Anda di halaman 1dari 17

KLONING DAN BAYI TABUNG

(In Vitro Vertilization (IVF)


A. KLONING

1.Latar Belakang Masalah.


Tidak mungkin seseorang menentang kehendak Allah. Bagaimana
mungkin, sedangkan akal yang menjadi sandaran para ilmuwan
merupakan makhluk ciptaan Allah? Allah lah yang mewujudkan dan
menjadikan untuknya kemampuan terbatas, tak mungkin bisa
melampauinya.

Ungkapan orang bahwa ilmu pengetahuan menundukkan alam adalah


perkataan yang hampa dari makna. Sebab ilmu pengetahuan hanya
mengenal sebagaian saja, dari hukum – hukum Allah untuk alam ini.

Belakangan ini telah berkembang satu teknologi baru yang mampu


memduplikasi makhluk hidup dengan sama persis, teknologi ini dikenal
dengan nama teknologi kloning. Kloning adalah teknik membuat
keturunan dengan kode genetik yang sama dengan induknya pada
makhluk hidup tertentu baik berupa tumbuhan, hewan, maupun manusia.
Kloning telah berhasil dilakukan pada tanaman sebagaimana pada hewan
belakangan ini, kendatipun belum berhasil dilakukan pada manusia.
Tujuan kloning pada tanaman dan hewan pada dasarnya adalah untuk
memperbaiki kualitas tanaman dan hewan, meningkatkan
produktivitasnya, dan mencari obat alami bagi banyak penyakit manusia
terutama penyakit-penyakit kronis guna menggantikan obat-obatan
kimiawi yang dapat menimbulkan efek samping terhadap kesehatan
manusia.

Upaya memperbaiki kualitas tanaman dan hewan dan meningkatkan


produktivitasnya tersebut menurutsyara ’ tidak apa-apa untuk dilakukan
dan termasuk aktivitas yang mubah hukumnya. Demikian pula
memanfaatkan tanaman dan hewan dalam proses kloning guna mencari
obat yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit manusia terutama
yang kronis adalah kegiatan yang dibolehkan Islam, bahkan hukumnya
sunnah (mandub), sebab berobat hukumnya sunnah. Begitu pula
memproduksi berbagai obat-obatan untuk kepentingan pengobatan
hukumnya juga sunnah. Oleh karena itu, dibolehkan memanfaatkan
proses kloning untuk memperbaiki kualitas tanaman dan mempertinggi
produktivitasnya atau untuk memperbaiki kualitas hewan seperti sapi,
domba, onta, kuda, dan sebagainya. Juga dibolehkan memanfaatkan
proses kloning untuk mempertinggi produktivitas hewan-hewan tersebut
dan mengembangbiakannya, ataupun untuk mencari obat bagi berbagai
penyakit manusia, terutama penyakit-penyakit yang kronis.
Oleh karena itu tidak salah jika Majma' al-Buhts al-Islamiyyah yang
berpusat di Kairo Mesir mengeluarkan fatwa akan bolehnya
memanfaatkan teknologi kloning terhadap tumbuh-tumbuhan atau hewan
asalkan memiliki daya guna (bermanfaat) bagi kehidupan manusia. Hal ini
didasarkan pada prinsip bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini
diciptakan untuk kesejahteraan manusia. Apalagi jika kita memanfaatkan
proses kloning ini untuk jelas-jelas untuk memperbaiki kualitas tanaman
dan mempertinggi produktivitasnya atau untuk memperbaiki kualitas
hewan. Selain itu juga dibolehkan memanfaatkan proses kloning untuk
mempertinggi produktivitas hewan-hewan tersebut dan
mengembangbiakannya, ataupun untuk mencari obat bagi berbagai
penyakit manusia, terutama penyakit-penyakit yang kronis.

2.Rumusan Masalah.
a. Bagaimanakah pengertian cloning dan bayi tabung?

Cloning pengertian secara sederhanya adalah cangkok; yaitu


penggabungan unsur-unsur hayati dua atau lebih untuk memperoleh
manfaat tertentu.

Dibidang biologi molekuler, pengertian kloning ini sering


dikonotasikan dengan teknologi penggabungan fragment (potongan)
DNA, sehingga pengertiannya identik dengan teknologi rekombinan
DNA atau rekayasa genetik.

Namun pengertian di luar itu juga masih tetap digunakan, misalnya


kloning domba dsb, yang merupakan "penggabungan" unsur inti sel
dengan sel telur tanpa inti. Dengan demikian teknologi kloning ini juga
termasuk dalam wacana bioteknologi; malah bisa dikatakan sebagai hal
yang mendasar untuk bioteknologi. Teknologi kloning memang
memungkinkan untuk dikembangakan ke arah rekayasa pembuatan
jaringan atau organ tertentu. Namun mesti memperhatikan masalah
etik. Mengenai rekayasa darah untuk keperluan transfusi, meskipun sel
darahnya sendiri bisa diusahakan melalui teknologi kloning (melalui
stimulasi hematopoietic progenitors, atau dari stem cells-nya), namun
mesti juga harus memperhatikan komponen-komponen lainnya selain
komponen sel-sel darah.

Adapun kloning manusia adalah teknik membuat keturunan dengan


kode genetik yang sama dengan induknya yang berupa manusia. Hal
ini dapat dilakukan dengan cara mengambil sel tubuh (sel somatik) dari
tubuh manusia, kemudian diambil inti selnya (nukleusnya), dan
selanjutnya ditanamkan pada sel telur (ovum) wanita yang telah
dihilangkan inti selnya dengan suatu metode yang mirip dengan proses
pembuahan atau inseminasi buatan.

Dengan metode semacam itu, kloning manusia dilaksanakan


dengan cara mengambil inti sel dari tubuh seseorang, lalu dimasukkan
ke dalam sel telur yang diambil dari seorang perempuan. Lalu dengan
bantuan cairan kimiawi khusus dan kejutan arus listrik, inti sel
digabungkan dengan sel telur. Setelah proses penggabungan ini terjadi,
sel telur yang telah bercampur dengan inti sel tersebut ditransfer ke
dalam rahim seorang perempuan, agar dapat memperbanyak diri,
berkembang, berdiferensiasi, dan berubah menjadi janin sempurna.
Setelah itu keturunan yang dihasilkan dapat dilahirkan secara alami.
Keturunan ini akan berkode genetik sama dengan induknya, yakni
orang yang menjadi sumber inti sel tubuh yang telah ditanamkan pada
sel telur perempuan.

B. BAYI TABUNG
Bayi tabung adalah bayi yang di hasilkan bukan dari persetubuh an,
tetapi dengan cara mengambil mani/sperma laki – laki atau ovum
perempuan, lalu dimasukan dalam suatu alat dalam waktu beberapa hari
lamanya. Setelah hal tesebut dianggap mampu menjadi janin, maka
dimasukan dalam rahim ibu.

Sel sperma tersebut kemudian akan membuahi sel telur bukan pada
tempatnya yang alami. Sel telur yang telah dibuahi ini kemudian
diletakkan pada rahim isteri dengan suatu cara tertentu sehingga
kehamilan akan terjadi secara alamiah di dalamnya.

Pada dasarnya pembuahan yang alami terjadi dalam rahim melalui cara
yang alami pula (hubungan seksual), sesuai dengan fitrah yang telah
ditetapkan Allah untuk manusia.

Akan tetapi pembuahan alami ini terkadang sulit terwujud, misalnya


karena rusaknya atau tertutupnya saluran indung telur ( tertutupnya
saluran indung telur (tuba Fallopii tuba Fallopii) yang membawa sel telur
ke rahim, serta ) yang membawa sel telur ke rahim, serta tidak dapat
diatasi dengan cara membukanya atau mengobati tidak dapat diatasi
dengan cara membukanya atau mengobatinya. Atau karena sel
spermanya. Atau karena sel sperma suami lemah atau tidak mampu
menjangkau rahim isteri untuk bertemu dengan sel telur, suami lemah
atau tidak mampu menjangkau rahim isteri untuk bertemu dengan sel
telur, serta tidak dapat diatasi dengan cara memperkuat sel sperma
tersebut, atau mengupayakan sampainya sel sperma ke rahim isteri agar
bertemu dengan sel telur di sana. Semua ini akan meniadakan kelahiran
dan menghambat suami isteri untuk berbanyak anak. Padahal Islam telah
menganjurkan dan mendorong hal tersebut dan kaum muslimin pun telah
disunnahkan melakukan-nya.

a. Program bayi tabung sebagai salah satu teknik rekayasa


reproduksi memiliki sejumlah keunggulan dan kelemahan.

Keunggulan program bayi tabung adalah dapat memberikan


peluang kehamilan bagi pasutri yang sebelumnya menjalani pengobatan
infertilitas biasa,namun tidak pernah membuahkan hasil. Sedangkan
kelemahan dari program ini adalah tingkat keberhasilannya yang belum
mencapai 100 persen. waktu untuk mengikuti program ini cukup lama dan
memerlukan biaya yang mahal.

b. Bagaimanakah umur dan kesehatan bayi tabung?

Para dokter hingga kini masih memperdebatkan usia bayi tabung


yang lebih pendek dari pada bayi normal. Namun perdebatan itu masih
harus dibuktikan. Para dokter masih mengevaluasi dan mengumpulkan
data – data menyangkut kualitas dan panjangnya usia bayi tabung.

Bukti yang dikemukakan oleh Dokter Ali Baziad spesialis kebidanan,


mengemukakan bahwa bayi tabung yang pertama di Dunia hingga kini
masih hidup dan umurnya 30 tahun bahkan dia sudah memiliki anak
dengan proses normal.

Di indonesia perkembangan bayi tabung perkembangannya cukup maju.


Pasangan suami istri mulai memilih program bayi tabung. Setelah
berbagai upaya yang dicoba tidak mampu memiliki keturunan.

Dr. Indra anwar mengatakan bahwa salah satu penyebab ketidak suburan
istri sehingga sulit memperoleh anak mungkin akibat adanya saluran
tersumbat. Ada pula disebabkan adanya antibody yang diproduksi oleh
tubuh menolak sperma, tapi hal semacam itu masih hurus diteliti lebih
lanjut.
c. Persentase Keberhasilan Bayi Tabung

Tingkat keberhasilan bayi tabung hanyalah sekitar 1% sesaat


setelah bayi tabung pertama Louise Brown dilahirkan pada tahun 1978.
Dengan adanya peningkatan teknologi kedokteran, angka keberhasilan ini
menjadi sekitar 25% - 50% sekarang.

Perlu diperhatikan arti angka tersebut, ada yang mengartikan berhasil


sampai hamil, ada yang mengartikan berhasil sampai melahirkan sang
bayi. Ada yang dihitung dari jumlah pasangan yang mengikuti program
bayi tabung, dan ada juga yang dihitung dari semua jumlah program bayi
tabung yang dilakukan. Contoh dari 100 pasang suami istri ada 20 yang
berhasil melahirkan bayi, berarti 20% Tapi bagaimana kalau 50 dari 100
pasangan itu sudah menjalani 3 kali proses bayi tabung, artinya ada 20
bayi dari 200 (50+50*3) proses bayi tabung = hanya 10%

Tingkat keberhasilan bayi tabung berbeda-beda dari rumah sakit atau


klinik satu dengan lainnya. Hal ini tergantung dari ketersediaan peralatan,
jenisnya, prosedur, keahlian dari para dokternya, dll. Yang paling baik
adalah bertanya langsung ke rumah sakit.

Ada Rumah Sakit yang mempunyai tingkat keberhasilan hamil dengan


program bayi tabung sekitar 60% di tahun 2006. Lumayan besar tapi
jangan senang dulu, ini statistik untuk keberhasilan hamil dari wanita
berumur kurang dari 30 tahun dan dari fresh cycle (program penuh, bukan
dari embrio yang dibekukan). Rata- ratanya 30-35% untuk semua kasus
(dihitung dari banyaknya proses bukan dari banyaknya pasangan suami-
istri), dan untuk sampai melahirkan (atau kerennya take- home-baby)
sekitar 25-27%.

Dari data statistik ternyata umur sang ibu punya pengaruh yang sangat
besar terhadap keberhasilan bayi tabung. Semakin tua semakin kecil
tingkat keberhasilannya. Katanya sekitar 25% untuk wanita di bawah umur
35 tahun, di bawah 10% bagi yang berumur diatas 40, sekitar 1% untuk
yang diatas 45 tahun, 0% di atas 50 tahun.

Ternyata ada faktor lainnya yang juga mempengaruhi tingkat keberhasilan


yaitu kesehatan, tipe embrio yang dimasukkan fresh atau frozen. Memang
banyak sekali faktor yang menentukan keberhasilan program Bayi Tabung
ini namun pada pelaksanaanya anda tinggal menanyakan langsung pada
dokter.
d. Bagaimanakah pendapat cloning dan bayi tabung menurut
ilmuwan barat?

Perdebatan tentang kloning dikalangan ilmuwan barat terus terjadi,


bahkan dalam hal kloning binatang sekalipun, apalagi dalam hal kloning
manusia. Kelompok kontra kloning diwakili oleh George Annos (seorang
pengacara kesehatan di universitas Boston) dan pdt. Russel E. Saltzman
(pendeta gereja lutheran). menurut George Annos, kloning akan memiliki
dampak buruk bagi kehidupan, antara lain :

• merusak peradaban manusia.

• memperlakukan manusia sebagai objek.

• Jika kloning dilakukan manusia seolah seperti barang mekanis yang bisa
dicetak semaunya oleh pemilik modal. Hal ini akan mereduksi nilai-nilai
kemanusiaan yang dimiliki oleh manusia hasil kloning.

Kloning akan menimbulkan perasaan dominasi dari suatu kelompok


tertentu terhadap kelompok lain. Kloning biasanya dilakukan pada
manusia unggulan yang memiliki keistimewaan dibidang tertentu. Tidak
mungkin kloning dilakukan pada manusia awam yang tidak memiliki
keistimewaan. Misalnya kloning Einstein, kloning Beethoven maupun
tokoh-tokoh yang lain. Hal ini akan menimbulkan perasaan dominasi oleh
manusia hasil kloning tersebut sehingga bukan suatu kemustahilan ketika
manusia hasil kloning malah menguasai manusia sebenarnya karena
keunggulan mereka dalam berbagai bidang.

Sedangkan menurut pdt. Russel E. Saltzman, bagaimanapun kloning


tetap tidak diperbolehkan, karena pada prosesnya terdapat pengambilan
sel dari makhluk hidup yang berhak mendapat kehidupan. Sel yang
diambil untuk kloning berarti sama saja dengan membunuhnya untuk
kemudian dijadikan sebagai organisme baru. Padahal setiap makhluk
hidup sekecil apapun berhak menikmati kehidupan.

Adapun kelompok yang memperbolehkan kloning diwakili oleh Panos


Zavos (seorang peneliti pada pusat Reproduksi kentucky), mereka
berpendapat bahwa kloning untuk saat ini memang diperlukan oleh
manusia. Contoh misalnya ketika christopher reeves kehilangan tulang
punggungnya, salah satu cara yang pas untuk menyembuhkan sakitnya
adalah dengan kloning. Atau Andrea Gordon, seorang pasien yang
mengalami gagal ginjal dan organ tubuhnya tidak bisa menerima
transplantasi ginjal walau dari orang terdekatnya sekalipun. Ia rela
menunggu hasil kloning organ ginjal walau ginjal babi sekalipun. Untuk
mereka berdua kloning sangat diperlukan karena menimbang manfaat
yang mereka dapatkan dari hasil kloning tersebut. Selain itu, kloning juga
diharapkan bisa menjadi alternatif untuk melestarikan hewan langka,
sehingga keberadaan hewan-hewan langka terus bisa dilestarikan, hal ini
seperti yang dilakukan oleh Betsy Dresser (seorang pakar binatang di
kebun binatang audubon, new orlands, Australia). Kloning juga bisa
menjadi solusi bagi wanita yang tidak bisa melahirkan anak tetapi ingin
mempunyai anak secara genetis karena adanya keterkaitan histori antara
keduanya, hal ini seperti yang diinginkan oleh Viviane Maxwell (warga
California). Menimbang faktor-faktor diatas, para ilmuwan terus berupaya
untuk melakukan penelitian tentang kloning ini dengan harapan penelitian
mereka bisa dimanfaatkan pada kehidupan manusia.

Tentang bayi tabung sekitar 30 tahun lalu seorang bayi perempuan


dilahirkan dari rahim seorang perempuan. Sekilas kelahiran tersebut
merupakan kelahiran biasa, normal. Namun, kelahiran itu sebenarnya
merupakan hasil dari pembuahan di luar tubuh manusia. Metode tersebut
dikembangkan oleh ilmuwan Inggris, Louise Brown. Pada mulanya, hasil
percobaan ”bayi tabung” tersebut memicu protes di berbagai belahan
dunia, akan tetapi sekaligus mengubah pandangan akan kehidupan dan
kemajuan sains. Metode tersebut telah menandai perubahan mendasar
dalam perkembangan ilmu kedokteran.
e. Bagaimanakah cloning dan bayi tabung dalam kajian hukum
Islam?

Kloning dan hukumnya secara tersurat tidak didapatkan dari kitab-


kitab maraji’ islam, baik dari Al-Qur’an, Hadits, maupun kitab-kitab ulama
klasik. Penentuan hukum kloning murni merupakan ijtihad kaum muslim
sekarang dan ini merupakan tantangan bagi kaum muslim dalam
menanggapi realitas yang terjadi disekitarnya. Oleh karena itu, salah satu
cara yang mungkin dilakukan adalah dengan melihat metode yang
dilakukan ulama terdahulu dalam memutuskan hukum terhadap suatu
realitas yang tidak pernah dijumpai sebelumnya (pendekatan ushul fiqh).
Pada dasarnya, kloning merupakan suatu ide ilmiah hasil pemikiran
kreativitas manusia. Ide ini merupakan realisasi dari pembacaan manusia
terhadap alam yang sebenarnya juga dianjurkan oleh islam (iqra dalam
artian ayat-ayat kauniyah). Menurut Syekh Muhammad Taufiq Miqdad
setiap ide ilmiah yang dikemukakan tidak keluar dari tiga katagori.
Pertama, ia berkaitan dengan sesuatu yang telah pasti diharamkan
agama, seperti eutanasia. Ini jelas ditolak oleh agama karena berkaitan
langsung dengan kehidupan manusia yang merupakan anugerah Ilahi
tanpa sedikitpun campur tangan manusia.

Kedua, ide tersebut berkaitan dengan sesuatu yang jelas didukung oleh
agana dan juga pertimbangan akal, seperti penciptaan aneka obat untuk
penyembuhan manusia. ini termasuk bagian dari kebutuhan pokok
manusia. Islam mendukung setiap usaha ke arah sana, dan menilainya
sebagai sesuatu yang amat terpuji. Ketiga, suatu ide ilmiah yang belum
terbukti hasil dan dampaknya baik positif maupun negatif. Ide semacam ini
baru dalam proses pembentukan atau tahap awal. Kita belum dapat
memperoleh gambaran jelas dan utuh yang dapat menyingkirkan segala
ketidakjelasan yang berkaitan dengannya. Ide semacam ini, tidak dapat
ditetapkan atasnya hukum haram atau halal secara pasti, karena ia baru
berbentuk ide atau baru dalam bentuk kekuatiran adanya sisi mudharat
dan negatif yang juga baru dalam benak dan teori. Menetapkah hukum
(halal maupun haram) menyangkut hal semacam ini adalah ketergesa-
gesaan yang bukan pada tempatnya dan tidak sejalan dengan tuntunan
akal dalam berpikir atau menarik kesimpulan.

Kloning, dalam ranah kloning manusia disini berada pada posisi ketiga
dari ide ilmiah tersebut. Kita tidak bisa menentukan secara pasti
(halal/haramnya) karena ide tersebut masih dalam tataran ide dan belum
diaplikasikan. Dalam hal ini segala bentuk penelitian ilmiah hukumnya
mubah/boleh. Kita bisa mengambil kesimpulan keputusan hukumnya
setelah ide tersebut diaplikasikan dengan menimbang dampak-
dampaknya terhadap kehidupan, tentang maslahah atau tidaknya hasil
penelitian tersebut.

Tetapi pendapat para ulama tentang kloning pada manusia seandainya


nanti berhasil dilakukan menarik untuk dikaji. Diantaranya pendapat
Sheikh Muhammad Thanthawi dan Sheikh Muhammad Jamil Hammud Al-
’Amily yang mengatakan bahwa kloing dalam upaya mereproduksi
manusia terdapat pelecehan terhadap kehormatan manusia yang
mestinya dijunjung tinggi. Kloning mengarah kepada goncangnya sistem
kekeluargaan serta penghinaan dan pembatasan peranan perempuan. Ia
bukan saja memutuskan silaturahim tetapi juga mengikis habis cinta. Ia
adalah mengubah ciptaan Allah dan bertentangan dengan Sunatullah. Itu
adalah pengaruh setan bahkan merupakan upayanya untuk menguasai
dunia dan manusia.

Sheikh Muhammad Ali al-Juzu (Mufti Lebanon yang beraliran Sunni)


menyatakan bahwa kloning manusia akan mengakibatkan sendi
kehidupan keluarga menjadi terancam hilang atau hancur, karena
manusia yang lahir melalui proses kloning tidak dikenal siapa ibu dan
bapaknya, atau dia adalah percampuran antara dua wanita atau lebih
sehingga tidak diketahui siapa ibunya. Selanjutnya kalau cloning dilakukan
secara berulang-ulang, maka bagaimana kita dapat membedakan
seseorang dari yang lain yang juga mengambil bentuk dan rupa yang
sama.

Sheikh Farid Washil (mantan Mufti Mesir) menolak kloning reproduksi


manusia karena dinilainya bertentangan dengan empat dari lima
Maqashid asy- Syar’iah: pemeliharaan jiwa, akal, keturunan, dan agama.
Dalam hal ini cloning menyalahi pemeliharaan keturunan. Dari beberapa
pendapat tersebut, kita bisa menyimpulkan bahwa cloning hukumnya
haram karena lebih berpotensi menghasilkan dampak buruk daripada
dampak baiknya. Keharaman cloning ini lebih didasarkan pada hilangnya
salah satu hal yang harus dilindungi manusia yaitu faktor keturunan. Hal
ini kemudian disandarkan pada qaidah “dar’ul mafasid muqaddamun ala
jalbil mashalih” yang artinya Menampik keburukan lebih diutamakan
daripada mendatangkan manfaat’. Hilangnya garis keturunan manusia
yang dikloning akan menghilangkan hak-hak manusia tersebut, seperti
misalnya hak untuk mendapat penghidupan dari keluarganya, warisan,
lebih parah lagi hak untuk mendapatkan kasih sayang dari orang tua
geneticnya, dan hak- hak lain yang harus ia dapatkan. Pengharamannya
diambil dari kaedah yang ditegaskan oleh firman Allah (QS. 2: 219)
tentang minuman keras yang artinya, Dosa keduanya (minuman keras
dan perjudian) lebih besar daripada manfaatnya. Dari sana kita bisa
menarik benang merah bahwa cloning yang bertujuan untuk pengobatan
misalnya penggantian organ tubuh manusia dengan organ cloning
menurut kami diperbolehkan sepanjang hal itu mendatangkan maslahah
dan karena kondisi dlarurat yang dialami oleh pasien (Sheikh Farid Washil
: 2003).

Adapun kloning dalam ranah binatang dan tumbuh-tumbuhan, maka Islam


secara jelas membolehkannya, apalagi kalau tujuannya untuk
meningkatkan mutu pangan dan kualitas daging yang dimakan manusia.
Selain itu, karena binatang dan tumbuh-tumbuhan tidak perlu mengetahui
tentang asal-usul garis keturunannya. Kloning terhadap hewan atau
tumbuhan jika memiliki daya guna bagi kehidupan manusi maka
hukumnya mubah/boleh dalilnya : Q.S. Al-Baqoroh: 29

Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan
Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan
Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”(Q.S.Al-Baqoroh: 29)

Berdasarkan pengalaman yang telah dilakukan beberapa ulama' dapat di


ketahui mafsadat dari kloning lebih banyak daripada maslahatnya. oleh
karena itu, praktek kloning manusia bertentangan dengan hukum islam
dengan demikian kloning manusia dalam islam hukumnya haram.Anak-
anak produk proses kloning tersebut

Anak-anak produk proses kloning tersebut dihasilkan melalui cara yang


tidak alami. Padahal justru cara alami itulah yang telah dihasilkan melalui
cara yang tidak alami. Padahal justru cara alami itulah yang telah
ditetapkan oleh Allah untuk manusia dan dijadikan-Nya sebagai
sunnatullah untuk ditetapkan oleh Allah untuk manusia dan dijadikan-Nya
sebagai sunnatullah untuk menghasilkan anak-anak dan keturunan
menghasilkan anak-anak dan keturunan. Dalil-dalil keharaman.:Q.S. An-
Najm:45-46

Artinya :

“Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria


dan wanita.(45) dari air mani, apabila dipancarkan.)46).”

Q.S.Al-Qiyamah:37-38,

Artinya : “Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam
rahim) (37), kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah
menciptakannya, dan menyempurnakannya (38)”(Q.S.Al-Qiyamah :37-38)
Anak-anak produk kloning dari perempuan saja (tanpa adanya laki-laki),
tidak akan mempunyai ayah. Dan anak produk kloning tersebut jika
dihasilkan dari proses pemindahan sel telur --yang telah digabungkan
dengan inti sel tubuh-- ke dalam rahim perempuan yang bukan pemilik sel
telur, tidak pula akan mempunyai ibu. Sebab rahim perempuan yang
bukan pemilik sel telur, tidak pula akan mempunyai ibu. Sebab rahim
perempuan yang menjadi tempat pemindahan sel telur tersebut hanya
menjadi penampung, tidak lebih. Ini merupakan tindakan menyia-nyiakan
manusia, sebab dalam kondisi ini tidak terdapat ibu dan ayah. Hal ini
bertentangan dengan firman Allah SWT : Q.S.Al-Hujurat:13,

Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari


seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi
Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”(Q.S.Al-Hujura t:13)

Q.S.Al-Ahzab:5,

Artinya : “Panggilah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai)


nama bapak- bapak mereka; itulah yang lebih adil pada sisi Allah, dan jika
kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, maka (panggilah mereka
sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu. Dan tidak
ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi (yang
ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Dan adalah Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.”(Q.S.Al-Ahzab:5)

Q.S.Al-Israa':70,

Artinya : “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami


angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang
baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna
atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”(Q.S.Al-Isr aa':70)

Q.S.At-tiin:4

Artinya : “sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk


yang sebaik-baiknya.”( Q.S.At-tiin:4)

Memproduksi anak melalui proses kloning akan mencegah pelaksanaan


banyak hukum-hukum syara', seperti hukum tentang perkawinan, nasab,
nafkah, hak dan kewajiban antara bapak dan anak, waris, perawatan
anak, hubungan kemahraman, hubungan 'ashabah, dan lain-lain. Di
samping itu kloning akan mencampur adukkan dan menghilangkan nasab
serta menyalahi fitrah yang telah diciptakan Allah untuk manusia dalam
masalah kelahiran anak.

Kloning manusia sungguh merupakan perbuatan keji yang akan dapat


menjungkir balikkan struktur kehidupan masyarakat.

Berdasarkan dalil-dalil itulah proses kloning manusia diharamkan menurut


hukum Islam dan tidak boleh dilaksanakan. Allah SWT berfirman
mengenai perkataan Iblis terkutuk, yang mengatakan :

QS. An Nisaa' : 119

Artinya : "...dan akan aku (Iblis) suruh mereka (mengubah ciptaan Allah),
lalu benar-benar mereka mengubahnya." (QS. An Nisaa' : 119)

Yang dimaksud dengan ciptaan Allah (khalqullah khalqullah) dalam ayat


tersebut adalah suatu fitrah yang telah ditetapkan Allah untuk manusia.
Dan fitrah dalam kelahiran dan berkembang biak pada manusia adalah
dengan adanya laki-laki dan perempuan, serta melalui jalan pembuahan
sel sperma laki-laki pada sel telur perempuan. Sementara Allah SWT telah
menetapkan bahwa proses pembuahan tersebut wajib terjadi antara
seorang laki-laki dan perempuan yang diikat dengan akad nikah yang sah.
Dengan demikian kelahiran dan perkembangbiakan anak melalui kloning
bukanlah termasuk fitrah. Apalagi kalau prosesnya terjadi antara laki-laki
dan perempuan yang tidak diikat dengan akad nikah yang sah.

Sedangkan masalah bayi tabung pada dasarnya adalah bayi yang di


hasilkan bukan dari persetubuhan, tetapi dengan cara mengambil
mani/sperma laki – laki atau ovum perempuan, lalu dimasukan dalam
suatu alat dalam waktu beberapa hari lamanya. Karena adanya kerusakan
atau tertutupnya saluran indung telur ( rusakan atau tertutupnya saluran
indung telur (tuba Fallopii ) yang membawa sel telur ke rahim, serta tidak
dapat diatasi dengan cara membukanya atau mengobatinya. Atau karena
sel sperma suami lemah atau tidak mampu menjangkau rahim isteri untuk
bertemu dengan sel telur, serta tidak dapat diatasi dengan cara
memperkuat sel sperma tersebut, atau mengupayakan sampainya sel
sperma ke rahim isteri agar bertemu dengan sel telur di sana. Semua ini
akan meniadakan kelahiran dan menghambat suami isteri untuk
berbanyak anak. Padahal Islam telah menganjurkan dan mendorong
untuk berbanyak anak dan kaum muslimin pun telah disunnahkan
melakukannya.

Program bayi tabung sebagai salah satu teknik rekayasa reproduksi


memiliki sejumlah keunggulan dan kelemahan.
Proses seperti ini merupakan upaya medis untuk mengatasi kesulitan
yang ada, dan hukumnya boleh (ja’iz) menurut syara’. Sebab upaya
tersebut adalah upaya untuk mewujudkan apa yang disunnahkan oleh
Islam, yaitu kelahiran dan berba nyak anak, yang merupakan salah satu
tujuan dasar dari suatu pernikahan.

Diriwayatkan dari Anas RA bahwa Nabi SAW telah bersabda :


“Menikahlah kalian dengan perempuan yang penyayang dan subur
(peranak), sebab sesungguhnya aku akan berbangga di hadapan para
nabi dengan banyaknya jumlah kalian pada Hari Kiamat nanti.” (HR.
Ahmad)

Dalam proses pembuahan buatan dalam cawan untuk menghasilkan


kelahiran tersebut, disyaratkan sel sperma harus milik suami dan sel telur
harus milik isteri. Dan sel telur isteri yang telah terbuahi oleh sel sperma
suami dalam cawan, harus diletakkan pada rahim isteri.

Hukumnya haram bila sel telur isteri yang telah ter buahi diletakkan dalam
rahim perempuan lain yang bukan isteri, atau apa yang disebut sebagai
“ibu pengganti” (surrogate mother). Begitu pula haram hukumnya bila
proses dalam pembuahan buatan tersebut terjadi antara sel sperma suami
dengan sel telur bukan isteri, meskipun sel telur yang telah dibuahi
nantinya diletakkan dalam rahim isteri. Demi kian pula haram hukumnya
bila proses pembuahan tersebut terjadi antara sel sperma bukan suami
dengan sel telur isteri, meskipun sel telur yang telah dibuahi nantinya
diletakkan dalam rahim isteri.

Ketiga bentuk proses di atas tidak dibenarkan oleh hukum Islam, sebab
akan menimbulkan pencampuradukan dan penghilangan nasab, yang
telah diharamkan oleh ajaran Islam.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwa dia telah mendengar


Rasulullah SAW bersabda ketika turun ayat li’an :

“Siapa saja perempuan yang memasukkan kepada suatu kaum nasab


(seseorang) yang bukan dari kalangan kaum itu, maka dia tidak akan
mendapat apa pun dari Allah dan Allah tidak akan pernah
memasukkannya ke dalam surga. Dan siapa saja laki-laki yang
mengingkari anaknya sendiri padahal dia melihat (kemiripan)nya, maka
Allah akan tertutup darinya dan Allah akan membeberkan perbuatannya
itu di hadapan orang-orang yang terdahulu dan kemudian (pada Hari
Kiamat nanti).” (HR. Ad Darimi).

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, dia mengatakan bahwa Rasulullah


SAW telah bersabda :
“Siapa saja yang menghubungkan nasab kepada orang yang bukan
ayahnya, atau (seorang budak) bertuan (loyal/taat) kepada selain tuannya,
maka dia akan mendapat laknat dari Allah, para malaikat, dan seluruh
manusia.” (HR. Ibnu Majah)

Ketiga bentuk proses di atas mirip dengan kehamilan dan kelahiran


melalui perzinaan, hanya saja di dalam prosesnya tidak terjadi penetrasi
penis ke dalam vagina. Oleh karena itu laki-laki dan perempuan yang
menjalani proses tersebut tidak dijatuhi sanksi bagi pezina (hadduz zina),
akan tetapi dijatuhi sanksi berupata’zir*, yang besarnya diserahkan
kepada kebijaksaan hakim (qadli).

3. Target dan Tujuan

Dari rumusan masalah di atas maka penulisan draft ini mempunyai target
dan tujuan:

1. Untuk mengetahui pengertian cloning dan bayi tabung.

2. Untuk mengetahui umur dan kesehatan bayi hasil cloning.

3 Untuk mengetahui pendapat cloning dan bayi tabung menurut Ilmuwan


barat.

4 Untuk mengetahui cloning dan bayi tabung dalam kajian hokum Islam.

4. Metodologi

Dalam pembuatan draft ini penulis menggunakan metode library


research atau kajian kepustakaan. Riset kajian kepustakaan ini adalah
melakukan penelitian dari buku – buku atau kitab – kitab perpustakaan
dan sumber dari internet yang relevan dengan masalah yang dibahas.

Darft ini merupakan hasil penggumpulan data yang penulis lakukan untuk
mencari fakta – fakta yang berkaitan dengan masalah tersebut. Baik
berupa dokumen atau informasi yang valid dan dapat dipercaya.

5. Kontribusi

Dalam penyusunan draf ini penulis mengharapkan masyarakat khususnya


para muslim paham betul akan artinya cloning dan bayi tabung serta
hukumnya. Dalam era globalisasi sekarang, perkembangan teknologi
semakin canggih. Banyak hal – hal yang mengejutkan yang tanpa kita
sadari akan menimbulkan masalah baru.

Tentang masalah kloning, hal ini menjadi kontroversi masyarakat


International ada yang pro dan ada yang kontra. Meskipun ada ilmuwan
yang melakukan percobaan kloning. Mereka beralasan kloning sangat
diperlukan karena menimbang manfaat yang mereka dapatkan dari hasil
kloning tersebut. Selain itu, kloning juga diharapkan bisa menjadi alternatif
untuk melestarikan hewan langka, sehingga keberadaan hewan-hewan
langka terus bisa dilestarikan. Dan didalam hukum islam hal ini
diharamkan sebagaimana yang telah dijelaskan diatas. Firman Allah SWT
yang mengharamkan kloning sudah tegas dan jelas.

Sedangkan masalah bayi tabung, memang telah ada orang yang


mempraktekkannya, karena dianggap suatu solusi untuk pasangan
menikah yang kesulitan untuk memiliki anak. Dan didalam hukum islam
hal ini diperbolehkan asalkan memenuhi syarat tertentu. Karena cara
tersebut adalah suatu cara untuk mewujudkan apa yang disunnahkan oleh
Islam, yaitu kelahiran dan memperbanyak keturunan, yang merupakan
salah satu tujuan dasar dari suatu pernikahan

6. Kesimpulan Hipotesis

Bayi tabung adalah bayi yang dihasilkan bukan dari persetubuhan, tapi
dengan cara mengambil sperma laki – laki dan ovum perempuan, lalu di
masukkan dalam alat dalam waktu beberapa hari lamanya setelah hal
tersebut dianggap mampu menjadi janin, maka dimasukkan kedalam
rahim ibu.

Kloning adalah teknik membuat keturunan dengan kode genetik yang


sama dengan induknya pada makhluk hidup tertentu baik berupa
tumbuhan, hewan, maupun manusia.

Dokter Ali Baziad spesialis kebidanan, mengemukakan bahwa bayi tabung


yang pertama di Dunia hingga kini masih hidup dan umurnya 30 tahun
bahkan dia sudah memiliki anak dengan proses normal.

Dari data statistik ternyata umur sang ibu punya pengaruh yang sangat
besar terhadap keberhasilan bayi tabung. Semakin tua semakin kecil
tingkat keberhasilannya. Katanya sekitar 25% untuk wanita di bawah umur
35 tahun, di bawah 10% bagi yang berumur diatas 40, sekitar 1% untuk
yang diatas 45 tahun, 0% di atas 50 tahun.
Menurut George Annos, kloning akan memiliki dampak buruk bagi
kehidupan, antara lain :

• merusak peradaban manusia.

• memperlakukan manusia sebagai objek.

• Jika kloning dilakukan manusia seolah seperti barang mekanis yang bisa
dicetak semaunya oleh pemilik modal. Hal ini akan mereduksi nilai-nilai
kemanusiaan yang dimiliki oleh manusia hasil kloning.

• kloning akan menimbulkan perasaan dominasi dari suatu kelompok


tertentu terhadap kelompok lain. Kloning biasanya dilakukan pada
manusia unggulan yang memiliki keistimewaan dibidang tertentu. Tidak
mungkin kloning dilakukan pada manusia awam yang tidak memiliki
keistimewaan. Misalnya kloning Einstein, kloning Beethoven maupun
tokoh-tokoh yang lain. Hal ini akan menimbulkan perasaan dominasi oleh
manusia hasil kloning tersebut sehingga bukan suatu kemustahilan
ketika manusia hasil kloning malah menguasai manusia sebenarnya
karena keunggulan mereka dalam berbagai bidang.

Menurut pdt. Russel E. Saltzman, prosesnya terdapat pengambilan sel


dari makhluk hidup yang berhak mendapat kehidupan. Sel yang diambil
untuk kloning berarti sama saja dengan membunuhnya untuk kemudian
dijadikan sebagai organisme baru. Padahal setiap makhluk hidup sekecil
apapun berhak menikmati kehidupan.

Hukum bayi tabung dalam Islam boleh menurut syarat yang ditentukan
dan haram bila tidak memenuhi syarat tentunya, sedangkan kloning jelas
– jelas haram menurut islam dan tidak boleh dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai