Anda di halaman 1dari 300

ILMU SOSIAL

DASAR
LATAR BELAKANG PENGAJARAN
ILMU SOSIAL DASAR
adanya berbagai kritik dari
para cendekiawan
terhadap sistem
Pendidikan yang Untuk mengatasi hal
berlangsung di Indonesia tersebut, disajikanlah mata
kuliah Ilmu Sosial Dasar
bagi para mahasiswa agar
mereka memiliki “sense of
Banyak dari
crisis” (pengertian kemelut)
mereka yang
terhadap lingkungn
kurang peka
sosialnya.
dengan hal itu
I. PENGERTIAN ISD
II. TUJUAN ISD
III. RUANG LINGKUP
ISD
Pengertian ISD Merupakan Ilmu
yang Memiliki epistimologi dan
Aksiologi
 ISD adalah pengetahuan yang menelaah masalah-
masalah sosial, khususnya yang terjadi dalam konteks
ke Indonesiaan dan pengetahuan tentang
keanekaragaman dan kesederajatan manusia sebagai
individu dan makhluk sosial dengan menggunakan
konsep-konsep yang berasal dari berbagai bidang
pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu
sosial.
Masalah Sosial
 Menurut Umum atau masyarakat bahwa segala
sesuatu yang menyangkut kepentingan umum adalah
masalah sosial
 Menurut para ahli masalah sosial adalah suatu kondisi
atau perkembangan dalam masyarakat yang
berdasarkan studi yang mempunyai sifat yang dapat
menimbulkan kekacauan terhadap kehidupan warga
masyarakat secara keseluruhan seperti PK5
Ilmu Sosial Dasar adalah suatu
masalah yang digolongkan sebagai
masalah sosial oleh para ahli belum
tentu dianggap sebagai masalah sosial
oleh umum. Sebaliknya, ada juga
masalah yang dianggap sebagai
masalah sosial oleh umum, tetapi
belum tentu dianggap sebagai
masalah sosial oleh para Ahli.
Memahami dan menyadari adanya
kenyataan sosial dan masalah sosial yang
ada dalam masyarakat;

Menyadarai bahwa setiap maslah sosial yang timbul


dalam masyarakat selalu bersifat kompelks dan hanya
dapat didekati secara kritis dan interdisipliner;

Memahami jalan pikiran para ahli dari


bidang ilmu pengetahuan lainnya dalam
menghadapi masalah sosial;

TUJUAN ILMU
Mengembangkan kesadaran mahasiswa untuk
SOSIAL DASAR menguasai pengetahuan tentang keaneka ragaman
dan kesederajatan manusia sebagai individu dan
makluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat;

Menumbuhkan sikap kritis, peka, dan arif


dalam memahami keragaman dan
kesederajatan manusia;

Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan


yang luas serta keyakinan kepada mahasiswa sebagai
bekal bagi hidup bermasyarakat selaku individu dan
makluk sosial dalam mempraktekkan pengetahuan
akademiknya
Tujuan yang ingin dicapai dari pembelajaran ISD ini, berdasarkan uraian
tersebut, diarahkan pada dua sasaran, yaitu :
•Kemampuan mahasiswa dalam mengenali,memahami, dan menyelesaikan
masalah sosial ;
•Mengembangkan kesadaran akan adanya realitas sosial masyarakat berupa
keanekaragaman dan kesederajatan manusia dengan tetap memandang
kenyataan itu secara kritis dan arif.

Dalam prakteknya, untuk mencapai tujuan pembelajaran ISD itu, mula-mula


dijelaskan berbagai kenyataan sosial yang sedang terjadi. Kenyataan sosial itu
dapat berupa fakta sosial, tindakan (perilaku) sosial, serta masalah sosial.
Salah satunya adalah keanekaragaman didalam masyarakat dalam bentuk kaya
dan miskin, kelompok elit dan kelompok alit, beragam agama, suku, golongan,
ras dan sebagainya. Semua kenyataan sosial itu pada akhirnya dapat menjadi
masalah Sosial, masalah ekonomi, masalah politik, dan masalah sentiment
antar pemeluk agama.
RUANG LINGKUP
ISD

•Menurut umum atau warga masyarakat bahwa


segala sesuatu yang menyangkut kepentingan umum
adalah masalah social.
•Menurut para ahli, masalah social adalah suatu
kondisi atau perkembangan dalam masyarakat yang
berdasarkan studi mereka mempunyai sifat yang
dapat menimbulkan kekacauan terhadap kehidupan
warga masyarakat secara keseluruhan.
KEBERHASILAN ADALAH TUJUAN HIDUP YANG
HARUS DIPERJUANGKAN ;;

“Sukses berarti mendapatkan yang anda inginkkan sedangkan


kebahagiaan adalah menginginkan yang anda peroleh.
Keberhasilan berarti banyak hal yang mengagumkan dan positif.
Keberhasilan berarti kesejahteraan pribadi , keberhasilan berarti
memperoleh kehormatan, keberhasilan berarti memperoleh
kebebasan, keberhhasilan berarti menang, kkeberhasilan adalah
tujuan hidup . (David. 1992:1).
Anda pasti menginginkan keberhasilan. Setiap orang pasti
menginginkkan hal yang sama, karena itu berarti banyak hal positif
, menyenangkan , mengaggumkan, dan lain-lain .
Tapi jika anda saat ini sedang bingung apa yang menjadi tujuan hidup
anda, jawabannnya adalah keberhasilan.
Paul Arden Mengatakan
 Bahwa selama ada tujuan yang ingin dicapai, semuua bisa diraih.
 Anda bisa menjabarkkan hal ini ke dalam banyak aspek dalam hidup
ini ; “KEBERHASILAN”.
Kesuksesan dapat berarti banyak hal, bukan sekedar materi ,
keberhasilan yang anda dambakan pastilah keberhasilan yang utuh
meliputi jasmani dan rohani.
 Percuma saja seseorang mengatakan bahwa orang dirinya terhormat
kalau ternyata ia tidak memiliki kebebasan untuk melakukan apa saja
yang ingin dilakukan.
 Percuma saja seseorang dikatakan menang , padahal ia tidak pernah
mengikuti satu pertandingan, Kalau demikian untuk memperoleh
keberhasilan , harus ada masalah dan perjuangan .
 Kedua hal ini mesti ada mendampingi keberhasilan yang Anda raih.
Renungkan jika hidup Anda tak pernah bermasalah .
 Adakah perjuuangan untuk terbebas dari masalah itu ?. Tentu tidak.
 Kalau tifdak apakah Anda bisa dikatakan sukses atau berhasil ?.
 Dalam masalah dan perjuangan ada kegagalan, kesalahan, bahkan kekalahan.
 Itulah ujian-ujian yang harus Anda hadapi dalam meraih keberhasilan.
DENGARKAN KATA HATI UNTUK MERAIH
KEBERHASILAN
“Anda tidak dapat memindahkan gunung hanya dengan
mengangankannya, tetapi Anda dapat
memindahkannya dengan kepercayaan yang kuat” –
David J. Schwartz
Gary Scott mengatakan bahwa keberhasilan adalah hasil
serangkaian keputusan kecil yang memuncak dalam
sebuah tujuan besar atau pencapaian. Cara terbaik
memperoleh keberhasilan adalah mengikuti kata hati,
percaya bahwa Anda dapat meraihnya, dan
mewujudkan impian Anda (Gary, 2003:8)
 Pada tips pertama sudah dijelaskan bahwa setiap
orang menginginkan keberhasilan, sebab pada
dasarnya itulah tujuan hidup mereka . Namun, di balik
keberhasilan ada masalah atau tantangan yang
membutuhkan perjuangan untuk bisa menyelesaikan
nya sehingga bisa meraih kemenangan, kebebasan,
dan keberhasilan. Pertanyaanya adalah bagaimana
melakukan perjuangan itu? Jawabannya adalah
dengarkan kata hati Anda.
MAKSIMALKAN POTENSI DIRI
“ Faktanya adalah kita semua bisa mencapai kesuksesan
dan kebahagiaan terbesar ketika kita memaksimalkan
potensi diri.”(Dr. Smiley Blanton, psikiater dan
psikoanalisis asal Amerika (1882-1996)
 Semua orang bisa mencapai kebahagiaan dan
kesuksesan terbesar dalam hidupnya. Itu berarti Anda
termasuk orang yang memiliki potensi besar. Ingatkan
terus kepada diri Anda bahwa Anda lebih baik dari
pada yang Anda kira (David, 1992:12). Anda bukan
orang biasa. Anda orang yang luar biasa. Anda adalah
calon orang sukses.
 Orang sukses adalah orang biasa yang telah
mengembangkan kepercayaan pada diri sendiri dan
pada yang mereka lakukan (David, 1992:12). Jadi,
jangan pernah ragu atau memberi kesan kepada orang
lain bahwa Anda bukan orang yang pantas mendapat
kesuksesan dan kebahagiaan.
Buatlah orang lain menyukai anda

.“Cara yang paling effektif untuk sukses dalam hidup Anda


adalah membantu orang lain meraih kesuksesan” –
Na.poleon Hill.
 Ada sepuluh cara membuat orang lain menyukai Anda.
1. Belajarlah mengingat nama. Ini melatih ketajaman daya
ingat anda
2. Jadilah orang yang menyenangkan sehingga anda tidak
menjadi kaku. Manjadi pribadi yang menyenangkan
membuat akses Anda untuk bertemu dan berhubungan
dengan orang lain lebih mudah.
3. Bersikaplah santai dan rileks sehingga Anda tidak mu-
dah terganggu. Jadilah pribadi yang memberi kesan
tenang di mata orang lain.
4. Jangan congkak. Kecongkakan menjauhkan
hubungan dengan Anda dengan orang lain.
5. Kebanggaan sifat menarik sehingga orang lain
mendapatkan sesuatu yang berharga dalam
pergaulan dengan Anda. Berusahanlah memberikan
makna dalam setiap perjumpaan Anda dengan orang
lain.
6. Tunjukkan kepribadian Anda yang unik. Jangan
takut menampilkan sisi-sisi Anda yang unik di depan
orang lain karena sesungguhnya perbedaan
membuat seseorang lebih menarik.
7. Berusahalah untuk memperbaiki setiap kesalahan yang Anda
pernah alami atau sedang dialami. Milikilah jiwa yang besar
untuk mengakui kesalahan yang Anda perbuat dan bersedia
meminta ma’af kepada orang lain.
8. Biasakanlah menyukai orang lain sampai Anda belajar
melakukannya dengan sungguh-sungguh. Pandanglah orang
lain dari sisi baiknya. Jangan terlalu mempersoalkan sisi
buruknya.
9. Jangan lupa mengucapkan selamat atas prestasi apapun atau
mengungkapkan simpati akan penderitaan atau kekecewaan
orang yang berjiwa besar adalah orang yang mau mnerima
kekalahan dan senang atas keberhasilan orang lain.
10.. Berikan dukungan moral pada orang lain dan mereka akan
memberikan kasih yang tulus kepada Anda membutuhkan
dukungan dari orang lain, demikian pula harapan yang mereka
taruh di hati Anda, yaitu untuk mendukung mereka meraih
keberhasilan. Lihatlah bahwa kasih yang tulus menjadi upah
Anda sesudah mewujudkan harapan mereka.
Belajar dari sekolah kehidupan ;

 “Kita belajar dari pengalaman bahwa manusia tak pernah belajar dari
pengalaman” –George Bernard shaw.
 Anda harus melatih diri sendiri untuk mencapai keberhasilan yang
lebih besar dan semakin besar (David, 1992:14)
 Dimanakah tempat berlatih yang cocok ? Sekolah kehidupan.
 Dimana anda akan berlatih untuk mengamati dan bereksperimen,
kekayaan yang sering luput dari perhatian manusia adalah kekayaan
pengalaman.
 Namun terkadang karena terlalu banyak pengalaman yang diterima,
banyak orang yang lupa mempelajari pengalaman-pengalaman itu.
Jadilah jawaban bukan beban ;
 “Jalan tercepat dan terbaik menuju kesuksesan adalah
mendukung orang lain meraih keberhasilan.
 Posisi apakah yang saat ini sedang anda duduki ?
 Seberapa besar tingginya jabatan, kedudukan, atau
kekuasaan yang anda miliki , sudahkah anda menjadi
jawaban atas persoalan hidup orang lain.
 Anda hidup bukan untuk diri sendiri. Andapun hidup
untuk orang lain, Untuk menjadi jawaban atas persoalan
yang mereka hadapi.
 Siapapun anda, anda kini diundang untuk menjadi
jawaban atas masalah atau kebutuhan hidup orang lain.
Berhenti berusaha menyenangkan
semua orang ;
 “Saya tak tahu kunci keberhasilan, tapi kunci kegagalan
adalah berusaha menyenangkan semua orang. (Bill Cosby).
 Apakah anda merasa lelah ketika berusaha meraih
keberhasilan ?. Berhentilah sejenak dan merenung apakah
dalam usaha itu anda juga ingin berusaha menyenangkan
semua orang.
 Faktanya adalah anda tak bisa menyenangkan semua orang
karena anda hanya satu individu, Tak mungkin anda
menyenangkan semua orang yang anda temui setiap saat.

TEORIKONFLIK
ISD

I. Karl Marx (1818-1883)


 Sangat pantas disebut sebagai tokoh utama penggagas
teori konflik. Meskipun banyak Sarjana yang
mengembangkan teori ini, tokoh klasik teori ini adalah
MARX
 Jika penelusuran teori ini ditarik lagi ke belakang, dasar-
dasar teori konflik sudah ada dalam pemikiran Thomas
Hobes (1588-1679). Ia adalah orang yang paling
berpengaruh dalam mengembangkan paham materialism.
 Menurut Hobes, makluk hidup itu tersusun dari materi.
Sifat dasar manusia di dalam memenuhi kebutuhan
materinya itu, manusia berkompetisi dengan manusia
lainnya, bahkan dengan menggunakan berbagai cara,.
 Kemudian teori ini dilengkapi oleh KarlMarx yang
dasar dasarnya diperoleh dari cara berpikir
meterialsme. Menurut Marx , Basis sosial
kehidupan manusia diwarnai oleh pola relasi
ekonomi
 Ia mengembangkannya dalam teori konflik
dengan konsep pertentanagn kelas, dialektika
materialisme, dan sebagainya. Konflik dalam
masyarakat bersumber dari aktivitas ekonomi
masyarakat.
 Pola relasi ekonomi dalam masyarakat yang
mendasari hukum, agama, dan politik yang secara
simple disebutnya sebagai SUPERSTRUKTUR.
 Dalam diri manusia terdapat dua kepentingan :
 1. Kepentingan individu
 2. Kepentingan bersama
 Kepentingan individu didasrkan manusia sebagai
makluk individu
 Kepentingan kelompok didasarkan manusia sebagai
makluk sosial.
 Dalam perjalanan kepentingan tersebut kadang pula
saling berkait.
 Menurut Jurgen Habermas (2001) manusia memiliki
tiga jenis kepentingan berbeda “
 1. Kepentingan teknis (objective welt)
 Hal ini sangat kuat berhubungan dengan penyediaan
sumber daya natural dan juga kerja
 2. Kepentingan interaksi (social welt)
 Ini merupakan kepentingan praktis yang sesuai
dengan hakikat manusia sebagai makluk sosial.
 3. Kepentigan kekuasaan
 Hal ini berhubungan erat dengan distribusi kekuasaan
dalam masyarakat.
 Manusia sebagai makluk sosial memiliki unsur-unsur
keharusan biologis, yang terdiri dari :
 1. Dorongan untuk makan
 2. Dorongan untuk mempertahankan diri
 3. Dorongan untuk melangsungkan hubungan beda
jenis.
 Manusia mempunyai kecenderungan sosial untuk
selalu meniru guna membentuk diri dalam kehidupan
masyarakatnya.
 Diantara kebutuhan untuk meniru adalah dalam hal :
 1. Penerimaan bentuk-bentuk kebudayaan, yaitu
menerima bentuk-bentuk pembaharuan yang berasal
dari luar sehingga dalam diri manusia terbentuk
sebuah pengetahuan.
 2. Penghematan tenaga yaitu tindakan meniru untuk
tidak terlalu menggunakan banyak tenaga dari
manusia sehingga kinerja manusia dalam masyarakat
bisa berjalan secara efektif dan efisien.

 Faktor-faktor personal yang memengaruhi interaksi


manusia terdiri dari 3 hal yaitu :
 1. Tekanan emosional.
 2. Harga diri yang rendah.
 3. Isolasi sosial.
 Fungsi Dan Peran Manuusia Sebagai Individu Dan
Makluk Sosial ;
 Dalam berinteraksi dengan sekitarnya manusia secara
vertikal (hubungan dengan Tuhan) dan secara
horizontal (hubungan dengan sesama manusia, alam
sekitar dan makluk lainnya) pada hakekatnya manusia
berperan ganda yaitu :
 Manusia sebagai makluk individu dan makluk sosial.
 Ada 3 teori yang dapat membantu model dan kualitas
hubungan antar manusia :
 1. Teori Transaksional (model pertukaran sosial)
 Hubungan antar manusia (interpersonal)
 Yaitu apakah masing-masing merasa memperoleh
keuntungan atau malah merugi dalam transaksinya.
 2, Teori Peran ;
 Yaitu yang mengatur apa dan bagaimana peran setiap
orang dalam pergaulan.
 Contoh ; Seorang Presiden harus bagaimana, seorang
Gubernur harus bagaimana.
 Dalam teori ini jika seseorang mematuhi skenario,
maka hidupnya akan harmoni.
 3. Teori Permainan ;
 Dalam klasifikasi manusia terbagi menjadi 3 yaitu ;
 - Anak-anak (tidak mengerti tanggung jawab, jika
permintaannya tidak dipenuhi akan menangis).
 - Orang dewasa (lugas dan sadar akan tanggung
jawab).
 - Orang tua.(selalu memaklumi kesalahan orang lain)
 Akulturasi Budaya ;
 Kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu
dipengaruhi oleh unsur-unsur suatu kebudayaan lain,
dan unsur-unsur lain itu diterima dan disesuaikan
dengan unsur-unsur kebudayaan sendiri tanpa
menyebabkan hilangnya identitas kebudayaan asli.
 Dampak akulturasi terhadap mayarakat ;
 1. Keadaan masyarakat penerima sebelum proses
akulturasi mulai berjalan.
 2. Individu-individu dari kebudayaan asing yang
membawa unsur-unsur kebudayaan asing itu
 3. Saluran-saluran yang dilalui oleh unsur-unsur
kebudayaan asing untuk masuk kedalam kebudayaan
penerima
 4. Bagian-bagian dari masyarakat penerima yang terkena
pengaruh unsur-unsur kebudayaan asing tadi.
 5. Reaksi para individu yang terkena unsur-unsur
kebudayaan asing.

 Asimilasi Budaya ;
 Proses asimilasi dapat terjadi hal-hal sbb ;
1. Kelompok-kelompok manusia dengan latar belakang
kebudayaan yang berbeda
 2. Kelompok manusia ini saling bergaul secara intensif
dalam kurun waktu yang lama
 3. Pertemuan budaya-budaya antar kelompok itu masing-
masing berubah watak khasnya dan unsur-unsur
kebudayaannya saling berubah sehingga memunculkan
suatu watak kebudayaan yang baru/ campuran.
 Faktor yang memudahkan / penarik terjadinya
asimilasi budaya ;
 1. Faktor toleransi, kelakuan saling menerima dan
memberi dalam struktur himpunan masyarakat
 2. Faktor kemanfaatan timbal balik, memberi manfaat
kepada dua belah pihak
 3. Faktor simpati, pemahaman saling menghargai dan
memperlakukan pihak lain secara baik
 4. Faktor perkawinan.

 Inovasi (Pembaruan) Campuran, Bermanfaat Bagi
proses asimilasi ;
 Proses pembaruan (inovasi) dapat digolongkan dalam
bentuk ;
 A. Discovery ; atau penemuan unsur-unsur
kebudayaan yang baru berupa gagasan individu atau
kelompok
 B. Invention ; atau tindak lanjut inovasi berupa
pengakuan, penerimaan dan penerapan proses
discovery oleh masyarakat
 Pemanfaatan hasil inovasi bergantung ;
 1. Persepsi masyarakat pendukung dalam kelompok
 2. Mutu serta ketahanan SDM
 3. Sistem perangsang, penghargaan dan pengakuan
 4. Harus memberi kemanfaatan bagi masa depan.
 Dilema Antara Kepentingan Individu Dan
Kepentingan Masyarakat ;
 Manusia sebagai makluk sosial tidak bisa hidup
sendiri tanpa bantuan orang lain.
 Sarason (1983) berpendapat bahwa dukungan sosial
selalu mencakup dua hal yaitu ;
 1. Jumlah sumber dukungan sosial yang tersedia
 2. Tingkatan kepuasan akan dukungan sosial yang
diterima.
 Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan ;
 Bahwa dukungan sosial merupakan bantuan atau
dukngan yang diterima individu dari orang-orang
tertentu dalam kehidupannya dan berada dalam
lingkungan sosial tertentu yang membuat si penerima
merasa diperhatikan.
 Menurut Weiss (Cutrona dkk. 1994: 371),
mengemukakan adanya 6 komponen dukungan sosial
 1. Kerekatan Emosional (emotional Attachment)
 2. Integrasi (penggabungan) sosial (sosial
integration)
 3. Adanya pengakuan (reanssurance of worth)
 4. Ketergantungan yang dapat diandalkan (reliable
relance)
 5. Bimbingan ( guidance)
 6. Kesempatan untuk mengasuh ( opportunity for
nurturance).
 INDIVIDU KELARGA DAN MASYARAKAT ;
 Manusia sebagai individu bukan berarti sebagai
keselruhan yang tidak dapat dibagi, melainkan sebagai
keseluruhan yang terbatas, yakni manusia
perseorangan.
 Kita sering mendengar sebuah ungkapan bahwa
manusia itu individulis artinya ;
 Manusia itu hanya mementingkan diri sendiri tidak
mau berbagi dengan orang lain.
 Contoh ;
 Ketika bayi baru lahir individunya sangat tinggi.
 Sifat individualis ini biasanya terus terbawa sampai
masa kanak-kanak.
 Disini peran orang tua sangat penting untuk
menyosialisasikan nilai kepada anaknya agar tidak
tumbuh menjadi seorang yang individualis.
 Individu ini mengalami pertumbuhan menuju dewasa.
 Ada 3 (tiga) aliran pertumbuhan individu yaitu ;
 1. Aliran asosiasi ;
 Bahwa perkembangan itu merupakan proses asosiasi
dimana terjadi perubahan pada manusia secara
bertahap karena adanya pengaruh atau empiri luar
melalui panca indera yang menimbulkan sensasi
maupun pengalaman dalam mengenai keadaan batin
sendiri yang menimbulkan refleksi.
 2. Aliran gestalt ;
 Perkembangan itu diartikan sebagai suatu proses
diferensiasi ini berarti keseluruhan lebih memilki arti
dibandingkan dengan bagian-bagian dan bagian-bagian itu
baru memiliki arti dalam hubungannya keseluruhan.
 3. Aliran sosialis ;
 Perkembangan sebagai proses sosialisasi .
 Yang memengaruhi perkembangan individu adalah ;
 1. Pandangan nativisme ;
 Perkembangan individu itu sebenarnya sangat ditentukan
oleh faktor dari dalam yang berarti pembawaan sejak lahir,
ini berarti faktor keturunan, sehingga segala sesuatu yang
terjadi pada individu sangat bergantung pada pembawaan
individu sejak lahir.
 2. Aliran empirisme ;
 Faktor perkembangan individu adalah faktor
lingkungan dan bukan faktor bawaan.
 Keluarga adalah ;
 Suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih
yang direkat oleh aliran darah, perkawinan, atau
adopsi serta tinggal bersama.
 Dalam Islam asal usul keluarga itu terbentuk dari
perkawinan (laki-laki dan perempuan) dan kelahiran
manusia (laki-laki dan perempuan) (Q.S. An-Nisa ayat
1) Asal usul ini erat kaitannya dengan aturan Islam
bahwa dalam upaya pengembangbiakan keturunan
manusia dilakukan perkawinan.
 Oleh sebab itu pembentukan keluarga diluar aturan
perkawinan dianggap sebagai perbuatan dosa.
 Harton dan Hunt memberikan beberapa pilihan dalam
mendifinisikan keluarga.
 Keluarga adalah ;
 1. Suatu kelompok yang mempunyai nenek moyang
yang sama
 2. Suatu kelompok kekerabatan yang disatukan oleh
darah perkawinan
 3. Pasangan perkawinan dengan atau tanpa anak
 4. Pasanan tanpa nikah yang mempunyai anak
 5. Para anggota suatu komunitas yang biasanya
mereka ingin disebut sebagai keluarga.
 Untuk mengetahui makna masyarakat dapat dilihat
dari beberapa kriterianya yaitu ;
 1. Kemampuan bertahan melebihi masa hidup
seorang individu
 2. Rekruitmen seluruh atau sebagian anggota
melebihi reproduksi
 3. Kesetiaan pada suatu sistem tindakan utama
bersama
 4. Adanya sistem tindakan utama yang bersifat
“swasembada”
 Masyarakat adalah : Kumpulan sekian banyak individu
yang terkait oleh satuan adat, ritus atau hukum dan
hidup bersama.
 Ritus adalah : Suatu tindakan, biasanya dalam bidang
keagamaan,yang bersifat seremonial dan tertata.
 Hukum – hukum kemasyarakatan itu tidak berbeda
dengan hukum alam.
 Salah satu hukum kemasyarakatan yang cukup
populer ialah :
 Q.S. Ar Ra’d (13):11 “Sesungguhnya Alloh tidak akan
mengubah apa yang terdapat pada (keadaan) satu
kaum (masyarakat) sehingga mereka mengubah apa
yang terdapat dalam diri (sikap mental) mereka”
 Masyarakat juga memiliki ajal (usia).
 Ajal dalam bahasa kita sering diartikan sebagai waktu
tutup usia (kematian) atau juga saat kehancuran.
 Masyarakat juga memilki masa kehancurannya.

 Fungsi-Fungsi Keluarga ;
 Suatu pekerjaan yang harus dilakukan dalam kehidupan
keluarga, biasanya disebut fungsi keluarga .
 Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan atau tugas yang
harus dilakukan di dalam atau diluar keluarga.
 Fungsi disini mengacu pada peran individu dalam keluarga
yang pada akhirnya mewujudkan hak dan kewajiban.
 Fungsi keluarga sangat penting, sebab dari sinilah, dapat
terukur dan terbaca sosok keluarga yang ideal dan
harmonis.
 Fungsi keluarga terdiri dari ;
 1. Fungsi biologis
 2. Fungsi pendidikan
 3. Fungsi keagamaan


 4. Fungsi perlindungan
 5. Fungsi sosiologis
 6. Fungsi anak
 7. Fungsi rekreatif
 8. Fungsi ekonomis.
 Menurut Horton and Hurt fungsi keluarga meliputi ;
 1. Fungsi pengaturan seksual
 2. Fungsi reproduksi
 3. Fungsi sosialisasi
 4. Fungsi afeksi
 5. Fungsi pengaturan status
 6. Fungsi perlindungan
 7. Fungsi ekonomi.
 1. Fungsi biologis itu berkaitan erat dengan kebutuhan
seksual suami istri.
 2. Fungsi sosialisasi anak;
 Fungsi ini menunjuk pada peranan keluarga dalam
membentuk kepribadian anak.
 3. Fungsi Afeksi;
 Salah satu kebutuhan dasar manusia ialah kebutuhan
kasih sayang atau rasa dicintai.
 3. Fungsi Edukatif;
 Keluarga merupakan guru pertama dalam mendidik
manusia, hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan anak,
mulai dari belajar jalan, hingga mampu berjalan
sendiri.
 4. Fungsi Religius ;
 Dalam masyarakat kita fungsi keluarga semakin
berkembang diantaranya fungsi keagamaan yang
mendorong dikembangkannya keluarga dan seluruh
anggotanya menjadi insan-insan agamis yang penuh iman
dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
 5. Fungsi Protektif ;
 Keluarga merupakan tempat yang nyaman bagi para
anggotanya.
 Fungsi ini bertujuan agar para angota keluarga dapat
terhindar dari hal-hal yang negatif.
 Dalam setiap masyarakat keluarga memberikan
perlindungan fisik, ekonomis, dan psikologi bagi seluruh
anggotanya.


 6. Fungsi Rekreatif ;
 Fungsi ini bertujuan untuk memberikan suasana yang
segar dan gembira dalam lingkungan keluarga.
 Fungsi rekreatif ini adalah fungsi yang dijalankan oleh
keluarga untuk melakukan hiburan.
 7. Fungsi Ekonomis;
 Pada masa yang lalu, keluarga di Amerika berusaha
memproduksi beberapa untuk kebutuhan rumah
tangga dan menjualnya sendiri.
 Keperluan rumah tangga itu seperti seni membuat
kursi, makanan, dan pakaian. Semua itu dikerjakan
sendiri oleh ayah, ibu, anak dan sanak saudara yang
lain untuk menjalankan fungsi ekonomis dalam
rangka mempertahankan hidupnya.
 8 Fungsi Penentuan Status ;
 Dalam sebuah keluarga, seseorang menerima
serangkaian status, baik ditentukan berdasarkan
umur, urutan kelahiran, dsb.
 Status/ kedudukan ialah ;
 Suatu peringkat atau posisi seseorang dalam suatu
kelompok atau posisi kelompok dalam hubungannya
dengan kelompok lainnya.
 Status tidak bisa dipisahkan dari peran.
 Peran adalah ;
 Perilaku yang diharapkan dari seseorang yang
mempunyai status.

 Diantara fungsi-fungsi tersebut, ada 3 (tiga) fungsi
keluarga yang sulit diubah dan digantikan orang lain
yaitu ;
 1. Fungsi biologis
 2. Fungsi sosialisasi anak
 3. Fungsi afeksi (kasih sayang)
 Fungsi lainnya yang telah bergeser dan diambil oleh
lembaga masyarakat lainnya yaitu ;
 1. Fungsi pendidikan 5. Fungsi ekonomi
 2. Fungsi keagamaan 6. Funsi penentuan status
 3. Fungsi perlindungan
 4. Fungsi rekreatif
 Bentuk-Bentuk Keluarga ;
 1. Keluarga Konjugal ;
 Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak,
serta seorang saudara lainnya.
 Kerabat yang sedarah (consaguine family) ;
 Keluarga yang masih ada hubungan pertalian darah
dari sejumlah kerabatdan bukan didasarkan pada
pertalian kehidupan suami istri.
 Keluarga hubungan sedarah ;
 Suatu kelompok luas dari saudara-saudara sedarah
dengan pasangan dan anak-anaknya.
 2. Keluarga Batih (Nuclear Family) ;
 Ialah kelompok manusia yang terdiri dari ayah, ibu,
anak dan anak-anaknya yang belum memisahkan diri
membentuk keluarga sendiri.
 Keluarga Batih juga bisa disebut sebagai keluarga
konjugal (conjugal family).
 Oleh karena itu keluarga konjugal yang bentuk-
bentuk ketergantungan dengan keluarga luas semakin
tipis.
 Tidak ada tempat bagi pengaturan orang tua (jompo).
 Dalam hal ini tidak ada keluarga yang bertangung
jawab untuk memelihara mereka.(Jompo).
 Keluarga Luas (Extended Family);
 Keluarga luas adalah keluarga yang terdiri dari semua
orang yang berketurunan dari kakek, nenek yang sama
termasuk keturunan masing-masing istri dan suami.
 Keuntungan keluarga luas yaitu ;
 1. Keluarga luas banyak ditemukan di desa-desa dan
bukan pada daerah industri.
 Keluarga luas sangat cocok dengan kehidupan di desa.
 2. Keluarga luas mampu mengumpulkan modal
ekonomi secara besar.
 Apakah untuk sebuah perayaan perkawinan,
membuka lahan baru, kedudukan dalam
pemerintahan atau membeayai anak cerdas berbakat.
 Keluarga Pangkal (Stem Family);
 Keluarga pangkal adalah sejenis keluarga yang
menggunakan sistem pewarisan kekayaan pada satu
anak yang paling tua.
 Keluarga Gabungan (Joint Family) ;
 Keluarga gabungan yaitu sebuah keluarga yang terdiri
atas orang-orang yang berhak atas hasil keluarga,
mereka antara lain saudara laki-laki pada setiap
generasi.
 Disini tekanannya hanya pada saudara laki-laki,
karena menurut adat Hindu, anak laki-laki sejak
kelahirannya mempunyai hak atas kekayaan keluarga.
 Keluarga Prokreasi dan Keluarga Orientasi ;
 Keluarga prokreasi adalah sebuah keluarga dimana
individu merupakan orang tua.
 Ikatan perkawinan merupakan dasar bagi terbentuk
nya suatu keluarga baru (keluarga prokreasi) sebagai
unit terkecil dalam masyarakat
 Hak Dan Kewajiban Individu Dalam Masyarakat ;

 Hak adalah suatu yang merupakan milik atau dapat


dimiliki oleh seseorag sebagai manusia.
 Yang dapat menentukan individu memiliki hak dan
kewajiban adalah norma yang dianut, adat istiadat
yang mentradisi, dan agama yang diyakini.

 Hak yang sangat mendasar yang dapat dimiliki oleh


individu adalah ;
 1. Hak asasi yang bersifat natural, seperti hak untuk
hidup, hak untuk merdeka, hak untuk mendapatkan
kehormatan. Hak tersebut yang menyebabkan
manusia memperoleh kebebasan pada kurun waktu
yang panjang.
 ,2. Hak-hak sipil (umum) adalah hak-hak yang diperlukan
seseorang dalam kedudukannya sebagai individu dalam
suatu masyarakat, ia tidak mungkin tidak
membutuhkannya, sedangkan ak-hak tersebt ditetapkan
untuk memelihara diri, kemerdekaan dan hartanya.
 Kewajiban individu di dalam masyarakat adalah
melaksanakan apa yang menjadi kewajibannya dengan cara
menghormati hak-hak masyarakat.

 Model Masyarakat ;
 Dalam bahasa inggris masyarakat disebut society
 Asal kata socius yang berarti kawan.
 Adapun kata masyarakat berasal dari bahasa Arab yang
berarti berkumpul dan kerja sama.

 Dalam arti yang khusus, masyarakat disebut pula
kesatuan sosial yang mempunai ikatan-ikatan kasih
sayang yang erat.
 Kesatuan sosial mempunyai kehidupan jiwa seperti
adanya ungkapan jiwa rakyat, ehendak rakyat,
kesadaran masyarakat dsb.
 Dewasa ini berkembang berbagai sebutan untuk
model masyarakat yaitu masyarakat Madani dan civil
society.
 Secara harafiah civil society merupakan terjemahan
dari civilis society yang diperkenalkan oleh seorang
orator dan pujangga Romawi terkemuka, Cicero. (106-
43 SM). Yang pengertiannya merujuk pada budaya
perseorangan dan masyarakat.
 Dalam perspektif Islam civil society ata masyarakat
madani menacu pada penciptaan peradaban.
 Kata al-din (agama), terkait dengan
 Kata al-tamaddun (peradaban).
 Kedua kata itu menyatu dalam pengertian al-madinah
yang arti harafiahnya adalah kota.
 Dengan demikian masyarakat madni mengandung
tiga unsur pokok yaitu ;
 Agama, Peradaban, Perkotaan.
 Disin agama merupakan sumber peadaban adalah
prosesnya, dan masyarakat kota adalah hasilnya.
 Dalam merealisasi wacana masyarakat madani (civil
society) diperlukan persyarakat yaitu ;
 1. Free public sphere, yaitu adanya ruang publik
yang bebas sebagai media dalam menampaikan
pendapat
 2. Demokratis, yaitu masyarakat memiliki
kebebasan penuh untuk menjalankan aktivitas
kesehariannya tanpa mempertimbangkan suku
dan agama
 3. Toleran, yaitu menghormati dan menghargai
aktivias yang dilakukan oleh orang lain
 4. Pluralisme, yaitu masyarakat memaham adany
kergaman (budaya, ras, dan agama) disekitarnya
untuk saling menghargai dan menerima
kemajemukan itu dalm kehidupan sehari-hari
 5. Keadian sosial, yaitu keseimbangan yang
proporsional antara hak dan kewajiban setiap
warga Negara yang mencakup seluruh aspek
kehidupan.

 Hubungan Individu Keluarga Dan Masyarakat ;


 Individu barulah dikatakan individu apabila pola
perilakunya yang khas dirinya itu diproyeksikan pada
suatu lingkungan sosial yang disebut masyarakat.
 Ke Khasan atau pnyimpangan dari pola perilaku
kolektif menjadikannya individu.
 Relasi Individu Dengan Dirinya ;
 Ini merupakan masalah khas psikologi.
 Disini muncul istilah :
 Ego, Id, dan Superego
 Dalam diri seseorang terdapat tiga sistem kepribadian
yang disebut ;
 Id, atau Es
 Id adalah wadah dalam jiwa seseorang, berisi
dorongan primitif dengan sifat temporer yang selalu
menghendaki agar segera dipenuhi atau dilaksanakan
demi kepuasan.
 Contoh : seksual atau libido. Ego bertugas
melaksanakan dorongan-dorongan Id, tidak
bertentangan dengan kenyataan dan tuntutan dari
superego.
 Super Ego berisi kata hati atau conscience,
berhubungan dengan lingkungan sosial dan
mempunyai nilai-nilai moral sehingga merupakan
control terhadapdorongan yang datang dari Id.
 Karena itu ada semacam pertentangan antara Id dan
superego.
 Bila ego gagal menjaga keseimbangan antar dorongan
dari id dan larangan dari superego, individu akan
mengalami konflik batin terus-menerus.
 Untuk itu perlu kanalisasi melalui mekansme
pertahanan.
 Relasi Individu Dengan Keluaraga ;
 Individu memiliki hubungan yang erat dengan
keluarga, yaitu dengan ayah, ibu, kakek, nenek,
paman, bibi, kakak, dan adik.
 Hubungan ini dapat dilandasi oleh nilai, norma, dan
aturan yang melekat pada keluarga yang
bersangkutan.
 Dengan adanya hubungan antara keluarga ini, ndividu
pada akhirnya memiliki hak dan kewajiban yang
melekat pada dirinya dalam kelarga.
 Relasi Individu Dengan Lembaga
 Lembaga diartikan sebagai sekumpulan norma yang
secara terus-menerus dilakukan oleh manusia karena
norma-norma itu memberi keuntungan bagi mereka.
 Manusia bisa bertahan dan bertingkah laku
sehubungan ada yang diyakini membawa keteraturan
dalam diri mansia itu.
 Individu memilki hubungan yang saling memengaruhi
dengan lembaga yang ada di sekelilingnya.
 Proses hubungan individu dengan lembaga lainnya
lebih cepat memengaruhi individu.
 Bahkan individu banyak dipengaruhi oleh lembaga-
lembaga sosial di luar individu.
 Lingkungan pekerjaan dapat membentuk individu
dalam membentuk kepribadian.

 Relasi Individu Dengan Komunitas ;


 Dalam sosiologi, komunitas diartikan sebagai satuan
kebersamaan hidup sejemlah orang banyak yang
memiliki ciri teritorialitas yang terbatas,
keorgansasian tata kehidupan bersama dan berlaku
nilai dan orientasi nilai yang kolektif.
 Komunitas mencakup individu, keluarga dan juga
lembaga yang saling berhubungan secara independen.

 Relasi Individu Dengan Masyarakat ;
 Masyarakat merupakan satuan lingkungan sosial yang
bersifat makro.
 Aspek teritorium (wilayah) kurang ditekankan,
namun aspek keteraturan sosial dan wawasan hidup
kolektif memperoleh bobot yng lebih besar.
 Relasi individu dengan masyarakat terletak dalam
sikap saling menjunjung hak dan kewajiban manusia
sebagai individu dan mansia sebagai makluk sosial.
 Disini harus dibedakan antara hak individu dan hak
masyarakat.
 Dan hak masyarakat harus lebih didahulukan dari
pada hak individu.
 MANUSIA DAN LINGKUNGN ;
 Ekologi Manusia Dan Kesadaran Individu Dalam
Pengelolaan Lingkungan ;
 Secara alamiah, manusia berinteraksi dengan
lingkungannya, manusia sebagai pelaku dan sangat
menentukan keramahan lingkungan terhadap
kehidupannya sendiri.
 Manusia dapat memanfaatkan lingkungan tetapi perlu
memelihara lingkungan agar tingkat lemanfaatannya
bisa dipertahankan bahkan ditingkatkan.
 Bagaiman manusia menyikapi dan mengelola
lingkungannya yang pad akhrnya akan mewujudkan
pola-pola peradaban dan kebudayaan.
 Kesadaran Individu Dalam Masyarakat ;
 Kesadaran individu dalam masyarakat mengenai
lingkungan hidup dan keletariannya merupakan hal
yang amat penting dewasa in di mana pencemaran dan
perusakan lingkungan merupakan hal yang sulit
dihindari.
 Kesadaran terhadap lingkungan tidak hanya
bagaimana menciptakan suatu yang indah atau bersih
saja.
 Tetapi ini sudah masuk pada kewajiban manusia
untuk menhormati hak-hak orang lain.
 Hak orang lain tersebut adalah untuk menkmatidn
merasakan keseimbangan alam secara murni.
 Menurut P. Joko Subagyo kesadaran akan lingkungan
hidup ada beberapa yang perlu diperhatikan :
 1. Ras tepo saliro yang cukup tinggi, dan tidak
terlalu ingin mengganggu
 2. Tidak memikirkan akibat yang akan terjadi,
sepanjang hidupnya saat ini masih berjalan
dengan normal
 3. Kesadaran melapor (jika ada hal-hal yang tidak
berkenan dan dangap sebagai melawan hukum
lingkungan tampaknya masih kurang. Hal ini
dirasakan akan mengakibatkan masalah
lingkungan semakin panjang
 4. Tanggung jawab mengenai kelestarian alam
masih perlu diperbaiki dan ditingkatkan kembali.
 Pencemaran Lingkungan ;
 Umumnya ahli lingkungan membagi kriteria
lingkungan hidup dalam tiga golongan besar yaitu ;
 1. Lingkungan fisik : segala sesuatu disekitar kita
sebagai benda mati
 2. Lingkungan biologis : segala sesuatu disekitar kita
sebagai benda hidup
 3. Lingkungan sosial : adalah manusia yang hidup
secara bermasyarakat.
 Bagi program pembangnan itu sendiri, apabila pelaksa
naannya sesuai dengan program yang telah dijalankan,
maka orientasi untk menjaga linkungan semestapun
akan bisa dilakukan.
 Kerusakan lingkungan itu adalah :
 Pencemaran baik tanah, air maupun udara.
 Menurut sifat penyebaran bahan pencemaran udara
dapat dikelompokkan kedalam tiga kelompok ;
 Sumber titik, area, dan bergerak.
 Sumber titik dan area dapat dijadikan satu kelompok,
sehingga pengelompokkannya menjadi dua yaitu :
 Sumber stationer dan bergerak.
 Sumber stationer adalah kegiatan rumah tangga,
industri, pembakaran sampah, dan letusan gunung
berapi.
 Sumber bergerak adalah kendaraan angkutan.
Pengendalian Pencemaran ;
Salah satu akibat yang paling pasti dari adanya
pencemaran adalah perubahan tatanan.
Akibat lainnya adalah tidak atau kurang berfungsi satu
atau beberapa elemen lingkungan dikarenakan kegiatan
manusia yang mengakibatkan pencemaran tersebut.
Akibat lain yang paling fatal adalah menurunnya
kualitas sumber daya dan kemudian tidak bisa
dimanfaatkan lagi.
Dengan akibat-akibat seperti itu, maka sudah tidak bisa
ditunda lagi bahwa pencemaran haruslah, tidak sekedar
dihindari, akan tetapi diperlukan juga tindakan-
tindakan preventif atau pencegahan.
 PP No. 35 tahun 1991 tentang Sungai, sebagai
pelaksanaan UU No. 11/1974 tentang Pengairan, maka
peraturan itu bisa digunakan sebagai pedoman dalam
rangka menjalankan aktivitas yang pada akhirnya
mengancam bahaya kelestarian sunggai.
 Misalnya ;
 Pencemaran industri merupakan hal yang harus
dihindari , karena baik polusi udara yang diakibatkan
nya maupun buangan limbah hasil proses pengolahan
barang mentahnya sangat berbahaya bagi makluk
hidup.
 Pasal 17 UULH dinyatakan bahwa: Ketentuan tentang
pencegahan dan penanggulangan perusakan dan
pencemaran lingkungan hidup beserta
pengawasannya yang dilakukan secara menyeluruh
 dan / atau secara sektoral ditetapkan dengan
Peraturan Perundang-undangan.
 Pengaruh Lingkungan Terhadap Individu ;
 Lingkungan merupakan salah satu faktor yang meme
ngaruhi terhadap pembentukan dan perkembangan
perilaku individu, baik lingkungan fisik maupun sosio
psikologis, termasuk di dalamnya adalah belajar.
 Pengaruh lingkungan pada diri individu :
 1. Lingkungan membuat sebagai makluk sosial.
 Yang dimaksud dengan lingkungan adalah :
 Meliputi orang-orang atau manusia–manusia lain yang
dapat memberikan pengaruh, sehingga kenyata annya
akan menuntut suatu keharusan sebagai makluk sosial
yang dalam keadaan bergaul satu dengan yang lain.
 2. Lingkungan membuat wajah budaya bagi individu :
 Lingkungan dengan aaneka ragam kekayaan
merupakan sumber inspirasi dan daya cipta untuk
diolah menjadi kekayaan budaya bagi dinya.

 Lingkungan memiliki peranan bagi individu sebagai :


 1. Alat untuk kepentingan dan kelangsungan hidup
individu dan menjadi alat pergaulan sosial
individu.
 2. Tantangan bagi individu dan individu berusaha
untuk dapat menundukkannya.
 Contoh; Air banjir padaa musim hujan
mendorong manusia untuk mencari cara-cara
untuk mengatasinya.
 3. Sesuatu yang diikuti individu. Lingkungan yang
beraneka ragam senantiasa memberikan
rangsangan kepada individu untuk berpartisipasi
dan mengikutinya serta untuk meniru dan
mengidentifikasikannya, apabila dianggap sesuai
dengan dirinya.
 Contoh : seorang juru rawat di Rumah sakit, pada
awalnya dia merasa mual karena bau obat-obatan,
namun lama-kelamaan dia menjadi terbiasa dan tidak
mengalami gangguan lagi, karena dirinya telah sesuai
dengan lingkungannya..

 Pemuda Dan Sosialisasi ;
 Internalisasi adalah ;
 Proses norma-norma kemasyarakatan yang tidak
berhenti sampai institusionalisasi saja, akan tetapi
mungkin norma-norma tersebut sudah mendarah
daging dalam jiwa anggota masyarakat.
 Norma-norma itu kadang-kadang dibedakan antara
norma-norma ;
 1. Norma-norma yang mengatur pribadi yang
mencakup norma kepercayaan yang bertujuan
agar manusia berhati nurani yang bersih
 2. Norma-norma yang mengatur hubungan pribadi,
mencakup kaidah kesopanan dan kaidah hukum
serta mempunyai tujuan agar manusia bertingkah
Laku yang baik dalam pergaulan hidup dan bertujuan
untuk mencapai kedamaian hidup.

 Masalah-masalah kepemudaan ;
 Masalah pemuda merupakan masalah yaang abadi dan
selalu dialami oleh setiap generasi dalam hubungannya
dengan generasi yang lebih tua.
 Problem ini disebabkan karena sebagai akibat dari proses
pendewasaan seseorang.
 Dewasa ini umum diketemukan bahwa secara biologis,
politis dan fisik seorang pemuda sudah dewasa akan tetapi
secara ekonomis, psikologis masih kurang dewasa.
 Sering kali diketemukan pemuda-pemuda telah menikah,
mempunyai keluarga menikmati hak politiknya sebagai
warga negaratetapi dalam segi ekonominya masih tergan-
 tung dari orang tua yang tinggal agak jauh dari tempat
belajar /studinya.

 Hakekat Pemuda ;
 Pengertian pemuda / generasi muda untuk perlu
diperjelas .
 Pemuda adalah mereka yang berumur 15 – 30 tahun
 Pemuda melihat bahwa masa muda merupakan masa
perkembangan yang enak dan menarik.
 Maka keanehan –keanehan yang menjadi ciri khas
masa muda akan hilang sejalan dengan berubahnya
usia.
 Setiap fragmen mempunyai artinya sendiri. Pemuda
dibedakan dari anak dan orang tua.
 Dari masing-masing fragmen itu mewakili niali
sendiri.
 Masa kanak-kanak hanya dapat diresapi karena
kekanakannya, masa pemuda karena sifat-sifatnya
yang khas pemuda, dan masa orang tua diidentikkan
dengan stabilitas hidup dan kemapanannya.
 Hubungan antara manusia sebagai subyek dengan
lingkungannya adalah ;
 Hubungan timbal balik yang aktif artinya ;
 Bukan saja manusia iyu mengubah, memperbaiki atau
merusak lingkungannya, tetapi lingkungan juga akan
ikutmenentukan, mengubah atau merusak manusia
sebagai akibat pengrusakanmanusia atas
lingkungannya
 Generasi tua sebagai “angkatan yang berlalu” (passing
generation) berkewajiban untuk mebimbing generasi
muda sebagai generasi penerus, mempersiapkan
generasi muda untuk memikul tanggung jawabnya
yang makinkompleks.

 Pemuda dan identitas ;


 Telah kita ketahui bahwa “Pemuda atau generasi
muda” merupakan konsep yang selalu dikaitkan
dengan “nilai”.
 Hal ini sering lebih merupakan pengertian edeologis
daan kultural dari pada pengertian ilmiah.
 Misalnya ;
 “Pemuda harapan bangsa” , “pemuda pemilik masa
depan “ dlsb yang kesemuanya merupakan beban
moral bagi pemuda.
 Tetapi dilain pihak pemuda mennghadapi persoalan
seperti kenakalan remaja, ketidak patuhan kepada
orang tua / guru, kecanduan narkoba, frustasi, masa
depan suram, keterbatasan lapangan kerja dll.
 Kesemuanya itu akibat adanya jurang antara keinginan
dan harapan dengan kenyataan yang mereka hadapi.


 Yang dimaksud pemuda adalah ;
 Dilihat dari segi biologis, terdapat istila ;
 Bayi : 0 ------- 1 tahun
 Anak : 1 ------- 12 tahun
 Remaja : 12 ------- 15 tahun
 Dewasa : 30 tahun ke atas.

 Dilihat dari segi budaya atau fungsional dikenal istila ;


 Anak : 0 ------- 12 tahun
 Remaja : 13 ------- 18 tahun ------- 21 tahun
 Dewasa : 18 ------- 21 tahun ke atas.
 Di muka pengadilan manusia berumur 18 tahun sudah
dianggap dewasa.
 Untuk tugas-tugas Negara 18 tahun sering diambil
sebagai batas dewasa tetapi dalam menuntut hak
seperti hak pilih, ada yang mengambil 18 tahun dan
ada yang mengambil 21 tahun sebagai permulaan
dewasa.
 Dilihat dari segi psikologis dan budaya, maka
pematangan pribadi ditentukan pada usia 21 tahun.
 Dilihat dari angkatan kerja, ada istilah tenaga muda
dan tenaga tua. Tenaga muda adalah calon-calon yang
dapat diterima sebagai tenaga kerja yang diambil
antara 18 – 22 tahun.
 Dilihat dari perencanaan modern digunakan istilah
sumber-sumber daya manusia muda (young human
resources) sebagai salah satu dari 3 sumber-sumber
pembangunan yaitu ;

 1. Sumber-sumber alam (natural resources)
 2. Sumber-sumber dana (financial resources)
 3. Sumber-sumber daya manusia (human resources)
 Yang dimaksud dengan sumber-sumber daya
mannusia adalah dari 0--- 18 tahun.

 Dilihat dari ideologis-politis, maka generasi muda


adalah calon pengganti generasi terdahulu, dalam hal
ini berumur antara 18 sampai 30 tahun, dan kadang-
kadang sampai umur 40 tahun.
 Dilihat dari umur, lembaga dan ruang lingkup tempat,
diperoleh 3 katagori tinggi, Pemuda diluar lingkungan
sekolah atau Perguruan Tinggi usia antara 25 – 30
tahun.
 Dalam setiap masyarakat, golongan pemuda
mempunyai tempat tersendiri kaum muda dalam
setiap masyarakat diangggap sedang mengalami apa
yang dinamakan “moratorium”
 Moratoruim adalah :
 Merupakan masa persiapan yang diadalam masyarakat
untuk memungkinkkan pemuda-pemuda yangg
bersangkutan dalam jangka waktu tertentu mengalami
perubahan, dengan sekalian kesalahanyang mereka
buat dalam perubahan itu.

 Lahirnya KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia)


di tangah-tengah kemelut masyarakat Indonesia yang
sedang dilanda kekalutan sebagai akibat targedi
 Nasional yang diintroduksi oleh PKI dengan G 30 S
nya.
 Generasi muda tidak tinggal diam melihat bangsanya
mengalami depresi mental sebagai akibat teror kaum
revisionis, kaum ekstrimis PKI yang dimanifestasikan
dalam bentuk teror G 30 S-nya.
 Demonstrasi dan aksi KAMI mendorong
mempercepat berhasilnya TRITURA, dan dua bulan
kemudian lahirlah Surat Perintah 11 Maret
(Supersemar)
 Tritura dan Supersemar itu kemenangan pertama
Orde Baru, Supersemar itu sendiri bukanlah karena
kemurahan hati atau hadiah rezim Orde Lama kepada
Pimpinan Orde Baru, itu semua melalui proses
perjuangan.
 Bahwa dalam perjuangan itu andil dan peran generasi
muda / mahasiswa sebagai “pressure group” yang
meyakinkan sebagai suatu fakta sejarah memang
benar.
 Tidak benar kalau ada anggapan seolah-oleh hanya
mahasiswa (generasi muda) yang berjuang .
 Generasi muda / mahasiswa tanpa bantuan ABRI dan
dukungan seluruh rakyat, tidak akan berhasil dalam
waktu yang begitu singkat mematangkan situasi dan
mempercepat tanggan Bung Karno untuk
menendatangani Supersemardenagnn hati yang
enggan, tetapi tetap ditongkrongi oleh tiga perwira
ABRI ; Amir Machmud, Basuki Rachmad, dan M.
Yusuf (ketiganya sudah almarhum).
 Justru harus disadari penuh oleh generasi muda,
bahwa generasi muda tidak boleh berpangku tangan,
menjjadi penonton derap langkah dan deru deramnya
motor pembangunan.
 Dengan demikian kiranyya sudah jelas, bahwa
generasi muda sunggguh-sungguh mempersiapkan
diri. Sekolah-sekolah, Akademi dan Perguruan Tinggi
sebagai lembaga pendidikan formal, disamping
pendidikan informal tempat menempa diri bagi
generasi muda.
 Permasalahan generasi muda dapat dilihat dari
beberapa aspek sosial yaitu ;
 1. Sosial Psikologi ;
 Proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian
serta penyesuaian diri secara jasmaniah dan rohaniah
sejak dari masa kanak-kanak sampai usia dewasa
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
 Seperti ;
 Keterbelakangan jasmani dan mental, salah asuh oleh
orang tua / keluarga maupun guru-guru di lingkungan
sekolah.
 Pengaruh negatif dari lingkungan pergaulan sehari-
hari oleh teman sebayanya.
 Hambatan tersebut diatas memuungkinkan timbulnya
kenakalan renmaja, ketidak patuhan kepada otrang
tua dan guru, kecanduan pada narkotika .
 Ini semua perlu segera untuk memperoleh perhatian
dari semua pihak.

 2. Soaial Budaya ;
 Kaum muuda perkembangannya ada dalam proses
pembangunan dan modernisasi dengan segala akibat
sampingnya yang bisa mempengaruhi proses
pendewasaannya.
Sehingga apabila tidak memperoleh arah yang jelas,
maka corak dan warna masa depan Negara dan bangsa
akan menjadi lain dari pada yang dicita-citakan..
 3. Sosial Ekonomi ;
 Pertambahan jumlaah penduduk yang cepat dan
belum meratanya pembangunan dan hasil-hasil
pembangunan mengakibatkanmakin bertambahnya
pengangguran di kalangnan pemuda, kkarena
kurangnyya lapangan kerja.
 Kurangnya lapangan kerja ini menimbulkan berbagai
problem sosial serta frustasi di kalangaan kaum muda.
 Ketidak seimbangan antara kebutuhanbagi
pendidikan dan penyediaan sarana-sarana pendidikan.
 Makin bertambahnya jumlah pemuda yang putus
sekolah.
4. Sosial Politik ;
 Dalam kehidupan sosial politik aspirasi pemuda
berkembang dan cenderung mengikuti pola infra
struktur politik yang hidup dan berkembang pada
suatu periode tertentu.
 Masalah yang menyengkut generasi muda dewasa ini
adalah ;
 a. Dirasakan menurunnya jiwa idialism, patriotisme
dan nasionalisme dikalangan masyarakat
termasuk generasi muda.
 b. Kekurang pastian yang dialami oleh generasi
muda terhadap masa depannya.
 c. Belum seimbangnya jumlah generasi muda
dengan fasilitas pendidikan yaang tersedia.
 d. Kurangnya lapangan dan kkesempatan kerja serta
tinggi tingkat pengangguran/setengah pengang
guran dikalangan generasi muda dapat mengaki
batkan berkurangnya produktivitas nasional dan
memperlambat kecepatan laju perkembangan
pembanggunan nasioanl serta dapat menimbul
kan berbagai problema sosial lainnya.
 e. Kurangnya gizi yang dapat menyebabkan
hambatan bagi perkembangan kecerdasan dan
pertumbuhan badan dikalangan generasi muda
disebabkan oleh rendahnya daya beli dan
kurang nya pengertian tentang gizi dan menu
seimbang di kalangan masyarakat yang
berpengghasilan rendah.
 f. Masih banyaknya perkawinan di bawah umur,
terutama dikalangan masyarakat daerah
pedesaan.
 g. Adanya generasi muda yang menderita fisik,
mental dan sosial yang memerlukan usaha-usaha
yang lebih sungguh-sungguh, agar mereka dapat
berkembang menjadi warga Negara produktif
biarpun ada ketunaan.
 h. Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi
perkawinan dan kehidupan keluarga.
 i. Meningkatnya kenakalan remaja penyalahgunaan
narkotika
 J. Belum adanya peraturan perundang-undangan
yang menyangkut generasi muda.
 Penanggulangan masalah-masalah tersebut diatas
memerlukan usaha-usaha terpadu, teraeah dan
terencana dari seluruh potensi nasional dengan
melibatkan generasi muda sebagai sobyek
pengembangan.

 Perguruan Dan Pendidikan ;


 Keberhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh
berbagai faktor seperti ;
 Kualitas sumber daya manusia, tersedianya sumber
daya alam yang memadai, adanya birokrasi
pemerintah yang kuat dan efisien dsb.
 Dalam hal ini faktor sumber daya manusialah yang
sangat menentukan.
 Karena manusia bukan semata-mata menjadi obyek
pembangunan, tetapi juga sekaligus sebagai subyek
pembangunan.
 - Sebagai subyek pembangunan ;
 Karena setiap orang harus secara aktif dalam proses
 pembangunan.
 - Sebagai obyek pembangunan ;
 Karena hasil pembangunan tersebut harus bisa di –
 nikmati oleh setiap orang.
 Indonesia menghadapi kenyataan untuk melakukan
usaha keras “mencerdaskan kehidupan bangsa”.

 Sebagai satu bangsa yang menetapkan Pancasila
sebagai falsafah hidup bangsa dan Negara Indonesia,
maka pendidikan nasional yang dibutuhkan adalah
pendidikan dengan dasar dan dengan tujuan menurut
Pancasila.
 Dalam implementasinya, pendidkan tersebut
diarahkan menjadi pendidikan pembangunan, satu
pendidikan yang akan membina ketahanan hidup
bangsa , baik secara fisik maupun secara ideologis dan
mental.
 Bila dibandingkan dengan sektor-sektor
pembangunan lainnya, sektor pendidikan termasuk
sektor yang cukup pesat kemajuannya.
 Dalam pembanguna dewasa ini ada dua faktor yang
dapat kita amati yaitu ;
 A. Pendidkan formal ;
 Kita menyadari bahwa investasi tenaga-tenaga terdidik
dalam program jangka pendek, menengah dan jangka
panjang, akan memberikan sumbangan positif bagi
pembangunan, maka pemerintah Indonesia telah
melakukan langkah-langkah pembaruan dalam
bidang pendidikan formal maupun non formal.

 Basic memorandum dalam bidang pendidikan


memuat hal-hal sbb ;
 1. Sekolah itu hendaknya merupakan bagian integral
dari masyarakat sekitarnya.
 Sesuai dengan azas pendidikan seumur hidup, sekolah
itu hendaknya mempunyai dwi fungsi ; mampu
memberikan pendidikan formal dan juga pendidikan
nonformal, baik untuk pemuda untuk orang dewasa,
pri dan wanita.
 2. Sekolah itu hendaknya berorientasi kepada
pembangunan dan kemajuan.
 Sehingga dapat menyiapkan tenaga kerja yang
memiliki watak, pengetahuan dan keterampilan untuk
pembangunan bangsa dan Negara di berbagai bidang.
 3. Sekolah itu hendaknya mempunyai kurikulum,
metode mengajar dan program yang menyenangkan,
menantang dan cocok dengan tujuan (Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI. 1970)
 B. Pendidikan Nonformal ;
 Pendidkan nonformal adalah :
 Pendidikan yang dilakukan secara teratur, dengan
sadar dilakukan, tetapi tidak terlalu ketat mengikuti
peraturan-peraturan yang tepat, seperti pada
pendidikan di sekolah.
 Karena pendidikan nonformal pada umumnya
dilaksanakan tidak dalam lingkungan fisik sekolah.
 Dan sasaran pokok pendidikan nonformal adalah
masyarakat.
 Dan pendidikan nonformal dikoordinir dan
dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Masyarakat.


 Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga
(Tim Penggerak PKK) pada tingkat kelurahan dibina
oleh Lurah / Kepala Desa.
 Diluar itu organisasi wanita seperti Dharma Wanita
dalam program bakti sosial kepada masyarakat acap
kali melaksanakan program-program dalam bentuk
paket program pendidikan nonformal.

 Apa saja yang dapat dijangkau oleh TTG (Teknologi


Tepat Guna);
 Semua aspek teknologi sederhana yang berkaitan
dengan kepentingan hajat hidup rakyat banyak di
pedesaan.
 Contoh ;
 1. Teknologi merencang/membuat alat pengeringan
gabah atau jagung
 2. Teknologi pembuatan Gas Bio
 3. Teknologi pembuatan krupuk dan minyak kelapa
 4. Teknologi tambak air tawar dan air payau
 5. Teknologi pembuatan jembatan bambu. Dll
 C. Pendidikan Informal ;
 Pendidikan informal yakni yang diperoleh seseorang
berdasarkan pengalaman dalam hidup sehari-hari
dengan sadar atau tidak sadar.
 Sejak seorang lahir sampai keliang kubur, didalam
lingkungan keluarga, masyarakat atau dalam
lingkungan pekerjaan sehari-hari.
 Contoh ;
 - Apakah ada pendidikan formal bagi pengemdi becak
 - Apakah ada pendidikan untuk orang tukang sado.

 D. Lembaga-lembaga Pendidikan di Bawah


Departemen dan Non Departemen ;
 Lembaga-lembaga pendidikan yang bersifat teknis dan
sangat teknis dibawah naungan suatu departemen
bertanggung jjawab kepada Menteri yang membawahi
Departemen tersebut.
 Contoh ;
 Sekolah Tinggi Akuntasi Negara (STAN)
 AKABRI dibawah Hankam dll.
 Peranan Pemuda Dalam Masyarakat ;
 Peranan Pemuda di dalam masuarakat dapat kita
bedakan atas dua hal yaitu ;
 a. Peranan pemuda yang didasarkan atas usaha
pemuda untuk menyesuaikan diri dengan
tuntutan lingkungan.
 1. Peranan pemuda sebagai individu-individu yang
meneruskan tradisi mendukung tradisi
 2. Peranan pemuda sebagai individu-individu
berusaha menyesuaikan diri baik dengan orang-
orang atau golongan yang berusaha mengubah
tradisi
 b. Peranan pemuda yang menolak untuk menyesu
aikan diri dengan lingkungannya.
 Peranan pemuda ini dapat dibedakan ;
 1. Jenis pemuda urakan
 2. Jenis pemuda nakal
 3. Jenis pemuda radikal, tidak bisa menerima kenyataan
yang ada
a. a. Azas pembinaan dan pengembangan generasi muda
a. 1). Azas edukatip
b.(a). Pembinaan dan pengembangan oleh unsur di luar
generasi muda didasarkan pada azas :
c.-- Ing ngarso sung tulodo
d.-- Ing madyo mangun karso
e.-- Tut wuri handayani.
 b. Peminaan dan pengembangan oleh sesama generas
muda , didasarkan pada azas :
 --- Silih asih
 --- Silih asah
 --- Silih asuh
 2). Azas persatuan dan kesatuan bangsa
 3). Azas swakarsa (karya sendiri).
 Berdasarkan atas azas ini pembinaan dan pengembang
an generasi muda harus dapat menumbuhkan, mem
bantu dan mengembangkan kemauan dan kemampu
an generasi muda untuk membina dan mengembang
kan dirinnya sendiri dan lingkungannya.

 4). Azas keselarasan dan terpadu
 Pembinaan dan pengembangan secara swakarsa itu
dilaksanakan selaras dan terpadu dengan berbagai
aspek kemampuan manusia yang seutuhnya dan
sekaligus dengan berbagai pembangunan lainnya.

 5). Azas pendayagunaan dan fungsionalisasi ;


 Mengigat banyaknya dan beranekaregaman organisasi
pemuda yang dewasa ini, maka perlu diadakan penata
an untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna bagi
pelaksanaan program-program generasi muda dalam
prinsipnya dalam pemabngunan nasional
 b. Arah pembinaan dan pengembangan generasi muda
 Arah pembinaan dan pengembangan generasi muda
ditujukan pada pembangunan yang memiliki
keselarasan dan keutuhan antara ketiga sumbu
orientasi hidupnya, yaitu ;
 1. Orientasi ke atas kepada Tuhan Yang Maha Esa
 2. Orientasi ke dalam terhadapdiri sendiri.
 Faktor-faktor dalam pengembangan dirinya aalah ;
 (a). Dorongan untuk mempertahankan dan
memelihara dirinya
 (b). Dorongan untuk mempertahankan jenis /
generasinya
 (c). Dorongan untuk menyatakan dirinya.
 3). Orientasi ke luar terhadap lingkungan (budaya,
sosial, dan moral) dan masa depannya.
 Ini dibagi atas ;
 (a). Pengembangan sebagai insan sosial budaya
 (b). Pengembangan sebagai insan sosial politik dan
sebagai insan patriot
 (c). Pengembangan sebagai insan sosial ekonomi,
termasuk disini adalah sebagai insan kerja dan
insan profesi yang memiliki kemampuan untuk
menggali manfaat, dan mendayagunakan sumber
alam serta menjaga kelestriannya.
 (d). Pengembangan pemuda terhadap masa depannya

 (c). Tujuan pembinaan dan pengembangan Generasi
Muda / Pemuda adalah ;
 1). Memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa
sesuai dengan jiwa dan semangat Sumpah
Pemuda th. 1928 dalam rangka pembangunan
bangsa dan kepribadian bangsa.
 2). Mewujudkan kader-kader penerus perjuangan
bangsa yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa yang berpegang teguh kepada Pancasila seba
gai satu-satunya ideologi dan pandangan
hidup bangsa.
 3). Melahirkan kader-kader pembangunan nasional
dengan angkatan kerja yang berbudi luhur,
dinamis (kekuatan yang menghasilkan gerakan)
dan kreatif.
 4). Mewujudkan warga negara Indonesia di masa
depan yang memiliki kreatifitas kebudayaan
nasional yang maju tetap bercirikan dan bercorak
kepribadian Indonesia
 5). Mewujudkan kader-kader patriot pembela bangsa
dan negara yang berkesadaran dan bertahan
nasional, pengembangan dan penerus nilai-nilai
serta cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945.
VI. TEORI-TEORI PERUBAHAN SOSIAL DALAM PARADIGMA BARAT
 Sampai sejauh ini, paradigmaBarat melihat perubahan sosial di
masyarakat merupakan proses kausalitas terjadinya perubahan pada
level struktur budaya.
 Ada 3 (tiga) teori sosial barat yaitu :
1. Struktur Budaya;
2. Struktur Sosial;
3. Struktur Teknik.

 Teori Sosial sebagai variable yang paling signifikan mempengaruhi


terjadinya perubahan sosial, karena teori sosial adalah teori yang
paling menentukan corak stuktur teknik dan struktur budaya.
 Menurut pandangan Marxian, selalu terdapat kelas sosial yang
menguasai alat produksi. Masyarakat feudal agraris mengenal kelas
semacam itu sebagai kelas aristokrasi yang menguasai tanah sebagai
alat produksi.
 Merekalah yang menduduki strata puncak dengan petani sebagai kelas
yang diperas distrata puncak dengan petani sebagai kelas yang diperas
distrata bawah.
 Begitu juga, masyarakat modern-industri memiliki kelas kapitalis yang
menguasai alat produksi dan kelas buruh yang hanya memiliki tenaga
kerja, sehingga stratifikasi sosial yang terbentuk hanya terbagi dalam
dua kelas, yaitu kelas Borjuis dan kelas proletar.
 Borjuis adalah ; Orang-orang bangsawan atau hartawan
 Proletar adalah ; Orang yang hidup dengan menjual tenaga kerja (
membantu).
 Dari struktur sosial yang terbentuk karena stratifikai kelas ini,
muncullah struktur teknik dalam bentuk organisasi – organisasi sosial,
yang pada akhirnya juga memengaruhi terbentuknya simbul-simbul
budaya.
 Kelas borjois misalnya menciptakan Negara kapitalis sebagai refleksi
dari kepentingan kelasnya untuk menguasai akses-akses ekonomi dan
produksi simbolik.
VII. PARADIGMA ISLAM UNTUK PERUMUSAN TEORI PERUBAHAN
SOAIAL;

 Dalam pengertian ini, paradigm Islam berarti suatu konstruksi


pengetahuan yng memungkinkan kita memahami realitas sebagaimana
Islam (Al-Quran) menghendkinya.
 Konstruksi pengetahuan itu dibangun oleh Islam dengan tujuan agar kita
memiliki “hikmah” yang atas dasar itu dapat dibentuk perilaku yang
sejalan dengan nilai-nilai normative Islam/Al-Quran, baik pada level
moral maupun sosial.
 Kita melihat, misalnya bahwa dalam struktur internal umat Islam, mula-
mula ada yang disebut sentiment kolektif, yaitu yang didasarkan pada
iman
 Dari sistem nilai tauhid yang menderivasi iman itu, muncullah suatu
kominitas yang disebut jamaah atau lebih besar lagi ummah, yakni
menciptakan sistem yang secara intern maupun ekstern menciptakan
Sistem kelembagaan dan otoritasnya sendiri misalnya dalam bentuk
lembaga kepemimpinan kiai seperti yang dikenal di Jawa dengan
pesantren dan komunitas santrinya.
 Struktur internal umat Islam semacam ini terbentuk pada tingkat
normatif, dalam arti bahwa struktur sosial umat dianggap sebagai
derivasi langsung dari sistem nilainya yang normatif yang menjadi
acuan bagi pembentukan pranata dan lembaga sosialnya.
 Yang diperlukan sekarang adalah semacam reorientasi kesadaran agar
konsep-konsep normative lebih dipahami secara empiris.
 Dalam kaitan inilah, saya ingin mengatakan bahwa sekarang ini, kita
membutuhkan tingkat kesadaran ilmiah untuk merumuskan konsep-
konsep normative menjadi konsep-konsep teoritis.
INDIVIDU, KELUARGA DAN
MASYARAKAT ;

 Pengertian Undividu,keluarga dan masyarakat;


 Manusia sebagai individu bukan berarti sebagai keseluruhan yang tidak
dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yakni manusia
perseorangan, sebagaimana penertian individu yang berasal dari bahasa
latin, individuum yang artinya tak terbagi.
 Kita sering mendengar sebuah ungkapan bahwa manusia itu individualis,
artinya manusia itu hanya mementingkan diri sendiri dan tidak mau
berbagi dengan yang lain.
 Contoh ; Ketika bayi baru lahir,individualisnya sangat tampak. Kalau ia
menangis, pipis, dan minta diberi ASI, ia seolah-olah tidak pernah
menghiraukan keadaan orang tuanya atau orang-orang yang ada
disekelilingnya.
 Menangis bagi bayi adalah tanda bahwa ia meminta sesuatu atau ada
sesuatu dalam dirinya yang perlu mendapat perhatian orang disekitarnya.
Tak peduli apakah oarng tuanya lagi makan dan sedang tidur lelap.
 Jika sang bayi menangi, mereka dipaksa untuk bangun dan mengurusi
bayinya. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa
bayi itu adalah sang dictator kecil yang bias memerintah orang tua dan
orang-orang yang ada disekitarna.
 Sifat individualis ini biasanya terus terbawa sampai masa kanak-kanak.
Peran orang tua sangat penting untuk mensosialisasikan nilai-nilai
kepad anaknya agar tidak tumbuh menjad orang yang individualis.
 Nilai yan diajarkan orang tua misalnya hidup itu tidak bias dijalani
sendiri tanpa berbagi dengan orang lain.
 Kemudian orang tuanya biasanya mengajarkan anak-anaknya untuk
member agar kemudian hari,ia peduli dengan orang-orang di
sekitarnya karena manusia hidupnya bergantung dengan sesama
manusia lainnya.
 Memberi sesuatu kepada fakir dan miskin yang diajarkan oleh orang
tua dirumah kepada anak-anak merupakan contoh sosialisasi yang
secara tidak langsung mendidik anak untuk berbagi dengan
sesamanya.
 Jika dirumah ada kakak dan adik, orang tua biasanya mengajarkan agar
keduanya saling membantu dan memberi. Contoh – contoh seperti
inilah yang dapat mengubah individualitas manusia dalam masa
kanak-kanak agar menjadi manusia yang berjiwa sosial.
 Dari individu itu akan mengalami pertumbuhan jika nantinya menjadi
dewasa.
 Ada 3 (tiga) aliran pertumbuhan individu yaitu ;
 Aliran Asosiasi
 Aliran Psikologi gestalt
 Aliran Sosialis
 Menurut aliran Asosiasi ; Bahwa perkembangan itu merupakan proses
asosiasi dimana terjadi perubahan pada seseorang secar bertahap karena
adanya pengaruh dari pengalaman atau empiri luar melalui pancaindra
yang menimbulkan sensasi maupun pengalaman dalam mengenai keadaan
batin sendiri yang menimbulkan refleksi.
 Menurut aliran Gastalt ; Bahwa perkembangan itu diartikan seagai suatu
proses diferensiasi. Ini berarti yang primer bukanlah bagian-bagian, tetapi
keseluruhan. Dengan kata lain keseluruhan lebih memiliki arti
dibandingkan dengan bagian – bagian dan bagian-bagian itu baru
memiliki arti dalm hubungan-hubungannya dengan keseluruhan. Tanpa
menghubungkan dengan keseluruhan, bagian-bagian itu tidak memiliki
arti.
 Menurut aliran Sosialis ; Bahwa sosialis yang mengartikan perkembangan
sebagi proses sosialisasi.
 Pengikut aliran ini adalah Freudian bahwa anak-anak kecil pada awalnya
belum memiliki moral, kemudian baru memiliki moral yang sifatnya
heteronom dan akhirnya memiliki moral yang otonom setelah mencapai
kedewasaan melalui sosialisasi.
 Perkembangan individu ada 2 (dua) yaitu ;
1. Pandangan nativisme yang berpendapat bahwa perkembangan indovidu
itu sangat ditentukan oleh factor dari dalam yang berarti pembawaan sehaj
lahir. Ini berarti factor keturunan sehingga segala sesuatu yang terjadi
pada individu sangat bergantung apa pembawaan individu sejak lahir.
 Misalnya;
 Anak seorang Pengacara memiliki kemungkinan mengikuti orang tuanya
menjadi Pengacara. Akan tetapi kenyataan ini menimblkan keragu-raguan
, apakah anak Pengacara itu menjadi pengacaraatau terjadi karena adanya
fasilitas lain.
2. Pandangan Empirisme yang berpendapat bahwa yang menjadi factor
perkembangan individu adalah faktor lingkungan dan bukan factor
bawaan sejak lahir.
 Misalnya;
 Orang tua sanga kecewa dengan prestasi anaknya yang jauh dari harpan,
meskipun segenap fasilitas dan lingkungan untuk mendorong anaknya
berhasil sudah diberikan. Akan tetapi anak yang tinggal dalam lingkungan
kumuh dan hidup miskin, prestasinya sangat mmaskan, meskipun fasilitas
belajar yang dimilikinya sangat tidak memadai.
 Berdasarkan dua teori tersebut muncullah teori lain untuk
menengahinya yaitu ;
 Teori Konvergensi, menurut teori ini yang menentukan
perkembangan individu itu bukan hanya dari faktor bawaan
sejak lahir dan lingkungan tetapi yang mempengaruhi adalah
kedua-duanya dengan melihat sejauh mana pengaruh salah satu
dari keduanya yang lebih dominan.
 Dalam Islam asal usul keluaraga itu terbentuk dari perkawinan
(laki-laki dan perempuan) dan kelahiran manusia (laki-laki dan
perempuan) (Q.S. An-Nisa ayat.1)
 Asal usul ini erat kaitannya dengan aturan Islam bahwa dalam
upaya perkembangbiakan keturunan manusia , dilalkukanlah
perkawinan. Oleh sebab itu pembentukan keluarga diluar aturan
perkawinan dianggap sebagai perbuatan dosa.
 Beberapa pengertian keluarga diatas secara sosiologis
menunjukkan bahwa dalm keluaraga itu terjalin suatu hubungan
yang sangat mendalam dan kuat, bahkan hubungn tersebut bisa
disebut dengan hubungan lahir batin.
 Adanya hubungan ikatan darah menunjukkan kuatna hubungan
dimaksud. Hubungan antar anggota keluarga , tidak saja berlangsung
selama mereka masih hidup, tetapi setelah matipun masing-masing
individu masih memiliki keterikatan satu dan lainnya, Misalkan
dengan cara mendoakannya atau berziarah ke kuburnya. Masyarakat
bila kelompok tersebut memenuhi
 Dalam ajaran Islam anak yang soleh adalah anak yang senantiasa
mendoakan orang tuanya, baik pada masa mereka masih hidup atau
sesudah meninggal. Ungkapan yang terakhir ini menunjukkan kuatnya
hubungan batin antara anggota keluarga.
 Harton dan Hunt memberikan beberapa pilihan dalam mendifinisikan
keluarga. Kelurga adalah ;
1. Suatu kelompok yang mempunyai nenek moyang yang sama
2. Suatu kelompok kekerabatan yang disatukan oleh darah dan
perkawinan
3. Pasangan perkawinan dengan atau tanpa anak
4. Pasangan tanpa nikah yang mmpunyai anak
5. Para anggota suatu komunitas yang biasanya mereka ingin disebut
senagai keluarga.
 Inkeles mengemukakan bahwa suatu kelompok hanya
dapat dinamakan masyarakat bila kelompok tersebut
memenuhi 4 (empat) criteria yaitu ;
1. Kemampuan bertahan melebihi masa hidup seorang
individu
2. Rekrutmen seluruh atau sebagian anggota melalui
reproduksi
3. Kesetiaan pada suatu sistem tindakan utama bersama
4. Adanya sistem tindakan utama yang bersifat
“Swasembada”.
 Pendapat Talcott Peron merumuskan criteria masyarakat;
 Masyarakat adalah ; Suatu sistem sosial yang melebihi masa hidup
individual normal dan merekrut anggota secara reproduksi biologis serta
melakukan sosialisasi terhadap generasi berikutnya
 Definisi lain menyatakan bahwa masyarakat dapat didefinisikan sebagai
kelompok manusia yang telh hidup dan bekerja sama cukup lama sehingga
mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap dirinya sebagai satu
kesatuan sosial.
 FUNGSI SOSIALISASI ANAK ;
Fungsi sosialisasi anak menunjuk pada peranan keluarga dalam
membentuk kepribadian anak.
Melalui fungsi ini keluaraga berusaha mempersiapkan bekal
selengkap-lengkapnya kepada anak- anak dengan memperkenalkan pola
tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita, dan nilai-nilai yng dianut oleh
masyarakat serta mempelajari peranan yang diharapkan akan dijalankan
mereka kelak.
 Dengan demikian sosialisasi berarti melakukan proses pembelajaran
terhadap seorang anak.
 Belajar tidak selalu diartikan sebagai suatu aktivitas yang sifatnya semata-
mata intelektual, tetapi sebenarnya juga mencakup hal lain , yaitu
pengamatan.
 Melalui proses belajar dlam keluarga ini, anak mengetahui bagaimana cara
berpikir dari kelompoknya itu. Sejalan dengan itu, baik buruknya
sosialisasi dalam keuarga berpengaruh terhadap para anggotanya.
 Menurut Abdullah Nasikh Ulwan berpendapat bahwa anak adalah
amanat di pundak orang tuanya. Kalbunya yang murni seperti mutiara
yang tak terniali, Bila dibiasakan dan dididik pada kebaikan, dia akan
tumbuh menjadi orang baik dan berbahagia didunia dan diakhirat,
Begitu sebaiknya apabial dididik kejelekan layaknya hewan, niscaya ia
akan rusak dan menderita, kalau sudah begitu keadaannya, dia sukar
untuk dididik dan diarahkan.
 Dalam hal ini peran orang tua sangat besar dalam proses sosialisasi ini,
sebab anak akan meniru segala yang dilihat dan dipelajari dari orang
tuanya.
 Semua masyarakat sangat menggantungkan diri kepada keluarga
dalam hal sosisalisasi anak-anak.
 Peran orang tua dalam sosialisasi ini merupakan persiapan anak untuk
memasuki usia dewasa agar anak berperan secara positif ditengah-
tengah masyarakat
 FUNGSI AFEKSI
 Salah satu kebutuhan dasar manusia ialah kebutuhan kasih sayang
atau rasa dicintai. Pandangan psikiatrik mengatakan bahwa penyebab
utama gangguan emosional, perilaku, bahkan kesehatan fisik adalah
ketiadaan cinta, yakni tidak adanya kehangatan, hubungan kasih
sayang dalam suatu lingkungan yang intim.
 Data-data menunjukkan bahwa kenakalan anak yang serius adalah
salah satu ciri khas dari anak yang sama sekali tidak mendapat
perhatian atau merasakan kasih sayang. Kebutuan kasih sayang
merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi seseorang.
 Funsi Afeksi ini belum bisa diambil alih oleh kelompok lain.
Kecenderungan dewasa ini menunjukkan bahwa fungsi Afeksi telah
bergeser kepada orang lain, terutama bagi mereka yang orang tuanya
bekerja diluar rumah.
 Konsekuensinya anak tidak lagi dekat secara psikologis, karena anak
akan menganggap orang tuanya tidak memiliki perhatian. Istri yang
bekerja diluar rumah, senantiasa memanjakan anak-anaknya dengan
barang-barang mewah,padahal kebutuhan sesungguhnya bagi anak
bukan itu, melainkan keintiman, perhatian, dan kaih sayang tulus dari
ibunya.
 FUNGSI EDUKATIF
 Keluarga merupakan guru pertama dalam mendidik manusia. Hal ini
dapat kita lihat seorang anak, mulai dari belajar jalan,hingga mampu
berjalan. Semua ini diajari mula-mula dari keluarga.
 Salah satu contoh; Fungsi keluarga sebagai pendidikan dapat dilihat
pada keluarga Jawa dan Sunda. Seorang yang menerima sesuatu
pemberian dari orang lain harus menerima dengan tangan kanan, jika
tidak dengan tangan kanan, pemberian itu akan ditarik kembali. Tapi
apabila dalam menerimanya memakai tangan kanan pemberian itu
benar-benar diberikan.
 Tanggung jawab keluarga untuk mendidik anak-anaknya sebagian
besar atau mungkin seleruhnya telah diambil oleh lembaga pendidikan
formal maupun non formal. Oleh karena itu akan muncul fungsi laten
pendidikan terhadap anak, yaitu melemahnya pengawasan dan orang
tua.
 Otoritas orang tua terhadap anak dikurangi oleh sekolah. Bahkan tidak
jarang seorang anak menemukan nilai-nilai baru yang sangat
bertentangan dengan nilai-nilai orang tuanya, yang mungkin saja
diejeknya.
 FUNGSI RELIGIUS
 Dalam UU No. 10 tahun 1992 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera dan PP
No. 21 tahun 1994 tentang Penyelenggaraan Pembangunan
Keluarga Sejahtera disebutkan bahwa Agama berperan penting
dalam mewujudkan keluarga sejahtera.
 Dalam ketentuan umum kedua peraturan perundang-undangan
itu dinyatakan bahwa : “Keluaraga Sejahtera adalah keluarga
yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu
memenuhi kebutuhan spiritual dan material yang layak,
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan
yang serasi dan seimbang antar anggota dan antar keluarga
dengan masyarakat dan lingkungan.”
 FUNGSI PROTEKTIF
 Keluarga merupakan tempat yang nyaman bagi para
anggotanya.Fungsi ini bertujuan agar para anggota terhindar dari hal-
hal yang negative. Dalam setiap masyarakat, keluarga memberikan
perlindungan fisik, ekonomis, dan psikologis bagi seluruh anggotanya.
 Namun demikian, fungsi perlindungan dalam keluarga itu lambat laun
bergeser dan sebagian telah diambil alih oleh lembaga lain. Misalnya
dapat terlihat bahwa jika dahulu laki-laki dari suatu keluarga
melindungi anggotanya dengan menggunakan senjata, dewasa ini
polisi dan petugas keamanan lainnya yang melindungi hak-hak bagi
seorang dalam kehidupannya.
 Lembaga kesehatan, kini berusaha melindungi orang-orang dari
serangan penyakit. Yayasan anak yatim piatu disana ditampung anak-
anak yatim piatu, tempat perawatan anak, anak cacat tubuh mental dll
Oleh karena itu banyak fungsi perlindungan yang kni diambil alih olah
lembaga lainnya.
 FUNGSI REKREATIF
 Fungsi ini bertujuan untuk memberikan suasana yang
segar dan gembira dalam lingkungan keluarga. Fungsi
rekreatif ini adalah fungsi yang dijalankan oleh keluarga
unuk melakukn hiburan.
 Dewasa ini tempat-tempat hiburan banyak berkembang
diluar rumah karena berbagai aktifitas rekreasi telah
berkembang dengan pesatnya. Namun demikian medea TV
masuk dalam keluarga sebagai sarana hiburan bagi anggota
keluarga.
 FUNGSI EKONOMIS
 Deos mencatat bahwa “keluaraga adalah unit primer yang
memproduksi kebutuhan ekonomi. Bagi sebagian keluarga,
keadaannya seperti sebuah pabrik masing-masing bekerja sesuai
dengan tugasnya. Keluarga diposisikan sebagai tempat bekerja
bagi para anggotanya yang dewasa ini sudah berubah.
 Seiring dengan perubahan waktu dan pertumbuhan perushaan
serta mesin-mesin canggih, peran keluarga yang semula sebagai
lembaga ekonomi secara perlahan-lahan mulai hilang. Bahkan
keluarga yang pada mulanya disatukan dengan pekerjaan bertani
sekarang tidak lagi merupakan suatu unit yang mampu
memenuhi kebutuhan sendiri dalam rumah tangganya.
 Kebutuhan keluarga sudah tersedia ditoko-toko, pasar dan
pabrik. Keluarga sudah tidak lagi disatukan oleh tugas bersama,
karena anggota keluarga sudah bekerja secara terpisah. Oleh
karena itu fungsi ekonomi keluara dalam pengertian produksi
kebutuhan sehari-hari perlahan-lahan telah hilang. Dan kini
keluarga merupakan suatu kesatuan konsumsi ekonomi yang
dipersatukan oleh persahabatn
 FUNGSI PENENTU STATUS
 Status seseorang akan ditentukan oleh;
1.Berdasarkan hukum
2. Berdasarkan urutan kelahiran
3. Berdasarkan kekayaan
 Sedangkan status kedudukan merupakan suatu peringkat atau posisi seseorang
dalam suatu kelompok atau posisi kelompok dalam hubungannya dengan
kelompok lain.
Status dan peran seseorang itu terdiri dari 2 macam yaitu;
1. Status dan peran yang ditentukan oleh masyarakat
2. Status dan peran yang diperjuangkan oleh usaha-usaha manusia.
 Misalnya ;
 Wanita adalah status yang telah ditentukan (ascribed)
 Seseorang tidak dijadikan wanita karena kepintarannya dan kecerdasannya,
cantik atau jelek atau pintar dlsb.
 Seseorang yang menerima status wanita kemudian mendapat peran
sebagai Perdana Menteri, mahasiswi ,dan istri. Semua ini adalah status
yang diperjuangkan (Acrived) . Seorang dalam mencapai status ini
melalui suatu tahapan tersendiri yang diperjuangkan .
 Keluarga diharapkan mampu mnentukan status bagi anak-anaknya,
yang dapat dijalankan dari fungsi status ini ialah menentukan status
berdasarkan jenis kelamin.
 Misalnya ; Seorang ayah bertanya kepada anak laki-lakinya, Kalau
kamu sudah besar nanti kamu ingin jadi apa, sedangkan pada anak
perempuannya ditanyakan, apakah kalau kamu sudah besar nanti
kamu ingin seperti ibumu.
 Jadi sudah tidak heran lagi jika laki-laki menjelang dewasa orang tua
merasa khawatir mengenai karir anaknya, sementara anak perempuan
disibukkan dengan menyusun kreteria calon suami.
 BENTUK BENTUK KELUARGA
 Didalam istilah bentuk keluaraga dikenal dengan namanya ;
1. KONJUGAL FAMILI (Keluarga Konjugal)
 Artinya adalah ; Keluarga yang terdiri dari suami istri anak dan
saudara yang lainnya, kelurga semacam inilah yang didasarkan
atas ikatan perkawinan dan ikatan darah.
2. Consaguine Family
 Artinya adalah ; Keluarag yang didasarkan pada pertalian darah
dari sejumlah kerabat dan bukan didasarkan pada pertalian
kehidupan suami istri.
 Keluarga hubungan sedarah adalah ; Suatu kelompok luas dari
saudara-saudara sedarah dengan pasangan dan anak-anak.
 Bentuk-bentuk keluarga sangat berbeda antara satu masyarakat
dan masyarakat lainnya.Bentuk disini dilihat dari jumlah
keluaraga anggota keluarga yaitu ;
a. Keluraga batih
b. Keluarga luas
 Keluarga Batih ( Nuclear Family )) adalah ; Kelompok manusia
yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak yang belum
memisahkan diri membentuk keluarga tersendiri dan keluraga
batih ini bisa disebut dengan Konjugal (Conjugal family ).
 Dalam kegiatan –kegiatan yang sifatnya agak kolektif
keluarga,keluarga conjugal masih relative mementingkan suatu
kebersamaan. Hubungan antara suami dan istri lebih penting
dari pada hubungan dengan sanak saudara lainnya.
 Sehingga dalam pemilihan jodohnya tidk lagi menggunakan
siapa menikah dengan siapa karena mendasari suatu hubungan
dengan cinta bukan atas tekanan dari orang tua.
 KELUARGA LUAS (EXTENDED FAMILY)
 Keluarga luas yaitu keluarga yang terdiri dari semua orang
yang berketurunan dari kakek, nenek yang sama termasuk
keturunan masing-masing istri dan suami. Dengan kata
lain keluarga luas ialah keluarga batih ditambah kerabat
lain yang memiliki hubungan erat yang senantiasa
dipertahankan.
 Sebutan keluarga yang diperluas (Extended Family)
digunakan bagi suatu sistem yang masyarakatnya
menginginkan beberapa generasi yang hidup dalam satu
atap rumah tangga.
 Sistem semacam ini ada pada orang-orang Cina dimana
seorang laki-laki dengan istrinya yang telah menikah
tinggal bersama dengan keluarga laki-laki yang telah
menikah dan bersama anak-anaknya yang lain yang belum
menikah, juga bersama cicitnya dari garis keturunan laki-
laki.
 Keuntungan dalam Keluarga Luas ;
 Keluarga luas banyak ditemukan di desa-desa dan bukan pada daerah
industri.
 Keluarga luas semacam ini sangat cocok dengan kehidupan di desa,
dimana keluarga ini dapat memberikan pelayanan sosial bagi
anggotanya.
 Keluarga luas juga bisa diselenggarakan pada situasi dimana lembaga-
lembaga resmi tidak ada, orang jompo, cacat, dan orang sakit mampu
disimpan dalam keluarga luas dan bukan merupakan beban berat.
 Keluarga luas mampu mengumpulkan modal ekonomi secara besar.
 Apakah untuk sebuah perayaan perkawinan, membuka lahan baru ,
kedudukan dalam Pemerintahan atau membeayai anak cerdas berbakat.

 KELUARGA PANGKAL (STEM FAMILY)


 Keluarga pangkal yaitu; sejenis keluarga yang menggunakan sistem
pewarisan kekayaan pada anak yang paling tua.
 Keluarga pangkal ini banyak terdapat di Eropa zaman feodal, para
petani imigran AS dan zaman Tokugawa Jepang. Seorang anak yang
paling tua bertanggung jawab terhadap adik-adiknya yang perempuan
sampai ia menikah .
 Begitu pula terhadap saudara laki-laki yang lainnya. Dengan demikian
pada jenis keluarga ini,perhatian pe-musatan kekayaan hanya pada satu
orang
 KELUARGA GABUNGAN (JOINT FAMILY);
 Keluarga gabungan yaitu; Sebuah keluarga yang terdiri atas
orang-orang yang berhak atas hasil milik keluarga. Mereka
antara lain saudara laki-laki pada setiap generasi. Disisni
tekanannya hanya pada saudara laki-laki , karena menurut adat
Hindu, anak laki-laki sejak kelahirannya mempunyai hak atas
kekayaan keluarga.
 Kendati antar saudara laki-laki itu tinggal terpisah – pisah
mereka menganggap dirinya sebagai suatu keluarga gabungan
dan tetap menghormati kewajiban mereka bersama, termasuk
membuat anggaran perawatan harta keluarga dan menetapkan
anggaran belanja.
 Lelaki tertua yang menjadi kepala keluarga tidak bisa menjual
harta milik bersama itu.
 Baru pada tahun 1956 kedudukan hukum kesatuan ini diubah
hingga saudara-saudara perempuan dan janda yang berhak atas
milik keluarga.
 KELUARGA PROKREASI DAN KELUARGA ORIENTASI ;

 Keluarga prokreasi adalah; sebuah keluarga dimana individu merupakan orang


tua. Ikatan perkawinan merupakan dasar bagi terbentuknya suatu keluarga baru
(keluarga prokreasi) sebagai unit terkecil dalam masyarakat.
 Namun demikian, sebuah perkawinan tidak dengan sendirinya menjdi sarana
bagi penerimaan anggota dalam keluarga asal (orientasi) .
 Hubungan suami istri dengan keluarga orientasinya sangat erat dan
kuat.Otonomi dalam mengatur keluarga kadang-kadang berbenturan dengan
kepentingan keluarga orientasi bisa ikut campur dalam mengatur rumah tangga
yang bisa mengakibatkan putusnya ikatan perkawinan.
 Misalnya ;
 Dalam menentukan tempat tinggal, terutama bagi yang masih muda yang belum
memiliki rumah.

 HAK DAN KEWAJIBAN INDIVIDU DALM MASYARAKAT ;


 Hak disini ialah suatu yang merupakan milik atau dapat dimiliki oleh seseorang
sebagai manusia. Hak ini hanya dapat dipenuhi dengan memenuhinya atau
membayarnya atau dapat juga hilang seandainya pihak yang berhak merasa rela
apabila haknya tidak dipenuhi atau tidak dibayar oleh pihak yang lain.
 Adapun kewajiban ialah; hal-hal yang wajib dilakukan atau diadakan oleh salah
seorang dari luar dirinya untuk memenuhi hak dari pihak lain.
 Yang dapat menentukan individu memiliki hak dan kewajiban adalah norma yang
dianut, adat istiadat yang mentradisi, dan agama yang diyakini. Semua itu
melingkari seorang individu untuk berbuat dan bertindak.
 Ada 2 (dua) macam Hak yang sangat mendasar ;
A. Hak Asasi yang bersifat natural, seperti hak untuk hidup, hak untuk
merdeka, hak untuk mendapatkan kehormatan. Hak-hak tersebut
yang menyebabkan manusia memperoleh kebebasan pada kurun waktu
yang panjang.

B. Hak-hak Sipil (umum) adalah; hak-hak yang diperlukan seseorang


dalam kedudukannya sebagai individu dalam suatu masyarakat.

 Ia tidak mungkin tidak membutuhkannya, sedangkan hak-hak tersebut


ditetapkan untuk memelihara diri, kemerdekaan dan hartanya .
 Yang termasuk hak-hak sipil ini antara lain hak persamaan .
 Dalam hak persamaan tidak terdapat sifat diskriminasi , golongan, jenis,
bahasa, agama, pandangan politik, asal Negara, tingakt sosial, kesejahteraan,
kelahiran, kedudukan , politik , perundang-undangan atau diskriminasi
internasional terhadap suatu Negara bahkan terhadap negeri tempat individu
itu berkembang.
 Hak-hak tersebut diatas dapat dimiliki oleh individu dalam dirinya. Adapun
kewajiban individu didalam masyarakat adalah melaksanakan apa yang
menjadi kewajibannya dengan cara menghormati hak-hak masyarakat.
 Jika seseorang memiliki hak untuk dihargai, dirinya juga harus menghargai
orang lain.Kalau seseorang memiliki hak untuk hidup tenang, dirinya harus
menjaga ketenangan orang lain, demikian seterusnya.
 MODEL MASYARAKAT ;
 Dalam bahasa inggris, masyarakat disebut Society. Asal kata
socius yang berarti kawan.
 Adapun kata “masyarakat” berasal dari bahasa Arab yang artinya
berkumpul dan bekerja sama.
 Adanya saling berkumpul dan bekerja sama ini karena adanya
bentuk-bentuk aturan hidup yang bukan disebabkan oleh
manusia sebagai perseorangan, melainkan oleh unsur-unsur
kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan
kesatuan.
 Dewasa ini berkembang berbagai sebutan untuk model
masyarakat yaitu; Masyarakat Madani dan Civil Society.
 Secara harafiah Civil Society merupakan terjemahan dari Civilis
Societas yang diperkenalkan oleh seorang orator dan pujangga
Romawi terkemuka Cicero (106-43 SM) yang pengertiannya
merujuk pada budaya perseorangan dan masyarakat.
 Masyarakat sipil ini disebut pula sebagai sebuah masyarakat
politik (political society) yang memiliki kode hukum sebagai
dasar pengaturan hidup.
Dalam Agama Islam masyarakat madani mengandung 3 unsur
pokok yaitu;
 Agama
 Peradaban
 Perkotaan

 Disini Agama merupakan sumber, Peradaban adalah prosesnya,


sedangkan Kota adalah hasilnya.

 Konsep masyarakat madani dalam Islam merujuk pada tumbuh dan


berkembangnya masyarakat etis (Ethical Society) yaitu masyarakat
yang mempunyai kesadaran etis sehingga mempunyai tanggung
jawab yang tinggi terhadap berlakunya nilai-nilai peradaban yang
bersumber dari ajaran – ajaran Agama.

 Sedangkan di Indonesia terwujudnya masyarakat madani adalah


sebuah keharusan sejarah (Historical Necessity) yang tidak bisa
ditawar-tawar lagi.


 Terwujudnya masyarakat madani ini diperlukan dalam rangka
mengimbangi atau memperkuat posisi tawar-menawar (Bargaining
Position) kecenderungan politik Indonesia yang ditandai oleh
menguatnya posisi Negara yang mengarah pada berkembangnya
etatisme/statism (Parlemen/Majelis Perwakilan)

 Hanya dengan memperkuat masyarakat madani, perkembangan


demokrasi akan lebih berkesinambungan.

 Salah satu ciri masyarakat madani adalah sebuah Masyarakat yang


memberi ruang publik yang nyaman untuk tumbuh dan
mengaktualisasikan diri secara sukarela dan setiap warganya maupun
pemerintahnya terikat dan tunduk kepada hukum yang dihasilkan
oleh kontak sosial.

 Dalam merealisasikan laana civil society diperlukan prasyarat yang


menjadi nilai universal dalam menegakkan civil society.
 Prasyarat ini tidak bisa dipisahkan satu sama lain atau hanya diambil
salah satunya saja, melainkan merupakan satu kesatuan yang integral
yang menjadi dasar dan nilai bagi eksistensi civil society.
 Karakter tersebut adalah ;
A. Free public sphere yaitu ; Adanya ruang public yang
bebas sebagai media dalam menyampaikan pendapat.
B. Demokratis yaitu ; Masyarakat memiliki kebebasan
penuh untuk menjalankan aktivitas kesehariannya tanpa
memperimbangkan suku, ras, dan agama.
C. Toleran,yaitu menghormati dan menghargai aktivitas
yang dilakukan oleh orang lain.
D. Pluralisme,yaitu masyarakat memahami adanya
keragaman (budaya, ras,dan agama) di sekitarnya untuk
saling menghargai dan menerima kemajemukan itu
dalam kehidupan sehari=hari.
E. Keadilan sosial, yaitu keseimbangan yang proposional
antara hak dan kewajiban setiap warga Negara yang
mencakup seluruh aspek kehidupan
 HUBUNGAN INDIVIDU, KELUARGA DAN
MASYARAKAT

 Individu barulah dikatakan individu apabila pola


perilaku yang khas dirinya itu diproyeksikan pada
suatu lingkungan sosial yang disebut masyarakat.
 Satuan-satuan lingkungan sosial yang mengelilingi
individu terdiri dari keluarga, komunitas, dan
masyarakat . Individu mempunyai karakter, satuan
lingkungan sosial mempunyai “ karakteristik”
 Yang setiap kali berbeda fungsinya, struktur,
peranan, dan proses-proses yang berlangsung
didalam dirinya.
RELASI INDIVIDU DENGAN DIRINYA
 Relasi Individu dengan dirinya merupakan
masalah khas psikologi. Dan disini muncullah
istilah-istilah ego, id, dan super ego serta
dipersonalisasi (apabila relasi individu dengan
dirinya seperti dengan orang asing).
 Dalam diri seseorang terdapat tiga sistem
kepribadian yang disebut id atau es. Seperti
dikatakan bahwa jiwa ibarat gunung es di tengah
laut, ego atau aku dan superego atau uber ich.
 Id adalah wadah dalam jiwa seseorang,berisi
dorongan primitive dengan sifat temporer yang
selalu menghendaki agar segera dipenuhi atau
dilaksanakan demi kepuasan
RELASI INDIVIDU DENGAN KELUARGA
 Individu memiliki hubungan erat dengan keluarga, yaitu
dengan ayah, ibu,kakek, nenek, paman, bibi, kakak, dan
adik.
 Hubungan ini dapat dilandasi oleh nilai, norma, dan
aturan yang melekat pada keluarga yang bersangkutan.
Dengan adanya hubungan antara keluaraga ini, individu
pada akhirnya memiliki hak dan kewajiban yang melekat
pada dirinya dalam keluarga
RELASI INDIVIDU DENGAN LEMBAGA
 Lembaga diartikan sebagai sekumpulan norma yang
secara terus menerus dilakukan oleh manusia karena
norma-norma itu memberi keuntungan bagi mereka
 Manusia bisa bertahan dan bertingkah laku
sehubungan ada norma yang diyakini membawa
keteraturan dalam diri manusia itu.
 Individu memiliki hubungan yang saling memengaruhi
dengan lembaga yang ada sekelilingnya.
 Proses hubungan – hubungan individu dengan
lembaga lainnya banyak dipengaruhi oleh lembaga-
lembaga sosial di luar individu.
 Tumbuhnya individu ke dalam lembaga-lembaga
berlangsung melalui proses sosialisasi karena lembaga
disadari mempunyai arti sebagai realitas yang obyektif
yang dapat mengantarkan individu menjadi manusia
yang mengerti hak dan kewajiban
RELASI INDIVIDU DENGAN KOMUNITAS

 Dalam sosiologi, komunitas diartikan sebagai satuan


kebersamaan hidup sejumlah orang banyak yang memiliki
ciri teritorialitas yang terbatas, keorganisasian tata
kehidupan bersama dan berlakunya nilai-nilai dan
orientasi nilai yang kolektif.
 Komunitas mencakup individu, kelurga dan juga lembaga
yang saling berhubungan secara independen . Bersifat
komplek dari makna kehidupannya ditentukan oleh
orientasi nilai yang berlaku, artinya oleh kebudayaannya
yang menumbuhkan pranata-pranata sosial. ;
 Posisi dan peranan individu di dalam komunitas tidak lagi
bersifat langsung, sebab perilakunya sudah tertampung
oleh keluarga dan kebudayaan yang mencakup dirinya .
Sebaliknya pengaruh komunitas terhadap individu tersalur
malalui keluaraganya dengan malalui lembaga yang ada.
RELASI INDIVIDU DENGAN MASYARAKAT
 Masyarakat merupakan satuan lingkungan sosial yang
bersifat makro. Aspek teriterium (Daerah / Wilayah)
kurang ditekankan, namun aspek keteraturan sosial dan
wawasan hidup kolektif memperoleh bobot yang lebih
besar.
 Kedua aspek itu menunjuk kepada derajat integrasi
masyarakat karena keteraturan esensial dan hidup kolektif
ditentukan oleh kemantapan unsur-unsur masyarakat.
 Relasi individu dengan masyarakat terletak dalam sikap
saling menjunjung hak dan kewajiban manusia sebagai
individu dan manusia sebagai makluk sosial
PENGERTIAN PEMUDA DAN KEPEMUDAAN
 Pemuda dan remaja didefinisikan secara berbeda.
 Dalam beberapa leteratur dikemukakan bahwa pemuda
ialah kelompok manusia yang berusia antara 10 – 24 ; 15 –
30 ; dan 15 -35 serta mereka yang secara psikologis
mempunyai jiwa muda dan mempunyai identitas
kepemudaan.
 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemuda adalah
mereka yang berumur; 10 – 35 tahun atau lebih, dengan
catatan mereka, yang lebih dari 35 tahun secara psikologis
mempunyai jiwa kepemudaan.
 Adapun remaja adalah; generasi yang berumur 15 tahun
sampai 20 tahun. Apabila mereka bersekolah batasannya
adalah mereka yang belajar di tingkat SLTP, SLTA, dan
tahun-tahun awal memasuki Perguruan Tinggi.
 Adapun makna Sosialisasi sebagaimana penjelasan berikut
ini
 Salah satu yang harus dipelajari anggota baru dari suatu
masyarakat ialah mempelajari sikap, nilai-nilai dan norma-
norma yang berlaku didalam komunitas. Proses ini disebut
SOSIALISASI.
 Sosialisasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses sosial
yang dilakukan oleh seseorang dalam menghayati
(mendarah dagingkan) norma-norma kelompok tempat ia
hidup sehingga menjadi bagian dari kelompoknya.
 Proses sosialisasi biasanya disertai dengan enkulturasi atau
proses pembudayaan, yakni mempelajari kebudayaan yang
dimiliki oleh kelompok, seperti mempelajari adat
istiadat,bahasa, kesenian, kepercayaan, sistem ,
kemasyarakatan dan sebagainya
 Proses sosialisasi dan enkulturasi ini dilakukan secara turun-
temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
tahapan-tahapan tertentu, yang semakin hari semakin meluas
sifatnya, berawal dari keluarga, kemudian meluas ke teman
sepermainan, sekolah, lingkungan kerja. Dan seterusnya.
 Proses sosialisasi dan enkulturasi yang dialami oleh seseorang
mempunyai peranan yang sangat penting karena sangat
membantu dalam pembentukan kepribadian.
 Kepribadian yang dimiliki oleh seseorang merupakan paduan
dari unsur biologis, psikologis, dan sosiologis.
 Unsur biologi dapat mempengaruhi pembentukan kepribadian
secara langsung.
 Misalnya; Orang yang mempunyai kekurangan dalam segi fisik
akan menjadi rendah diri.. Dari unsure psikologis yang dapat
memengaruhi pembentukan kepribadian .
 Misalnya ; Emosi, temperamen, motivasi, keinginan,
kemampuan, dan sebagainya.
PERANAN PEMUDA DALAM MASYARAKAT
 Orang boleh berbeda dalam menatap , menilai, dan
menakar kondisi pemuda hari ini. Akan tetapi, satu
hal yang pasti, goresan sejarah negeri ini secara jujur
mencatat keterlibatan pemuda yang sangat intensif
untuk masyarakatnya.
 Kita boleh bangga dengan apa yang disumbangkan
oleh kaum muda pada masanya masing-masing.
Mereka adalah Pahlawan. Itu harus diakui. Kita
bahkan tak pantas mempersoalkan adagium politik
“Bangsa yang besar adalah yang menghormati
pahlawannya “
 Tapi dalam kontek kepemudaan akan lebih kena dan
lebih difinitif kalau dikatakan .”Pemuda yang besar
adalah pemuda yang pintar bercermin dari sejarah
PERAN PEMUDA DALAM PERGERAKAN NASIONAL
 Peran nyata pemuda dan mahasiswa dalam 5 gelombang
nasionalisme di Indonesia, yang berulang hampir 20 tahun
sekali dapat kita lihat dari perjalanan sejarah nasional;
 Yaitu sejak ;
 Kebangkitan Nasional 1908
 Sumpah Pemuda 1928
 Kemerdekaan RI 1945
 Bangkitnya Orde Baru 1966
 Bangkitnya Orde Reformasi 1998
NASIONALISME GELOMBANG PERTAMA KEBANGKITAN
NASIONAL 1908
 Berdasarkan sejarah , pergerakan kebangkitan nasionalisme
Indonesia diawali oleh Boedi Utomo di tahun 1908, dengan
dimotori oleh para mahasiswa kedokteran Stovia, sekolah
anak para priyayi Jawa, sekolah yang disediakan Belanda di
Jakarta
 Tahun dan nama organisasi sebagai tonggak kebangkitan
nasional Indonesia , masih menjadi obyek perdebatan pada
ahli sejarah, karena Boedi Oetomo, tidaklah menasional
organisasinya, tetapi hanya melingkupi Jawa saja.Jadi patut
dipertanyakan predikatnya sebagai tonggak kebangkitan
nasional Indonesia
NASIONAL GELOMBANG KEDUA ; SOEMPAH PEMOEDA 1928
 Di dalam negeri sendiri, Soekarno sejak remaja, masa
mahasiswanya, bahkan setelah lulus kuliah, terus aktif
menyuarakan tuntutan Kemerdekaan bagi negerinya, lewat
orgnisasi-organisasi yang tumbuh di awal abad 20
Soekarno menjadi penghuni langganan penginapan gratis
di penjara Sukamiskin dan penjara-penjara lainnya.
 20 tahun setelah Kebangkitan Nasional, kesadaran untuk
menyatukan Negara, bangsa, dan bahasa kedalam 1
negara, bangsa, dan bahasa Indonesia, telah disadari oleh
para Pemuda yang mulai terkotak-kotak dengan organisasi
kedaerahan seperti ; Jong Java, Jong Celebes, Jong
Sumatera, dan sebagainya, kemudian diwujudkan secara
nyata dengan menggelorakan Sumpah Pemuda di tahun
1928.
NASIONALISME GELOMBANG KETIGA : KEMERDEKAAN 1945
 Pada nasionalsme gelombang ketiga ini, peran nyata para
pemuda yang menyandera Soekarno – Hatta ke Rengas-
Dengklok agar segera memproklamasikan Kemerdekaan
Indonesia, dapat kita baca dari buku-buku sejarah. Kurang dari
20 tahun (hanya 17 tahun) , sejak Soempah Pemoeda di
kumandangkan.
 Cita-cita mengisi kemerdekaan yang sudah banyak di
diskusikan oleh, Soekarno, Hatta, Soepomo, Syahrir, dan lain-
lainnya sejak mereka masih berstatus mahasiswa, harus
mengalami pembelokan implementasi di lapangan, karena
Soekarno yang semakin otoriter dan keras kepala dengan cita-
cita dan cara yang diyakininya
 Akhirnya, Soekarno banyak diitnggalkan oleh para koleganya
yang masih memegang idealismen , dan mencapai puncakna
ketika Hatta, sebagai salah seorang proklamator, harus
mengundurkan diri dari jabatan Wakil Presiden , karena tidak
kuat menahan diri untuk terus menyetujui sikap dan tindakan
sang Presiden yang semakin otoriter dan SEMAU GUE.
NASIONALISME GELOMBANG KEEMPAT :
LAHIRNYA ORDE BARU 1966
 Tepat 20tahun setelah Kemerdekaan, terjadi
huru-hara pemberontakan G 30 S /PKI dan
eksesnya.Tanpa peran besar mahasiswa dan
organisasi Pemuda serta organisasi sosial
kemasyarakatan di tahun 1966, Soeharto dan
para tentara tidak mungkin bisa “MEREBUT”
kekuasaan dari penguasa Orde Lama ,Soekarno.
 Akan tetapi, akhirnya Orde Baru mendepak
para pemuda dan mahasiswa yang telah
menjadi motor utama pendorong mobil RI
yang mogok, sekaligus penggantian sopir dari
Soekarno ke Soeharto.

 Bahkan sejak akhir tahun 1970-an, para


mahasiswa dibatasi geraknya dalam berpolitik
dan dikungkung ke dalam ruang-ruang kuliah
di kampus lewat NKK/BKK. Sebaliknya para
tentara diguritakan ke dalam tatanan
masyarakat sipil melalui Dwi Fungsi ABRI.
NASIONALISME GELOMBANG
KELIMA : LAHIRNYA ORDE
REFORMASI

 Gelombang krismon yang melanda Asea


Tenggara , dimanfaatkan dengan baik oleh para
mahasiswa dan pemuda, yang sudah
termarjinalkan lewat laras ABRI, yang begitu
muak melihat kenyataan bangunan RI.
 Para Pemuda berhasil menjatuhkan Soeharto
dari kursinya. Sekalipun demikian para
penggantinya tak dapat menyatukan seluruh
kekuatan bangsa.

 Bahkan para penggati Soeharto cenderung


lebih parah dalam menggerogoti pilar-pilar
bangunan yang masih tersisa.
NASIONALISME GELOMBANG KE-ENAM
2008 ATAU 2018 ?
 Apabila siklus gelombang nasionalisme 20
tahunan di Indonesia , pada zaman Orde Baru
dapat dihambat dengan kekuatan militer, pada
Orde Reformasi sekarang ini, para pemuda dan
mahasiswa perlu mempersiapkan diri sebaik-
baiknya dalam membangkitkan kembali
nasionalisme gelombang keenam.
 Pemilu 2004 belum banyak harapan perubahan
karena pengikut ORBA masih lebih banyak dan
lebih mendominasi dari para pendukung
reformasi.
 Kita harus memilih nasionalisme yang humanis
dan dapat menjadi rekan sejawat demokrai. Tentu
saja dalam konteks ini gagasan nasionalisme
gelombang keenam, perwira militer, atau kalangan
intelektual saja, tetapi juga perlu merekam suara
masyarakat , akar rumput yang selama ini tidak
tersuarakan.

 Dalam setiap “revolusi” naionalisme peran pemuda


dan mahasiswa tak pernah absen. Akan tetapi
selama ini peran mereka hanya menurunkan dan
mengganti sopir kemudian mendorong mobil
Indonesia hingga bisa jalan lagi, saat sopir baru
perlu adaptasi mengemudi krena tak
berpengalaman nyopir Negara.
KEBIJAKAN PEMBINAAN PEMUDA SEBAGAI
GENERASI BANGSA
 Jumlah penduduk Indonesia saat ini lebih dari 210
juta orang. Dari jumlah terebut, kelompok yang
dikatagorikan generasi muda atau yang berusia
diantara 15 – 35 tahun, diperkirakan berjumlah
sekitar 78 juta jiwa atau 37 persen dari jumlah
penduduk seluruhnya.
 Sebagian besar dari kelompok ini adalah tenaga
kerja produktif yang mengisi berbagai bidang
kehidupan. Merekalah yang akan menempati
posisi penting dan strategis, sebagai pelaku-pelaku
pembangunan maupun sebagai generasi untuk
berkiprah di masa depan.
 Pembangunan bidang kepemudaan
merupakan mata rantai yang tak terpisahkan
dari sasaran pembangunan manusia seutuhnya
dan masyrakat Indonesia seluruhnya.

 Keberhasilan pembangunan pemuda sebagai


sumber daya manusia yang berkualitas dan
memiliki keunggulan daya saing, merupakan
salah satu kunci untuk membuka peluang
keberhasilan di berbagai sektor pembangunan
lainnya.;
 Dalam rencana strategis pembangunan bidang
kepemudaan yang akan ditempuh untuk mencapai
sasaran yang akan dicapai adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan peran partisipasif dan tanggung


jawab pemuda di dalam berbagai aspek
pembangunan dengan melakukan intensifikasi
kegitan penelitian dan pengembangan masalah-
masalah kepemudaan, termasuk pemanfaatan dan
pendayagunaan hasilnya.
2. Peningkatan dan perluasan di bidang ekonomi
dalam rangka ;
a. Meningkatkan kualitas, kompetensi ,
kemandirian dan profesionalisme,
pengusaha kecil menengah dan koperasi
pemuda.
b. Meningkatkan partisipasi dan kepedulian
pemuda pemuda dalam pengelolaan
lingkungan hidup dan kelestarian sumber
daya alam.
c. Memberdayakan pengusaha kecil,
menengah , dan koperasi pemuda.
3. Di bidang Agama, sosial, dan budaya
dilaksanakan untuk :
a. Meningkatkan jaringan kerja sama di
kalangan pemuda.
b. Memberikan pemahaman,penanaman
nilai-nilai terhadap supremasi hukum dan
HAM.
c. Meningkatkan peran aktif pemuda dalam
penanggulangan masalah nafsa,
minuman keras,penyakit HIV / AIDS
sebanyak 15.000 orang
d. Memperluas kesempatan dalam
berorganisasi dan berkreasi bagi pemuda.
e. Meningkatkan rasa kesetiakawanan dan
kepedulian sosial pemuda
MASALAH-MASALAH GENERASI MUDA
 Masalah yang dihadapi para kaum muda secara
internal adalah perbedaan cara pandang dengan
orang tua dan secara eksternal kurang lebih
tantangan itu adalah globalisasi, terlibat tawuran,
melakukan tindakan kriminal seperti
penyalahgunaan NAZA (Narkoba dan Zat adiktif
lainnya). HAM, demokrasi dan budaya asing.

 Di sisi lain masalah yang dihadapi pemuda berada


diluar dirinya. Muncul berbagai permasalahan
sosial yang melibatkan atau dilakukan pemuda,
seperti tawuran dan kriminalitas lainnya.
 Permasalahan yang tidak kalah pentingnya adalah
era global yang terjadi di berbagai aspek
kehidupan yang sangat memengaruhi daya saing
pemuda, sehingga, pemuda baik langsung
maupun tidak langsung, dituntut untuk
mempunyai keterampilan, baik bersifat
keterampilan praktis maupun keterampilan yang
menggunakan teknologi tinggi untuk mampu
bersaing dalam menciptakan lapangan kerja /
mengembangkan jenis pekerjaan yang sedang
dijalaninya.
MEDIA DAN TUJUAN SOSIALISASI
 Proses sosialisasi akan dilalui oleh manusia
sepanjang hidupnya, tak terkecuali para pemuda
akan terus-menerus menghadapi proses sosialsasi
ini.
 Sosialisasi dapat dilakukan melalui beberapa
sarana (media). Media yang biasa dipakai untk
sosialsasi
ialah :

a. Keluarga. Orang pertama yang mengajarkan


hal-hal yang berguna bagi perkembangan dan
kemajuan hidup manusia dalam anggota keluarga.
Oleh karena itu, keluarga dikatakan sebagai
tempat pertama dan utama dalam sosialisasi.

b. Teman sepermainan dan sekolah. Ketika anak
berhubungan dengan nilai-nilai yang
bertentangan dengan nilai-nilai yang dimiliki
keluarga, ini merupakan sosialisasi yang kedua
yang terjadi di sekolah dan antara kelompok
sebaya serta teman sepermainan.
 Disini anak mulai mengenal harga diri, citra diri
dan hasrat pribadi. Kaidah-kaidah kehidupan
seperti ini dijalani oleh anak-anak melalui
interaksi.
 Para pemuda menghadapi proes sosialisasi ini di
tempat kuliah atau perguruan tinggi. Disinilah
mereka akan menemukan nilai dan kaidah lain
yang akan diperoleh selain di sekolahnya.
c. Lingkungan kerja.
 Lingkungan kerja merupakan proses sosialisasi
lanjutan. Di tempat kerja seseorang mulai
berorganisasi secara nyata dalam suatu sistem.
 Dia kemudian menyadari bahwa dirinya merupakan
bagian dari sistem tersebut. Banyak hal yang perlu
dipelajari, seperti bagaimana menyelesaikan
pekerjaan, bagaimana berhubungan dengan bagian-
bagian lain dalam berorganisasi, dan bagaimana
melakukan adaptasi dengan sesama rekan kerjanya.

d. Media Masa:
Media masa dikatakan sebagai sarana dalam proses
sosialsasi karena banyak memberikan
informasi yang dapat menambah wawasan tentang
permasalah yang ada di sekitarnya
TAHAP-TAHAP SOSIALISASI

 Menurut tahapannya sosialisasi dapat dilakukan


dengan 2 (dua) tahap yaitu

 Sosialisasi Primer, yaitu sosialisasi yang pertama


dijalankan individu semasa kecil, yang harus
dijalaninya apabila ia akan menjadi anggota
masyarakat. Sosialisasi primer membentuk
kepribadian anak ke dalam dunia umum,
Keluargalah yang berperan sebagai agen
sosialisasi.
 Sosialisasi Sekunder, yaitu suatu proses yang
dialami individu yang telah disosialisasikan
kedalam sektor baru dari dunia obyektif
masyarakatnya. Dalam tahap ini individu
diarahkan untuk lebih bersikap profesional.

 Lembaga Pendidikan, Peer group, lembaga-


lembaga lain di luar keluarga adalah agen
sosialisasi sekunder
SOSIALISASI PADA MASA KANAK-KANAK
 Proses sosialisasi pada tahap ini digambarkan
melalui konsep A-G-I-L yang diperkenankan oleh
Talcott Parsons dalam menganalisis tindakan
sosial.
 A = Adaptation (menyesuaikan)
 G = Goal Attainment (hasil yang dicapai)
 I = Integration (menyatukan / Menggabungkan)
 L = Latent pattern maintenance. ( beaya pola yang
terpendam).
 Pada masa adaptasi (adaptation), anak mulai
mengadakan penyesuaian diri dengan
lingkungannya. Reaksi yang dilakukannya tidak
hanya datang dari dalam dirinya, melainkan
datang dari luar. Pada masa inilah peran orang tua
sangat penting karena anak akan merasa sangat
terbantu pada masa ini.

 Hukuman dan pengahargaan orang tua terhadap


anaknya banyak memberikan pengertian
mengenai sikap yang sesungunya harus dia
lakukan dan perbuatan yang harus dia tinggalkan.
 Pada fase pencapaian tujuan (Goal Attainment) ,
Seorang anak bertindak dengan tujuan tertentu
dan lebih terarah. Ia kemudian berusaha untuk
melakukan perbuatan yang menyebabkan ia
mendapat penghargaan dari orang tuanya. Pada
fase ini perbuatan yang keliru oleh anak akan
dihindari.

 Pada fase Integrasi (Integration) ; Perbuatan


seorang anak sudah lebih mendalam, yaitu setiap
tindakan yang dilakukannya sudah merupakan
bagian dari hidupnya. Norma-norma yang
dilakukan merupakan bagian dari hidupnya di
tengah-tengah keluarga.
 Pada fase Laten terlihat bahwa perbuatan seorang
anak banyak didasarkan atas respons
orang lain di luar dirinya.

 Di sini anak belum mampu merumuskan apa yang


dia lakukan karena pengenalan terhadap dirinya
belum jelas. Pada masa ini anak masih dianggap
bagian dari ibunya. Oleh karena itu lingkungan di
mana dia tinggal belum menganggap dirinya
sebagai individu yang perlu diajak berinteraksi.
SOSIALISASI PADA MASA REMAJA /
PEMUDA

 Pada masa ini seseorang sedang berada pada masa


transisi, yaitu sedang meninggalkan masa anak-
anak dan memasuki usia remaja. Pada masa ini
terjadi reverse socialization di mana orang yang
lebih muda dapat menggunakan pengaruh mereka
kepada orang yang lebih tua.
 Dengan kata lain reverse socialization berarti
orang yang seharusnya di sosialisasikan justru
menyosialisasikan, proses ini terjadi pada
masyarakat yang mengalami perubahan cepat.

 Agen sosialisasi pada masa remaja bukan lagi


orang tua, melainkan teman sebaya, kelompok
sepermainan dan mungkin juga lawan jenisnya.
Pada masa ini remaja tidak banyak lagi
bergantung kepada orang tua sebab niali-nilai
baru akan dia dapatkan secara luas di luar orang
tuanya
SOSIALISASI PADA MASA DEWASA
 Proses sosialsasi dialami oleh orang dewasa pada
saat mereka mendapatkan peran yang baru. Bagi
orang dewasa peran baru itu dapat berupa
mendapatkan pekerjaan, manikah dan memiliki
anak. Tiga bentuk peran itu menuntut seseorang
melakukan pembelajaran.

 Semua peran baru ini menuntut orang dewasa


memulainya lagi nol, sebab ia di sini belajar
bersosialisasi kembali.
SOSIALISASI PADA MASA TUA

 Orang lanjut usia sama seperti seorang remaja


yang ngalami transisi, yaitu orang tua yang
produktif ke masa menuju kematian.

 Pada masa ini ia juga banyak bergantung dengan


yang lain, ia menjadi seperti anak-anak yang
secara fisik bergantung dengan anak atau saudara
saudaranya. Bahkan kadang-kadang orang tua
lanjut usia dianggap sebagai non person yang
berarti ada tapi keberadaannya tidak banyak
memiliki arti.
 Poses sosialisasi bagi mereka dilakukan secara
bertahap. pada masa usia 60 tahun sudah
menyadari agar dia mengurangi beban
pekerjaannya. Mereka kemudian menerima
bahwa waktu luang merupakan kegiatan
pengganti dari mereka bekerja.
PERAN ORANG TUA DALAM SOSIALISASI
 Proses pengendalian sosial yang dilakukan orang
tua dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara
lain dngan cara-cara tanpa kekerasan
(PERSUASIF) ataupun dengan paksaan
(COORCIVE).
 Penggunaan cara tersebut bergantung kepada
siapa pengendalian sosial tersebut dilakukan atau
dalam keadaan bagaimana.
 Dalam suatu keluarga yang kelihatannya tenteram
dan damai, car persuasive mungkin lebih tepat
dilakukan. Karena dalam keluarga yang tenteram
dan damai, nilai-nilai dan kaidah-kaidah itu telah
melembaga pada setiap individu.

 Meskipun demikian betapa pun tenteram dan


damainya suatu keluarga pasti akan dijumpai
anggota-anggota yang melakukan tindakan
penyimpangan. Terhadap mereka kadang-kadang
diperlukan paksaan agar tidk merusak
ketenteraman yang telah ada.
 Dengan demikian peran orang tua dalam
sosialisasi adalah sebagai AGENT OF SOCIAL
CONTROL. Dalam sebuah keluarga pengendalian
sosial itu dapat dilakukan dengan beberapa tahap
mulai dari yang lunak, misalnya nasihat nasihat
sampai dengan yang lebih keras dengan
menggunakan hukuman. Peran orang tua dalam
sosialisasi meliputi bagaimana cara pengendalian
sosial dan bagaimana mewujudkan pengendalian
sosial.
SOSIALIASI SEBAGAI SUATU PROSES
 Charles Horton Cooley sebagaimana dikutip oleh
Horton and Hunt memperkenalkan konsep
“LOOKING GLASS SELF” yaitu dalam benak
individu terjadi suatu proses yang ditandai dengan
tiga tahap yaitu ;
 PERSEPSI dalam tahap ini seseorang
membayangkan bagaimana orang lain melihat
dirinya.
 INTERPRETASI dan DEFINISI, disini seseorang
membayangkan bagaimana orang lain menilai
penampilannya.

 RESPONS, berdasarkan persepsi dan interprestasi


individu tersebut kemudian menyusun respon.

 Proses sosialisasi pada seorang anak diawali dari


orang tua yang mengekspresikan dirinya,
kemudan ekspresi tersebut diidentifikasi dan di
internalisasikan menjadi peran dan sikap oleh
anak, sehingga terbentuklah SELF (diri sendiri) si
anak.
 Kesadaran terhadap diri sendiri membuat
timbulnya sebutan “AKU” atau “SAYA” sebagai
subyektif yang sulitdipelajari, Asal timbulnya
kedirian adalah :

 Dalam proses sosialisasi mendapat bayangan


dirinya yaitu setelah memperhatikan cara orang
lain memandang dan memperlakukan dirinya.
Misalnya ia tidak disukai , tidak berharga , tidak
dapat dipercaya, atau sebaliknya ia disayangi, baik
budi dan dapatdipercaya.
 Dalam proses sosalisas juga seseorang
membentuk kedirian yang ideal. Orang
bersangkutan mengetahui dengan pasti apa yang
harus dilakukan agar memperoleh penghargaan
dari orang lain. Bentuk kedirian ini berguna dalam
meningkatkan ketaatan seseorang terhadap
norma-norma sosial.
 Kepribadian terbentuk, hidup dan berubah
seirama dengan jalannya proses sosialisasi. Oleh
karena itu, paling tidak ada 4 (empat) faktor
penting yang menentukan kepribadian Yaitu ;
 KETURUNAN , Manusia dilahirkan dengan
suatu struktur anatomi, fisiologi, dan urat saraf
yang akan menentukan batas-batas tertentu
terhadap tingkah laku sosialnya. Batas – batas
tersebut akan memengaruhi perkembangan
sosialnya, artinya di dalam proses sosialisasi.

 LINGKUNGAN, Lingkungan alam, sosial, dan
budaya dapat memengaruhi tindakan sosial
seseorang.
 TEMPAT TINGGAL . Nilai – nilai yang
ditanamkan dalam keluarga akanmemberikan
dampak bagi para pemuda untuk menerima nilai –
nilai tersebut.
 Semua faktor diatas akan memberikan pengaruh
terhadap seseorang atau pemuda yang akan
membentuk kepribadiannya.
SOSIALISASI PEMUDA
 Faktor lingkungan (Keluarga, tempat tinggal,
tempat bekerja) merupakan faktor pengaruh
pertama dalam membentuk kepribadian para
pemuda.
 Seseorang mulai mengalami proses sosialisasi
sejak ia berusia 10 tahun . Selanjutnya ia akan
terus menerus menghadapi beragam nilai, norma,
dan kaidah yang akan diterimanya untuk dipilih
dan dilakukan.
 Interaksi pemuda dengan lingkungan mikro dan
makro ikut serta memberi warna bagaimana ia
menerima dan memilih tingkah laku.
 Pengalaman demi pengalaman akan
memperolehnya, terutama pada masa transisi dari
muda menjelang dewasa, ketika sering terjadi
konflik nilai. Oleh karena itu pendekatan oleh
agen sosialisasi kepada mereka hendaklah cukup
fleksibel dan mampu memahami akar masalah
kepemudaan khususnya.
 Pembinaan terhadap generasi muda ditujukan
untuk menyalurkan aktivitasnya pada arah yang
positif, baik melalui jalur formal pendidikan mulai
dari SMP sampai Perguruan Tinggi dan jalur
informal seperti Organisasi Kepemudaan,
Kepramukaan , dan Organisasi lainnya. Yang tidak
kalah pentingnya adalah melalui kegiatan olah
raga dan seni.
 Masalah sosialisasi yang dihadapi pemuda
tidaklah mudah. Diperlukan kebijakan yang
koordinatif baik oleh Pemerintah, Orang Tua ,
Sekolah, dan agen sosialisasi lainnya agar
pembinaan generasi muda dapat dicapai
sebagaimana yang diharapkan oleh Pemerintah
maupun Orang tua
DEFINISI PEMERINTAH
 Dalam bahasa Inggris , GOVERN
(memerintah), sebagai kata kerja, berasal dari kata
latin GUBERNARE atau KYBERNAN yang artinya
mengemudi (sebuah kapal) , sedangkan kata
bendanya adalah GOVERNANCE ( latin
GUBERNANTIA ), menunjukkan metode atau
sistem pengemudian atau manajemen organisasi.
 Kata kerja GOVERN digunakan dalam bidang
politik, yang kata bendanya menjadi
GOVERNMENT.
 Dewasa ini ada kecenderungan
mengembalikan makna Pemerintah dari
GOVERNMENT ke GOVERNANCE dalam arti
yang lebih luas lagi.

 Menurut kamus, istilah GOVERNMENT dapat


di artikan Pemerintah dan dapat juga di artikan
Pemerintahan.

 Di sisi lain, makna Pmerintahan ada dua,yaitu


Pemerintahan Negara dalam arti sempit terdiri
dari Presiden , Wakil Presiden dan Kabinet
(Dewan Menteri).
ASAL – USUL PEMERINTAH

 Pemerintah awalnya tumbuh dari kebutuhan


terhadap adanya penegakan aturan main
bermasyarakat

 Ekploitasi antar manusia merupakan pengalaman


sehari-hari di antara mereka, sehingga sering
terjadi yang kuat memakan yang lemah atau “
Manusia yang satu menjadi seri gala terhadap
manusia yang lain “ sebagaimana dikemukakan
oleh Hobbes
 Kehidupan mengeksploitasi antar manusia
semacam itu terus berlangsung, tetapi kemudian
para orang kuat merenung dan berfikir agar
kehidupan mengeksploitasi manusia segera
dihentikan sehingga hidup menjadi damai, tertib,
dan aman benar-benar diwujudkan.

 Kemudian mereka melakukan kesepakatan untuk


mengatur kehidupan masyarakat.Penindasan,
perampokan dan kesewenang-wenangan di
hentikan,kalau masih juga terjadi,para pelakunya
harus dihukum.
 Pemerintahan Negara dalam arti luas adalah
gabungan alat-alat kelengkapan Negara, baik
legeslatif (DPR), Eksekutif (Presiden) ataupun
Yudikatif (MA). Lengkapnya pengertian
pemerintah secar a terminologis yaitu ;
 Pemeritah dalam arti terluas adalah Semua
lembaga Negara sebagaimana diatur dalam UUD
suatu negara.
 Pemerintah dalam arti luas ialah;Semua lembaga
Negara yang oleh konstitusi Negara yang
bersangkutan disebut sebagai pemegang
kekuasaan pemerintahan. Di Indonesia
kedudukannya berada dibawah UUD 1945.
Kekuasaan pemerintahan meliputi fungsi
legeslatif dan fungsi eksekutif.
 Pemerintah dalam arti sempit ialah. Lembaga
Negara yang memegang kekuasaan eksekutif saja

 Pemerintah dalam arti tersempit ialah.Lembaga


Negara yang memegang fungsi biro krasi.
Birokrasi adalah ;Aparat Pemerintah yang diangkat
atau ditunjuk dan bukan yang dipilih atau terpilih
melalui pemilihan oleh lembaga Perwakilan.

 Pemerintah dalam arti pelayan; Pemerintah


dianggap sebagai warung dan pemerintah adalah
pelayan yang melayani pelanggan.
Pemerintah dalam konsep pemerintah wilayah
pusat, yaitu; Pengguna kekuasaan negara pada
tingkat pusat (tertinggi) yang pada umumnya
dihadapkan dengan konsep pemerintah daerah.
 Pemerintah dalam konsep pemerintah wilayah;
Pemerintah dalam arti ini dikenal dalam negara
yang menggunakan asas Dekonsentrasi dan
Desentralisasi. Misalnya ; Diatur oleh UU Nomor.
5 than 1974, tentang Pokok-pokokPemerintah di
Daerah . Kekuasaan (urusan) pusat di daerah
dikelola oleh Pemerintah Wilayah.
TUGAS-TUGAS PEMERINTAH
 Ryaas Rasyid membagi tugas-tugas pokok
pemerintah ke dalam 7 bagian yaiu;
 Pemerintah bertugas menjamin terciptanya
kondisi keamanan negara dari segala
kemungkinan terjadinya ancaman dari negara luar
berupa penghancuran keamanan dan dari dalam
berupa bentrokan antar warga yang menyebabkan
tergulingnya Pemerintahan yang sah.
 Memelihara ketertiban dengan mencegah
terjadinya bentrokan antar warga
 Menegakkan keadilan kepada setiap warga Negara
tanpa membeda-bedakan statusnya, apapun yang
melatar belakangi keberadaan mereka.
 Melakukan pekerjaan umum dengan cara
membangun fasilitas jalan, pendidikan, dan
sebagainya.
 Meningkatkan kesejahteraan sosial, membantu
orang miskin, memelihara orang cacat, anak
terlantar , serta kegiatan sosial lainnya.
 Menerapkan kebijakan ekonomi yang
menguntungkan rakyat banyak,seperti
pengendalian laju inflasi, mendorong terciptanya
lapangan kerja baru, memajukan perdagangan
domestic, dan sebagainya.
 Membuat dan menerapkan kebijakan
pemeliharaan sumber daya alam dan lingkungan
hidup.
 Tugas-tugas pemerintah di atas sangat
berat,terutama apabila tidak didukung oleh
aparatur yang jujur , bersih, dan berwibawa.
LEMBAGA – LEMBAGA PEMERINTAH
 Pemerintah pusat dan kewenangannya ;
Apa yang dimaksud dengan pemerintah pusat ?
Dalam UU No. 22 tahun 1999 jo. UU Nomor. 32
tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan PP
No. 25 tahun 2000 tentang kewenangan
pemerintah dan kewenangan Propinsi sebagai
daerah otonom disebutkan bahwa pemerintah
pusat ialah “Perangkat Negara kesatuan RI yang
terdiri dari Presiden beserta para Menteri “.
 Secara umum, kewenangan pemerintah pusat
lebih besar porsinya pada penetapan kebijakan
yang bersifat norma, standar, kretiria, dan
prosedur. Sebagaimana dapat dilihat dalam uraian
dibawah ini, pemerintah pusat berwenang untuk :
 Menetapkan kebijakan pembangunan dalam skala
makro;
 Menetapkan pedoman tentang standar pelayanan
minimal dalam bidang wajib dilaksanakan oleh
kabupaten / kota ;
 Menetapkan kriteria penentuan dan perubahan
fungsi ruang kawasan / lahan dalam rangka
penyusunan tata ruang ;
 Menyusun rencana nasional secara makro ;
 Menetapkan persyaratan akreditasi lembaga
pendidikan dan sertifikasi tenaga profesional / ahli
serta persyaratan jabatan ;
 Membina dan mengawasi penyelenggaraan
otonomi daerah yang meliputi pemberian
pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan, dan
supervise ;
 Menetapkan pedoman pengelolaan dan
perlindungan suber daya alam ;
 Mengelola dan menyelenggarakan perlindungan
sumber daya alam di wilayah laut di luar 12 mil ;
 Mengatur penerapan perjanjian atau persetujuan
internasional yang di sahkan atas nama Negara ;
 Menetapkan standar pemberian izin oleh daerah ;
 Mengatur Ekspor – Impor dan melaksanakan
perkarantinaan ;
 Menanggulangi wabah dan bencana yang berskala
nasional ;
 Menetapkan arah dan priorias kegiatan riset dan
teknologi, termasuk penelitian dan
pengembangan teknologi strategis dan berisiko
tinggi ;
 Menetapkan persyaratan kualifikasi usaha jasa ;
 Mengatur sistem lembaga perekonomian Negara.
PEMERINTAH DAERAH DAN KEWENANGANNYA
 Pada masa Orde Baru, penyelenggara
pemerintahan daerah menggunakan model
sentralisasi, namun pada era reformasi,
penyelengaraan pemerintah daerah menggunakan
model otonomi.
 Otonomi daerah dalam penyelenggaraan
pemerintah daerah diatur dalam UU No. 22 tahun
1999 jo. UU No. 32 tahun 2004.
 Adapun kewenanan daerah provinsi sebagai
berikut
 Kewenangan dalam bidang pemerintah yang bersifat
lintas Kabupaten dan Kota serta kewenangan dalam
bidang pemerintah tertentu lainnya ;
 Kewenangan yang tidak atau belum dapat
dilaksanakan daerah kabupaten dan daerah kota;
 Kewenangan dalam bidang pemerintahan yang
dilimpahkan kepada Gubernur selaku wakil
Pemerinah ;
 Kewenangan melaksanakan fungsi yang berkaitan
dengan tugas yang menyangkut penyediaan pelayanan
umum, pengaturan dan pembangunan yang bersifat
lintas Kabupaten /kota
 Kewenangan melaksanakan tugas yang dilakukan
oleh satu kabupaten / kota lainnya
 Kewenangan bidang pemerintah yang bersifat
lintas kabupaten dan kota, antara lain seperti
kewenangan di bidang pekerjaan umum,
perhubungan, kehutanan, dan perkebunan
 Kewenangan yang termasuk kewenangan bidang
pemerintahan tertentu lainnya, yaitu ;
 Perencanaan dan pengendalian pembangunan
regional secara makro ;
 Pelatihan, alokasi, sumber daya manusia
potensial dan penelitian yang mencakup wilayah
provinsi ;
 Pengelolaan pelabuhan regional ;
 Pengendalian lingkungan hidup ;
 Promosi dagang dan budaya / pariwisata
 Penanganan penyakit menular dan hama tanaman
 Perencanaan tata ruang provinsi.
 Kewenangan kabupaten / kota ialah ;
 Kewenangan dalam seluruh bidang
pemerintahan , selain kewenangan pemerintah
pusat dan kewenangan pemerintah provinsi
sebagaimana dikemukakan di atas ;
 Kewenangan yang wajib dilaksanakan oleh
daerah kabupaten dan daerah kota meliputi
pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan dan
kebudayaan, pertanian, Perhubungan,
perindustrian dan perdagangan, penanaman
modal, lingkungan hidup, pertanahan, koperasi,
dan tenaga kerja ;
LEMBAGA PENYELENGGARA PEMERINTAHAN TINGKAT
PUSAT ;
 Kementerian (Departemen) merupakan unsur
pelaksana pemerintah yang di pimpin oleh
Menteri Negara yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Presiden dalam
menyelenggarakan sebagian tugas pemerintahan
di bidang masing-masing ;
 Menteri Koordinator. Kedudukan, tugas, fungsi,
kewenangan , susunan organisasi, dan tata kerja
Menko diatur melalui Keppres No. 100 tahun
2001.Tugas Menko antara lain mengkoordinasikan
penyiapan dan penyusunan kebijakan serta
pelaksanaannya di bidang tertentu dalam kegiatan
pemerintahan Negara ;
 Menteri Negara. Kedudukan dan tugas Menteri
Negara diatur melalui Keppres No. 101 tahun 2001.
Tugas Menteri Negara ialah ; Menangani bidang tugas
tertentu dalam kegiatan pemerintah Negara yang
tidak ditangani oleh Kementerian (Departemen) ;
 LPND (Lembaga Pemerintah Non Departemen)
(Kementerian). LPND merupakan lembaga
pemerintah yang dibentuk untuk melaksanakan tugas
pemerintah tertentu dari Presiden. Secara
Organisatoris, kedudukan LPND berada di bawah
Presiden dan bertangung jawab kepada Presiden.
Melalui Keppres No. 103 tahun 2003 tentang
kedudukan, tugas, fungsi, kewenangan, susunan
organisasi dan tata kerja LPND
LEMBAGA PENYELENGGARA PEMERINTAHAN TINGKAT
DAERAH
 Penyelenggara Pemerintah Tingkat Daerah ini
berdasarkan pada UU No. 32 tahun 2004, Tentang
Pemerintah Daerah.
 Dalam UU NO.32 tahun 2004 antara lain
menyebutkan ;
 Pemerintah daerah adalah penyelenggara urusan
pemerintah oleh pemerintah daerah dan DPRD
menurut asas otonomi dan tugas pembantu
dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam
sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD
1945.
 Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota
dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintah daerah.
 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut
DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat daerah sebagai
unsur penyelenggara pemerintah daerah.
 Otonomi daerah adalah hak, wewenang , dan kewajiban
daerah otonomi untuk mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
 Daerah otonomi, selanjutnya disebut daerah adalah
kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas
wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan
pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat
menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat
dalam sistem NKRI.
 Desentralisasi adalah penyerahan wewenang
pemerintah oleh pemerintah kepada daerah
otonomi untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintah dalam sistem NKRI.
 Dekosentrasi adalah pelimpahan wewenang
pemerintah oleh pemerintah kepada gubernur
sebagai wakil pemerintah dan / atau kepada
instansi vertikal di wilayah tertentu.
 Tugas pembantuan adalah penugasan dari
pemerintah kepada daerah dan /atau desa dari
pemerintah provinsi kepada Kabupaten / Kota dan
/ atau desa serta dari pemerintah Kabupaten /
Kota kepada desa untuk melaksanakn tugas
tertentu
 LPND (Lemabaga Pemerintah Non Departemen
 Yang termasuk LPND adalah ;
 1, Bapenas
 2. Menteri perumahan Rakyat
 3. Menetri Muda Pemuda dan Olah Raga
 4. Menetri Muda Pembangunan kawasan Timur
Indonesia
 5. Menteri BUMN
ASAL – USUL PEMBENTUKAN NEGARA
 Adapun Negara merupakan oragnisasi diantara
sekelompok atau beberapa kelompok manusia
yang bersama-sama mendiami suatu wilayah
tertentu dengan mengakui adanya suatu
pemerintah yang mengurus tata tertib dan
keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok
manusia.
 Di Indonesia kata Negara telah dipergunakan sejak
lama. Dalam sejarah dapat ditemukan kerajaan
Tarumanegara pada abad 5 yang merupakan suatu
Negara (kerajaan) yang meliputi daerah lembah
sungai Citarum di Jawa Barat yang dipimpin oleh
Raja Purnawarman.
 Demikian pula nama-nama raja di Indonesia telah
dikaitkan dengan kata Negara, Misalnya
Kartanegara (Raja Singosari 1266 – 1292), Jaya
Negara (Raja Majapahit 1309 – 1289) dan
Rajasanegara(Raja Majapahit 1350 – 1389).
 Asal Usul Negara dapat ditelusuri dari beberapa
teori Yaitu
 Teori Kontrak ;
 Menurut teori ini negara dibentuk berdasarkan
atas kesepakatan masyarakat melalui suatu
perjanjian.
 Tokoh penting dalam teori ini ialah
HOBBES,LOCKE, dan ROUSSEAU.
 Menurut HOBBES, keadaan dunia ini pernah di
lalui oleh dua masa, yaitu masa selama belum ada
Negara dan masa setelah ada Negara.
 Asal usul negara dapat ditelusur negara dari beberapa
teori, yaitu :
 1.Teori kontrak sosial
 Menurut teori ini, negara dibentuk berdasarkan atas
kesepakatan masyarakat melalui suatu perjanjian.
 Perjanjian saja tidak cukup,orang atau kelompok orang
yang ditunjuk itu harus diberi pula kekuasaan.

 Negara harus berkuasa penuh sebagaimana binatang buas


yang dapat menaklukkan segenap binatang lainnya.
 Menurut Hobbes, keadaan dunia ini pernah dilalui oleh
dua masa, yaitu masa selama belum ada negara dan masa
setelah ada negara.

 2. Teori Ketuhanan :
 Teori ini menyebutkan bahwa dalam keadaan
alamiah yang serba anarkis itu, manusia memohon
kepada Tuhan agar diciptakan seorang raja yang dapat
menolong mereka dari ancaman yang mereka hadapi.

 3. Teori Kekuatan :
 Negara dibentuk atas dominasi kekuatan dari
golongan kuat atas golongan lemah.
 Negara dibentuk oleh penaklukan dan pendudukan.
 Dengan cara ini dimulailah proses pembentukan
negara.

 4. Teori Organis :
 Teori ini mencoba manganalogikan negara dengan
organisme hidup dalam ilmu biologi.
 Negara disejajarkan dengan makluk hidup.
 Manusia yang hidup dalam negara itu disebut sebagai
sel-sel hidup.
 Pola kehidupan dalam negara disamakan dengan
tulang belulang manusia, undang-undang sebagai urat
sarafnyya, raja sebagai kepala, dan para individu
sebagai makluk hidup.
 Analogi negara dengan organisme dilihat dari segi
kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, dan
kamatian.
 5. Teori Alamiah :
 Teori ini dikemukakan oleh Aristoteles.
 Negara merupakan ciptaan alam, Intinya negara
(harus) ada karena alam menghendaki adanya.
 Kodrat manusia membenarkan adanya negara karena
ia makluk politik (zoon politicon) dan baru kemudian
makluk sosial.
 Karena kodrat itulah manusia hidup bernegara.

 6. Teori Historis :
 Menurut teori ini negara disamakan dengan
lembaga sosial yang tumbuh dan berkembang secara
evolusioner sesuai dengan kebutuhan manusia.
 Negara tidak dibuat melainkan tumbuh secara
evolusionistis.
 Definisi Negara :
 Negara dapat dipandang sebagai asosiasi manusia
yang hidup bekerja sama untuk mencapai tujuan
tertentu.
 Salah satu tujuan didirikannya negara ialah
menciptakan kebahagiaan bagi rakyat secara
keseluruhan.
 Negara dapat dirumuskan : sebagai suatu daerah
yang rakyatnya diperintah oleh pejabat negara
untuk mengurusi kepentingan rakyat guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
 Warga negara adalah : setiap orang yang menurut undang-
undang kewarganegaraan termasuk warga negara.

 Menurut Psl. 26 ayat. 1 UUD 1945 “Yang menjadi warga


negara ialah : Orang-orang bangsa asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan dengan Undang-undang sebagai
warga negara”.

 Dapat dikatakan juga bahwa warga negara adalah :


 Orang-orang yang mengakui pemerintahan negara sebagai
pemerintahannya, sedangkan bukan warga negara (orang
asing) adalah :
 Orang-orang yang tidak mengakui pemerintah negara
sebagai pemerintahannya.
 Menurut psl. 26 UUD 1945 ayat. 2
 Yang dimaksud dengan penduduk adalah :
 WNI dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia, atau orang yang menetap di wilayah
negara.

 Pada mulanya konsep warga negara berawal dari


hamba atau kawula negara.
 Mereka dahulunya hamba raja, tetapi dengan
menyebut istilah warga negara, mereka menjadi orang
merdeka.

 Mereka bukan lagi hamba raja, melainkan peserta


dari suatu negara. Oleh karena itu mereka kemudian
memiliki hak dan kewajiban terhadap negara.
 Hak dan kewajiban warga negara (yang terdapat dalam
UUD 1945) :
 1. Setiap warga negara memiliki kebebasan, tetapi
dalam setiap kebebasan itu melekat juga
kewajiban.
 2. Di dalam hubungan dengan sesama manusia, kita
wajib menghormati orang lain, sedangkan dalam
hubungannya dengan negara, kita wajib taat
menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan.
 3. Setelah menjalankan kewajibannya atau hak-
haknnya kepada negara. Negara menganut keseim
bangan antara hak dan kewajiban warga negara .
 Di negara RI kedaulatan tertinggi berada di tangan
rakyat.
 Semua warga negara sama kedudukannya dalam
hukum dan pemerintahan.
 Undang-undang Kewarganegaraan di Indonesia :
 Pada tanggal. 11 Juli 2006 DPR RI telah mensahkan UU
Kewarganegaraan menjadi UU Nomor. 12 tahun 2006.

 Yang dinamakan warga negara Indonesia adalah :


 1. Setiap oarng yang berdasarkan peraturan
perundang undangan dan / atau berdasarkan
perjanjian Pemerintah RI dengan negara lain
sebelum Undang-undang ini berlaku sudah
menjadi Warga Negara Indonesia.

 2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari


seorang ayah dan Ibu Warga Negara Indonesia
 3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari
seorang ayah Warga Negara Indonesia dan ibu
Warga Negara asing.

 4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari


seorang ayah warga negara asing dan ibu warga
negara Indonesia.

 5. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari


seorang ibu warga negara Indonesia, tetapi
ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau
hukum negara asal ayahnya tidak memberikan
kewarganegaraan kepada anak tersebut.
 6. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari
(tiga ratus) hari setelah ayahnya meninggal dunia
dari perkawinan yang sah dan ayahnya Warga
Negara Indonesia .

 7. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari


seorang ibu warga negara Indonesia.

 8. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari


seorang ibu warga negara asing yyang diakui oleh
seorang ayah warga negara Indonesia sebagai
anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum
anak tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun
atau belum kawin.
 9. Anak yang lahir di wilayah negara RI yang pada
waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan
ayah daan ibunya.

 10. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah


negara RI selama ayah dan ibunya tidak diketahui.

 11. Anak yang lahir di wilayah negara RI apabila ayah


dan ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan
atau tidak diketahui keberadaannya.

 12. Anak yang dillahirkan di luar wilayah negara RI


dari seorang ayah dan ibu warga negara Indonesia
yang ketentuan dari negara tempat anak tersebut
dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada
anak yang bersangkutan.
 13. Anak dari seorang ayah atau ibu yyang telah
dikabulkan permohonan kewarganegaraannya,
kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumppah atau menyatakan janji setia.

 Syarat dan Tata Cara memperoleh Kewarganegaraan :


 1. Telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah
kawin.

 2. Pada waktu mengajukan permohonan sudah


bertempat tinggal di wilayah negara RI paling singkat
5 (lima) tahun berturut-turut singkat 10 (sepuluh)
tahuntidak berturut-turut.

 3. Sehat jasmani dan rohani.


 4. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar
negara pancasila dan UUD RI tahun 1945.

 5. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan


tindak pidana yang diancam dengan penjara 1
(satu) tahun atau lebih.

 6. Jika dengan memperoleh Kewarganegaraan RI ,


tidak menjadi berkewarganegaraan ganda.

 7. Mempunyai pekerjaan dan / atau berpenghasilan


tetap; dan ;

 8. Membayar uang pewarganegaraan ke kas negara.


 Permohonan pewrganegaraan diajukan di Indonesia
oleh pemohon secara tertulis dalam bahasa Indonesia
di atas kertas bermeterei cukup kepada Presiden
melalui Menteri .

 Menteri meneruskan permohonan disertai dengan


pertimbangan kepada Presiden dalam waktu paling
lambat 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal
permohonan diterima.

 Presiden berhak mengabulkan atau menolak


permohonan tersebut.
 Warga Negara Indonesia kehilangan kewarganegaraan
 Nya jika yang bersangkutan :

 1. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauan


nya sendiri.

 2. Tidak menolak atau tidak melepaskan kewargane


garaan lain, sedangkan orang yyang
bersangkuttan mendapat kesempatan untuk itu

 3. Di nyatakan hilang kewarganegaraannya oleh


Presiden atas permohonannya sendiri, yang
bersangkutan sudah berusia 18 (delapan belas)
tahun atau sudah kawin, bertempat tinggal di
luar negeri,
 Dan dengan dinyatakan hilang Kewarganegaraan RI
tidak menjadi tanpa kewarganegaraan.

 4. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin


terlebih dahulu dari Presiden. Ketentuan ini tidak
berlaku bagi mereka yang mmengikuti program
pendidikan di negara lain yang mengharuskan
mengikuti wajib militer.

 5. Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing,


yang jabatan dalam dinas semacam itu di
Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undanggan hanya dapat dijabat oleh
warga negara Indonesia.
 Syarat dan Tata Cara Memperoleh Kembali Kewargane
garaan RI :
 Seseorang yang kehilangan Kewarganegaraan RI dapat
memperoleh kembali kewarganegaraannya melalui
prosedur pewarganegaraan sebagaimana di jelaskan di
depan ada 8 (delapan) persyaratan.

 Ketentuan Pidana :
 Pejabat yang karena kelalaiannya melaksanakan tugas
dan kewajibannya sebagaimana ditentukan dalam
Undang-undang ini sehingga mengakibatkan
seseorang kehilangan hak untuk memperoleh atau
memperoleh kembali dan / atau kehilangan
Kewarganegaraan RI di pidana dengan pidana penjara
paling lama 1 (satu) tahun.
 Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud di
atas dilakukan karena kesengajaan, di pidana dengan
pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun.

 Ketentuan Peralihan :
 Permohonan pewarganegaraan, pernyataan untuk
tetap menjadi Warga Negara Indonesia, atau permo –
honan memperoleh kembali Kewarganegaraan RI
yang telah diajukan kepada Menteri sebelum Undang-
undang ini berlaku dan belum diproses, diselesaikan
berdasarkan ketentuan Undang-undang ini (baru).


 Pengertian Pelapisan Sosial :
 Masyarakat disekitar kita ada yang miskin, kaya,
buruh, pengusaha, sarjana, tukang,dan sebagainya.
 Masih ada perbedaan perlakuan masyarakat terhadap
mereka.

 Status, baik yang berupa harta, kedudukan atau


jabatan seringkali menciptakan perbedaan dalam
menghargai seseorang.

 Orang yang memiliki harta berlimpah lebih dihargai


dari pada orang yang miskin.
 Demikian pula orang yang lebih berpendidikan lebih
dihargai lebih dari pada yang kurang berpendidikan
 Atas dasar itu kemudian masyarakat dikelompok –
kelompokkan secara vertikal atau bertingkat-tingkat
sehingga membentuk lapisan-lapisan sosial tertentu
dengan kedudukannya masing-masing.

 Menurut Aristoteles di dalam setiap negara ada tiga unsur :


 1. Orang-orang kaya
 2. Orang-orang melarat
 3. Orang-orang yang berada di tengah-tengah.

 Menurut Aristoteles ;
 1. Orang-orang kaya ditempatkan dalam lapisan atas
oleh masyarakat.
 2. Orang-orang melarat ditempatkan dalam lapisan
bawah.
 3. Orang-orang di tengah ditempatkan dalam lapisan
masyarakat menengah.
 Beberapa definisi stratifikasi sosial adalah sbb :
 1. Pitirim A. Sorokin mendifinisikan stratifikasi
sosial sebagai perbedaan penduduk atau
masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun
secara bertingkat (hierarki).
 2. Max Weber mendifinisikan stratifikasi sosial
sebagai penggolongan orang-orang yang
termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke
dalam lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi
kekuasaan, previlege, dan pretise.
 3. Cuber mendifinisikan stratifikasi sosial sebagai
suatu pola yang ditempat di atas kategori dari
hak-hak yang berbeda.
 Sejak lahir seseorang memperoleh sejumlah status
tanpa memandang perbedaan antar individu atau
kemampuan.
 Berdasarkan status yang diperoleh dengan sendirinya
itu, anggota masyarakat dibeda-bedakan berdasarkan
usia, jenis, kelamin, hubungan kekerabatan, dan
keanggotaan dalam kelompok tertentu, seperti kasta
dan kelas.

 Berdasarkan status yang diperoleh ini, terjadilah


stratifikasi / lapisan di dalam masyarakat.
 Misalnya : Stratifikasi usia.
 Dalam sistem sosial masyarakat tertentu, seseorang
yang berusia lebih muda memiliki hak dan kewajiban
tertentu yang berbeda dengan seseorang yang berusia
lebih tua.
Misalnya : Anak sulung memperoleh prioritas warisan
harta atau kekuasaan.
Elizabeth, putri sulung Raja Inggris George, mewarisi
tahta kerajaan Inggris ketika sang ayah meninggal
dunia tahun 1952.

Perbedaan Stratifikasi Sosial dengan Status Sosial :


Status atau kedudukan, yaitu posisi seseorang di
dalam masyarakat yang didasarkan pada hak-hak dan
kewajiban – kewajiban tertentu.

Dalam teori sosiologi, unsur-unsur dalam sistem


pelapisan masyarakat adalah status (kedudukan) dan
role (peranan).
 Kedua unsur ini merupakan unsur baku.

 Status sosial atau kedudukan sosial merupakan unsur


yang membentuk terciptanya stratifikasi sosial,
sedangkan stratifikasi sosial adalah pelapisan sosial
yang disusun dari status – status sosial.

 Tiga Lapisan Sosial dengan Dasar Kualitas Pribadi :


 Pelapisan sosial dalam masyarakat ini umumnya
didasarkan pada jenis kelamin senioritas, dan
keturunan, yang merupakan kualitas pribadi
seseorang.
 A. Jenis kelamin ;
 Pada sebagian masyarakat Indonesia, kedudukan
laki-laki lebih tinggi dari pada kedudukan wanita.
Laki-laki yang menjadi kepala keluarga / rumah
tangga dihormati oleh istri dan anak-anak
mereka.

 B. Senioritas ;
 Senioritas di sini dapat berarti senioritas, usia maupun
generasi. Orang yang lebih tua memiliki kedudukan
yang lebih tinggi dari pada yang muda.

C. Keturunan ;
Keturunan bangsawan dianggap lebih tinggi dari pada
keturunan rakyat jelata.
 Sebab-sebab Timbulnya Stratifikasi Sosial ;
 Setiap masyarakat mempunyai sesuatu yang dihargai
seperti :
 Kekayaan, kekuasaan, profesi, keaslian keanggotaan
masyarakat dsb.

 Selama manusia membeda-bedakan penghargaan


terhadap sesuatu yang dimiliki tersebut, akan timbul
lapisan-lapisan dalam masyarakat.

 Semakin banyak kepemilikan, kecakapan masyarakat /


seseorang terhadap sesuatu yang dihargai, semakin
tinggi kedudukan atau lapisannya.
 Sebaliknya mereka yang hhanyya mempunyai sedikit
atau bahkan tidak memiliki sama sekali, mempunyai
kedudukan dan lapisan yang rendah.

 Alasan terbentuknya lapisan masyarakat yang terjadi


dengan sendirinya adalah ;
 Kepandaian, tingkat umur, (yang senior), sifat keaslian
keanggotaan kerabat seorang kepala masyarakat. Dan
mungkin juga harta dalam batas-batas tertentu.

 Proses terjadinyya Stratifikasi Sosial ;


 A. Terjadinyya secara otomatis karena faktor-faktor
yang dibawa sejak lahir.
 Misalnya :
 Kepandaian, jjenis kelamis, keturunan dll.
 B. terjadinya dengan sengaja untuk tujuan bersama.
 Biasanyya dilakukan dalam pembagian kekuasaan dan
wewenang yang resmi dalam organisasi – organisasi fomal,
seperti pemerintahan, partai politik, perusahaan,
perkumpulan, angkatan bersenjata.

 Di dalam sistem pelapisan ini diatur secara tegas dan


jelas dalam hal wewenang dan kekuasaan yang
diberikan kepada seseorang.

 C. Sistem lapisan berpangkal pada pertentangan


yang terjadi dalam masyarakat.
 Sistem demikian hanya mempunyai arti khusus bagi
masyarakat – masyarakat tertentu yang menjadi obyek
penelitian.
 Kreteria Dasar Penentuan Stratifikasi Sosial ;

 A. Kekayaan ;
 Kekayaan atau sering juga disebut ukuran ekonomi.
 Orang yang memiiliki harta benda berlimpah (kaya)
akan lebih dihargai dan dihormati dari pada oarng
yang miskin.

 B. Kekuasaan ;
 Kekuasaan dipengaruhi oleh kedudukan atau posisi
seseorang, dalam masyarakat.
 Seorang yang memiliki kekuasaan dan wewenang
besar akan menempati lapisan sosial atas, sebaliknyya
orang yang tidak mempunyai kekuasaan berada di
lapisan bawah.
 C. Keturunan ;
 Ukuran keturunan terlepas dari ukuran kekayaan atau
kekuasaan.
Keturunnan yang dimaksud adalah keturunan berdasarkan
golongan kebangsawanan atau kehormatan.
 Kaum bangsawan akan menempati lapisan atas seperti
gelar Andi di masyarakat Bugis, Raden di masyarakat Jjawa,
Tengku di masyarakat Aceh dll.

 D. Kepandaian / penguasaan ilmu pengetahuan ;


 Seseorang yang berpendidikan tinggi dan meraih gelar
kesarjanaan atau yang memiliki keahlian / profesional di
pandang berkedudukan lebih tinggi diabndingkan orang
berpendidikan rendah.
 Status seseorang juga ditentukan dalam penguasaan
pengetahuan lain.
 Misalnya; pengetahuan agama, keterampilan khusus,
kesaktian dsb.
 Sifat stratifikasi Sosial ;
 Menurut Soerjono Soekamto, dilihat dari sifatnya,
pelapisan sosial dibedakan menjadi ;
 1. Sistem pelapisan sosial tertutup
 2. Sistem pelapisan sosial terbuka
 3. Sistem pelapisan sosial campuran.

 1. Stratifikasi sosial tertutup (Closed Social


Stratification) adalah ;
 Stratifikasi di mana anggota dari setiap strata sulit
mengadakan mobilisasi vertikal.
 Walaupun ada mobilisasi sangat terbatas pada mobilisasi
horizontal saja.
 Untuk bisa menjadi anggota adalah : alasan kelahiran.
 Sistem pelapisan tertutup ini dapat dijumppai di India, karena
masyarakatnya mengenal sistem kasta.
 2. Stratifikasi Sosial Terbuka (Opened Social
Stratification)
 Stratifikasi ini bersifat dinamis karena meobilisasinya sangat
besar.
 Setiap anggota strata bebas melakukan mobilitas sosial, baik
vertikal maupun hirizontal.

Sistem seperti ini dapat di jumpai dalam masyarakat Indonesia.


Setiap orang dapat diberikan kesempatan untuk menduduki
semua jabatan jika syrat-syaratnya terpenuhi.

Beberapa contoh pelapisan terbuka ini adalah ;


- Seorang miskin karena usahanya bisa menjadi kaya.

- Seorang yang tidak / kurang pendidikan dapat memperoleh


pendidikan selama ada niat dan usaha.
 Fungsi Stratifikasi Sosial ;
 Stratifikasi soaial berfungsi sebagai berikut ;
 A. Distribusi hak-hak istimewa yang obyektif, seperti
menentukan penghasilann, tingkat kekayaan,
keselamatan, dan wewenang pada jabatan /
pangkat / seseorang.

 B. Sistem pertanggaan (tingkatan) pada strata yang


diciptakan masyarakat yyang menyangkut
prestise dan pengahargaan.
 Misalnya ; Pada seorang yang mmenerima anugerah
penghargaan / gelar / kebangsawanan, dsb.
 C. Kreteria sistem pertentangan, yaitu apakah di
dapat melalui kualitas pribadi, keangggotaan
kelompok, kerabat tertentu, kepemilikan,
wewenanng, dan atau kekuasaan.

 D. Penentu lambang-lambang (simbul status) atau


kedudukan, seperti tingkah laku, cara berpakaian,
dan bentuk rumah.

 E. Tingkat mudah-tidaknya bertukar kedudukan.

 F. Alat solidaritas di antara individu-individu atau


kelompok yang menduduki sistem sosial yang
sama dalam masyarakat.
 Makna keragaman dan Kesederajatan dalam Masyarakat ;
 Keragaman, kemajemukan, dan plluralitas adalaah suatu
keadaan dalam sebuah masyarakat yang terdiri atas
berbagai :
 Suku,golongan, agama, ras, dan budaya.

 Allah berfirman dalam surat Al-Hujuraat ayat 13 yang pada


intinya menyebutkan di antara manusia yang multibudaya
ini, umat Islam diperintahkan oleh Allah untuk saling
berta’aruf (berkenalan).

 Sesuai dengan pandangan hidup bangsa Indonesia yang


dituangkan dalam peraturan perundangan serta Piagam
Internasional mengenai hak asasi manusia, bangsa
Indonesia mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban
antara sesama manusia.

 Harkat dan martabat manusia merupakan hal yang
paling asasi bagi manusia.

 Dalam arti pengakuan terhadap harkat dan martabat


manusia sama dengan pengakuan terhadap hak
asasinya.

 Hal itu merupakan anugerah Tuhan kepada manusia


sehingga tidak dapat dipisahkan dari pribadi manusia.

 Persamaan harkat adalah ;


 Persamaan nilai, harga, taraf yang membedakan makluk
yang satu dan makluk yang lain.
 manusia adalah ;
 Nilai manusia sebagai makluk Tuhan yang dibekali
cipta, rasa, karsa, dan hak-hak serta kewajiban dan
kedudukan yangg terhormat.

 Derajat Kemannusiaan adalah ;


 Tingkatan, martabat, dan kedudukan manusia
sebagai makluk Tuhan yang memiliki
kemampuan kodrat, hak, dan kewajiban asasi.

 Yang menjadi landasan adanyya kesamaan derajat ,


yaitu ;
 1. Landasan Ideal : Pancasilla
 2. Landasan Konstitusional : UUD 1945 yakni :
 A. Pembukaan UUD 1945 pada alenia ke- 1, 2, 3, dan 4
 B. Batang Tubuh (pasal) UUD 1945 yaitu pasal: 27,
ps.28, ps. 29, ps, 30, ps. 31, ps. 32, ps. 33, dan ps. 34.

 a. Landasan Konstitusional Kesamaan Derajat dalam


Pembukaan UUD 1945.
 Setiap warga negara berhak mendapatkan hak-hak
asasinya yang meliputi hak asasi pribadi, hak asasi
ekonomi, hak asasi politik, hak asasi sosial dan hak
asasi kebudayaan.
 Hak asasi mendapatkan pengayoman dan perlakuan
yang sama dalam hukum dan pemerintahan serta hak
asasi terhadap perlakuan tata cara peradilan dan
perlindungan hukum.
b. Batang Tubuh UUD 1945 sebagai landasan
Kesamaan Derajat ;
Didalam batang tubuh UUD 1945 terdapat beberapa
kettentuan yang mengatur persamaan derajat manusia
yangg dicantumkan sebagai hak dan kewajiban warrga
negara, yaitu ;
1. Segala warga negara bersama kedudukan dalam
hukum dan pemerintahan (pasal 27 ayat 1)
2. Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak (pasal 27 ayat 2)
3. Kebebasan berserikat, berpendapat, dan
berpolitik (pasal 28)
4. Kebebasan memeluk dan melaksanakan agama /
kepercayaan (pasal 29 ayat 1)
5. Hak-hak dan kewajiban membela negara (pasal
30)
 6. Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan
pengajaran (pasal 31)
 7. Dan amandeman kedua dicantumkan pada pasal
28 a – 28)

 Dampak Keragaman terhadap Kehidupan


Bermasyarakat dan Bernegara.

 Kekerasan merupakan dampak dari adanya


pemaknaan dan pengelolaan keragaman yang terjadi
selama ini.

 Bhineka Tunggal Ika nyaris menjadi semboyan hampa


di tengah orang Indonesia yang cenderung egoistis
akibat terkikis krisis politik berkepanjangan.
 Keragaman yang mestinya menjadi kekuatan
pembangunan justru menjadi lahan empuk bagi
politik kekerasan elit.

 Keragaman cenderung dihilangkan demi mengemuka


 Nya kesukuan etnis, agama, atau kelompok seperti
dalam situasi negara tak bertuan.

 Kekerasan dalam tayangan televisi merupakan


kampanye negatif palling efektif bagi manusia.

 Berdasarkan penelitian di Amerika Serikat ditemukan


94 % informasi dan peniruan kejahatann berasal dari
media massa.
 Perkembangan kekerasan di Indonesia memang
memuat hati miris.
 Dari citra bangsa ramah-tamah dan hangat terhadap
orang lain, bangsa kita seolah-olah menjadi bangsa
biadab.

 Sila kedua Pancasila, Kemanusiaan yang adil dan


beradab, sangat berlawanan dengan kenyataan hidup
masyarakat Indonesia.

 Kekerasan terwujud dalam 8 bentuk tindakan ‘


 1. Kekerasan terhadap alam, berupa eksploitasi
hutan dan lautan secara membabi buta .
 2. Kekerasan terhadap diri sendiri, seperti
ketergantungan pada obat, dorongan bunuh diri.

 3. Kekerasan terhadap anggota keluarga, berupa


kekerasan terhadap anak dan kekerasan terhadap
perempuan.

 4. Kekerasan sehari-hari berupa kejahatan di jalan


raya,

 5. Kekerasan antar kelompok yang melibatkan


terorisme, pertentangan etnik, kampung, bahkan
agama.
 6. Kekerasan negara, umumnya dalam bentuk
monopoli sarana negara dalam kondisi
tertentu.

 7. Kekerasan terhadap negara. Aksi terorisme


yang terjadi saat ini sebagian besar
dikegorikan dalam bentuk kekerasan ini.

 8. Kekerasan satu atau berbagai negara terhadap


negara lain. Contoh kasus bentuk kekerasan
ini adalah serangan Amerika Serikat terhadap
Irak.
 Kekerasan yang Kolektif ada tiga jenis yang terjadi di
negeri ini yaitu ;

 1. Kekerasan kolektif primitif, meminjam istilah


sosiollog Imam Prasodjo. Kekerasan kolektif ini
bersifat non politis. Ruang lingkupnya terbatas
pada satu komunitas lokal.

 Contoh ; Pengeroyokan dalam bentuk pemukulan atau


penganiayaan pencopet yang tertangkap.
Pemmbunuhan dukun satet di Banyuwangi.

 2. Kekerasan kolektif bersifat reaksioner, reaksi


terhadap penguasa, pelaku, dan pendukungnya.
Kekerasan ini tidak semata berasal dari komunitas
lokal melainkan dari siapa saja yang merasa --
 Berkepentingan menetang suatu kebijakan atau sistem yang
tidak adil dan tidak jujur.
 Contoh ;
 Demonstrasi sopir angkot, buruh demo perusahaan di Tanah
Abang dan Sumedang, atau buruh PT DI.

3. Kekerasan kolektif modern atau kekerasan kolektif


politik; Ini bisa terlihat dalam peristiwa Mei 1998
sebagai gabungan dari kekerasan kolektif primitif dan
kekerasan kolektif politik yang juga bisa termasuk
dalam kolektif reaksioner.

Kalau ada peristiwa kerusuhan, yang biasa terjadi adalah


hilangnya rasionalitas dari apa yang dinamakan dalam
sosiologi sebagai crowd atau mob. Siapa pun yang ada
dalam kerumunan itu gampang sekali terpengaruh.
 Pengertian Masyarakat Desa dan Karakteristiknya ;

 Desa menurut definisi universal adalah ; sebuah


daglomerasi permukiman di area perdesaan (rural).
 Di Indonesia Desa adalah ; Pembagian wilayah
administrasi di Indonesia di bawah Kecamatan, yang
dipimpin oleh Kepala Desa.

 Sejjak diberlakukkannya otonomi daerah, istilah desa


disebut dengan nama lain :

 Misalnya di Sumatera Barat disebut dengan istilah


Nagari. Dan di Papua disebut dengan Kampung dll.
 Desa bukkanlah bawahan kecamatan karena
kecamatan merupakan bagian dari perangkat daerah
Kabupaten / Kota.

 Desa bukan merupakan bagian dari perangkat daerah.


 Berbeda dengan Kelurahan, desa memiliki hak
menngatur wilayahnya lebih luas.
 Namun dalam perkembangannya, sebuah desa dapat
ditingkatkan statusnya menjjadi Kelurahan.

 Kewenangan Desa adalah ;


 1. Menyelenggarakan urusan pemerintahan yyang
sudah ada berdasarkan hak asal-usul desa.
 2. Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan Kabupaten / Kota yang
diserahkan penngaturannya kepada desa, yakni
urusan pemerintahan yangg secara langsung
dapat meningkatkan pelayanan masyarakat.

 3. Tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah


Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten / Kota.

 4. Urusan pemerintahan lainnya yang diserahkan


kepada desa.

 Kepala desa dipilih langsung oleh masyarakat melalui


Pemilihan Kepala Desa (PILKADES).
 Sumber pendapatan desa terdiri dari ;
 1. Pendapatan Asli Desa, antara lain terdiri dari
hasil usaha desa, hasil kekayaan desa (seperti
tanah kas desa, pasar desa, bangunan desa), hasil
swadaya dan partisipasi hasil gotong royong.
 2. Bagi hasil Pajak Daerah Kabupaten / Kota.
 3. Bagian dari dana perimbangan Keuangan Pusat
dan Daerah.
 4. Bantuan keuangan dari Pemerintah, Pemerintah
Provinsi dan Kabupaten / Kota dalam rangka
pelaksanaan urusan pemerintahan.
 5. Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang
tidak mengikat.
 Pengertian Masyarakat Kota dan Karakteristiknya ;
 Kota menurut definisi universal, adalah sebuah area
urban yang berbeda dari desa ataupun kampung
berdasarkan ukurannya, kepadatan penduduk,
kepentingan, atau status hukum.

 Dahulu istilah kota dikenal dengan Daerah Tingkat II


Kotamadya.
 Sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor. 32
tahun 2004 tenttnag Pemerintahan daerah, istilah
Daerah Tingkat.II Kotamadya pun diganti dengan
Kota saja.

 Istilah “Kota” di provinsi Nangroe Aceh Darussalam


disebut juga dengan “Banda”
 Komunitas atau masyarakat perkottaan sering
diidentikkan dengan masyarakat modern (maju).

 Spesifikasi masyarakat kota atau masyarakat maju


antara lain ;

 1. Hubungan antar anggota masyarakat nyaris


bertumpu pada pertimbangan untuk kepentingan
masing-masing pribadi warga kota tersebut.

 2. Hubungan dengan masyarakat perkotaan lainnya


berlangsung secara terbuka dan saling
berinteraksi.
 3. Mereka warga kota yakin bahwa iptek memiliki
manfaat yang signifikan (berarti) dalam
maningkatkan kualitas kehidupan.

 4. Masyarakat kota berdeferensiasi


(memperlihatkan perbedaan) atas dasar
perbedaan profesi dan keahlian sebagai fungsi
pendidikan dan pelatihan.

 5. Tingkat pendidikan masyarakat kota relatif lebih


tinggi bila dibandingkan dengan masyarakat
pedesaan.
 6. Aturan-aturan atau hukum yang berlaku dalam
masyarakat perkottaan lebih berorientasi pada
aturan atau hukum formal yangg bbersifat
komplek.

 7. Tatanan ekonomi yang berlangsung dalam


masyarakat perkotaan umumnyya ekonomi pasar
yang berorientasi pada nilai uang, persaingan,
dan nilai-nilai inovatif lainnya.

 Spesifikasi tersebut berlaku dalam skala kelompok


atau masyarakat..
 Speifikasi berskala individu sebagai warga masyarakat
kota antara lain ;

 1. Senantiasa menerima perubahan setelah


memahami adanya kelemahan-kelemahan yan
rutin.

 2. Peka terhadap masalah dan menyadari bahwa


masalah tersebut tidak terlepas dari keberadaan
dirinya.

 3. Terbuka bagi pengalaman-pengalaman baru


(inovasi) disertai sikap yang tidak apriori atau
prasangka.
 4. Setiap pendiriannya selalu dilengkapi dengan
informasi yang akurat.

 5. Orientasi pada waktu yang bertumpu pada logika


bahwa waktu lampau adalah pengalaman, waktu
sekarang adalah fakta, dan waktu mendatang
adalah harapan yang mesti diperjuangkan.

 6. Sangat memahami poteni dirinya, dan potensi


itu, yakin dapat dikembangkan.

 7. Senantiasa ingin terlibat dan peka suatu


perencanaan.
 8. Selalu menghindar dari situasi yang fatalistik dan
tidak mudah menyerah pada keadaan atau nasib.

 9. Meyakin manfaat iptek dalam upaya meningkat


kan kualitas kehidupan manusia.

 10. Memahami, menyadari, dan menghormati hak-


hak kewajiban dan kehormatan pihak lain.
 Beberapa kendala yang mengganggu usaha
pengembangan manusia yang maju antara lain ;

 1. Kekurang mampuan diridalam mambaca dan


memahami pera-peran pihak lain, atau populer
disebut empati, dan rendahnya tingkat aspirasi
dan kegairahan untuk melihat masa depan.

 2. Ketidak mampuan untuk menunda kepuasan atau


keinginan yang berlebih akan suatu kebutuhan.

 3. Langkanya daya kreasi dan inovasi.


 Perbedaan Msyarakt Perkotaan dan Pedesaan ;
 Perentangan antara kota dan desa awal mulana bukan
sesuatu yang harus dibesar-besarkan. Sifatnya
komplemen.

 Kota acap kali merupakan tempat raja bersemayam,


teritori di mana tidak lagi di jumpai sawah-sawah,
tempat peribadatan, pusat perdagangan.

 Lain halnya dengankehidupan sebelumnya atau


kehidupan desa yang menyebut manusia adalah
sesama, keluarga, etaga, dan saudara.

 Dari sinilah dikotomi kota dan desa mulai mncul.


 Desa digambarkan, secara sosio-kultural masyarakat
nya bersifat homogen atau terbatas pada latar
belakang identitas seperti etnis, ras, kelompok atau
komunitas sosial, agama, ataupun budaya tertentu
saja.

 Sebaliknya , kondisi perkotaan mengandaikan


keberagaman latar belakang identitas baik etnis,
bangsa, ras dan sebagainya, sehingga tak salah apabila
ia, perkotaan,diandaikan sebagai melting pot, wadah
percampuran antara orang-orang dan / atau
masyarakat yang memliki pelbagai perbedaan latar
belakang identitas .
 Perbedaan yang mencolok antara negara berkembang
dengan negara sudah maju ;
- Kehidupan pada masyarakat berkembang masih
sangat bersandar pada ekonomi agraris.

- Kehidupan pada masyarakat maju telah mencapai


tingkat industrialisasi dengan penerapan
teknologi mutakhir.

 Sebagian besar rakyat di negara-negara berkembang


terdiri dari petani-petani miskin yang hidup di
pedesaan, masih berpikir dan bekerja dengan cara-
cara yang sederhana.

Anda mungkin juga menyukai