mungkin disebabkan

oleh asupan makanan yang kurang mengandung zat besi . Sedabgkan

pada orang dewasa , kurangnya zat besi pada prinsipnya hampir selalu

disebabkan oleh pendaraah menahun atau berulang-ulang yang bisa

berasal dari semua bagian tubuh.

Faktor resiko terjadinya anemia memang lebih besar pada

perempuan di bandingkan kaum pria .cadangan besi dalam tubuh

perempuan lebih sedikit daripada pria ,sedangkan kebutuhan

perharinya justru lebih tinggin .setiap harinya seorang wanita akan

kehilangan sekitar 1-2 mg zat besi melalui ekskresi secara normal

.pada saat mentruasi ,kehilangan zat besi bisa bartambah hingga 1 mg

lagi.

Kebutuhan zat besi pada wanita juga meningkat pada saat hamil

dan melahirkan .ketika hamil seorang ibu di tuntut untuk memenuhi

kebutuhan zat besi untuk dirinya,tetapi juga harus memenuhi

kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janinya.selain itu ,pendarahan

saat melahirkan juga dapat menyebabkan seorang ibu kehilangan

banyak zat besi.

2. Anemia Defisiensi Vitamin C

Anemia karena kekurangan vitamin c adalah sejenis anemia yang

jarang terjadi,yang disebabkan oleh kekurangan vitamin c yang berat


dalam jangka waktu lama. Penyebab kekurangan vitamin c biasanya

adalah kurangnya asupan vitamin c dalam makanan sehari hari.

Salah satu fungsi vitamin c adalah membantu menyeret zat

besi,sehingga jika terjadi kekurangan vitamin c ,maka jumlah zat besi

yang diserap akan berkurang dan bisa terjadi anemia. Untuk

mendiagnosa penyakit ini dilakukan pengukuran kadar vitamin c

dalam darah. Pada anemia jenis ini sum-sum tulang menghasilkan sel

darah merah berukuran kecil.

3. Anemia Makrositik

Jenis anemia ini disebabkan karena tubuh kekurangan vitamin B12

atau asam folat. Anemia ini memiliki ciri sel-sel darah abnormal dan

berukuran besar (Makrositer) dengan kadar hemoglobin per eritrosit

yang normal atau lebih tinggi (hiperkrom) dan MCV tinggi. MCV

atau Mean Corpuscular Volume merupakan salah satu karakteristik sel

darah merah. Sekitar 90% anemia makrositik yang terjadi adalah

anemia pernisiosa.

Selain menggangu proses pembentukan sel darah merah

kekurangan vitamin b12 juga mempengaruhi sistem saraf,sehingga

penderita anemia ini akan merasakan kesemutan ditangan dan kaki

,tungkai dan kaki,dan tangan seolah mati rasa,serta kaki dalam

bergerak.gejala lain yang dapat terlihat diantaranya adalah buta warna

tertentu,termasuk warna kuning dan biru,luka terbuka dilidah atau

lidah seperti terbakar,penurunan berat badan,warna kulit menjadi lebih

gelap,linglung,depresi,penurunan fungsi intelektual.


Biasanya kekurangan vitamiin b12 terdiagnosis pada pemeriksaan

darah rutin untuk anemia.pada contoh darah yang diperiksadibawah

mikroskop ,tampak selah merah berukuran besar .juga dapat dilihat

perubahan sel darah putih dan trombosit,terutama jika penderita

anemia dalam jangka waktu yang lama.jiika diduga terjadi kekurangan

,maka dilakukan pengukuran kadar vitamin b12 dalam darah.

4. Anemia Hemolitik

Anemia hemolitik terjadi bila sel darah merah dihancurkan jauh

lebih cepatdari normal.umur sel darah merah normalnya 120 hari

.pada anemia hemolitik,umur sel darah merah lebih pendek sehingga

sumsum tulang penghasil sel darah merah tidak dapat memenuhi

kebutuhan tubuh akan sel darah merah.

5. Anemia Sel Sabit

Anemia sel sabit (sickle cell anemia) adalah suatu penyakit

keturunan yang ditandai dengan sel darah merah yang berbentuk sabit

,kaku ,dan anemia hemolitik kronik.pada penyakit sel sabit,sel darah

merah memiliki hemoglobin(prootein pengangkut oksigen) yang

bentuknya abnormal,sehingga mengurangi jumlah oksigen dalam sel

dan menyebabkan bentuk sel menjadi seperti sabit.sel yang berbentuk

sabit akan menyumbat dan merusak pembuluh darah terkecil dalam

limpa ,ginjal,otak,tulang,dan organ lainnya ,dan menyebabkan

kurangnya pasokan oksigen ke organ tersebut.sel sabit ini rapuh dan

akan pecah pada saat melewati pembuluh darah,kerusakan organ

,bahkan sampai pada kematian.


6. Anemia Aplastik

Merupakan jenis anemia yang berbahaya, karena dapat mengancam

jiwa. Anemia aplastik terjadi bila” pabrik”(sumsum tulang

)pembuatan darah merah terganggu .Pada anemia aplastik ,terjadi

penurunan produksi sel darah (eritrosit, leukosit dan

trombosit).Anemia aplastik disebabkan oleh bahan kimia ,obat-obatan

,virus dan terkait dengan penyakit-penyakit yang lain.

E. Orang yang beresiko terkena anemia

1. Ibu Hamil

Anemia bisa muncul selama kehamilan karena rendahnya tingkat zat

besi, asam folat, dan protein. Anemia juga bisa muncul sebagai akibat

dari perubahan dalam darah. Selama 6 bulan pertama kehamilan,

cairan darah (plasma darah) meningkat lebih cepat dibandingkan

dengan jumlah sel darah merah. Perubahan ini memberi efek

mencairkan darah dan dapat menyebabkan anemia. Selain itu, menurut

Dr Santoso, kondisi ibu hamil yang sering mual dan muntah juga

memberikan risiko anemia. Untuk mencegah kejadian buruk ini, ibu

hamil disarankan untuk banyak memakan pisang.

2. Bayi

Selama tahun pertama kehidupan, sebagian bayi berisiko terkena

anemia karena kekurangan zat besi. Bayi-bayi ini termasuk mereka

yang lahir prematur dan bayi yang tidak diberikan makanan

pendamping ASI cukup zat besi.

3. Perempuan Usia Subur


Perempuan usia subur berisiko tinggi terkena anemia karena mereka

kehilangan banyak darah saat melalui periode menstruasi, khususnya

saat menstruasi hari pertama.

Untuk mengurangi risiko anemia saat periode menstruasi, dianjurkan

para perempuan untuk mencukup asupan zat besi melalui makanan dan

rutin berolahraga ringan. Makanan yang kaya akan kandungan zat besi

antara lain, seperti bayam, kacang kedelai, tahu, buncis atau kacang

panjang. Rekomendasi umum asupan zat besi setiap harinya bagi

wanita usia 18-50 tahun adalah sebanyak 18 mg.

4. Vegetarian

Menurut Dr Santoso, vegetarian bisa rawan anemia sebab hanya

mengonsumsi makanan tertentu. Nah, kalau Anda seorang vegetarian,

ada baiknya meningkatkan asupan makanan seperti kacang polong

hijau, kacang tanah, kedelai, dan sayuran hijau. Selain itu, bisa juga

mengonsumsi zat besi lewat suplemen.

Namun, walaupun sudah banyak mengonsumsi makanan yang

mengandung zat besi, perbanyak juga konsumsi pangan sumber

vitamin C, seperti jeruk, tomat, mangga, dan stroberi yang dapat

mempercepat penyerapan zat besi.

5. Orang Pengidap Cacingan

Kehilangan darah yang terjadi pada infeksi kecacingan dapat

disebabkan oleh adanya lesi pada dinding usus karena dikonsumsi oleh

cacing itu sendiri. Perdarahan itu terjadi akibat proses penghisapan

aktif oleh cacing dan juga akibat perembesan darah disekitar tempat
hisapan. Untuk mencegah anemia pada pengidap kecacingan, maka

jumlah zat besi yang ada dalam makanan harus lebih tinggi. Beberapa

makanan yang bisa Anda pilih diantaranya tiram, udang, hati sapi,

daging, telur, susu, kacang polong hijau, kacang tanah, kedelai, dan

sayuran hijau

F. Komplikasi

1. Anak menjadi kurang cerdas

2. Semangat belajar menurun

3. Mudah terserang penyakit

4. Pertumbuhan tubuh terhambat

5. Kerusakan mata

6. Gagal ginjal

7. Gagal jantung

8. Mual muntah

9. Sakit perut kronis

G. Pencegahan

Menurut Almatzier (2011). Cara mencegah dan mengobati anemia adalah :

1. Meningkatkan konsumsi makanan bergizi

a. Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan

makanan hewani ( daging, ikan, ayam, hati, telur) dan bahan

makanan nabati ( sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan,

tempe).

b. Makan sayur-sayuran dan buah buahan yang banyak mengandung

vitamin C ( daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat,


jeruk, nanas) sangat bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan

zat besi dalam usus.

2. Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum Tablet

Tambah Darah (TTD).

Tablet Tambah Darah adalah tablet besi folat yang setiap tablet

mengandung 200

mg Fero Sulfat atau 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat.

H. Pengobatan Anemia

Pengobatan anemia tergantung jenisnya

1. Anemia kekurangan zat besi.

Bentuk anemia ini diobati dengan suplemen zat besi, yang mungkin

Anda harus minum selama beberapa bulan atau lebih. Jika penyebab

kekurangan zat besi kehilangan darah - selain dari haid - sumber

perdarahan harus diketahui dan dihentikan. Hal ini mungkin

melibatkan operasi.

2. Anemia kekurangan vitamin.

Anemia pernisiosa diobati dengan suntikan - yang seringkali suntikan

seumur hidup - vitamin B-12. Anemia karena kekurangan asam folat

diobati dengan suplemen asam folat.

3. Anemia penyakit kronis. Tidak ada pengobatan khusus untuk anemia

jenis ini. Suplemen zat besi dan vitamin umumnya tidak membantu

jenis anemia ini . Namun, jika gejala menjadi parah, transfusi darah

atau suntikan eritropoietin sintetis, hormon yang biasanya dihasilkan


oleh ginjal, dapat membantu merangsang produksi sel darah merah

dan mengurangi kelelahan.

4. Aplastic anemi

Pengobatan untuk anemia ini dapat mencakup transfusi darah untuk

meningkatkan kadar sel darah merah. Anda mungkin memerlukan

transplantasi sumsum tulang jika sumsum tulang Anda berpenyakit

dan tidak dapat membuat sel-sel darah sehat. Anda mungkin perlu

obat penekan kekebalan tubuh untuk mengurangi sistem kekebalan

tubuh Anda dan memberikan kesempatan sumsum tulang

ditransplantasikan berespon untuk mulai berfungsi lagi.

5. Anemia terkait dengan penyakit sumsum tulang.

Pengobatan berbagai penyakit dapat berkisar dari obat yang sederhana

hingga kemoterapi untuk transplantasi sumsum tulang.

6. Anemias hemolitik.

Mengelola anemia hemolitik termasuk menghindari obat-obatan

tertentu, mengobati infeksi terkait dan menggunakan obat-obatan yang

menekan sistem kekebalan Anda, yang dapat menyerang sel-sel darah

merah. Pengobatan singkat dengan steroid, obat penekan kekebalan

atau gamma globulin dapat membantu menekan sistem kekebalan

tubuh menyerang sel-sel darah merah.

7. Sickle cell anemia.

Pengobatan untuk anemia ini dapat mencakup pemberian oksigen,

obat menghilangkan rasa sakit, baik oral dan cairan infus untuk

mengurangi rasa sakit dan mencegah komplikasi. Dokter juga


biasanya menggunakan transfusi darah, suplemen asam folat dan

antibiotik. Sebuah obat kanker yang disebut hidroksiurea (Droxia,

Hydrea) juga digunakan untuk mengobati anemia sel sabit pada orang

dewasa

I. Makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan

a. Makanan yang dianjurkan

1. Sayuran berwarna hijau( daun katu, daun singkong, sawi, daun

kangkung dan bayam )

2. Makanan hewani (ikan, hati ayam, daging)

3. Kacang-kacangan.

b. Makanan yang tidak dianjurkan

1. Hindari konsumsi makanan yang mengandung gula berlebih

2. Hindari makanan dan minuman yang mengandung kafein

3. Hindari juga konsumsi alkohol dan minuman bersoda dan

berkarbonasi

4. Hindari konsumsi mie instan

Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai