Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PERKEMBANGAN KEMANDIRIAN
Untuk tugas mata kuliah perkembangan peserta didik (PDD)
Dosen pengampu : Dr. Metroyadi, S.H., M.Pd.

Disusun oleh
Kelompok 5

RIZKIA ADINI NUR KARIMAH 2210112220041


MELINDA CAHYANI 2210112320005
MUHAMMAD SHOLEH 2210112310011
MAWADDAH 2210112120003
DICKY RAHMADIAN ANZHARI 2210112310013
ANANDA SHOFIA ADELLY 2210112220031
RINI HIDAYANI 2210112120010
ABNA DHEA ANNISA 2210112220029

PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN
2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang,
kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-nya, Yang telah melimpahkan
rahmat, hidayat dan inayahnya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang perkembangan kemandirian peserta
didik.

Makalah ilmiah ini telah kami buat dengan sedemikian baik dan mendapat
bantuan dari berbagai macam sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua sumber
yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
baik dari segi materi, susunan kalimat maupun tata bahasanya. Dengan ini kami
sangat berluas hati untuk menerima segala saran, kritik pro dan kontra pagi para
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami semoga makalah tentang perkembangan kemandirian ini


dapat memberikan manfaat serta inspirasi terhadap pembaca.

Banjarmasin,7 September 2022

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................

BAB I PENDAHULUAN................................................................
a. Latar Belakang……………………………………………………............................
b. Rumusan Masalah………………………………………………….........................
c. Tujuan masalah……………………………………………………..........................

BAB II PEMBAHASAN................................................................
1. Pengertian Kemandirian………………………………………..........................
2. Tingkatan dan Karakterisitik Kemandirian…………............................
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian remaja................
4. Upaya pengembangan Kemandirian Remaja dan Implikasinya dalam
pendidikan………………………................................................................

BAB III PENUTUP.......................................................................


A. Saran………………………………………………………………............................
B. Kesimpulan…………………………………………………………........................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.

Kemandirian merupakan salah satu aspek terpenting yang harus dimiliki


setiap individu dan anak, karena selain dapat mempengaruhi kinerjanya, juga
berfungsi untuk membantu mencapai tujuan hidupnya, prestasi, kesuksesan serta
memperoleh penghargaan. Tanpa didukung oleh sifat mandiri, maka individu
maupun anak akan sulit untuk mencapai sesuatu secara maksimal dan akan sulit
pula baginya untuk meraih kesuksesan (Yusuf, 2009).
Novita (2007), anak-anak yang berkembang dengan kemandirian dan
bertanggung jawab secara normal akan memiliki kecenderungan positif pada
masa depan anak akan cenderung berprestasi dan mempunyai kepercayaan diri.
Di lingkungan keluarga dan sosial, anak yang mandiri dan bertanggung jawab
akan mudah menyesuaikan diri sehingga anak akan mudah diterima anak-anak
dan teman-teman disekitarnya.
Seseorang yang secara fisik dapat bekerja sesuai kemampuan diri sendiri,
mampu menggunakan fisiknya dalam aktivitas kehidupannya secara mental
dapat berpikir sendiri, menggunakan kreativitasnya, mampu mengekspresikan
ide-idenya kepada orang lain, secara emosional mampu mengelola emosinya
dan secara moral memiliki nilai-nilai yang mampu mengarahkan perilakunya
menjadi lebih baik, maka orang tersebut dapat dikatakan mandiri (Sulistyorini,
2006).

B. Rumusan Masalah.

1. Apa pengertian Kemandirian?


2. Bagaimana tingkatan dan karakteristik kemandirian?
3. Apa pentingnya kemandirian bagi remaja?
4. Faktor faktor apa yang mempengaruhi kemandirian remaja?
5. Bagaimana upaya pengembangan kemandirian remaja dan
implikasinya dalam pendidikan?

C. Tujuan Masalah.

1. Untuk mengetahui pengertian kemandirian.


2. Untuk memahami tingkatan dan karakteristik kemandirian Peserta didik.
3. Untuk mengatahui seberapa pentingnya kemandirian Peserta didik.
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yag mempengaruhi Perkembangan
peserta didik.
5. Untuk mengetahui apa saja upaya pengembangan kemandirian remaja dan
implikasi nya pada pendidikan.

BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Kemandirian.

Dalam bahasa Indonesia kata "Mandiri" diartikan sebagai suatu keadaan bisa
berdiri sendiri, tidak bergantung kepada orang lain. Kemandirian menunjukkan
adanya kepercayaan akan kemampuan diri sendiri untuk menyelesaikan
persoalan-persoalan tanpa bantuan orang lain, tanpa dikontrol oleh orang lain,
dapat melakukan kegiatan dan menyelesaikan sendiri masalah-masalah yang
dihadapinya. Selanjutnya, dengan mengutip pendapat Johnson dan Medinnus,
(Widjaja, 1986) menjelaskan bahwa kemandirian merupakan salah satu ciri
kematangan yang memungkinkan seorang anak berfungsi otonom, berusaha ke
arah terwujudnya prestasi pribadi dan tercapainya suatu tujuan.

2. Tingkatan dan Karakteristik Kemandirian.

Sebagai suatu dimensi psikologis yang kompleks, kemandirian dalam


perkembangannya memiliki tingkatan-tingkatan. Perkembangan
kemandirian seseorang juga berlangsung secara bertahap sesuai dengan
tingkatan perkembangan kemandirian dengan Lovinger (dalam Asrori,
2007:133-137) mengemukakan tingkatan kemandirian beserta ciri- cirinya
sebagai berikut :

- Impulsif dan melindungi diri.


Ciri-ciri tingkatan ini adalah (1) peduli terhadap kontrol dan keuntungan yang
dapat diperoleh dari interaksinya dengan orang lain, (2) mengikuti aturan secara
oportunistik dan hedonistik, (3) berpikir tidak logis dan tertegun pada cara
berpikir tertentu (stereotype), (4) cenderung melihat kehidupan sebagai "zero-
sum game", (5) cenderung menyalahkan dan mencela orang lain serta
lingkungannya.
- Konformistik.
Menurut Asrori, (2007:133-138) bahwa ciri-ciri tingkatan ini adalah (1)
peduli terhadap penampilan diri dan penerimaan sosial, (2) cenderung berpikir
stereotype dan klise, (3) peduli akan konformitas terhadap aturan eksternal, (4)
bertindak dengan motif yang dangkal untuk memperoleh pujian, (5)
menyamakan diri dalam ekspresi emosi dan kurangnya introspeksi, (6)
perbedaan kelompok didasarkan atas ciri-ciri ekstemal, (7) takut tidak diterima
kelompok, (8) tidak sensitif terhadap keindividualan, (9) merasa berdosa jika
melanggar aturan.
- Sadar diri.
Ciri-ciri tingkatan ini adalah (1) mampu berpikir alternatif, (2) melihat
harapan dan berbagai kemungkinan dalam situasi, (3) peduli untuk mengambil
manfaat dari kesempatan yang ada, (4) menekankan pada pentingnya
pemecahan masalah, (5) memikirkan cara hidup (6) penyesuaian terhadap
situasi dan peranan.
- Seksama (conscientious).
Ciri-ciri tingkatan ini menurut Asrori, (2007:133-139) adalah (1) bertindak
atas dasar nilai-nilai internal, (2) mampu melihat diri sebagai pembuat pilihan
dan pelaku tindakan, (3) mampu melihat keragaman emosi, motif, dan
perspektif diri sendiri maupun orang lain, (4) sadar akan tanggungjawab, (5)
mampu melakukan kritik dan penilaian diri, (6) peduli akan hubungan
mutualistik, (7) memiliki tujuan jangka panjang, (8) cenderung melihat
peristiwa dalam konteks sosial, (8) berpikir lebih kompleks dan atas dasar pola
analitis.
- Individualistik.
Ciri-ciri tingkatan individualistik menurut Asrori, (2007:133-140) adalah (1)
peningkatan kesadaran individualitas, (2) kesadaran akan konflik emosional
antara kemandirian dengan ketergantungan, (3) menjadi lebih toleran terhadap
diri sendiri dan orang lain, (4) mengenal eksistensi perbedaan individual, (5)
mampu bersikap toleran terhadap pertentangan dalam kehidupan, (6)
membedakan kehidupan internal dengan kehidupan luar dirinya, (7) mengenal
kompleksitas diri, (8) peduli akan perkembangan dan masalah-masalah sosial.
- Mandiri.
Ciri-ciri tingkatan mandiri menurut Asrori (2007:133-141) adalah (1)
memiliki pandangan hidup sebagai suatu keseluruhan, (2) cenderung bersikap
realistik dan objektif terhadap diri sendiri maupun orang lain, (3) peduli
terhadap faham-faham abstrak, seperti keadilan sosial, (4) mampu
mengintegrasikan nilai-nilai yang bertentangan (5) toleran terhadap ambiguitas,
(6) peduli akan pemenuhan diri (self-fulfilment), (7) ada keberanian untuk
menyelesaikan konflik internal, (8) respek terhadap kemandirian orang lain (9)
sadar akan adanya saling ketergantungan dengan orang lain, (10) mampu
mengekspresikan perasaan dengan penuh keyakinan dan keceriaan.

3. Faktor – faktor yang mempengaruhi Kemandirian remaja.

Ada sejumlah faktor yang disebut sebagai korelat bagi perkembangan


kemandirian yaitu :

- Gen atau Keturunan Orang Tua.


Orang tua yang mempunyai sifat kemandirian yang tinggi seringkali
menurunkan anak yang mempunyai kemandirian juga. Namun factor keturunan
ini masih menjadi perdebatan karena ada yang berpendapat bahwa sesunguhnya
bukan sifat kemandirian orang tua itu menurun kepada anaknya , melainkan
sifat orang tuanya muncul berdaskan cara orang tua mendidik anaknya.
- Pola Asuh Orang Tua.
Orang tua yang terlalu banyak melarang atau bahkan mengeluarkan kata
jangan kepada anaknya tanpa disertai dengan penjelasan yang rasional akan
menghambat perkembangan kemandirian anak itu.
- Sistem Pendidikan Disekolah.
Proses pendidikan disekolah yang tidak mengembangkan demokrasi
pendidikan dan cenderung menekankan indoktrinisasi tanpa argumentasi akan
menghambat perkembangan kemandirian remaja.
- Sistem Kehidupan di Masyarakat.
Sistem kehidupan masyarakat yang terlalu menekankan pentingnya hierarki
struktur sosial , merasa kurang aman atau mencekam serta kurang menghargai
suatu manifestasi potensi remaja dalam kegitan prosuktif dapat menghambat
kelancaran perkembangan kemandirian remaja.

4. Upaya pengembangan Kemandirian Remaja dan Implikasinya


dalam pendidikan.

Dari sekian banyak peserta didik, jika dituangkan ke dalam kurva normal,
kemampuan individualnya akan membentuk distribusi normal. Artinya,
sebagian besar berada pada kemampuan rata-rata, sebagian kecil berada di
bawah rata-rata, dan sebagian kecil lagi berada di atas rata-rata. Dilihat dari
perspektif ini, peserta didik yang memiliki bakat khusus berada dalam
kelompok di atas rata-rata. Mereka memiliki kemampuan lebih dibandingkan
dengan kemampuan rata-rata peserta didik lainnya. Dengan bakat khusus yang
dimiliki, mereka mampu menunjukkan prestasi unggul sesuai bakat khususnya.
Agar dapat mewujudkan bakat khususnya secara optimal, mereka memerlukan
program pendidikan khusus sesuai dengan bakatnya. Program pendidikan untuk
mengembangkan individu berbakat khusus agar dapat mencapai prestasi unggul
biasanya dikenal dengan istilah program pendidikan berdiferensi. Program
pendidikan ini merupakan pelayanan di luar jangkauan program pendidikan
biasa agar dapat merealisasikan bakat dan kemampuan secara optimal, baik
untuk pengembangan diri maupun untuk memberikan sumbangan yang berarti
bagi kemajuan masyarakat dan Negara (Conny Semiawan 1987: Utami
Munandar, 1992).

Adapun sejumlah langkah yang perlu mengembangkan bakat khusus individu,


yaitu sebagai berikut :
1. Mengembangkan situasi dan kondisi yang memberikan kesempatan
bagi anak-anak dan remaja untuk mengembangkan bakat khususnya
dengan mengusahakan dukungan baik psikologis maupun fisik.
2. Berupaya menumbuhkembangkan minat dan motif berprestasi tinggi
dikalangan anak dan remaja, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah,
maupun masyarakat.
3. Meningkatkan kegigihan dan daya juang pada diri anak dan remaja
dalam menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan.
4. Mengembangkan program pendidikan berdiferensi di sekolah dengan
kurikulum berdiferensiasi pula guna memberikan pelayanan.

BAB III
PENUTUP

A. Saran
Meskipun kami menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah
ini, tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu di perbaiki .
Hal ini dikarenakan minimnya pengetahuan kami, oleh karena itu kritik dan
saran kalian sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.
Sehingga bisa menghasilkan makalah dan bisa bermanfaat bagi sebagian banyak
orang.

B. Kesimpulan.
Kemandirian menunjukkan adanya kepercayaan akan kemampuan diri sendiri
untuk menyelesaikan persoalan-persoalan tanpa bantuan orang lain, tanpa
dikontrol oleh orang lain, dapat melakukan kegiatan dan menyelesaikan sendiri
masalah-masalah yang dihadapinya. Dilihat dari perspektif ini, peserta didik
yang memiliki bakat khusus berada dalam kelompok di atas rata-rata. Mereka
memiliki kemampuan lebih dibandingkan dengan kemampuan rata-rata peserta
didik lainnya. Dengan bakat khusus yang dimiliki, mereka mampu
menunjukkan prestasi unggul sesuai bakat khususnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. d. (2006). Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Bumi Aksara.


Dr. Afi Parnawi, M. (2021). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Deepublish
Publisher.
Nujuliah. (2014). Penyebab terjadinya Ketidakmandirian pada peserta didik.
Peran Guru dalam membantu meningkatkan kemandirian dalam belajar
peserta didik, 9.

Anda mungkin juga menyukai