Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Oftalmologi Indonesia Vol. 5, No. 2, Agustus 2007 : Hal. 124 - 137 I S S N . 1 6 9 3 - 2 5 8 7 Jurnal Oftalmologi Indonesia Vol. 5, No.

sia Vol. 5, No. 2, Agustus 2007 125

Jurnal Oftalmologi Indonesia JOI The Role of IL-10 Cytokine JOI

THE ROLE OF IL-10 CYTOKINE IN INCREASED INTRAOCULAR


PRESSURE ON PRIMARY OPEN ANGLE GLAUCOMA
menyatakan bahwa prevalensi glaukoma sudut Lutjen-Drecoll dan Rohen pada tahun 1994
terbuka primer sekitar 0.7% penduduk yang berusia menemukan bahwa pada glaukoma sudut terbuka
52-64 tahun dan meningkat menjadi 1.6% penduduk primer terjadi pengurangan atau menghilangnya
pada usia 65-74 tahun, serta menjadi 4.2% jumlah sel endotel trabecular meshwork, disertai
Admadi Soeroso penduduk pada usia 75-85 tahun.3 penebalan lamela daerah uvea dan korneo-skeral.
Sementara itu sebagian besar penderita Penebalan tersebut akan menimbulkan penyempitan
Bag./Lab. Ilmu Penyakit Mata Fakultas Kedokteran Uiversitas Negeri Sebelas Maret / RSUD Dr. Moewardi Surakarta
glaukoma sudut terbuka primer hampir tidak pernah ruang antar-trabekulum yang berakhir dengan
menyadari bahwa tekanan bola matanya yang penutupan, sehingga terjadi hambatan outflow
meningkat. Seringkali mereka baru menyadari cairan akuos. Akan tetapi peneliti tersebut tidak atau
setelah merasakan ada gangguan yang jelas belum menjelaskan mekanisme kejadian berkurang
terhadap tajam penglihatan, atau penyempitan atau menghilangnya sel endotel trabecular
ABSTRACT lapang pandangan. meshwork pada glaukoma sudut terbuka primer.2,8
Menurut Liesegang (2003), menyatakan bahwa Vaughan (1995), menyatakan bahwa kondisi
Purpose: To determine the aqueous levels of interleukin 10 (IL-10) in open angle glaucoma patients. yang disebut dengan glaukoma adalah sekumpulan berkurang atau hilangnya sel endotel trabecular
Methods: The aqueous levels of IL-10 were detected in 7 eyes of 7 patients using ELISA method. The control gejala dengan tanda karakteristik berupa adanya meshwork tersebut terjadi akibat degenerasi, tetapi
group consisted of 7 cataract extracted patients. Results: Mean age of the patients (63.29 +/- 9.517 years) was neuropati optik glaukomatosa bersamaan dengan bukan akibat degenerasi seperti pada proses
similar to that of the controls (62.86 +/- 13.801 years) (p = 0.947). Levels of IL-10 in aqueous samples of defek atau gangguan penyempitan lapang penuaan (ageing process).2 Hogan dan Zimmerman
glaucoma patients (6.8343 +/- 2.11976 ng/ml) were found to be elevated when compared to those of controls pandangan (visual field) yang khas, disertai dengan (1962), mengatakan bahwa kondisi tersebut
(2.6943 +/- 0.61196 ng/ml) (p = 0.001). Conclusion: We might suggest that the elevated levels of IL-10 in the kenaikan tekanan bola mata.4 Goldberg (2003) juga merupakan akibat pembengkakan dan sklerosis sel
aqueous of glaucoma patients could play a role in the pathogenesis of glaucoma. menyatakan bahwa, glaukoma sudut terbuka primer endotel trabecular meshwork, sedangkan Cotran
adalah neuropati optik yang khronik progresif pada tahun 1999, menerangkan bahwa
Keywords: IL-10, IOP, Th2 immune response dengan karakteristik perubahan papila syaraf optik penyebabnya belum diketahui dengan jelas.9,10
dan atau lapang pandangan tanpa disertai penyebab Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di
sekunder.5 Di samping itu Liesegang (2003), juga atas, dapat dimunculkan dugaan kuat bahwa
Korespondensi: Admadi Soeroso, c/o: Bag./Lab. Ilmu Penyakit Mata Fakultas Kedokteran Uiversitas Negeri menyatakan bahwa kenaikan tekanan bola mata, penyebab berkurangnya jumlah sel endotel
Sebelas Maret / RSUD Dr. Moewardi, Jl. Kolonel Sutanto No. 132 Surakarta merupakan salah satu faktor resiko utama terjadinya trabecular meshwork, adalah akibat kematian sel itu
glaukoma.4 Nilai batas normal tekanan bola mata sendiri oleh karena berbagai sebab. Berkurangnya
dalam populasi berkisar antara 10-22 mmHg. jumlah sel endotel trabecular meshwork, disertai
Menurut Boyd (2002), pada populasi, nilai rerata dengan akumulasi matriks ekstra-seluler dan
tekanan bola mata yang normal adalah 16 mmHg penebalan lamela daerah uvea dan korneo-sklera
dapat melalui stadium akut, subakut dan kronik, serta dengan standard deviasi 3 mmHg.6 akan menimbulkan hambatan outflow cairan akuos
PENDAHULUAN
Menurut etiologinya glaukoma sudut terbuka pada glaukoma sudut terbuka primer.8
Latar belakang bentuk glaukoma lainnya.2
primer adalah salah satu bentuk glaukoma primer, Pada hakekatnya, kematian sel dapat terjadi
Glaukoma merupakan penyebab kedua Di Amerika, jumlah penderita glaukoma sudut
yang ditandai oleh terganggunya atau terjadinya karena rangsangan atau jejas letal yang berasal dari
kebutaan utama di dunia setelah katarak atau terbuka primer yang berasal dari kelompok
hambatan outflow cairan akuos melewati trabecular luar atau dari dalam sel itu sendiri (bersifat aktif atau
kekeruhan lensa, dengan jumlah penderita pendatang (imigran) dengan ras kulit berwarna, 3-4
meshwork. Hambatan ini terjadi akibat hilang atau pasif). Kematian sel yang berasal dari dalam sel
diperkirakan sebanyak + 70.000.000 orang.1 Selama kali lebih besar daripada jumlah pendatang yang
berkurangnya jumlah sel endotel trabecular dapat terjadi melalui mekanisme genetik, yang
ini dikenal dua macam glaukoma primer, yaitu berkulit putih. Sementara itu, pada glaukoma sudut
meshwork, namun mekanisme kejadiannya masih merupakan suatu proses fisiologis dalam usaha
glaukoma sudut terbuka primer dan glaukoma sudut terbuka primer seringkali ditemukan pada kelompok
belum diketahui secara jelas dan sampai saat ini mempertahankan keadaan homeostasis atau
tertutup primer. Di antara jumlah penderita kebutaan umur di atas 40 tahun, dan prevalensinya terus
masih menjadi obyek penelitian.2 keseimbangan fungsinya.10
tersebut, sebanyak 50%-70% berasal dari bentuk meningkat sesuai dengan bertambahnya usia.1
Menurut survei Departemen Kesehatan Proses kematian yang berasal dari luar sel dan
glaukoma sudut terbuka primer, sementara menurut Vaughan (1995) menyatakan bahwa prevalensi
Republik Indonesia yang dilaporkan tahun 1996 bersifat pasif dapat terjadi karena jejas atau injury
Vaughan (1995), dinyatakan bahwa sekitar 85%- glaukoma sudut terbuka primer pada usia 40 tahun
(2001), glaukoma merupakan penyebab kebutaan yang letal akibat faktor fisik, kimia, iskhemia maupun
90% glaukoma berbentuk glaukoma sudut terbuka sekitar 0.4%-0.7%, sedangkan pada usia 70 tahun
utama yang ketiga untuk kedua mata, setelah biologis.10
primer, sedang sebagian kecil (10%-15%), sekitar 2%-3%.2 Pernyataan yang hampir sama
katarak dan kebutaan karena kelainan refraksi, Jejas atau injury biologis dapat terjadi akibat
merupakan glaukoma sudut tertutup primer, atau dikeluarkan oleh Framingham Study dan Ferndale
dengan prevalensi sekitar 0.16 % jumlah penduduk pengaruh infeksi mikro-organisme, secara intra
disebut juga dengan glaukoma sudut sempit yang Glaucoma Study pada tahun 1994, yang
Indonesia.7 maupun ekstra seluler, baik akibat kuman, jamur,

1
124
Jurnal Oftalmologi Indonesia Vol. 5, No. 2, Agustus 2007 126 Jurnal Oftalmologi Indonesia Vol. 5, No. 2, Agustus 2007 127

The Role of IL-10 Cytokine JOI The Role of IL-10 Cytokine JOI

parasit ataupun virus, yang kesemuanya dapat kenaikan tekanan bola mata pada glaukoma sudut Interleukin-10 proliferasi dan aktivitas sitosolik limfosit T, serta
merupakan antigen yang dapat menimbulkan terbuka primer, diharapkan akan dapat dilakukan Interleukin-10 atau cytokines synthesis inhitory merangsang kemoatraktan. Secara bersamaan
inflamasi. Akhirnya inflamasi tersebut dapat dengan cara pemberian bahan yang bersifat factor, merupakan protein yang larut dan terdiri dari dikatakan, bahwa IL-10 dapat merangsang aktivasi
mengaktivasi APC dan limfosit T.11,12,13 rangsangan terhadap sitokin IL-10, atau bahkan 160 asam amino dengan berat molekul sekitar 18 kD. sel NK, dan meningkatkan rangsangan IL-2 terhadap
Limfosit T mengekspresikan molekul untuk dengan pemberian sitokinnya sendiri. IL-10 terdiri dari dua ikatan disulfide intra molekul dan proliferasi sel NK, serta sitotoksisitas dan
mengikat antigen pada membrannya, yang disebut Sampai saat ini, pengobatan dan bersifat labil. Struktur IL-10 lebih didominasi oleh pengeluaran sitokin lain. Akhirnya IL-10 merupakan
sebagai sel reseptor T. Reseptor limfosit T ini hanya penanggulangan glaukoma sebagai salah satu helix, serta diduga berasal dari bagian IL-2, IL-4, IFN- sitokin yang potensial terhadap proliferasi dan faktor
dapat mengenal antigen yang terikat pada protein sel penyakit mata yang menyebabkan kebutaan utama dan IFN-. Sekresi sitokin ini berasal dari sel T, sel B, diferensiasi terhadap sel limfosit B dalam
membran, yang disebut sebagai molekul MHC kelas II. masih belum memuaskan. Keadaan ini disebabkan monosit, makrofag, sel mast, sel eosinofil, mempromosikan sintesa dari IgM, IgG dan IgA.
Fungsi utama limfosit T adalah sebagai limfosit T antara lain karena mekanisme kejadian berkurangnya keratinosit, hepatosit, sel epitel, sel astrosit dll.15,16,17 Semua peran tersebut merupakan tugas IL-10 dalam
helper (Th) dan limfosit T Cytotoxic (Tc). Antigen atau hilangnya sel endotel trabecular meshwork, IL-10 tidaklah merupakan sitokin yang khusus atau meningkatkan regulasi reseptor ekspresi dalam
akan berpengaruh terhadap limfosit T helper, dan sebagai penyebab timbulnya hambatan outflow senyawa berasal dari Th2 dan gambaran ekspresinya monosit, di samping mempertinggi antibody-
selanjutnya akan berdiferensiasi menjadi limfosit Th1, cairan akuos yang berakibat terjadinya peningkatan lebih menyerupai IL-6 daripada IL-4 atau IL-5. Hampir mediated cellular cytotoxicity.15
dan limfosit Th2 maupun limfosit Th3, tergantung pada tekanan bola mata pada glaukoma sudut terbuka pada sebagian besar proses inflamasi, golongan sel IL-10 juga diduga berfungsi sebagai pengontrol
macam antigen yang mempengaruhinya.11,14 primer, masih belum diketahui secara pasti. monosit merupakan sumber terbesar dari IL-10. proses inflamasi proses alergi. Dugaan ini
Limfosit Th2 akan memproduksi IL-4, IL-5, IL-6, Oleh karena itu penelitian ini berusaha IL-10 dapat diinduksi seperti oleh kuman-kuman berdasarkan observasi yang menunjukkan bahwa
IL-10 dan IL-13.14 Hampir pada semua inflamasi menemukan kejelasan mengenai peran sitokin IL-10, patogen yang akan mengaktivasi monosit ataupun IL-10 dapat menurunkan regulasi produksi IL-5 oleh
ditemukan IL-10 yang sebagian besar diproduksi dalam cairan akuos terhadap hambatan peningkatan makrofag, seperti halnya komponen dinding bakteri, sel T. Sementara itu, IL-5 merupakan sitokin yang
oleh monosit. Menurut Petrolani (1999), IL-10 dapat tekanan bola mata pada glaukoma sudut terbuka parasit intra seluler, jamur, imunodefisiensi pada berperan dalam diferensiasi dan aktivasi fungsi
meningkatkan harapan hidup sel dengan cara primer akibat kematian sel endotel trabecular manusia dan EBV, kondisi stress seluler (hipoksia). cosinofil, yaitu dengan mengontrol akumulasi
meningkatkan protein anti-apoptosis Bcl 2 . 1 5 meshwork, yang mengakibatkan berkurangnya Dikatakan pula oleh Petrolani pada tahun1999, eosinofil dalam jaringan yang meradang. Saat ini
Berdasarkan hal tersebut sitokin IL-10, mempunyai jumlah sel endotel trabecular meshwork, diharapkan bahwa sebenarnya TNF , IL-6, IL-12, IFN, dinyatakan bahwa eosinofil mengekspresi fungsional
pengaruh yang cukup besar pada proses tidak terjadi melalui pendekatan imunologis. Cara glukokortikoid, adrenalin, prostaglandin E dapat CD40 pada permukaannya dan mengikatnya dengan
menghambat inflamasi, sehingga diperkirakan juga yang dipilih adalah dengan membandingkan kadar meningkatkan regulasi sintesa IL-10 dari sel antibodi yang spesifik (natural ligand), untuk
secara langsung maupun tidak langsung cukup sitokin tersebut pada penderita glaukoma dengan makrofag dan sel T.15 Contohnya pada hipoksia, yang memperpanjang kehidupannya.
berperan terhadap proses kematian sel. non glaukoma atau orang normal sebagai kontrol, merupakan suatu stres seluler bersama dengan Dalam konsentrasi yang rendah aktivitas IL-10
Sesuai dengan pernyataan Petrolani pada dalam hal ini adalah penderita katarak lentis yang sintesa IL-10, karena pada saat ini akan terjadi hampir sama dengan glukokortikoid, dengan
tahun 1999, menyebutkan bahwa sitokin yaitu IL-10, akan dioperasi dengan tekanan bola mata normal penambahan produksi adenosine-purine nukleotida menurunkan ekspresi CD40 dan mempercepat
memang berpengaruh terhadap penghambatan (karena secara etis tidak diperkenankan mengambil dan oksigen reaktif, yaitu H2O2, dimana akan terjadi kematian sel eosinofil, keadaan ini menambahkan
kematian sel, namun sampai dengan saat ini, peran cairan akuos pada orang sehat). peningkatan ekspresi IL-10. Selain itu beberapa hal peran IL-10 pada resolusi dari inflamasi eosinofilik.
sitokin tersebut khususnya terhadap penghambatan Konsep penelitian ini digambarkan dalam yang dapat merangsang ekspresi IL-10 adalah Seperti halnya eosinofil, maka sel mast juga
proses kematian sel pada endotel trabecular skema sebagai berikut : cahaya ultra violet, dimana akan terjadi akumulasi IL- sangat berperan sebagai sel efektor pada respons
meshwork, belum pernah dijelaskan.15 Jika peran Infeksi : - Bakteri / Parasit / Jamur / Virus dll 10 di dalam keratinosit dan sel makrofag. Di samping alergi. Keadaan ini terjadi akibat kemampuannya
sitokin tersebut dalam respons inflamasi dan kematian ANTIGEN itu ada beberapa obat yang meningkatkan produksi meningkatkan beberapa sitokin dalam pengerahan
sel tidak diperjelas, maka pemahaman tentang peran IL-10, seperti glukokortikoid, siklosporin, anti sel eosinofil dan aktivasi jaringan target, terutama IL-
sitokin IL-10 tidak dapat dimanfaatkan bagi APC psikosis serta anti depresan. 3, IL-4, IL-5, GM-CSF dan TNF ,. secara langsung
kepentingan penanggulangan proses perjalanan Di lain pihak, obat anti tumor, misalnya tellurium maupun tidak langsung.
T HELPER
dan penanganan peningkatan tekanan bola mata akan menghambat regulasi IL-10. IL-10 juga Walaupun sampai sekarang efek IL-10 terhadap
pada glaukoma sudut terbuka primer. Hal ini akan Th2 Th1 Th3 berpengaruh secara langsung terhadap de-aktivasi terjadinya apoptosis masih kontroversial, namun
menyebabkan kecacatan netra akibat glaukoma sel T, dengan cara mencegah keluarnya IL-2, IL-5 menurut Petrolani, IL-10 dapat memperbesar
sudut terbuka primer dengan tekanan bola mata TNF-a
dan IL-6 dari sel limfosit T. Selain itu adanya aktivasi harapan hidup sel dengan cara meningkatkan
meningkat, tetap saja tinggi atau bahkan lebih KEMATIAN SEL TRABECULAR MESHWORK yang kronis dari klon sel T, maka IL-10 akan protein anti apoptosis Bcl2.15
meningkat. Kondisi tersebut secara umum tentu meningkatkan klon dari antigen yang spesifik dengan Epstein pada tahun 2003 menyatakan pula
akan berpengaruh terhadap kemampuan sumber JUMLAH SEL TRABECULAR kapasitas proliferasi yang rendah serta akan sesuai dengan yang dinyatakan Petrolani bahwa IL-
daya manusia dan produktivitasnya. Sebaliknya, jika MESHWORK MENURUN memproduksi IL-10 dan TGF- yang tinggi. 10 merupakan anti-apoptotic agent dari sel, disamping
peran sitokin IL-10 telah menjadi jelas, maka usaha IL-10 juga menunjukkan aktivitas imuno itu ada bahan lain sebagai anti-opoptosis yaitu: Bcl2,
OUTFLOW CAIRAN AKUOS MENURUN
penanganan dan pencegahan terhadap timbulnya stimulator, dimulai sejak IL-10 meningkatkan Bclx2, Bcl-10,DAG,IGF, NGF,PDGFdan Mcl-1.18
TEKANAN BOLA MATA MENINGKAT
PADA GLAUKOMA
Jurnal Oftalmologi Indonesia Vol. 5, No. 2, Agustus 2007 128 Jurnal Oftalmologi Indonesia Vol. 5, No. 2, Agustus 2007 129

The Role of IL-10 Cytokine JOI The Role of IL-10 Cytokine JOI

Pengaruh beberapa sitokin atau reseptor sitokin terus atau diarahkan ke-kematian sel secara Operasi terhadap kedua kelompok tersebut Sampel penelitian adalah setiap penderita yang
dalam regulasi proliferasi sel banyak diketahui, apoptosis. dilakukan atas kerja sama dengan dokter spesialis akan menjalani operasi anti-glaukoma dan operasi
namun sampai saat ini mekanisme yang Pemilihan peran P53 dalam menentukan mata di Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya, katarak di RS Mata Undaan Surabaya, yang
meningkatkan peran sitokin dalam siklus sel belum kearah perbaikan atau kematian sel, mungkin dapat selama kurun waktu Januari 2005 sampai dengan memenuhi syarat penelitian (memenuhi kriteria
diketahui secara jelas. Beberapa penelitian sedang dilaksanakan dengan menentukan nilai ambang Januari 2006. Kriteria inklusi dan eksklusi penelitian inklusi dan eksklusi) sampai sejumlah besar sampel
difokuskan pada transisi siklus sel dari G1S. kerusakan sel, yang merupakan nilai ambang untuk ini adalah sebagai berikut: dan besar sampel ditentukan berdasarkan
Suatu studi menunjukkan, bahwa rangsangan menentukan arah yang lebih efisien, antara kematian kecukupan terhadap asumsi analisis data, yaitu
Kriteria inklusi :
sitokin agar terus terjadi proliferasi sel yang atau perbaikan. Nilai ambang kerusakan, memang besar sampel independen dengan perbedaan mean
Laki-laki atau wanita yang berumur di atas 40 tahun
dilakukan dengan cara sintesa DNA saja, tidak cukup berbeda pada setiap sel atau tergantung dimana sebagai pengujian kemaknaan. Penghitungan besar
(untuk meniadakan glaukoma juvenilis) yang
untuk menjadikan sel selalu berproliferasi. Oleh stadium siklus sel tersebut terjadi kerusakan. P53 sampel akan ditemukan dengan menggunakan
mempunyai gejala klinis glaukoma sudut terbuka
karena itu diperlukan adanya tambahan aktivasi jalur sangat penting pada kerusakan DNA yang terjadi
primer, dengan tekanan bola mata yang meningkat di rumus estimasi mean yaitu :24
anti apoptosis. Kondisi ini dapat dilakukan dengan pada saat siklus G1 berhenti yang dimediatori oleh
atas 22 mmHg, yang menjalani operasi anti- (za + zb)2 (s12 + s22)
cara meningkatkan ekspresi Bcl2 atau beberapa P21. P53 juga cukup berperan dalam penghentian n=
glaukoma atau trabekulektomi.
golongan protein lain. siklus G2, namun tidak merupakan komponen (m1 + m2)2
Laki-laki maupun wanita yang berumur di atas 40
Hockenberg (1990) telah menemukan, bahwa penting.
tahun dengan katarak senilis dengan tekanan bola
proto-onkogen Bcl2 dapat menghambat kematian sel Jika terjadi kekurangan p53, sel tumor tidak Keterangan :
mata normal ( 22 mmHg) yang menjalani operasi
yang terprogram atau apoptosis. Bcl2 akan berikatan mengalami apoptosis, sehingga sel tumor tidak
katarak. n : besar sampel
dengan protein yang disebut Bax. Rasio Bcl2/Bax terkendali dan berkembang terus. Mutasi yang za : 1.645 (untuk = 0.05, the level of significance)
Bersedia diikut sertakan dalam penelitian ini.
merupakan faktor yang sangat menentukan terjadi terbesar pada p53 yang terjadi pada tumor manusia
Kelompok I dengan sudut bilik mata depan yang zb : 0.846 (untuk = 0.20, (1 -) = 0.80, the power of test)
terjadi pada DNA Binding Domain. Sehingga diduga
atau tidaknya kematian sel secara terprogram. terbuka Grade I, II, III dan IV menurut Shaffer.22
Bilamana Bcl2 berlebihan, maka semua protein Bax bahwa p53 dapat sebagai mediator yang kuat dalam s1 : standard deviation kelompok I
Tekanan bola mata kelompok I lebih dari 22 mmHg
menekan efek pertumbuhan melalui mekanisme s2 : standard deviation kelompok II
yang tersedia akan diikat oleh Bcl2, sehingga proses Tekanan bola mata kelompok II 22 mmHg
transkripsi.
apoptosis tidak akan terjadi. Tetapi bilamana kadar Penggaungan syaraf optik kelompok I dengan C/D m1 : mean kelompok I
protein Bax berlebihan, maka semua Bcl2 akan ratio 0,5
terikat dengan Bax dan sel akan mengalami Penyempitan lapang pandangan kelompok I yang m2 : mean kelompok II
BAHAN DAN METODE khas, sesuai dengan glaukoma sudut terbuka primer,
kematian secara terprogram atau apoptosis.19 Patokan tersebut di atas digunakan untuk
Jenis atau Rancangan Penelitian dapat berbentuk seperti skotoma arkuata, skotoma
Wyllie (1995) menyatakan bahwa rasio Bax/Bcl2 menentukan besar sampel penelitian minimal yaitu
Penelitian ini merupakan penelitian analitik parasentral, nasal step (Roenne), defek progresif
yang meningkat akibat ekspresi p53, akan dengan cara melalui penelitian pendahuluan
observasional dengan studi cross-sectional atau ring scotoma.
menimbulkan apoptosis sebagai akibat dari terlebih dahulu, dan menentukan mean serta
menggunakan rancangan studi komparatif antara 2
rangsangan terhadap ekspresi Bax dan hambatan Kriteria eksklusi standar deviasi variabel bebasnya, dan akhirnya
kelompok. Kedua kelompok tersebut terdiri dari
ekspresi Bcl2.20 Pernyataan ini didukung oleh Bossy- kelompok penderita yang memenuhi persyaratan Ada tanda klinis glaukoma sudut terbuka primer, dapat ditentukan besar sampel yang diperlukan
Wetzel (1999), yang menyatakan bahwa golongan tetapi sudut bilik mata depannya lebih kecil dari dalam penelitian ini, selama kurun waktu Januari
penelitian. Kelompok I adalah kelompok penderita
anti apoptosis berfungsi menghambat keluarnya Grade I . 2005 sampai dengan Januari 2006.
glaukoma sudut terbuka primer dengan tekanan bola
Cytochrome-C dari mitokondria atau menghambat mata yang meningkat, yang menjalani operasi anti- Kelompok I yang tekanan bola matanya 22 mmHg
keluarnya Apaf-1 (apoptotic protease activating glaukoma atau trabekulektomi. Kelompok II adalah Penderita glaukoma sudut terbuka primer disertai Variabel Penelitian
factor-1), serta sebaliknya Bax akan merangsang kelompok penderita non glaukoma, dalam hal ini katarak yang ketebalannya mengganggu Variabel bebas adalah kadar IL-10 dalam cairan
keluarnya Cytochrome-C.21 adalah katarak senilis yang memenuhi syarat pemeriksaan fundus maupun lapang pandangan, akuos dari kelompok I dan II.
P53 adalah suatu protein yang berfungsi dapat penelitian, yaitu yang mempunyai tekanan bola mata penderita glaukoma atau katarak dengan anamnesa Variabel tergantungnya adalah penderita
menghambat pertumbuhan sel tumor. Hilangnya normal atau tidak meningkat, yang menjalani operasi pernah mengalami trauma mata. glaukoma sudut terbuka primer dengan tekanan bola
pelindung terhadap suatu gen, merupakan hal yang katarak. Terhadap kedua kelompok tersebut Penderita glaukoma sudut terbuka primer atau mata meningkat diatas 22 mmHg dan penderita
dianggap sangat penting dalam timbulnya proses dilakukan pengambilan cairan bola mata atau cairan katarak senilis yang juga menderita konjungtivitis, katarak dengan tekanan bola mata 22 mmHg, yang
karsinogenesis. Protein P53 merupakan salah satu akuos sebelum dibuat flap pada trabekulektomi dan keratitis, uveitis atau glaukoma absolut. keduanya dioperasi.
protein yang dapat menghentikan untuk sementara sebelum membuka bilik mata depan, tetapi setelah Penderita glaukoma sudut terbuka primer dan Variabel kendali adalah tekanan darah, kadar
proses pembelahan sel. Oleh karena itu diharapkan membuat irisan pada limbus saat operasi katarak. katarak senilis yang juga menderita tekanan darah gula darah, sudut bilik mata depan yang terbuka yaitu
sel masih dapat memperbaikinya dengan cara Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan kadar sitokin IL- yaitu diatas 139/89 dan gula darah puasa > 126mg% Grade I, II, III atau IV, tekanan bola mata,
merubah DNA yaitu ke-arah kelangsungan hidup 10 dalam cairan akuos kedua kelompok tersebut. dan 2 jam pp > 140 mg%, serta gangguan penggaungan syaraf optik dengan C/D ratio > 0.5 dan
hati,ginjal,respon imun, penyakit keganasan.23 gangguan lapang pandangan yang khas glaukoma.
Jurnal Oftalmologi Indonesia Vol. 5, No. 2, Agustus 2007 130 Jurnal Oftalmologi Indonesia Vol. 5, No. 2, Agustus 2007 131

The Role of IL-10 Cytokine JOI The Role of IL-10 Cytokine JOI

Untuk menentukan kadar sitokin IL-10 dalam HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS Dengan menggunakan program SPSS versi 12, bebas IL-10 penelitian dari kedua kelompok data,
cairan akuos tersebut, digunakan reagen Innovation Penentuan Besar Sampel Penelitian diperoleh nilai rerata umur untuk pasien yang yang diperlukan untuk pengujian statistik
On The Move human IL-10 (BMS : 215/2), buatan Setelah melalui penelitian pendahuluan dengan menjadi sampel penderita glaukoma sebesar 63.29 selanjutnya, yaitu menentukan uji beda rerata
Bender MedSystems. Reagen ini adalah reagen menggunakan sampel berjumlah 3 (tiga) untuk (stándar deviasi 9.517) tahun, dengan umur variabel bebas antara kelompok glaukoma dengan
untuk keperluan riset. variabel bebas IL-10, kemudian dihitung besar terendah 49 tahun dan tertinggi 76 tahun (range 27 tekanan bola mata meningkat dibandingkan
sampel minimal yang harus digunakan dalam tahun), serta rerata umur sampel penderita katarak kelompok non glaukoma atau katarak lentis dengan
Pemeriksaan IL-10 penelitian ini dengan menggunakan rumus estimasi sebesar 62.86 (standar deviasi 13.801) tahun tekanan bola mata normal atau tidak meningkat.
Untuk pemeriksaan sitokin IL-10 digunakan mean.24 Besar sampel minimal yang diperoleh untuk dimana umur terendah 42 tahun dan tertinggi 84 Bilamana pada uji simetris dan kurtosis
cara Elisa-Sandwich. Reagen yang dipakai adalah variabel bebas IL-10 adalah : tahun (range 42 tahun). Dengan menggunakan uji t ditemukan nilai T berada dalam rentang nilai -1.96
Human IL-10 Elisa buatan BenderMedSystems IL-10 = 0.04638 1 dapat disimpulkan, bahwa rerata umur sampel dan +1.96, dikatakan bahwa nilainya normal, dimana
dengan katalog BMS : 215/2. Asai ini menggunakan Di samping itu, dengan mempertimbangkan penderita glaukoma dibandingkan dengan rerata nilai T diperoleh dari pembagian angka kesimetrisan
teknik immunoassay enzyme sandwich. Antibodi beberapa hal dalam penentuan besar sampel umur penderita katarak tidak berbeda secara (Skewness) dan Kurtosis variabel bebas dengan
monoklonal yang spesifik terhadap IL-10 penelitian ini, yaitu sesuai dengan penelitian Tripathi, bermakna (t = -0.068, p = 0.947). standar Error-nya.
ditempatkan ke dalam ”microplate”. Standar, sampel Li dan Chan (1994) maka besar sampel dalam Sementara nilai rerata tekanan bola mata Uji perbedaan rerata tiap variabel bebas antara
dan conjugate dimasukkan dengan menggunakan penelitian ini ditentukan sebesar 7 (tujuh) untuk untuk sampel penderita glaukoma adalah 33.7686 dua kelompok, yaitu glaukoma sudut terbuka primer
pipet ke dalam wel, IL-10 yang ada di-sandwich oleh variabel bebas pada kasus glaukoma dan 7(tujuh) (standar deviasi 5. 8087) mmHg dengan tekanan dengan tekanan bola mata meningkat dibanding non
antibodi yang diimobilisasi serta enzyme-linked untuk kontrol yaitu katarak lentis senilis.26 terendah 27.16 mmHg dan tekanan tertinggi 43.38 glaukoma atau katarak lentis dengan tekanan bola
polyclonal antibody spesifik untuk IL-10. mmHg (range 16.22 mmHg), sedangkan nilai rerata mata normal atau tidak meningkat, dapat dilakukan
Tabel 1. Data Umur, Tekanan Bola Mata & Kadar tekanan bola mata penderita katarak adalah 15.4057 setelah hasil uji Simetris dan Kurtosis setiap variabel
Setelah pencucian untuk membuang substansi yang
Sitokin IL-10 (standar deviasi 1.9556) mmHg dengan tekanan dari tiap kelompok ditemukan, dengan ketentuan
unbound atau tak terikat dan atau reagen enzim
antibodi, larutan substrat ditambahkan ke dalam wel, No Nama Umur IL-10 Tek Bola Mata Penderita terendah 12.23 mmHg dan tertinggi 17.30 mmHg sebagai berikut :
dan akan timbul warna yang proposional dengan (range 5.07 mmHg). Dengan menggunakan “uji t” Jenis Distribusi :
1 Tn. MDL 69 5,28 27,82 Glaukoma dapat disimpulkan, bahwa nilai rerata tekanan bola
jumlah IL-10 yang terikat. Pembentukan warna Tidak normal vs normal, digunakan uji mann-
kemudian dihentikan dan intensitas warna diukur. 2 Tn. NTS 54 5,61 31,82 Glaukoma mata penderita glaukoma dibandingkan dengan whitney
3 Tn. PND 76 5,42 27,16 Glaukoma rerata tekanan bola mata penderita katarak berbeda
4 Ny. FTH 70 6,09 31,82 Glaukoma secara bermakna (t = 7.927, p = 0.000) Pengaruh Kadar Variabel Bebas, IL-10 terhadap
Definisi operasional Untuk melakukan uji perbedaan antar kedua
5 Ny. MFR 60 7,82 37,19 Glaukoma Tekanan Bola Mata
Sitokin IL-10 adalah kadar sitokin IL-10 dalam rerata atau mean dari kedua kelompok penelitian,
6 Tn. KMR 49 11,23 43,38 Glaukoma Dengan menggunakan program SPSS versi 12
cairan akuos penderita glaukoma sudut terbuka perlu dilakukan terlebih dahulu uji Normalitas data dilakukan uji regresi untuk mengetahui pengaruh
primer dengan peningkatan tekanan bola mata dan 7 Ny. ISW 65 6,39 37,19 Glaukoma
dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov dan kadar sitokin IL-10 terhadap tekanan bola mata,
penderita katarak dengan tekanan bola mata normal 8 Ny. SPN 84 2,50 14,57 Katarak uji kesimetrisan dan Kurtosis untuk menentukan pada kedua kelompok.
atau tidak meningkat yang diukur menggunakan 9 Tn. SMN 68 2,01 17,30 Katarak bahwa data variabel bebas setiap kelompok Uji regresi pengaruh sitokin IL-10 terhadap
teknik ELISA-sandwich, dan dinyatakan dengan 10 Tn. KNN 65 1,87 12,23 Katarak penelitian yang diperoleh berdistribusi normal atau tekanan bola mata pada sampel penderita
satuan ng/ml. tidak.
11 Tn. STS 49 3,36 17,30 Katarak glaukoma menunjukkan pengaruh secara
Peran sitokin merupakan kontribusi sitokin Dari uji one Sample kolmogorov-Smirnov test
12 Ny. SLT 42 3,41 14,57 Katarak bermakna (t= 4.631 dan = 0.006). Sedangkan uji
dalam membedakan keadaan tekanan bola mata didapatkan data berdistribusi normal.
13 Tn. SDN 69 3,02 14,57 Katarak regresi sitokin IL-10 terhadap tekanan bola mata
meningkat pada glaukoma sudut terbuka primer
pada sampel penderita katarak menunjukkan tidak
dengan non glaukoma atau katarak dengan tekanan 14 Tn. RAM 63 2,69 17,30 Katarak
Uji Kesimetrisan dan Uji Kurtosis berpengaruh secara bermakna(t= 0.602 dan =
bola mata normal. Peran sitokin ini diamati dengan Kedua uji ini diperlakukan terhadap variabel
Tabel 2. Rerata , SD, SEM Umur tekanan bola mata 0.573).
analisis statistik regresi dan beda kedua mean
dengan “ t ” test, menggunakan program SPSS-l2.25 dan kadar Sitokin IL-10
Table 3. Penentuan Kenormalan Data Variabel
Sudut bilik mata depan diperiksa dengan Group Statistics
gonioskopi menurut Shaffer22: Std. Error Skewness Kurtosis Normal /
Pasien N Mean Std. Deviation Mean
Berdasarkan data yang Umur pasien Glaukoma 7 63.29 9.517 3.597 Statistic Std Error T Statistic Std Error T Tidak Normal
diperoleh kemudian dilakukan analisis statistik Katarak 7 62.86 13.801 5.216
dengan Uji beda kedua mean dengan“t” test untuk ILGlaukoma 1.886 0.794 2.3753 3.539 1.587 2.2299 Tidak Normal
Kadar IL-10 Glaukoma 7 6.8343 2.11976 .80119
membuktikan perbedaan rerata kadar sitokin antar Katarak 7 2.6943 .61196 .23130 ILKatarak -0.195 0.794 -0.2456 -1.565 1.587 -0.9861 Normal
kelompok, dengan menggunakan program SPSS -l2 Tek bola mata Glaukoma 7 33.7686 5.80868 2.19547
Katarak 7 15.4057 1.95556 .73913
Jurnal Oftalmologi Indonesia Vol. 5, No. 2, Agustus 2007 132 Jurnal Oftalmologi Indonesia Vol. 5, No. 2, Agustus 2007 133

The Role of IL-10 Cytokine JOI The Role of IL-10 Cytokine JOI

Hasil Uji Beda Antar Kedua Rerata IL-10 adalah sebagai berikut : Bilamana tekanan bola mata sudah menurun, dapat tindakan operasi. Mengingat keterbatasan yang ada,
diharapkan memperlambat atau bahkan tidak di antaranya waktu penelitian menjadi tidak terbatas,
Tabel 4. Uji Beda Antar Dua Rerata menambah kerusakan papil syaraf optik akibat serta teknis pengambilan cairan akuos pada mata
Variabel Mean Standar Deviasi mekanisme tekanan langsung pada papil. orang sehat secara etik tidak dimungkinkan untuk
Sementara itu dalam penelitiannya, Petrolani dikerjakan, maka jenis penelitian ini tidak dipilih.
Glaukoma Katarak Glaukoma Katarak
menyatakan bahwa IL=10 pada proses inflamasi Oleh karena itu, untuk mendapatkan sampel
IL-10 6.8343 2.6943 2.11976 0.61196 dapat berperanan sebagai sitokin anti inflamasi dan yang sesuai dengan perjalanan penyakit dan dapat
Mann Whitney MW = 0 p = 0.001 anti apoptosis, maka diharapkan juga cukup diperiksa cairan akuosnya, maka diambil sampel
berperan dalam mekanisme penghambatan secara cross-sectional atau sesaat, dengan subyek
Terdapat perbedaan rerata kadar IL-10 yang gangguan neuropati optik glaukomatosa dan kenaikan tekanan bola mata pada glaukoma sudut penderita glaukoma sudut terbuka primer dengan
secara statistik bermakna antara kelompok gangguan lapang pandangan lebih sukar atau terbuka primer, dengan cara menghambat kematian tekanan bola mata meningkat yang menjalani
penderita glaukoma dengan tekanan bola mata bahkan tidak memungkinkan untuk dimanipulasi. sel termasuk di dalamnya sel endotel trabekuler operasi anti glaukoma sebagai kelompok kasus,
meningkat dibanding kelompok non glaukoma atau Memang sudah banyak diketahui bahwa meshwork, yang mengakibatkan gangguan outfllow serta kelompok kedua adalah penderita non
katarak lentis dengan tekanan bola mata normal atau peningkatan tekanan bola mata merupakan faktor cairan akuos.15 Dengan demikian, dapat dikatakan glaukoma atau katarak lentis dengan tekanan bola
tidak meningkat. Pada kelompok glaukoma rerata resiko utama pada penderita glaukoma sudut bahwa mekanisme tersebut sangat berperan untuk mata normal atau tidak meningkat yang menjalani
kadar IL-10 (6.8343 ng/ml dan standar deviasi terbuka primer, namun penanganan dan pengobatan mengurangi peningkatan hambatan outflow cairan operasi katarak sebagai kelompok kontrol.
2.11976 ng/ml) lebih tinggi daripada kelompok non serta tindakan operasi yang bertujuan untuk akuos yang melewati trabecular meshwork ke kanal Mengingat keterbatasan volume cairan akuos
glaukoma atau katarak lentis (2.6943 ng/ml dan menurunkan tekanan bola mata sampai optimal, Schlemm. pada setiap individu, maka pengambilan sampel
standar deviasi 0.61196 ng/ml) dengan tekanan bola sampai saat ini hasilnya belum atau kurang Sementara itu diketahui bahwa penelitian yang pada setiap penderita hanya dilaksanakan sebanyak
mata normal atau tidak meningkat (MW = 0; p = memuaskan, bahkan kerusakan pada papil syaraf telah dilakukan tersebut hanya meneliti sitokin IL-10 0.5 cc saja, sehingga pengambilan sampel pada
0.001) optik dan gangguan lapang pandangan semakin sebagai sitokin anti inflamasi dan anti apoptosis, setiap penderita tidak dapat dilakukan untuk satu
bertambah dan akhirnya mengalami kebutaan. tetapi tidak menerangkan bagaimana proses jenis sitokin saja. Dari data penelitian ini diperoleh
Pengaruh Sitokin
Sebenarnya, beberapa peneliti telah produksi sitokin IL-10 sehingga kadarnya berbeda nilai rerata kadar sitokin IL-10 pada kelompok kasus
Pada penderita glaukoma sudut terbuka primer,
menyatakan bahwa pada glaukoma sudut terbuka dalam cairan akuos penderita glaukoma sudut mempunyai kadar yang berbeda (lebih tinggi)
pengaruh sitokin IL-10 secara statistik
primer, terjadi pengurangan sel endotel trabecular terbuka primer. Oleh karena itu penelitian ini daripada nilai reratanya pada kelompok kontrol untuk
berpengaruh secara bermakna (t= 4.631 dan =
meshwork, namun penyebab pengurangan sel mengutarakan konsep baru yang ingin menunjukkan jenis sitokin yang sama.
0.006) terhadap tekanan bola mata. Sementara pada
penderita katarak, kadar sitokin IL-10 (p = 0.573 dan endotel trabecular meshwork belum diketahui proses produksi sitokin IL-10, sampai perbedaan Dari penelitian dan uji beda antara dua nilai
t = 0.602), secara statistik tidak berpengaruh dengan jelas.8,10 kadarnya dalam cairan akuos dan perannya rerata untuk variabel bebas (sitokin), terlihat bahwa
secara bermakna terhadap tekanan bola mata. Seperti telah disampaikan, bahwa menurut terhadap peningkatan tekanan bola mata pada terdapat perbedaan rerata pada kadar IL-10 yang
Liesegang dan Goldberg, bahwa glaukoma adalah penderita glaukoma sudut terbuka primer. secara statistik bermakna antara kelompok
suatu neuropati optik glaukomatosa dan gangguan Berdasarkan penemuan-penemuan tersebut, penderita glaukoma dengan tekanan bola mata
PEMBAHASAN
lapang pandangan, sedangkan kenaikan tekanan untuk memperjelas penyebab atau mekanisme meningkat dibanding kelompok non glaukoma atau
Sampai saat ini, perhatian terhadap
bola mata merupakan faktor resiko utama. perubahan jumlah sel endotel trabecular meshwork, katarak lentis dengan tekanan bola mata normal atau
penanganan dan pengobatan pada penderita
Sementara itu Quikley (1998), mengatakan bahwa penelitian ini dilakukan melalui pendekatan tidak meningkat. Keadaan ini menunjukkan, bahwa
glaukoma sudut terbuka primer dengan tekanan bola
mekanisme terjadinya neuropati optik glaukomatosa imunologis, yang melibatkan dua kelompok sampel, kadar IL-10 pada penderita glaukoma sudut terbuka
mata meningkat, selalu ditujukan terhadap usaha
masih belum diketahui secara jelas, namun diduga yaitu kelompok glaukoma sudut terbuka primer primer dengan tekanan bola mata meningkat,
dalam menurunkan tekanan bola mata yang terjadi
beberapa keadaan yang dapat mendasari kelainan dengan tekanan bola mata yang meningkat dan berbeda daripada kadar sitokin tersebut pada
pada glaukoma sudut terbuka primer. Sementara itu,
tersebut adalah akibat tekanan mekanik secara kelompok non glaukoma, dalam hal ini adalah penderita kelompok kontrol (non glaukoma/katarak
menurut Liesegang (2003) dan Goldberg (2003),
langsung, gangguan vaskuler, gangguan molekuler katarak lentis dengan tekanan bola mata yang lentis dengan tekanan bola mata normal/tidak
glaukoma adalah suatu neuropati optik
dan kemungkinan akibat mekanisme oksitoksisitas normal atau tidak meningkat meningkat).
glaukomatosa dan gangguan lapang pandangan,
(kematian sel ganglion retina akibat peningkatan Sebenarnya yang ideal, penelitian yang dipilih Dalam penelitian ini ditunjukkan pula bahwa
sedangkan kenaikan tekanan bola mata merupakan
kadar asam glutamat).1 Kerusakan papil syaraf optik adalah jenis penelitian longitudinal pada seseorang kadar sitokin IL-10 pada penderita glaukoma sudut
faktor resiko utamanya.4,5 Jenis penanganan dan
tersebut akan menimbulkan gangguan pada lapang yang memiliki faktor resiko terjadinya glaukoma terbuka primer, (dengan p = 0.006 dan t = 4.631)
pengobatan terhadap penderita glaukoma sudut
pandangan. Oleh karena itu para peneliti cenderung sudut terbuka primer sampai orang tersebut menjadi secara statistik berpengaruh secara bermakna
terbuka dengan tekanan bola mata meningkat
mengarahkan penelitiannya pada usaha penurunan penderita glaukoma sudut terbuka primer. terhadap tekanan bola mata. Sementara itu pada
tersebut dipilih, karena hanya tekanan bola matalah
kenaikan tekanan bola mata yang merupakan faktor Selanjutnya setiap fase atau setiap rentang waktu penderita katarak, kadar sitokin IL-10 (p = 0.573 dan
yang dapat dimanipulasi dengan pemberian obat
utama pada glaukoma sudut terbuka primer. tertentu kadar sitokinnya diukur sampai dilakukan t = 0.602) secara statistik tidak berpengaruh
ataupun tindakan operasi, sementara untuk
Jurnal Oftalmologi Indonesia Vol. 5, No. 2, Agustus 2007 134 Jurnal Oftalmologi Indonesia Vol. 5, No. 2, Agustus 2007 135

The Role of IL-10 Cytokine JOI The Role of IL-10 Cytokine JOI

terhadap tekanan bola mata. yang berlebihan akan merangsang keluarnya Sedangkan pada penderita katarak dengan angle glaucoma (POAG) In Asia Pasific
Kadar IL-10 yang lebih tinggi pada penderita Cytochrome-C dari mitokondria dan Apaf-1 tekanan bola mata normal dalam penelitian ini, Glaucoma Guidelines South East Asia
glaukoma sudut terbuka primer dengan peningkatan (Apoptotic Protease Activating Factor-1) yang sangat ditemukan bahwa sitokin IL-10 (p = 0.573 dan t = Glaucoma Interest Group, Sydney 2003; 89-90
tekanan bola mata, dibanding kadar IL-10 penderita berperan dalam peningkatan terjadinya apoptosis 0.602), secara statistik tidak berpengaruh secara 6. Boyd B, Luntz M, Open Angle Glaucoma Clinical
katarak dengan tekanan bola mata normal dalam melalui kaskade caspase-nya.21 bermakna terhadap tekanan bola mata. Evaluation and Risk Factors In Innovation in
penelitian ini, menunjukkan adanya kemiripan Dalam penelitian ini, ternyata secara statistik Bertolak dari hasil penelitian ini, maka saran The Glaucomas Etiology, Diagnosis and
dengan pernyataan Theze (1999), yang menyatakan kehadiran IL-10 sebagai anti-inflamasi maupun anti- yang dapat diusulkan bagi penanganan penderita Management, High Light of Ophthalmology
bahwa selama proses inflamasi ditemukan sitokin IL- apoptosis yang berperan menghambat peningkatan glaukoma sudut terbuka primer dengan tekanan bola (International), Bogota,2002;3 10
10 yang sebagian besar diproduksi oleh monosit.21 tekanan bola mata. Sesungguhnya kehadiran IL-10 mata yang meningkat adalah: 7. Ilyas S, Glaukoma Edisi ke-2 FK- UI Jakarta,
Sehingga peningkatan kadar IL-10 pada penderita dapat memperbesar harapan hidup sel, namun Ditemukannya perbedaan kadar sitokin IL-10 Indonesia 2001.
glaukoma sudut terbuka primer dengan peningkatan dalam penelitian ini masih tetap terjadi peningkatan yang secara statistik bermakna bahwa rerata kadar 8. Lutjen-Drecoll E, Rohen JW, Pathology of The
tekanan bola mata pada penelitian ini, tekanan bola mata akibat kematian sel. Hal ini IL-10 pada kelompok penderita glaukoma sudut Trabecular Meshwork in Primary Open Angle
kemungkinanan dapat terjadi akibat adanya proses memunculkan suatu pemikiran, bahwa kemungkinan terbuka primer dengan peningkatan tekanan bola Glucoma In textbook of Ophthalmology, edited
inflamasi pada sel endotel trabecular meshwork pada glaukoma sudut terbuka primer telah terjadi: mata berbeda (lebih tinggi) dibanding dengan by Podos SM and Yanoff Myron, Glaucoma vol. 7,
pada glaukoma sudut terbuka primer. Gangguan fungsi protein anti apoptosis Bcl2 kelompok penderita katarak lentis dengan tekanan Mosby, London, St Louis, Baltimore, Boston,
Peran IL-10 sebagai anti kematian sel dapat berupa rendahnya ekspresi Bcl2 atau kurangnya bola mata normal atau tidak meningkat, diharapkan Chicago, Philadelphia, Sydney, Toronto, 1994;
bekerja secara langsung maupun tidak langsung kadar Bcl2 pada penderita glaukoma sudut terbuka dapat digunakan sebagai usaha penanganan atau 837 - 9
melalui peningkatan peran protein anti-apoptosis primer, sehingga secara tidak langsung terjadi optimalisasi penanganan pada peningkatan 9. Hogan MJ, Zimmerman LE, Glaucoma In
Bcl2 (Petrolani, 1999).15 Sehingga peran tersebut gangguan peran IL-10 sebagai anti apoptosis yang tekanan bola mata pada glaukoma sudut terbuka Ophthalmic Pathology An Atlas and
sesungguhnya cukup kuat untuk menghambat menghambat agresifitas kematian sel yang primer. Textbook.second Edition.W.B. Saunders
peningkatan tekanan bola mata akibat kematian sel, dikendalikan oleh sitokin lain . Melakukan penanganan secara cepat dan Company.Philadelphia, London 1962;688-705.
mengingat bahwa keberadaan IL-10 tetap terjaga Gangguan berupa ekspresi Bax yang tepat, jika ditemukan infeksi mata untuk menghindari 10. Cotran R S, Kumar V, Collins T, Glaucoma In
selama proses inflamasi berlangsung. Akan tetapi, berlebihan pada penderita glaukoma sudut terbuka terjadinya respons inflamasi yang dapat Robbins Pathologic Basis of Disease. Sixt
dalam penelitian ini tetap terjadi kematian sel yang primer dibanding orang normal, sehingga semua merangsang APC dan limfosit T helper2 dan sitokin Edition. Saunders Company, Philadhelphia,
mengakibatkan peningkatan tekanan bola mata protein anti apoptosis Bcl2 yang ada diikat oleh Bax. IL-10. London, Toronto, Montreal, Sydney, Tokyo,
pada glaukoma sudut terbuka primer, walaupun Gangguan berupa ekspresi p53 yang 1999;1374- 1375.
kadarnya cukup tinggi serta peran IL-10 dalam berlebihan pada penderita glaukoma sudut terbuka DAFTAR PUSTAKA 11. Clancy J, Antigen Processing and Presentation
peningkatan tekanan bola mata cukup bermakna. primer dibanding orang normal, sehingga 1. Quigley H A, Search for Glaucoma Genes in Basic Concept in Immunology. A student's
Keadaan ini kemungkinan diakibatkan karena peran merangsang Bax yang sangat berperan dalam Implications for pathogenesis and Disease Survival guide. The Mc GrawHill Companies
ratio Bcl2 /Bax seperti yang dinyatakan oleh peningkatan kematian sel. detection New England J of Medicine 1998; Health Professions Devision. New York, St Louis,
Hockenberg, yaitu bahwa ratio Bcl2 /Bax adalah ratio 338:1062-4 San Francisco, 1998; 65-81
yang sangat menentukan terjadi atau tidaknya 2. Vaughan DG, Asbury T, Riordan-Eva P (1995), 12. Handoyo I, Pengantar imunoasai dasar,
KESIMPULAN Glaucoma in General Ophthalmology, cetakan pertama, Airlangga University Press,
kematian sel secara terprogram/apoptosis.19 Jika
Dengan menggunakan konsep AntigenLimfosit Fourteenth edition a Lange Medical Book Surabaya, Indonesia,2003
ekspresi Bcl2 ditemukan dengan kadar yang
T (Th1, Th2 dan Th3) - peran sitokin IL-10 dalam Printice- Hall International Inc.1995; 208-225 13. Judajana FM, Immunology today & the
berlebihan, maka semua protein Bax yang tersedia
penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 3. Wilensky J T, Epidemiology of Open Angle perspective Kuliah S3 Kedokteran Program
akan diikat oleh protein Bcl2, sehingga proses
Terdapat perbedaan rerata kadar IL-10 yang Glaucoma In Textbook of Ophthalmology Pasca Sarjana Universitas Airlangga Surabaya
kematian sel secara terprogram tidak akan terjadi.
secara statistik bermakna antara kelompok Edited by Podos S M and Yanoff Myron Indonesia,2004
Tetapi jika ditemukan ekspresi protein Bax yang
penderita glaukoma sudut terbuka primer dengan Glaucoma The CV Mosby. London, St Louis, 14. Roitt I, Brostoff J, Male D, Cytokines and
berlebihan, maka semua protein Bcl2 yang tersedia
peningkatan tekanan bola mata (lebih tinggi) Baltimore, Boston, Chicago, Philidelphia, cytokines receptors In Immunology sixth
akan terikat oleh protein Bax yang mengakibatkan dibanding kelompok non glaukoma atau katarak edition Billiere Tindall,Churchill.
Sydney, Toronto, 1994; 829- 833
ratio Bcl2/Bax menurun, serta proses kematian sel lentis dengan tekanan bola mata normal atau tidak Livingstone.Mosby WB Saunders, Edinburgh,
4. Liesegang TJ, Skuta GL, Cantor LB, Introduction
secara terprogram akan meningkat. meningkat. (MW = 0; p = 0.001). London, Philadelphia, St Louis, Sydney, Toronto
to Glaucoma: Terminology, Epidemiology and
Menurut Wyllie (1995), bahwa penurunan ratio Dalam penelitian ini ditemukan bahwa sitokin IL- 2001;119-129
Heredity In Basic And Clinical Science Course
Bcl2/Bax dapat disebabkan karena ekspresi p53 10 pada penderita glaukoma sudut terbuka primer 15. Petrolani M, Stordeur P, Goldman M, Interleukin-
section 10 : Glaucoma. American Academy of
yang akan merangsang ekspresi Bax serta dengan peningkatan tekanan bola mata secara Ophthalmology. San Francisco, 2003;5-12. 10 In The Cytokine network And Immune
menghambat ekspresi Bcl2.20 Di samping itu Bossy- statistik berpengaruh secara bermakna = 0.006 5. Goldberg I, Definition of Terms: Primary open Functions by Theze. J. Oxford University Press,
Wetzel (1999) menyatakan pula bahwa ekspresi Bax terhadap tekanan bola mata.
Jurnal Oftalmologi Indonesia Vol. 5, No. 2, Agustus 2007 136

The Role of TNF- a Cytokine JOI

New York, 1999;45-50 Evaluation: History and General Examination,


16. Cruse MJ, Lewis RE, Cytokines In Atlas of Gonioscopy. In Basic And Clinical Science
Immunology, CRC Press, Boca Raton, London, Course section 10 : Glaucoma, American
New York, Washington DC, 1999;185-206 Academy of Ophthalmology. San Francisco,
17. Abbas AK, Lichtman AH, Pober JS, Cytokines In USA,2003;25-33.
Cellular and Molecular Immunology, 23. Yogiantoro H R M (2005), Hipertensi the Silent
International edition, WB Sounders Co, Killer dalam Diagnosis, edisi ke 8, Agustus,
Philladelphia, London, Toronto, Monreal, 2005; 20-21
Sydney, Tokyo, 1994;240-260 24. Walpole RE, Choice of Sample Size for Testing
18. Epstein RJ, Cell cycle control, apoptosis, and Means in Probability And Statistics for
ageing In Human Molecular Biology An Engineers And Scientists, Third Edition, Mac
Introduction to the Molecular Basis of Health. Millan Publishing Company. New York,
and Disease.Cambridge University Press. London,1985; 281-284.
2003;356-388 25. Santoso S, Menguasai Statistik di Era
19. Hockenberg et al. (1990), Nature 1999;348: Informasi dengan SPSS-12, PT Elex
334-336 Komputindo-Kelompok Gramedia, yakarta, 2005
20. Wyllie et al. (1999), Apoptosis and Carcinogenesis, 26. Tripathi B J, Tripathi R C, Modulation of Pre
Br J Cancer, July, Suppl 1, p. 34-7 m RNA splicing and protein production of
21. Bossy-Wetzel E, Green D, Mutation Research fibronectin by TGF beta-2 in Porcine
1999;434 : 243-251 trabecular cell, Investigative J Ophthalmology
22. Liesegang TJ, Skuta GL, Cantor LB, Clinical and Visual Science;2000; 41: 3437-3443.

Anda mungkin juga menyukai