Anda di halaman 1dari 4

Karangan Asli

Perbedaan fungsi seksual pada wanita pasca persalinan spontan


dengan seksio sesaria dengan menggunakan
Female Sexual Function Index (FSFI) di Rumah Sakit Umum Pusat
H. Adam Malik dan rumah sakit jejaring
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan

Arvitamuriany Triyanthi Lubis, M. Rhiza Z. Tala, Edy Ardiansyah,


Henry Salim Siregar, Iman Helmi Effendi, David Luther
Departemen Obstetridan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan

Abstract
Pendahuluan : Disfungsi seksual perempuan didefinisikan sebagai gangguan fungsi seksual yang melibatkan satu atau
beberapa fase dalam siklus respon seksual, cara persalinan banyak dikaitkan dengan timbulnya disfungsi seksual di kemudian
hari. Persalinan spontan akan menimbulkan resiko trauma jalan lahir lebih tinggi dibandingkan seksio sesaria demikian juga
dengan risiko terjadinya disfungsi seksual.Mengetahui perbedaan fungsi seksual perempuan setelah melahirkan spontan dan
paska seksio sesaria menggunakan skor FSFI.
Metode : Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan desain penelitian cross sectional study pada 90 wanita yang melahirkan
spontan dan 90 wanita yang menjalani seksio sesariadi Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP H. Adam Malik Medan
bulan Desember 2014 - April 2015. Disfungsi seksual dinilai dengan kuesioner FSFI yang diisi oleh responden. Ambang batas
skor diambil 26,55. Data kemudian dianalisis secara statistik
Hasil : Mayoritas subyek pasca persalinan spontan berasal dari kelompok 20-35 tahun yaitu sebanyak 72 sampel (80%). Hal
ini juga sebanding pada sampel usia 20-35 tahun dengan riwayat seksio sesaria yaitu 79 sampel (87,8%).51 sampel (82,3%)
pasca persalinan spontan memiliki total skor FSFI ≤26,55 .Sedangkan untuk pasien dengan riwayat seksio sesaria, terdapat
11 sampel (17,7%) dengan rerata total skor FSFI ≤26,55. Perbedaan antara pasien dengan riwayat pasca persalinan spontan
dan seksio sesaria terhadap perbedaan rerata total skor FSFI memiliki nilai p=0,007.
Kesimpulan :Terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik rerata skor FSFI antara kelompok persalinan spontan dan
kelompok seksio sesaria
Kata kunci : Fungsi seksual; Persalinan spontan, Seksio sesaria

Abstrak

4
Introduction:f emale sexual dysfunction is defined as sexual dysfunction involving one or several phases of the sexual response
cycle, method of delivery is associated with the onset of sexual dysfunction later in life. Vaginal delivery will create higher risk
of birth route trauma than cesarean section as well as higher incidence of sexual dysfunction.
Objective:To determine the differences in female sexual function of post vaginal delivery women and post cesarean section
women usingFemale Sexual Function Index (FSFI)
Methods:This is an analytic study with cross sectional design on 90 women who had vaginal delivery and 90 women who had
Caesarean section at the Department of Obstetrics and Gynecology Adam Malik General Hospital, Medan from Desember
2014 to April 2015. Sexual dysfunction was assessed using FSFI questionnaires. Threshold scores used is 26.55. The obtained
data was then analyzed statistically.
Results:Majority of subjects from post vaginal delivery group were from the age group of 20-35 years old with 72 subjects
(80%). Similarly, the majority of subjects from cesarean section group were from the age group of 20-35 years old with 79
subjects (87,8%). Based on total score of FSFI, majority of subjects from post vaginal delivery group were with total score of
≤26,55 . While only 11 subjects (17,7%) from post cesarean group were with total score of -'3d 26,55. Statistical analysis
showed that there is a significant difference in mean total score of FSFI between post vaginal delivery group and post cesarean
group with p=0,007.
Conclusion: There is a statistically significant difference in sexual function assessed with FSFI between post vaginal delivery
women and post cesarean section women.
Keywords : Sexual function; vaginal delivery; Cesarean section

4 | Majalah Kedokteran Nusantara • Volume 48 • No. 1 • April 2015


Perbedaan fungsi seksual pada wanita pasca persalinan spontan dengan seksio sesaria dengan menggunakan
Female Sexual Function Index (FSFI) di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik dan rumah sakit jejaring
Arvitamuriany Triyanthi Lubis, dkk Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan

Pendahuluan tujuan dari Komite Etik Penelitian FKUSU.


Pascapersalinan didefinisikan sebagai periode pemulihan Sampel diambil secara konsekutif dengan total 90 wanita
setelah proses persalinan.1-8 Anatomi dan fungsi fisiologis pasca persalinan spontan dan 90 wanita pasca persalinan
organ genitalia baru kembali normal 6 bulan pasca persalinan dengan seksio sesaria tiga bulan yang lalu di RSUP HAM dan
padahal hampir 90% wanita melakukan hubungan seksual RS jejaring FK USU Medan. Pasien dipersilahkan mengisi
sebelum itu.6,7 kuesioner FSFI dengan wawancara terpimpin oleh pengumpul
Disfungsi seksual perempuan didefinisikan sebagai data.
gangguan fungsi seksual yang melibatkan satu atau beberapa Disfungsi seksual dinilai dengan kuesioner FSFI dengan
fase dalam siklus respon seksual, atau nyeri yang berhubungan skor keseluruhan ≤ 26,55.Cara menghitung adalah
dengan aktivitas seksual, dan memenuhi kriteria DSM-IV atau menjumlahkan skor individual di masing-masing domain dan
AFUD 1999. mengkalikan hasilnya dengan faktor pengali untuk masing-
Disfungsi seksual dapat dinilai dengan kuesioner FSFI masing domain. Jumlahkan keenam skor dari masing-masing
dengan enam penilaian yang meliputi hasrat, rangsangan, domain yang dilaporkan untuk mendapatkan skor keseluruhan.
lubrikasi, orgasme, kepuasan seksual, dan dispareunia.9Data Data yang dikumpulkan akan dianalisa secara deskriptif.
literatur menyatakan bahwa disfungsi seksual dialami oleh Untuk menganalisa hubungan cara persalinan dengan disfungsi
sekitar 22-50% perempuan,0dan sebesar 22-86% pada seksual dillakukan dengan uji t independen dan chi square.
perempuan pasca persalinan.8,11 Nilai batas kemaknaan ditentukan dengan p<0,05.
Penelitian Glazenermenemukan aktivitas seksual dimulai
sejak 6 minggu pascapersalinan, dengan insiden disfungsi Hasil dan pembahasan
seksual sebesar 53% pada 8 minggu pertama, dan menurun Penelitian ini dilakukan terhadap 90 sampel wanita pasca
menjadi 43% pada 1 tahun kemudian.7 persalinan spontan dan seksio sesaria. Data diperoleh dengan
Barret et al. dan Oboro te al. menemukan bahwa 60-65% menggunakan FSFI mengenai kemungkinan disfungsi seksual
pasien pascapersalinan merasakan adanya disfungsi seksual, perempuan pasca persalinan spontan dan seksiosesaria.
namun hanya 12-15% yang mendiskusikannya kepada tenaga Berdasarkan tabel 1 diatas, ditunjukkan mayoritas kelompok
kesehatan.6,8,11 PSP dan seksio sesarea berusia 20-35 tahun (72 pasien, 80%
Cara persalinan banyak dikaitkan dengan timbulnya dan 79%, 87,8%), pendidikan sma (52 pasien, 57,8%; 63
disfungsi seksual di kemudian hari.Persalinan pervaginam pasien, 70%), dan meyusui (74 pasien, 82,2% dan 68 pasien,
memiliki risiko terjadinya trauma jalan lahir yang kemudian 75,6%). Namun, pada kelompok PSP lebih banyak yang
mempengaruhi fungsi otot panggul, sehingga berakhir pada multigravida (57 pasien; 63,4%) dibandingkan primigravida
disfungsi seksual.12 (64 pasien, 71,1%) pada kelompok seksiosesaria.
Prevalensi dispareunia dilaporkan lebih tinggi pada wanita Berdasarkan tabel 2, ditunjukkan bahwa perbedaan domain
setelah persalinan pervaginam daripada setelah melahirkan antara kedua kelompok ditunjukkan oleh domain dorongan
sesar pada 3 bulan setelah melahirkan dan pada wanita setelah (p<0,001), orgasme (p=0,001), bangkitan (p=0,012), dan
melahirkan menggunakan alat daripada setelah melahirkan kepuasan (p=0,046). Domain lubrikasi dan domain nyeri tidak
sesar.10-16 memiliki hubungan secara signifikan dengan perbedaan skor
Lydon et al. menemukan bahwa kembalinya aktivitas FSFI antara cara persalinan.
seksual pada 7 minggu pascapersalinan antara persalinan Berdasarkan tabel 3, ditunjukkan bahwa usia ibu dan
dibantu alat adalah sebesar 40% dibandingkan dengan 29% paritas yang menunjukkan perbedaan total skor FSFI antara

5
pada persalinan spontan dengan p<0,04.15 kedua kelompok metode persalinan (p=0,033 dan p=0,002).
Johanson menunjukkan dispareunia menetap lebih dari Penelitian ini tidak menunjukkan adanya hubungan
enam bulan terjadi 3,4% untuk persalinan spontan tanpa menyusui terhadap penurunan disfungsi seksual (p=0,973).
perlukaan dan seksio sesaria, 10% dengan episiotomi dan Tabel 4 yang menggunakan ambang batas 26,55 juga
14% untuk pervaginam dengan bantuan alat atau operatif.16 menunjukkan perbedaan yangsignifikan antara kedua kelompok
Di Indonesia, belum ada penelitian mengenai fungsi seksual (p<0,001). Total skor FSFI lebih tinggi pada seksio sesarea
perempuan pasca persalinan, termasuk faktor-faktor yang (26,16 vs 23,58).
berhubungan. Salah satu faktor yang secara konsisten diidentifikasi
Penelitian ini akan meneliti fungsi seksual perempuan mempengaruhi durasi dan tingkat keparahan dari fisik wanita
setelah melahirkan, terutama prevalensidan faktor-faktor yang dan gejala psikologis dari wanita adalah metode persalinan.
berhubungan dengan terjadinya disfungsi seksual perempuan Mayoritas memilih persalinan seksio sesaria untuk menghindari
pada pascapersalinan spontan dan perabdominal. kerusakan dasar panggul dan kemungkinan kelemahan dari
fungsi seksual dan kontinensia.17-20
Metode penelitian Berdasarkan tabel 5, ditunjukkan bahwa ada perbedaan
Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan desain skor total FSFI yang signifikan antara kelompok PSP dan
penelitian cross sectional studyyangbertempat di Departemen seksio sesarea (p=0,007).
Obstetri dan Ginekologi RSUP H.Adam Malik Medan bulan
Desember 2014-April2015. Penelitian ini telah mendapat perse-

The Journal of Medical School, University of Sumatera Utara | 5


Arvitamuriany Triyanthi Lubis, dkk

Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Cara Tabel 4. Hubungan Cara Persalinan dengan Disfungsi Seksual
Berdasarkan Skor FSFI
PSP Seksio Sesaria
Persalinan Rerata Total Skor FSFI
Karakteristik N % N %
≤26,55 > 26,55 P
Usia Ibu (tahun) n (%) n (%)
20–35 72 80 79 87,8 PSP 51 (82,3) 39 (33,1)
<20 dan >35 18 20 11 12,2 <0,001
Seksio Sesaria 11 (17,7) 79 (66,9)
Paritas
Primigravida 31 34,4 64 71,1
Multigravida 57 63,4 26 28,9 Tabel 5. Perbedaan Rerata Total Skor FSFI antara Persalinan
Grandemultigravida 2 2,2 0 0
Pendidikan Spontan Pervaginam dengan Seksio Sesaria Persalinan
Tidak tamat SD 3 3,3 0 0
SD 5 5,5 1 1,1 Persalinan Total Skor FSFI
SMP 16 17,8 9 10 Mean SD P
SMA 52 57,8 63 70
Perguruan Tinggi 14 15,6 17 18,9 PSP 23.58 7.63 0.007
Menyusui Seksio Sesaria 26.16 4.56
Ya 74 82,2 68 75,6
Tidak 16 17,8 22 24,4 Uji t tidak berpasangan

Tabel 6. Rerata Skor FSFI Berdasarkan Domain pada Kelompok


Tabel 2. Perbedaan Skor FSFI antara Cara Persalinan Disfungsi Seksual (skor ≤ 26,55)
Berdasarkan Domain
Domain PSP (n=51) Seksio Sesaria (n=11)
Domain PSP Seksio Sesaria P Mean SD Mean SD
Mean SD Mean SD Dorongan 2,56 0,91 2,29 1,19
Dorongan 3,03 0,97 3,64 0,82 <0,001 Bangkitan 3,02 1,43 2,54 0,94
Bangkitan 3,71 1,38 4,15 0,84 0,012 Lubrikasi 3,62 1,72 3,00 1,08
Lubrikasi 4,38 1,61 4,41 0,88 0,854 Orgasme 3,04 1,53 2,14 1,20
Orgasme 3,98 1,65 4,68 1,13 0,001 Kepuasan 3,71 1,46 2,67 1,20
Kepuasan 4,51 1,49 4,89 1,08 0,046 Nyeri 3,36 1,65 2,36 0,87
Nyeri 3,98 1,56 4,38 1,45 0,073
Berdasarkan tabel 6 didapati pada kelompok PSP domain
dorongan memiliki rerata terkecil yaitu 2,56 sedangkan pada
Tabel 3. Hubungan Karakteristik Subyek Penelitian dengan kelompok seksio sesaria domain orgasme memiliki nilai rerata
Disfungsi Seksual Berdasarkan Skor FSFI paling kecil dengan 2,14. Hal ini bermakna pada kelompok
PSP yang mengalami disfungsi seksual domain dorongan
Rerata Total Skor FSFI adalah yang paling berpengaruh, sedangkan pada kelompok
≤26.55 > 26.55 seksio sesaria yang mengalami disfungsi seksual domain yang
Karakteristik N (%) N (%) p paling berpengaruh adalah orgasme.

6
Usia Ibu (tahun)
20–35 47 (75.8) 104 (88.1) 10.333
Kesimpulan dan saran
<20 dan >35 15 (24.2) 14 (11.9) Terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik rerata
Paritas skor FSFI antara kelompok persalinan spontan pervaginam
Primigravida 23 (37.1) 72 (61.0) 0.002 dan kelompok seksio sesarea, khususnya dalam domain
Multigravida 37 (59.7) 46 (39.0) dorongan, bangkitan, orgasme dan kepuasan.Diperlukan suatu
Grandemultigravida 2 (3.2) 0 (0.0)
Pendidikan
penelitian lanjutan dengan analisa waktu yang bertahap (6
Tidak tamat SD 2 (3.2) 1 (0.8) 0.169 minggu, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan) untuk menganalisis lebih
SD 4 (6.5) 2 (1.7) lanjut.
SMP 11 (17.7) 14 (11.9)
SMA 37 (59.7) 78 (66.1) Daftar pustaka
Perguruan Tinggi 8 (12.9) 23 (19.5)
Menyusui
1. Berman JR, Adhiaria SP, Goldstein I. Anatomy and
Ya 49 (79.0) 93 (78.8) 0.973 physiology of female sexual function and dysfunction:
Tidak 12 (21.0) 25 (21.2) classification, evaluation and treatment options. Europ
Urology 2000;38:20-9.
2. Hicks TL, Goodall SF, Quattrone EM, Lydon-Rochelle MT.
Uji kai kuadrat Postpartum sexual functioning and method of delivery:
summary of the evidence. J Midwifery Womens Health

6 | Majalah Kedokteran Nusantara • Volume 47 • No. 1 • April 2014


Perbedaan fungsi seksual pada wanita pasca persalinan spontan dengan seksio sesaria dengan menggunakan
Female Sexual Function Index (FSFI) di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik dan rumah sakit jejaring
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan

2004;49(5):430-6. Cochrane Database of Systematic Reviews. Oxford: Update


3. Oboro VO, Tabowei TO. Sexual function after childbirth in Software, 2002.
Nigerian women. Int J Gynecol Obstet 2002;78:249-50. 17. Hosseini L, Iran-Pour E, Safarinejad MR. Sexual function
4. Raina et al. Female sexual dysfunction: classification, of primiparous women after elective cesarean section and
pathophysiology, and management. Fertil Steril normal vaginal delivery. Female Urology Journal
2007;88:1273-84. 2012;9(2):498-504.
5. Basson R, Berman J, Burnett A, Derogatis L, Ferguson D, 18. Safarinejad MR, Kolahi AA, Hosseini L. The effect of the
Fourcroy J, et al. Report of the international consensus mode of delivery on the quality of life, sexual function, and
development conference on female sexual dysfunction: sexual satisfaction in primiparous women and their
definitions and classifications. J Urol 2000;163:888-93. husbands. J Sex Med 2009;6:1645-67
6. Laumann EO, Paik A, Rosen RC. Sexual dysfunction in 19. Dean N, Wilson D, Herbison P, Glazener C, Aung T, Mac-
the United States: Prevalence and predictors. J Am Med arthur C. Sexual function, delivery mode history, pelvic
Assoc 1999;281:537-44. floor muscle exercises and incontinence: a cross-sectional
7. Berman JR, Goldstein I. Female sexual dysfunction. Urol study six years pot-partum. Aust N Z J Obstet Gynaecol
Clin North Am 2001;28:405-16. 2008;48:302-11
8. Thompson JF, Roberts CL, Currie M, Ellwood DA. 20. Connoly A, Thorp J, Pahel L. Effects of pregnancy and
Prevalence and persistence of health problems after childbirth on postpartum sexual function: a longitudinal
childbirth: Associations with parity and method of birth. prospective study. Int Urogynecol J Pelvic Floor Dysfunct
Birth 2002;29:83-94. 2005;16:263-7
9. Lurie S, Aizenberg M, Sulema V, Boaz M, Kovo M, Golan 21. Thompson JF, Roberts CL, Currie M, Ellwood DA.
A, et al. Sexual function after childbirth by the mode of Prevalence and persistence of health problems after
delivery: a prospective study. Arch Gynecol Obstet 2013. childbirth: Associations with parity and method of birth.
10. Kammerer-Doak D, Rogers RG. Female sexual function and Birth 2002;29:83-94.
dysfunction. Obstet Gynecol Clin N Am. 2008;35:169-83. 22. Fernando RJ. Risk factors and management of obstetric
11. Masters EH, Johnson VE. Human sexual response. Boston: perineal injury. Obstetrics, Gynaecology and Reproductive
Little Brown & Co; 1966. Medicine 2007; 17:8: 238-43.
12. Kaplan HS. The new sex therapy. London: Bailliere Tindall; 23. Carroli G, Belizan J. Episiotomy for vaginal birth. Cochrane
1974. Database Syst Rev 1999;3:CD000081.
13. Basson R. Using a different model for female sexual 24. Buhling KJ, Schmidt S, Robinson JN, Klapp C, Siebert G,
response to address women’s problematic low sexual Dudenhausen JW. Rate of dyspareunia after delivery in
desire. Sex Marital Ther 2001;27:395-403. primipara according to mode of delivery. Eur J Obstet
14. Clayton AH. Epidemiology and neurobiology of female Gynecol Reprod Biol 2006;124:42-6.
sexual dysfunction. J Sex Med 2007;4(suppl 4):260-8. 25. Van Brummen HJ, Bruinse HW, van de Pol G, van der Vaat
15. Lydon-Rochelle MT, Holt VL, Martin DP. Delivery method CH. Which factors determine the sexual function 1 year after
and self-reported postpartum general health status among childbirth?. Br J Obstet Gynecol 2006;113:914-8.
primiparous women. Paediatr Perinat Epidemiol
2001;15:232-40.
16. Johanson RB, Menon BKV. Vacuum extraction versus

7
forceps for assisted vaginal delivery (Cochrane Review).

The Journal of Medical School, University of Sumatera Utara | 7

Anda mungkin juga menyukai