Anda di halaman 1dari 1

Majelis Kehormatan Etik Keperawatan (MKEK) Jawa Timur, menyatakan bahwa mantan

perawat Rumah Sakit National Hospital Surabaya, berinisia ZA, tidak melanggar kode etik
keperawatan  “ZA mengerjakan sesuai Standar Operating Prosedur (SOP). Artinya, ZA tidak
melakukan pelecehan seksual kepada pasiennya,” kata kuasa hukum ZA, Ma’ruf Syah, kepada

Sebelumnya, ZA ditetapkan sebagai tersangka oleh Polrestabes Surabaya dalam kasus dugaan
pelecehan seksual terhadap pasien yang sedang tidak sadar setelah menjalani operasi kandungan.

Perawat ini terancam pasal 290 KUHP tentang pelecehan seksual kepada seseorang dalam
keadaan tidak sadar dengan ancaman hukuman 7 tahun penjara.

Berdasarkan hasil audit internal MKEK Jatim tersebut, Forum STOVIA Joglo Semar (Forum
dokter), keluarga perawat ZA, pengacara hukum dan PPNI menghadap Kapolda Jawa Timur,
Senin (5/2) kemarin, menyampaikan bahwa ZA akan mencabut berita acara pemeriksaan (BAP)
yang dilakukan di Polrestabes Surabaya.

Menurut Ma’ruf, ZA juga akan mengubah pernyataan BAP yang semula mengakui melakukan
pelecehan menjadi bahwa apa yang dilakukannya hanya melepas sadapan EKG sesuai SOP dan
tidak sreng. Sreng yang dimaksud adalah terangsang.

Kasus ini mencuat setelah akun Twitter @Michael24007966, pada Rabu (24/1) lalu mengunggah
sebuah video yang memerlihatkan seorang pasien menangis. Pasien itu mengatakan jika dirinya
menjadi korban pelecehan dari petugas rumah sakit.

Dalam video berdurasi 52 detik itu, seorang pasien tersebut terlihat duduk di atas ranjang tengah
menangis, ditenangkan oleh dua wanita di sampingnya. Pasien menyebut jika pelaku memegang
bagian dada korban hingga beberapa kali.

Anda mungkin juga menyukai