Anda di halaman 1dari 3

Selfie" di Depan Pasien yang Sekarat, 2 Perawat

Diberi Sanksi Kompas.com - 25/07/2017, 11:24 WIB

KOMPAS.com - Aksi tidak terpuji yang dilakukan dua perawat Puskesmas Blega, Kabupaten

Bangkalan, dengan berfoto selfie di depan pasien yang sedang sekarat dengan luka berlumur

darah.  Akhirnya Dinas Kesehatan Bangkalan pun menjatuhkan sanksi kepada dua perawat itu,

dengan memindahkan mereka ke Dinas Kesehatan sebagai staf bagian umum dan

kepegawaian. Kepala Dinkes Bangkalan, Muzakki kepada Kompas.com mengatakan, dua

perawat tersebut sudah dimintai klarifikasi terkait dengan aksi selfie di depan pasien sekarat.

Mereka mengaku hal itu dilakukan mereka secara spontan karena diajak oleh temannya yang

menemani pasien. "Perawat tersebut diajak temannya berfoto selfie, jadi itu dilakukan tanpa

sengaja," kata Muzakki. Dia menyebutkan, meski pun tindakan perawat tersebut tanpa

disengaja, sanksi tetap diberikan. Sanksi tersebut untuk memberikan efek jera kepada Aparatur

Sipil Negara (ASN) maupun yang bukan ASN agar tidak melakukan tindakan serupa yang bisa

mencederai nama baik instansi pemerintah. Apalagi ASN yang bertugas di pelayanan umum.

"Secara moral tindakan perawat itu salah meskipun tidak disengaja.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""Selfie" di Depan Pasien yang Sekarat, 2

Perawat Diberi Sanksi.


Dokter-Pasien Ditangkap Terkait Aborsi di Jakpus, Ini Peran 17

Tersangka

Polisi menangkap dokter-pasien terkait kasus aborsi ilegal di Senen, Jakpus. (Yogi

Ernes/detikcom)

Jakarta - 

Tim Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya membongkar praktik aborsi

ilegal di sebuah klinik di Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat. Total, ada 17 tersangka

yang ditangkap polisi, dari dokter hingga pasien.

"Sudah berhasil diamankan 17 orang tersangka. Terdiri dari kelompok medis, ada 3

orang dokter, 1 orang bidan, 2 orang perawat, 4 pengelola klinik, 4 orang turut

membantu melakukan, serta 3 orang pasien, " kata Direktur Reskrimum Polda Metro

Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat saat jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta,

Selasa (18/8/2020).

Tubagus kemudian menjelaskan 4 pengelola klinik tersebut bertugas sebagai

negosiator dengan pasien serta melakukan penerimaan dan pembagian uang.

Sedangkan 4 orang yang turut serta diamankan bertugas mengantar-jemput pasien,

membersihkan janin, hingga calo.

Sedangkan tiga orang lainnya merupakan pasien dan yang mengantar ke klinik

tersebut.
Lebih lanjut Tubagus mengatakan ada tiga jalur hukum yang akan diambil kepolisian

untuk menjerat para tersangka. Pertama, menggunakan Pasal 299, 246, 348, dan 349

KUHP. Kedua, para tersangka juga akan dijerat dengan Pasal 194 juncto 75 Undang-

Undang Kesehatan.

Klinik aborsi ini terbongkar setelah polisi menyelidiki kasus pembunuhan WN Taiwan

Hsu Ming Hu. Dalam pemeriksaan polisi, tersangka utama Sari Sadewa mengaku

membunuh korban yang juga bosnya di pabrik roti itu karena sakit hati dihamili oleh

korban.

Namun korban tidak mau bertanggung jawab dan menyuruhnya menggugurkan

kandungan. Kepada polisi, Sari Sadewa juga mengaku diberi uang Rp 15 juta oleh

korban untuk menggugurkan kandungannya itu pada 2018.

Anda mungkin juga menyukai