NIM 20407141023
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
3. Tujuan
1) Mengetahui cara menjadi pribadi yang tangguh.
2) Menjelaskan cara menjadi pribadi yang tangguh dalam perspektif psikologi.
3) Memberi penjelasan mengenai cara-cara menjadi negara yang tangguh dan
maju.
B. Pembahasan
1. Menjadi Pribadi yang Tangguh
Sebagian besar masyarakat kita masih belum menyadari betapa pentingnya
persatuan dan kesatuan dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Masyarakat Indonesia harus menjadi pribadi yang tangguh guna mewujudkan Indonesia
yang maju dan disegani di dunia. Perkembangan dunia teknologi semakin lama semakin
berkembang yang mana jika Indonesia tidak siap menghadapinya maka kita akan
tergerus oleh perkembangan zaman.
Masyarakat Indonesia harus menjadi manusia yang tangguh yang diperlukan untuk
mempertahankan kebesaran bangsa yang selama ini tidak kita sadari. Potensi besar saja
tanpa dukungan satu sistem serta ketangguhan bangsa mungkin pembangunan dapat saja
terjadi namun kurang dapat maksimal. Padahal, upaya melahirkan generasi bangsa
untuk dapat berkompetisi di era global sudah tidak dapat ditunda-tunda. Realitas
menunjukkan bahwa pada masyarakat Indonesia, kebiasaan untuk tangguh dalam
bekerja masih belum menjadi perhatian. Bahkan, konsep pribadi tangguh ini masih
belum betul-betul disadari oleh semua pihak, apalagi dipersiapkan teknik dan cara dalam
mempersiapkannya, menjadi kebiasaan dalam kerja kita.
1
S.C. Kobasa. The hardy personality: toward a social pshycology of stress and health. Dalam
D. S. Sanders & J. Suls. Social pshychology of health and illness. (New Jersey: Lawrence
Erlbaum, 1981), pp. 3-32
peristiwa yang menekan, ia tidak hanya menyalahkan orang lain, atau takdir. Hal
ini dilakukan karena rasa tanggungjawab personal yang tinggi.
c) Tantangan
Mode normatif kehidupan adalah perubahan, bukan stabilitas. Di dalam
perubahan ini terkandung sebuah tantangan. Seseorang yang menerima tantangan
berusaha mengeksplorasi lingkungannya dan tahu ke mana harus menuju untuk
mendapatkan bantuan mengatasi tekanan. Beberapa ciri yang dimiliki orang yang
demikian adalah keterbukaan atau fleksibilitas kognitif dan toleransi ambiguitas
d) Kegigihan dan Hasrat yang Tinggi
Orang dengan kegigihan dan hasrat mencapai tujuan tampak dari perilaku
mereka bekerja sekuat tenaga menghadapi tantangan, memelihara upaya dan
minat sepanjang waktu meskipun menghadapi kegagalan, kesukaran, dan
ketiadaan kemajuan. Mereka memahami pencapaian keberhasilan ibarat lari
maraton dan kekhasan mereka berada pada stamina. Sementara bagi orang lain
kekecewaan, goncangan, dan mungkin kebosanan menjadi tanda waktu untuk
mengubah jalan, merasakan kekalahan, dan bahkan menghapus harapan tetapi
bagi orang yang gigih ini mereka tetap bertahan.2 Masyarakat Indonesia
cenderung memiliki orientasi jangka pendek. Masyarakat yang memiliki nilai
rendah pada dimensi ini cenderung untuk memelihara tradisi dan norma turun
temurun dan melihat perubahan dengan kekhawatiran. Di lain pihak, masyarakat
dengan nilai tinggi pada dimensi ini menggunakan pendekatan pragmatis yaitu
mendorong budaya kerja keras pada pendidikan modern sebagai bekal untuk masa
depan.3 Jika suatu masyarakat cenderung memegang kuat dengan tradisi dan
norma yang turun temurun maka dalam menyelesaikan masalah cenderung
heuristic atau berpikir sederhana karena menggunakan referensi tradisi dan norma
sebagai referensi. Berbeda halnya dengan mereka yang menggunakan orientasi
2
A. L. Duckworth., C. Peterson., M. D. Matthews, & S. R. Kelly. Grit: perseverance and passion
for long-term goals. Journal of Personality and Social Pshycology. 92(6), 2007. 1087-1101.
http://dx.doi.org/10.1037/00223514.92.6.1087
3
G. Hofstede, & G. J. Hofstede. Cultures and Organizations: Software of the Mind. (New York:
Mc Graw-Hill, 2005)
jangka panjang, maka akan menggunakan model berpikir sistematis dan
pemecahan masalah dalam rangka penyelesaian masalah. Oleh karena itu,
diperlukan kemampuan pemecahan masalah yang terus menerus meningkat agar
selalu terasah. Adapun salah satu cara meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah adalah melalui jalur pendidikan dan didukung oleh kerja keras. Proses
dalam mencapai hasil, kurang mendapatkan perhatian. Sifat malas dan manja
dominan dalam berusaha tetapi menginginkan hidup yang layak.
Dari point-point di atas, setidaknya kita bisa mengusulkan beberapa teori mengenai
konsep menjadi manusia yang tangguh khususnya di Indonesia ini. Berikut merupakan
teori-teori yang bisa kita usulkan antara lain.
1) Motivasi seseorang dalam bertindak didasari oleh hasrat dari dalam dirinya.
Seseorang harus mampu menetapkan tujuan dalam berperilaku yang mana
tujuan ini menjadi sumber motivasi untuk melakukan sesuatu. Tujuan tersebut
sebagai sarana untuk mewujudkan hasrat dari dalam diri, individu menyadari
hasrat tersebut dan berusaha mewujudkannya.
2) Orang dalam mencapai tujuan dilandasi oleh kepentingan jangka panjang.
Ciri kehidupan Indonesia sebagai bagian dari masyarakat Asia bersifat
relasionalisme, dimana relasi sosial menjadi unsur penting dalam setiap
kehidupan berinteraksi dengan orang lain.4 Oleh karena itu, ketika seseorang
melakukan tindakan harus dilandasi oleh sense of community yang kuat.
3) Kegigihan dalam mencapai tujuan
Point ini dilandasi oleh kesadaran adanya relasionalisme dalam kehidupan
masyarakat Indonesia sehingga ada kebermaknaan hidup ketika mencapai
tujuan. Sebenarnya kegigihan bukan hanya bersifat motivasional dan
nonkognitif saja, melainkan adanya kesadaran akan pola pikir dan kemampuan
berpikir yang efisien dan memiliki kemanfaatan jangka panjang.
4) Fokus dengan apa yang dilakukan
4
D. Y. F. Ho. Indigenus Pshychologies: Asian Perspectives. Journal of Cross-Cultural
Phsychology, 29(1), 1998. 88-103. http://dx.doi.org/10.1177/0022022198291005
Orang yang fokus tidak memiliki pilihan lain kecuali terus bertindak untuk
menyelesaikan masalah yang mengguncangnya. Selalu fokus ke depan tanpa
melupakan apa yang terjadi sebelumnya adalah bentuk dari kesungguhan dan
sebagai pengalaman atau evaluasi kedepannya.
C. Kesimpulan
Masyarakat Indonesia harus menjadi manusia yang tangguh yang diperlukan untuk
mempertahankan kebesaran bangsa yang selama ini tidak kita sadari. Dengan
komitmen, muncul dalam diri seseorang pengakuan akan tujuan-tujuan dan prioritas-
prioritas yang khas, dan penghargaan terhadap kemampuan membuat keputusan dan
memegang nilai-nilai. Orang yang berkomitmen mendapatkan manfaat, baik
pengetahuan yang dapat mereka berikan kepada orang lain dalam waktu-waktu yang
menekan maupun rasa bahwa orang lain turut andil alam kemampuan mereka untuk
tidak menyerah ketika menghadapi tekanan-tekanan yang besar.
Setelah kita mengetahui bagaimana cara mnjadi pribadi yang tangguh, selanjutnya
kita sebagai bagian dari negara ini juga memiliki kewajiban untuk menjadikan negara
kita tercinta ini tangguh dan maju. Ada 4 aspek yang mempengaruhi suatu negara dapat
maju dan kuat yang pertama adalah Kestabilan ekonomi, yang kedua Politik yang
terintegrasi, yang ketiga Teknologi yang canggih, dan yang terakhir Militer yang kuat.
Sebelum menjadi negara yang tangguh, kita harus menjadi pribadi yang tangguh terlebih
dahulu, karena menjadi pribadi yang tangguh adalah modal untuk mewujudkan negara
yang tangguh dan kuat.
D. Daftar Pustaka
Duckworth, A. L., Peterson, C., Matthews, M. D., & Kelly, S. R. (2007). Grit:
perseverance and passion for long-term goals. Journal of Personality and
Social Pshycology, 92(6), 1087-1101.
http://dx.doi.org/10.1037/00223514.92.6.1087
Ho, D. Y. F. (1998). Indigenus Pshychologies: Asian Perspectives. Journal of Cross-
Cultural Phsychology, 29(1), 88-103.
http://dx.doi.org/10.1177/0022022198291005
Hofstede. G., & Hofstede, G. J., (2005). Cultures and Organizations: Software of the
Mind. New York: Mc Graw-Hill
Kobasa, S.C. (1981). The hardy personality: toward a social pshycology of stress and
health. Dalam D. S. Sanders & J. Suls. Social pshychology of health and illness
(pp. 3-32). New Jersey: Lawrence Erlbaum
https://nasional.kompas.com/read/2015/08/15/13424621/Empat.Hal.agar.Indonesia.Men
jadi.Negara.Hebat