Anda di halaman 1dari 9

Nama Lengkap : Della Salsabella

NIM : 00000102049

Mata Kuliah / Kode Kuliah : Pancasila / UM162 BM

UTS – UM 162 BM PANCASILA

Soal 1
Selain Radjiman Wedyodiningrat, Soekarno, Hatta, Moh. Yamin, dan Soepomo, siapakah tokoh
perumus Pancasila (anggota BPUPKI) yang Anda anggap patut menjadi panutan dalam
mengembangkan etika publik.

1. Jelaskan secara singkat siapa tokoh yang dimaksud (berikan minimal dua referensi).

Ki Hadjar Dewantara

Sumber : Ki Hajar Dewantara (1001indonesia.net)

Ki Hadjar Dewantara merupakan tokoh aktivis dan politisi Indonesia. Beliau adalah
tokoh pahlawan yang berjasa dalam Pendidikan, beliau diberi julukan sebagai “Bapak
Pendidikan Indonesia”. Beliau lahir di kota Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Beliau
berasal dari keluarga keraton Yogyakarta dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat,
beliau akrab dipanggil dengan nama Soewardi. Berasal dari keluarga bangsawan, beliau
menamatkan sekolah dasarnya di Europeesche Lagere School (ELS) selama 7 tahun di
Kampung Bintaran Yogyakarta, setelah tamat di sekolah dasar, Ki Hadjar Dewantara
melanjutkan sekolahnya di Kweekschool (sekolah guru) di Yogyakarta. Setalah itu, beliau
menempuh pendidikan kedokteran di STOVIA (School Fit Opleiding Van Indische Artsen),
sekolah dokter di Jawa. Beliau menjadi salah satu mahasiswa yang mendapatkan beasiswa,
tetapi beliau tidak menyelesaikan pendidikannya dikarenakan kondisi kesehatannya
memburuk selama empat bulan, mau tidak mau beasiswanya dicabut.

Ki Hadjar Dewantara adalah anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan


Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Ki
Hadjar Dewantara merupakan tokoh yang terlibat dalam perumusan Pancasila. Beliau
merupakan tokoh pertama yang menyetujui Pidato 1 Juni 1945 Soekarno. Ki Hadjar
Dewantara juga menjadi pelopor Pendidikan bagi kaum pribumi pada zaman penjajahan
Belanda kala itu.

Referensi : (Ki Hadjar Dewantara: Kehidupan, Kiprah, dan Semboyannya Halaman all -
Kompas.com) (BIOGRAFI)

(https://www.orami.co.id/magazine/ki-hajar-dewantara?page=all)

(3 Peran Ki Hajar Dewantara dalam BPUPKI - HaloEdukasi.com)

2. Bagaimana kiprah dan perannya dalam mengembangkan etika publik sehingga


dianggap bisa menjadi panutan? (berikan minimal dua referensi)

Kiprah dan Peran - Ki Hadjar Dewantara

Ki Hadjar Dewantara memiliki banyak jasa dan kiprah dalam memajukan Pendidikan
Indonesia antara lain :

- Beliau berkiprah di surat kabar dan majalah seperti de Express, Sediotomo, Oetoesan
Hindia, dan Poesara yang melontarkan berbagai kritik sosial-politik kaum bumiputera
kepada para penjajah kolonialisme. Selain berkiprah dalam dunia jurnalis sebagai
wartawan.

- Aktif dalam berbagai organisasi sosial dan politik. Beliau mendirikan partai politik
berama Indische Partij (IP) pada 25 Desember 1912 bersama tokoh terkenal lainnya
seperti Duowes Dekker dan Cipto Mangoenkoesoemo. Indische Partij ini memiliki tujuan
untuk memerdekakan Indonesia, namun ditolak oleh Belanda karena dianggap dapat
memunculkan jiwa nasionalisme.

- Mendirikan komite BoemiPoetra, karena Belanda menolak partai politik Indische Partij.
Ki Hadjar Dewantara bersama Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo (tiga
serangkai) mendirikan BoemiPoetra.

- Mendirikan National Onderwijs Institut Taman Siswa. Salah satu kontribusi Ki Hadjar
Dewantara dalam pendidikan yaitu mendirikan sekolah Bernama Taman Siswa di
Yogyakarta pada 3 Juli 1922. Melalui Taman Siswa, rakyat biasa yang bukan bangsawan
bisa ikut memperoleh pendidikan yang smaa tanpa saling membeda-bedakan. Di sekolah
ini, Ki Hadjar Dewantara mengkolaborasikan pendidikan bergaya Eropa dengan
pendidikan gaya Jawa, serta ingin menumbuhkan kesadaran para siswa bumiputera akan
hak-hak mereka dalam mendapatkan pendidikan yang layak.

- Pencetus Tut Wuri Handayani dan Pancadharma. Ki Hadjar Dewantara juga mencetus
semboyan Pendidikan yang disebut “Tut Wuri Handayani” yang berisi : Ing Ngarso Sung
Tuladha (di depan memberi contoh yang baik), Ing Madya Mangun Karsa (di tengah
dapat memberikan semangat), Tut Wuri Handayani (di belakang memberikan
dorongan). Ki Hadjar Dewantara juga mencetuskan lima asas pendidikan yang disebut
Pancadharma.

Referensi :
https://amp.kompas.com/stori/read/2022/11/25/173000779/jejak-ki-hajar-dewantara-
dalam-memajukan-pendidikan-indonesia

https://m.kumparan.com/amp/berita-terkini/biografi-dan-jasa-ki-hajar-dewantara-bagi-
bangsa-indonesia-1zHMJ63E7Lp

https://adjar.grid.id/read/543779484/4-jasa-ki-hajar-dewantara-bagi-pendidikan-
indonesia

3. Jelaskan minimal tiga hal yang bisa Anda pelajari dari tokoh tersebut. Jelaskan dengan
argumentasi yang kuat.

Sikap Telandan - Ki Hadjar Dewantara


Hal-hal yang dapat saya teladani dari Bapak Ki Hadjar Dewantara yaitu salah satunya
adalah cinta pendidikan dan semangat belajar, karena beliau dengan begitu semangatnya
memberikan sikap mencintai pendidikan dengan mengabdi dan rela berkorban untuk
kemajuan pendidikan Indoensia, serta menyadarkan masyarakat dan pemerintah akan
pentingnya pendidikan. Selain itu, beliau juga mengajarkan sikap untuk tidak mudah
menyerah, semasa hidupnya, meskipun memiliki banyak rintangan untuk memajukan
pendidikan Indonesia, namun beliau tidak patah semangat dan terus berusaha agar bisa
mewujudkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang cerdas. Ki Hadjar Dewantara
mengajarkan untuk hidup dalam kesederhanaan, yang di mana, meskipun beliau berasal
dari keluarga bangsawan Keraton Yogyakarta, tetapi beliau tidak terlena dengan
kemewahan fasilitas yang dimilikinya, justru beliau malah memanfaatkan hal tersebut
untuk belajar dan menghasilkan ide cemerlang untuk kemajuan pendidikan Indonesia.
Beliau juga mengajarkan nilai keteladanan lain seperti sikap bertanggung jawab,
pemberani, nasionalis, dan memiliki integritas tinggi terhadap pendidikan.

Soal 2
Berikan argumentasi Anda yang menggambarkan bahwa Etika Publik terkait dengan flexing yang
bertentangan dengan budaya hidup sederhana, sudah menjadi masalah serius di negara Indonesia:

1. Argumentasi Anda didukung oleh data dengan referensi yang kuat.

2. Argumentasi itu menjelaskan mengenai fenomena-fenomena yang sudah mengganggu


masyarakat dan nilai-nilai Pancasila mana yang bertentangan dengan masalah tersebut.

3. Argumentasi Anda menggambarkan upaya-upaya yang sudah dijalankan untuk


mengatasi masalah ini (didukung referensi yang kuat).

4. Bila Anda berkesempatan menjadi pengambil keputusan, apa yang akan Anda lakukan
untuk mengatasi masalah ini?

Jawab :

Flexing adalah tindakan yang sangat bertentangan dengan hidup sederhana seperti
memamerkan atau memperlihatkan kekayaan dan gaya hidup mewah secara mencolok atau
berlebihan kepada orang lain, biasanya dilakukan melalui media sosial, seperti memamerkan
mobil mewah, rumah mewah, dan barang branded, serta dapat mendorong seseorang
“terpaksa” membeli barang-barang mewah, yang sebenarnya hal tersebut diluar batas
kemampuan finansial mereka, hanya karena ingin membuat orang lain terkesan dan menjaga
image di media sosial . Alasan seseorang melakukan flexing biasanya karena ingin
mendapatkan validasi dan pengakuan dari orang lain.

Budaya flexing dapat menimbulkan beberapa fenomena yang dapat mengganggu


masyarakat, seperti menimbulkan kecemburuan sosial dan ketidaksetaraan sosial, karena
merasa tidak percaya diri saat melihat pencapaian orang lain, hal tersebut juga dapat
berpengaruh buruk terhadap kesehatan mental karena selalu membandingkan diri dengan
orang lain dan merasa tertinggal. Flexing juga dapat menjadi pengaruh buruk bagi generasi
milenial, mereka bisa saja salah mengartikan flexing sebagai suatu keberhasilan dengan cara
memperlihatkan barang-barang mewah di media sosial. Selain dampak negatif, ternyata
flexing juga memiliki pengaruh positif, salah satu pengaruhnya yaitu membuat seseorang
bersemangat untuk meraih kesuksesan karena melihat pencapaian dari orang lain, artinya
orang tersebut memiliki pemikiran positif tentang flexing. Adapun dampak positif lainnya
yaitu untuk strategi markening bisnis, pada umumnya bentuk strategi flexing yang dilakukan
adalah bekerja sama dengan influencer sosial media. Seharusnya kita sebagai seseorang yang
bijak, harus memiliki pemahaman bahwa media sosial itu hanya menggambarkan “potongan
kecil” dari kehidupan seseorang.

Flexing telah mengancam nilai-nilai dari Pancasila yaitu salah satunya adalah nilai
keadilan sosial yang terdapat pada sila ke-5, karena budaya flexing yang terlalu memamerkan
kekayaan sehingga dapat menciptakan kesenjangan serta ketidaksetaraan sosial yang dapat
menghambat terciptanya masyarakat adil dan makmur. Flexing juga bertentangan dengan
nilai-nilai kesopanan dan saling menghargai yang terdapat pada sila ke-2, kebanyakan orang
yang flexing, mereka menyombongkan kemewahannya dengan cara yang tidak santun,
seperti menghina orang lain karena menganggap dirinya lebih baik dari orang lain. Flexing
dapat memicu tindakan pemborosan sumber daya, seperti pemborosan energi contohnya
memamerkan kendaraan bertenaga tinggi yang dapat merusak lingkungan, hal ini sangat
bertentangan dengan nilai Pancasila yang menghargai penggunaan sumber daya secara bijak.

Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah flexing adalah dengan
melakukan kampanye edukasi kepada masyarakat mengenai dampak buruk dari tindakan
flexing misalnya dapat mengganggu kesehatan psikologis seseorang, kampanye ini bertujuan
untuk mengubah persepsi masyarakat terhadap kesuksesan. Adapun upaya yang dilakukan
oleh berbagai platform media sosial dengan membuat peraturan yaitu membatasi konten
promosi yang berlebihan. Upaya selanjutnya adalah melakukan penyuluhan Pendidikan, yang
bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai kesederhanaan dan kepedulian terhadap sesama.
Penegak hukum juga telah melakukan berbagai upaya untuk memberantas kasus “flexing
illegal”, seperti penipuan dan pencucian uang.

(https://theconversation.com/apa-itu-flexing-dan-bagaimana-mengatasinya-belajar-dari-
kasus-indra-kenz-dan-doni-salmanan-179196)

Jika saya berkesempatan menjadi pengambil keputusan, salah satu tindakan yang
akan saya lakukan yaitu mendorong pendidikan ber-etika di seluruh tingkat Pendidikan,
mengajarkan nilai-nilai dari Pancasila tentang hidup sederhana dan keadilan sosial.
Kemudian saya akan bekerja sama dengan berbagai platform media sosial untuk
memperketat peraturan dan hukuman tegas terhadap konten flexing yang berlebihan.
Berkolaborasi dengan berbagai sektor penting dalam mengkampanyekan pengaruh buruk
dari flexing serta mengubah pandangan masyarakat terhadap kesuksesan.

Soal 3
Mengapa Bapak Jacob Oetama (Pendiri Kompas-Gramedia Group) bisa dianggap sebagai tokoh
panutan untuk pengembangan Ilmu Pengetahuan?

1. Jelaskan visi dan pandangan Bapak Jacob Oetama yang selaras dengan nilainilai Pancasila?
Mengapa Anda berpandangan demikian, berikan argumentasi Anda (dengan referensi)

Jawab :

Bapak Jacob Oetama adalah pendiri Kompas Gramedia Group. Beliau dianggap sebagai tokoh
panutan dalam pengembangan Ilmu Pengetahuan karena visi dan pandangannya yang
selaras dengan nilai-nilai Pancasila, yaitu :

a. Bapak Jacob Oetama memiliki pandangan dan komitmen yang kuat terhadap nilai-nilai
Pancasila, beliau memastikan bahwa isi yang disampaikan oleh media dan publikasi yang
diterbitkan Kompas Gramedia harus selaras dengan nilai-nilai Pancasila.
b. Mendukung kesejahteraan masyarakat dalam penyediaan informasi yang dapat
membantu perkembangan ekonomi, bisnis, dan kemakmuran masyarakat Indonesia.
c. Berupaya untuk bertindak adil terhadap masyarakat, agar mereka dapat mengakses
semua media informasi dan pengetahuan yang berkualitas.
d. Selalu percaya dengan perwujudan Pancasila melalui metode pembelajaran kepada
Masyarakat demi mewujudkan keadilan sosial.

Referensi :
Jurnalisme Makna: Satu Warisan Jakob Oetama, Pendiri Kompas Gramedia - JEO
Kompas.com

https://papua.antaranews.com/berita/583150/staf-khusus-bpip-pendiri-kompas-jakob-
oetama-tokoh-pers-pengusung-nilai-pancasila

2. Dalam hal apa, Bapak Jacob Oetama bisa dianggap sebagai panutan dalam pelaksanaan
etika publik (hidup sederhana, peduli sesama, dan cinta lingkungan). Berikan minimal dua
referensi untuk mendukung pandangan ini.

Jawab :

a. Bapak Jacob Oetama merupakan sosok yang sangat sederhana, beliau selalu
mengutamakan kejujuran, integritas, rasa Syukur, dan humanisme. Kemewahan dan
keangkuhan bukanlah hal yang utama bagi Jacob Oetama. Beliau dikenal dengan gaya
hidupnya yang selalu tampil sederhana dan rendah hati, beliau juga dipandang sebagai
pemimpin yang tidak pernah menonjolkan status atau kedudukannya. Dari
kesederhaannya, Jacob Oetama mudah berempati terhadap mereka yang papa dan
miskin, hal itupun tercemin dari gaya jurnalismenya, yaitu menghibur yang papa dan
menegur yang kaya.
Referensi :
Belajar Kesederhanaan dan Kerja Keras dari Kehidupan Jakob Oetama - Multimedia
Nusantara Polytechnic (mnp.ac.id)

https://www.kompas.id/baca/dikbud/2020/09/10/jakob-oetama-dan-hal-hal-
sederhana/

b. Bapak Jacob Oetama dikenal sebagai sosok yang peduli sesama dan cinta lingkungan.
Beliau sangat aktif dalam memberikan informasi yang berguna untuk masyarakat untuk
membawa perubahan positifdalam berbagai bidang. Selain itu, melalui media yang
dikelola oleh Kompas Gramedia Group, telah melakukan banyak terobosan yang
menunjukkan cinta terhadap lingkungan, contohnya mendirikan beberapa bangunan
ikonik hemat energi, seperti Allianz Tower, New Media Tower UMN, PK Ojong-Jacob
Tower, dan Menara Kompas. Penghematan penggunaan kertas menjadi salah satu
inisiatif dari Jacob Oetama untuk melestarikan lingkungan. Hal ini merupakan cerminan
bahwa Bapak Jacoeb Oetama sangat cinta terhadap lingkungan dan mendukung
sustainability.
Referensi :
(Warisan Bangunan Ikonik Hemat Energi dari Jakob Oetama Halaman all - Kompas.com)

(https://megapolitan.kompas.com/read/2011/06/28/09173834/jakob.oetama.alm.pk.oj
ong.peduli.sesama)

3. Kalau berkesempatan untuk memberikan koreksi, apa koreksi Anda terhadap kiprah Bapak
Jacob Oetama dalam menjalankan Pancasila.
Jawab :

Menurut saya, kiprah Bapak Jacob Oetama sudah sangat selaras dengan nilai-nilai
Pancasila, seperti demokrasi, persatuan, keadilan sosial, dan kesejahteraan. Namun, ada
beberapa kritis dan saran yang dapat saya ajukan untuk setiap individu atau pemimpin
termasuk Bapak Jacob Oetama yaitu ketransparansian dalam semua aspek kegiatan atau
bisnis media yang dipimpin oleh Jacob Oetama, yang di mana sebuah transparansi
merupakan hal penting dalam menumbuhkan rasa percaya dari masyarakat. Kemudian,
memastikan keseimbangan dalam liputan media yang diberikan, salah satunya dengan cara
melihat semua sudut pandang dan dapat terwakili. Dapat lebih memfokuskan kepada
pendidikan generasi muda, agar mereka dapat menjadi masa depan bangsa yang dapat
memahami makna dan menerapkan nilai-nilai Pancasila.
Soal 4
Jelaskan mengapa Etika Publik terkait dengan sikap peduli sesama (misalnya budaya antri, budaya
mengalah, budaya membantu orang lain, budaya menghormati orang yang lebih tua) sudah patut
dianggap menjadi masalah serius di negara Indonesia.

1. Argumentasi Anda didukung oleh data dengan referensi yang kuat.

2. Argumentasi itu menjelaskan mengenai fenomena-fenomena yang sudah mengganggu


masyarakat dan nilai-nilai Pancasila mana yang bertentangan dengan masalah tersebut.

3. Argumentasi Anda menggambarkan upaya-upaya yang sudah dijalankan untuk


mengatasi masalah ini (didukung referensi yang kuat).

4. Bila Anda berkesempatan menjadi pengambil keputusan, apa yang akan Anda lakukan
untuk mengatasi masalah ini?

Jawab :

Etika publik adalah seperangkat prinsip dan norma yang menentukan baik atau
buruk, benar atau salahnya perilaku, suatu tindakan dan keputusan dalam rangka
menjalankan tanggung jawab terhadap pelayanan publik. Etika publik berfungsi sebagai alat
dalam pembuatan kebijakan publik dan sebagai alat evaluasi, sehingga hak-hak individu
dapat terjamin dan terlindungi. Etika publik berkaitan erat dengan sikap peduli sesama
seperti, budaya antri, budaya mengalah, budaya membantu, budaya menghormati orang
yang lebih tua, hal tersebut patut dianggap menjadi masalah serius di negara Indonesia,
karena masih banyak yang tidak melaksanakan etika publik tersebut.

Beberapa fenomena yang telah mengganggu masyarakat yaitu ketidakpatuhan dalam


mengantri, hal ini mungkin terdengar klise dan remeh, tetapi yang sulit adalah
mempraktikkannya serta menjadikannya sabagai budaya dalam kehidupan sehari-hari.
Budaya antri juga dapat menjadi tolak ukur dari kepribadian seseorang, serta dapat dilihat
apakah ia telah menaati aturan dan norma di negaranya atau tidak. Karena budaya
mengantri mengajarkan kita sabar disaat kita ingin mendapatkan sesuatu. Fenomena lainnya
yaitu kurangnya simpati terhadap orang yang lebih tua, ada beberapa aspek yang menjadi
pengaruh terhadap fenomena ini, salah satunya adalah masuknya kebudayaan barat yang
memengaruhi nilai-nilai tradisional Negara kita. Di budaya barat, anak-anak memanggil
orangtua nya dengan sebutan nama, tetapi jika di Indonesia hal tersebut sangatlah tidak
sopan dan kita dibiasakan untuk memanggil orang yang lebih tua dengan sebutan bapak atau
ibu. Fenomena-fenomena tersebut sangat bertentangan dengan nilai kesopanan yang
termasuk dalam Pancasila pada sila ke-2 yaitu “Kemanusiaan yang adil dan beradab”.

Upaya – upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah ini yaitu melalui
pendidikan karakter dan etika di sekolah-sekolah atau universitas, mengadakan program
pendidikan terkait pentingnya peduli sesama, contohnya penerapan nilai karakter 5C di
kampus Universitas Multimedia Nusantara yaitu caring, credible, competent, competitive,
customer delight.

Jika saya berkesempatan untuk menjadi pengambil keputusan, saya akan


memberikan dukungan penuh dan berkontribusi dalam pengadaan pendidikan moral dan
etika. Saya akan berkolaborasi dengan berbagai pihak dan media untuk mengedukasi
masyarakat akan pentingnya budaya-budaya yang terkait dengan nilai karakter dan etika.
Kemudian saya akan memastikan bahwa terdapat penegakan hukum yang adil terhadap
pelanggaran etika publik, agar tidak ada yang semena-mena melakukan tindakan sesuai
kehendaknya saja.

Referensi :

Pengetahuan: Etika Publik (azmi648.blogspot.com)

Etika publik - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Budaya Mengantre Yang Menjadi Tolak Ukur Sebuah Bangsa – Qiwii: Sistem Manajemen
Kunjungan

Lunturnya Nilai Budaya Kesopanan dan Beretika Pada Remaja Halaman 1 - Kompasiana.com

Apply Caring And Competent Values To UMN Mentoring Activities | Universitas Multimedia
Nusantara (5C UMN)

Soal 7

Berikan pandangan Anda mengenai pelaksanaan etika publik di Kampus UMN.

1. Manakah nilai-nilai etika publik yang sudah baik dan mengesankan? Berikan
argumentasi atas pandangan Anda dengan menggunakan indikator nilai-nilai Pancasila.

Jawab :

Menurut saya, etika-etika publik di Kampus UMN yang sudah baik dan selaras
dengan nilai-nilai Pancasila yaitu sikap toleransi dan saling menghormati terhadap
keragaman budaya, agama, ras, dan etnis antara satu sama lain, contohnya kampus UMN
menyediakan fasilitas ibadah seperti mushola untuk yang beragama muslim. Mahasiswa
kampus UMN juga sangat menghargai terhadap perbedaan, contohnya tidak membeda-
bedakan teman yang misalnya berasal dari daerah terpencil. Kampus UMN juga sangat
menjunjung tinggi kejujuran, contohnya jika mahasiswa telah menemukan suatu barang milik
orang lain, pasti mereka akan langsung mengkonfirmasi kepada satpam yang bertugas atau
melaporkan kepada pihak lost and found terkait penemuan barang milik orang lain yang
hilang. Contoh lainnya yaitu, UMN sangat tidak dapat mentoleransi tindakan plagiarisme
atau menyontek milik teman, jika ada mahasiswa yang ketahuan melanggar, pihak Kampus
akan memberikan sanksi tegas berupa nilai F dan memberikan surat peringatan (SP).

Contoh etika publik yang berkaitan dengan nilai kesopanan, yaitu peraturan dalam
berpakaian yang telah ditetapkan oleh Kampus UMN, yang mewajibkan mahasiswa untuk
berpakaian rapi dan sopan ketika berada di lingkungan Kampus. Contoh etika publik terkait
dengan kesopanan lainnya yaitu tidak boleh mengganggu ketenangan orang lain selama
berada di perpustakaan. Kampus UMN juga menanamkan nilai-nilai 5C yaitu caring, credible,
competent, competitive, customer delight, yang juga selaras dengan nilai-nilai Pancasila. Nilai
caring ini termasuk dalam etika publik terkait dengan kepedulian terhadap sesama, contoh
perilaku peduli sesama (caring) di Kampus UMN yaitu membantu teman yang kesulitan
dalam memahami materi pembelajaran. Contoh caring lainnya yaitu membukakan pintu dan
mempersilahkan orang lain untuk masuk terlebih. Memperhatikan dan mendengarkan dosen
ketika memaparkan sebuah materi juga termasuk dari tindakan caring.

2. Manakah nilai-nilai etika publik di kampus UMN atau di sekitar Anda yang belum sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila? Mengapa?

Jawab :

Menurut saya, ada beberapa etika publik di Kampus UMN yang belum sesuai dengan
nilai Pancasila yaitu pelanggaran terhadap etika publik terkait dengan nilai kesopanan,
contohnya terdapat larangan untuk tidak merokok di sekitar lingkungan Kampus UMN, tetapi
meskipun begitu, tetap saja ada beberapa mahasiswa yang tidak menaati aturan tersebut.
Selain itu, penggunaan pakaian yang kurang sopan masih banyak terjadi di Kampus, seperti
perempuan yang menggunakan baju crop top, rok mini, ada yang menggunakan sendal,
celana ripped jeans, padahal Kampus UMN telah membuat ketentuan dalam berpakaian
yang rapi dan sopan. Hal-hal kecil seperti itu dapat menjadi masalah yang besar dalam
konteks kesopanan seseorang.

3.Manakah solusi yang bisa Anda tawarkan terhadap masalah ini?

Jawab :

Solusi yang mungkin bisa saya tawarkan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan
memberlakukan sanksi yang lebih tegas terhadap pelanggaran etika dengan tetap
memperhatikan dampaknya. Meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang pentingnya
memiliki etika dan moral di dalam kehidupan. Mengadakan bimbingan khusus bagi
mahasiswa yang terlibat dalam pelanggaran etika publik dan mebantu mereka dalam
memahami dan memperbaiki kesalahannya. Mengajak mahasiswa untuk berpartisipasi
dalam pembuatan kebijakan atau peraturan, sehingga kampus UMN juga dapat mengetahui
kebijakan yang tepat untuk diberlakukan. Semua solusi yang saya tawarkan dapat dilakukan
dengan mudah apabila, semua warga kampus UMN ingin bekerja sama dan memiliki tujuan
yang sama untuk menjunjung tinggi etika publik terkait dengan nilai-nilai Pancasila dan dapat
menciptakan mahasiswa yang bermoral dan berkualitas.

Anda mungkin juga menyukai