Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pemanasan global atau yang lebih dikenal “global Warming”, sudah tidak asing terdengar
di telinga kita. Hal ini lebih sering dibicarakan setelah dampak dari fenomena tersebut
dirasakan oleh masyarakat dunia. Di Indonesia, banyak terjadinya bencana banjir, kebakaran
hutan, merebaknya wabah penyakit menular, dan musim yang tak menentu disinyalir
merupakan imbas pemanasan global.
Pemanasan global atau yang biasa kita sebut dengan global warming yang akhir-akhir ini
sering diperbincangkan oleh banyak orang dimanapun berada. Karena menyangkut aktivitas
kehidupan semua orang. Sebagaimana yang telah kita rasakan sendiri seperti iklim yang tak
menentu, banjir terjadi dimana-mana, ancaman kanker kulit yang menjadi-jadi, datangnya
musim yang tak menentu, dan berbagai bencana alam seperti badai tornado diberbagai dunia.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksut dengan global warming.
2. Apakah global warming selalu membawa dampak negatif.
3. Apakah pemanasan global akan meningkatkan frekuensi terjadinya badai.
4. Apakah penyebab terbesar dari terjadinya Global Warming.

C. TUJUAN
1. Sejauh mana pemanasan global ini telah terjadi
2. Agar kita mengetahui apa dampak dari Global Warming.
3. Supaya kita lebih sadar dengan keadaan alam saat ini.
4. Agar kita mngetahui bagaimana cara menindaki Globar Warming.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN GLOBAL WARMING


Pemanasan global atau yang sering juga disebut global warming adalah peningkatan suhu
rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi yang disebabkan oleh beberapa faktor penyebab.
kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat
aktivitas manusia melalui efek rumah kaca yang menyebabkan lapisan ozon semakin
menipis. Suhu rata-rata global pada permukaan bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 ℃ ( 1.33
± 0.32℉) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)
menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-
20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat
aktivitas manusia melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya
30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan
tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang
dikemukakan IPCC tersebut.
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan
meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100. Perbedaan angka
perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah
kaca di masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian
besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut
diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah
kaca telah stabil.Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.
Kenaikan suhu secara execeptional sangat mencemaskan dibandingkan dengan bencana
seperti banjir dan kekeringan karena kenaikan suhu tidak tergantung dari musim dan bersifat
lintas batas sehingga efek distruksinya besar. Selain dari itu, kenaikan suhu durasinya lama
dan polanya kontinu sehingga menguras totalitas energi. Berbeda dengan banjir dan
kekeringan, sekalipun polanya saat itu acak tetapi magnitude banjir besar terjadi pada musim
hujan dan magnitude kekeringan ekstrem terjadi pada puncak musim kemarau.
Perubahan iklim sudah tidak lagi menyangkut kepentingan lingkungan hidup. Namun,
sudah meluas pada aspek keamanan pangan, ketersediaan air bersih, kesehatan masyarakat,
gangguan cuaca berupa badai yang kian meningkat intensitasnya serta ancamannya. Intinya,

2
resiko resiko yang dihadapi manusia naik tajam. Tidak hanya mengarah pada kerusakan harta
benda atau lingkungan, tetapi juga mengancam jiwa manusia. Pemanasan global telah
memicu peningkatan suhu bumi yang mengakibatkan melelehnya es di gunung dan kutub,
berkurangnya ketersediaan air, naiknya permukaan air laut dan dampak buruk lainnya.
Laju pemanasan global yang tidak terkendali akan makin mempercepat pencairan es
dikutub dan meningkatkan permukaan air laut secara drastis. Dampaknya, kawasan pulau
kecil dan pesisir makin tenggelam. Kemudian menimbulkan sedimentasi yang menutup
permukaan terumbu karang. Fenomena tersebut juga akan memicu tingkat keasaman terumbu
karang yang menimbulkan pemudaran (bleaching) hingga kepunahan ekosistem tersebut
akibat sedimentasi dan intensitas cahaya matahari yang berkurang.

B. DAMPAK DAN PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL


Jika tidak segera diatasi, maka kenaikan temperatur karena pemanasan global hingga
tahun 2100 akan mengakibatkan mencairnya es di kutub dan menghangatkan lautan, yang
mengakibatkan meningkatnya volume lautan serta menaikkan permukaannya sekitar 9 – 100
cm (4 – 40 inchi), menimbulkan banjir di daerah pantai, bahkan dapat menenggelamkan
pulau-pulau. Diantara 17.500 pulau di Indonesia, sekitar 4000 pulau akan tenggelam.
Beberapa daerah dengan iklim yang hangat akan menerima curah hujan yang lebih tinggi,
tetapi tanah juga akan lebih cepat kering. Kekeringan tanah ini akan merusak tanaman
bahkan menghancurkan suplai makanan di beberapa tempat di dunia. Hewan dan tanaman
akan bermigrasi ke arah kutub yang lebih dingin dan spesies yang tidak mampu berpindah
akan musnah.
Di Indonesia sendiri, tanda-tanda perubahan iklim akibat pemanasan global telah lama
terlihat. Misalnya, sudah beberapa kali ini kita mengalami musim kemarau yang panjang.
Tahun 1982-1983, 1987 dan 1991, kemarau panjang menyebabkan kebakaran hutan yang
luas. Hampir 3,6 juta hektar hutan habis di Kalimatan Timur akibat kebakaran tahun 1983.
Musim kemarau tahun 1991 juga menyebabkan 40.000 hektar sawah dipusokan dan produksi
gabah nasional menurun drastis dari 46,451 juta ton menjadi 44,127 juta ton pada tahun
1990.
Pada tahun 2006, akibat pemanasan global terlihat dengan terlambatnnya musim
penghujan yang seharusnya sudah turun pada Oktober 2006. Namun hingga Desember 2006

3
hujan belum juga turun. Keterlambatan itu juga disertai dengan pendeknya periode hujan,
namun intensitasnya tinggi. Akibatnya banjir melanda Jakarta dan sekitarnya. Pemanasan
Global juga mengakibatkan siklus perkawinan dan pertumbuhan nyamuk (dari telur menjadi
larva dan nyamuk dewasa) akan lebih singkat, sehingga jumlah populasi akan cepat naik.
Mengganasnya penyakit yang disebabkan oleh nyamuk kemudian seolah menyebabkan jenis
penyakit baru. Adapun faktor penyebab Global Warming antara lain:
1. Efek Rumah Kaca
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Ketika energi
ini tiba permukaan Bumi, cahaya berubah menjadi panas yang menghangatkan Bumi.
Permukaan Bumi akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya.
Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa
luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat
menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, dan
metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan
memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya
panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus
sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gas-gas
tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin
meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang
terperangkap di bawahnya.
2. Efek Umpan Balik
Proses umpan balik yang terjadi mempengaruhi penyebab pemanasan global.
Sebagai contoh adalah pada proses penguapan air. Pada kasus pemansan akibat
bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pada awalnya pemanasan akan
menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri
merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah
uap air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek
rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2
sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara,
kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara

4
menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan
karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.
Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya
(albedo) oleh es. Ketika temperatur global meningkat, es yang berada di dekat kutub
mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es
tersebut, daratan atau air di bawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air
memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan
es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan
menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi
suatu siklus yang berkelanjutan.
3. Penggundulan Hutan
Maraknya kasus penggundulan hutan merupakan salah satu penyebab pemanasan
global saat ini. Penggundulan hutan yang mengurangi penyerapan karbon oleh pohon,
menyebabkan emisi karbon bertambah sebesar 20%, dan mengubah iklim mikro lokal
dan siklus hidrologis, sehingga mempengaruhi kesuburan tanah. Hutan yang menjadi
paru-paru Bumi kini tidak dapat berfungsi secara maksimal karena sudah sangat
berkurangnya jumlah pohon yang ada. Jumlah pohon yang ada tidak dapat
menyeimbangi banyaknya jumlah CO2 yang ada di Bumi.
4. Bahan Bakar Kenderaan
Bahan bakar dari kendaran selain mengganggu bagi kesehatan manusia, juga bisa
memberikan bertambahnya pemasanasan global dari polusi udara yang di hasilkan.
Kita ketahui, jumlah kendaraan terus bertambah, tidak ada pengurangan. Pengguna
sepeda motor dari tahun ketahun terus meningkat penggunanya. Begitu juga dengan
pengendara mobil tidak mau kalah. Sementara sepeda motor dan mobil yang lama
tidak di musnahkan atau tetap di biarkan beredar.
5. Polusi Asap Dari Industri Pabrik
Dengan alasan membuka lapangan pekerjaan bagi rakyat Indonesia, maka banyak
pabrik industri yang tumbuh dan berkembang. Tidak lain dan tidak bukan untuk
mensejahterakan rakyat. Supaya bisa mendapatkan penghasilan dengan bekerja, maka
wajar jika kita mendapatkannya, ya mendapatkan rasa panasnya bumi karena banyak

5
polusi asap dari pabrik industri. Ini memang dilema, disatu sisi untuk kepentingan
rakyat, tapi disisi lain mengorbankan eksistensi bumi.
6. Pembakaran Hutan Dan Ilegal Loging
Apakah Anda tahun berapa hektar jumlah hutan Indonesia? Dan sudah berapa
berkurang akibat pembakaran hutan dan ilegal loging? Sumber mangatakan bahwa
sekitar 50 % pemanasan global disebabkan oleh CO2, dimana emisi CO2 disebabkan
oleh penggunaan bahan bakarfosil dan kerusakan/pembakaran hutan. Hutan banyak
fungsi, di samping bisa mencegah terjadinya banjir, hutan juga bisa mereduksi suhu
panas bumi yang cendrung meningkat. Tapi apa yang terjadi jika hutan sebagai
warisan nenek moyang di bakar dan di tebang oleh oknum yang tidak bertanggung
jawab? Dalam mencegah pembakaran hutan dan ilegal loging, peran pemerintah
harus serius dalam menanganinya , karena sudah banyak terjadi dan terus terjadi
beberapa bulan lalu di provinsi Riau.

C. TERJADINYA PEMANASAN GLOBAL DAN CARA MENGATASINYA


Proses dimulainya pemanasan global yaitu dari cahaya matahari yang menyinari bumi,
sebagian panas diserap oleh bumi dan sebagian lagi dikembalikan ke angkasa (atmosfer).
Sinar matahari yang dikembalikan ke angkasa terperangkap oleh gas-gas yang ada di
atmosfer seperti gas karbon dioksida, sulfur dioksida, metana, uap air dan lain sebagainya
yang mana peristiwa ini dimanakan efek rumah kaca.
Radiasi sinar matahari di atmosfer bumi menyebabkan lapisan ozon semakin menipis dan
ini membuat sinar matahari yang menyinari bumi semakin panas. Efek rumah kaca juga
menyebabkan sinar matahari yang kembali ke angkasa dipantulkan ke bumi. Hal ini yang
menyebabkan bumi semakin lama semakin panas. Dan seperti itulah proses terjadinya global
warming.
Seperti yang kita ketahui bahwa global warming ini sangat mengerika jika terus terjadi
dan kita biarkan, ada beberapa cara dalam mengatasi hal ini antara lain yaitu:
1. Program Go Green
Konsep program go green terdiri dari 4 R yakni
a. Reduce

6
Konsep pertama merupakan kegiatan yang mengupayakan pengurangan
penggunaan barang-barang atau material yang biasa kita gunakan. Tujuan
utamanya adalah meminimalisir bertambahnya sampah dari sisa-sisa materi atau
barang-barang yang kita gunakan tersebut.
Contoh konkretnya misalnya memanfaatkan kertas-kertas sisa dari buku tulis
yang keseluruhan halamannya belum penuh terpakai. Sisa-sisa kertas yang masih
kosong bisa dikumpulkan, distepler/dijilid rapi, dan dijadikan buku catatan-catatan
kecil seperti buku telepon atau memo. Reduce bisa pula dilakukan dengan cara
merefill pena yang tintanya telah habis. Jadi tidak perlu langsung membuang
batang pena yang sesungguhnya masih bisa digunakan dengan fungsi yang sama
kembali.
b. Reuse
Konsep kedua merupakan upaya menggunakan kembali barang-barang yang
fungsinya bisa tidak sekali pakai. Contoh kongkretnya adalah menyimpan kantong
plastik bekas belanjaan. Lalu menggunakannya kembali ketika rutinitas belanja
selanjutnya. Jadi, penjual tidak perlu lagi memberi plastik untuk memuat barang
belanjaan karena plastik yang lama masih berdaya guna. Semakin banyak plastik
yang digunakan, semakin besar pula potensi kerusakan bumi terjadi sebab plastik
adalah sampah yang paling lama hancur di dalam tanah.
c. Recycle
Konsep ketiga adalah upaya mendaur ulang sampah-sampah yang ada. Saat ini
sudah banyak sampah-sampah yang diolah oleh tangan-tangan kreatif menjadi
sebuah benda yang berdaya guna baru. Misalnya botol minuman, kaleng, dan kertas
yang diolah menjadi pernak-pernik. Bahkan sebuah penelitian menyatakan bahwa
kertas bisa didaur ulang hingga 7x. Tidak heran bila saat ini banyak sekali pernak-
pernik seperti bingkai foto, album, dan perlengkapan rumah tangga yang
sesungguhnya berasal dari bubur kertas bekas.
d. Replace
Konsep keempat dilakukan melalui upaya mengganti barang-barang yang bisa
merusak lingkungan dengan barang-barang berfungsi sama namun lebih ramah
lingkungan. Contoh konkretnya seperti yang mulai dilakukan orang Jepang dalam
hal menggunakan kain sebagai tas belanjaan daripada menggunakan plastik dan
menggunakan sepeda atau berjalan kaki daripada menggunakan kendaraan
bermotor (padahal negaranya termasuk produsen otomotif terbesar). Atau bisa pula

7
mengganti penggunaan tisu dengan sapu tangan atau kain serbet untuk
membersihkan sesuatu.
2. Penanaman Pohon
Penanaman pohon adalah cara yang sangat baik untuk mengurangi emisi karbon
dioksida dan untuk mencagah atau mengatasi pemanasan global. Pohon akan
menyerap karbon dioksida dari atmosfer serta menghasilkan lingkungan yang kaya
akan oksigen dan akan mensejukan lingkungan. Makan-makanan vegetarian juga
akan membantu mengurangi pemanasan global. Jadi menanam pohon adalah langkah
yang sangat baik untuk mencegah dan mengatasi pemanasan global.
3. Cerdas Dalam Berkendara
Negara maju sudah banyak yang melakukan hal ini. Budaya berkendara dengan cerdas
sudah di contohkan oleh mereka. Bahkan ada tempat parkir khusus sepeda yang di tata
dengan rapi. Banyak negara maju menggunakan sepeda untuk berpergian, seperti ke kantor
atau ke sekolah.
Sebenarnya, hal tersebut di Indonesia sudah mulai ada geliatnya, tapi belum mendapat
respon yang baik dari pemerintah. Seharunya pemereintah membuat jalan khusus penaik
sepeda, tapi tidak.
Selain itu, transportasi massal juga sebagai berkendara dengan cerdas, hal ini bisa
mengurangi pemanasan global yang timbul karena kendaraan bermotor yang kita naiki.
Dengan menaiki transportasi massal, maka langkah ini bisa menghemat polusi dan juga bisa
meminimalisir kemacetan.
Tapi jika Anda punya kantor atau sekolah yang bisa di tempuh dengan berjalan kaki,
maka itu lebih baik di lakukan dengan jalan kaki, jangan malah menaiki mobil. Sama-sama
kita ketahui bahwa sebab pemanasan global karena CO2 yang di keluarkan dari bahan bakar
kendaraan bermotor.
4. Menjadi Vegetarian
Memproduksi daging sarat CO2 dan metana dan membutuhkan banyak air.
Hewan ternak seperti sapi atau kambing merupakan penghasil terbesar metana saat
mereka mencerna makanan mereka.1 Food and Agriculture Organization (FAO) PBB
menyebutkan produksi daging menyumbang 18% pemanasan global, lebih besar
daripada sumbangan seluruh transportasi di dunia (13,5%). Lebih lanjut, dalam
laporan FAO, “Livestock’s Long Shadow”,2 2006 dipaparkan bahwa peternakan

8
menyumbang 65% gas nitro oksida dunia (310 kali lebih kuat dari CO2) dan 37% gas
metana dunia (72 kali lebih kuat dari CO2).
Selain itu, United Nations Environment Programme (UNEP), dalam buku
panduan “Kick The Habit”, 2008, menyebutkan bahwa pola makan daging untuk
setiap orang per tahunnya menyumbang 6.700 kg CO2, sementara diet vegan per
orangnya hanya menyumbang 190 kg CO2.3 Saat ini, jumlah penduduk dunia sekitar
6,7 miliar orang. Bila 5 miliar orang di antaranya adalah pemakan daging, coba Anda
hitung berapa CO2 yang dihasilkan setiap tahunnya. Tidak mengherankan bila ahli
iklim terkemuka PBB, yang merupakan Ketua Intergovernmental Panel on Climate
Change (IPCC) PBB, Dr. Rajendra Pachauri, menganjurkan orang untuk berhenti
makan daging untuk mengerem pemanasan global.
5. Mengurangi Efek Rumah Kaca
Satu sisi, Efek Rumah kaca dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan alam.
Namun, Efek Rumah Kaca yang berlebihan akibat aktifitas manusia akan berubah
menjadi ancaman untuk kehidupan manusia itu sendiri. Oleh karena itu, ketika
manusia menyadari bahwa aktifitasnya telah mengakibatkan Efek Rumah Kaca yang
berlebih, maka diperlukan usaha yang sungguh-sungguh untuk menguranginya
sehingga mencapai keseimbangannya kembali.
Dunia masih mempunyai kesempatan realistis hingga 2010 guna menghindari
sebagian dari bencana meluas akibat pemanasan global (global warming). Demikian
disampaikan dua peneliti lingkungan dari Universitas Princeton dan Universitas
Brown, Michael Oppenheimer dan Brian O’Neill, di AS dalam suatu kajian yang
dimuat Journal Science.
Sebuah laporan yang dikeluarkan di Cina pada tahun yang sama menyatakan
ramalan, suhu global Bumi bisa meningkat sampai 5,8 derajat Celcius sedikitnya pada
akhir abad ini. Pernyataan ini diperkuat pula oleh laporan lain dari NASA Goddard
Institute for Space Studies yang mengatakan, ambang CO2 meningkat dari angka
satuan 280 ppmv (/parts per million by volume/) pada tahun 1850 menjadi 360 ppmv
pada tahun 2001. Padahal, dalam kajian yang lain dikatakan, ambang CO2 di
atmosfer harus dicegah untuk tidak melebihi ambang 450 ppmv.

9
Para ilmuwan mempelajari cara-cara untuk membatasi pemanasan global. Kunci
utamanya adalah:
a. membatasi emisi CO2
Tehnik yang efektif untuk membatasi emisi karbon ada dua yakni
mengganti energi minyak dengan sumber energi lainnya yang tidak
mengemisikan karbon dan yang kedua penggunaan energi minyak sehemat
mungkin.
b. Menyembunyikan karbon yang juga membantu mencegah karbon dioksida
memasuki atmosfer atau mengambil CO2 yang ada.
6. Jangan tebang pohon sembarangan (
Ini yang masih sulit untuk di lakukan oleh masyarakat kita. Bisa kita lihat setiap
tahun berapa hektar lahan hutan yang terbakar, sehingga menjadi lahan yang tandus.
Tidak terhitung lagi kerugian negara karena hutan yang habis di bakar oleh oknum
tidak bertanggung jawab. Anda bisa bayangkan butuh berapa lama untuk menunggu
pohon untuk tinggi, butuh bertahun – tahun, bahkan puluhan tahun.
Yang anehnya, tindakan ilegal loging tersebut juga di dukung oleh oknum aparat
negara. Jadi para perlaku dengan bebas bertindak perbuatan tidak bermoral itu.Bagi
pohon yang di jalanan banyak hidup segan mati tak mau, karena tidak di rawat
dengan baik,apatah lagi di musim pemilu, banyak pohon yang di paku dengan
sembarangan. Kampanye tentang menolak dan menentang ilegal loging atau menolak
penebangan pohon sembaranga harus terus di galakkan. Ini demi kemaslahatan
bersama, jangan hanya karena kepentingan seelompok orang, membuat masalah bagi
bangsa dan negara.

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari beberapa hal yang telah kami bahas dapat disimpulkan bahwa Global warming atau
yang biasa di sebut dengan pemanasan global merupakan peningkatan suhu rata-rata
atmosfer, laut, dan daratan bumi yang disebabkan oleh beberapa faktor penyebab.
kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat
aktivitas manusia melalui efek rumah kaca yang menyebabkan lapisan ozon semakin
menipis, Pemanasan global ini ditimbulkan dari beberapa hal yaitu akibat dari efek rumah
kaca dan aerosol. Global warming dapat kita lihat dari banyaknya fenomena yang terus
terjadi dialam ini yaitu sperti suhu bumi yang meningkat, es yang berada dikutub terus
mencair, dan lapisan ozon yang menipis . Ini semua tidak terlepas dari akibat efek rumah
kaca dan penggunaan aerosol.
Untuk itu untuk mencegah dan mengatasi global warming ini kita sebagai penghuni
muka bumi sudah seharusnya terus program go green, penanaman pohon, cerdas dalam
berkendara, mengurangi efek rumah kaca dan masih banyak lagi. Hal ini kita lakukan untuk
menjaga kelestarian bumi untuk generasi selanjutnya.

B. SARAN
Tentunya saya menyarankan agar kita sebagai manusia lebih baik dalam menjaga bumi,
dan berhenti melakukan pengereusakan terhadap bumi. Karena kerusakan yang kita buat
akan kita rasakan sendiri salah satunya yaitu pemanasalan global ini. Semoga kita lebih sadar
dan menciptakan cara yang lebih cemerlang untuk mengatasi masalah yang satu ini. Melalui
makalah ini juga saya berharap kita mendapatkan ilmu yang bermanfaat.

11
REFRENSI

 Muhi, Ali Hanafiah. 2011. “Praktek Lingkungan Hidup.” Institut Pemerintahan Dalam
negeri (IPDN) Jatinangor Jawa Barat
 Silotong. 2014. 10 Penyebab Pemanasan Global dan Pengertian Global Warming.
http://silontong.com/2014/06/03/10-penyebab-dari-pemanasan-global-dan-pengertian-
global-warming/

12

Anda mungkin juga menyukai