BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Nilai (Value) dari suatu produk dapat didefinisikan sebagai ratio antara apa
yang konsumen dapatkan dan apa yang konsumen berikan. Konsumen mendapatkan
manfaat dari suatu produk dan “ memberikan” biaya. Manfaat disini termasuk
yang termasuk kedalam biaya adalah biaya moneter (uang), biaya waktu, biaya
Suatu perusahaan dapat meningkat nilai yang ingin mereka tawarkan kepada
b. Mengurangi biaya
Hermawan Kertajaya dalam bukunya Marketing Plus 2000 (2002), secara lebih
sederhana mendefinisikan nilai sebagai ratio antara kualitas dan harga produk.
21
membeli dari perusahaan yang mereka pandang akan menawarkan nilai produk yang
paling tinggi. Perusahaan dapat menawarkan nilai produknya dari apa yang disebut
Gambar 2.1
Determinants Of Customer Delivered Value
Dari bagan diatas dapat terlihat bahwa customer Delivered Value dibentuk
oleh dua unsur utama yaitu total Costomer Value dan Retail Customer Cost. Total
Customer Value adalah keseluruhan nilai moneter yang terima konsumen dari
disini termasuk didalamnya adalah kegunaan dari sisi ekonomis, fungsional dan
psikologis, Total Customer Cost adalah keseluruhan biaya yang konsumen harapkan
terhadap pasar, maka perusahaan tersebut Menurut Kotler dapat melakukan dengan 3
cara, yaitu:
Delivered Value ini pada akhirnya akan diterima oleh konsumen dan menjadi apa
Customer Perceived Value atau nilai produk yang dirasakan konsumen sebagai
alternative yang diterima oleh calon konsumen berdasarkan hasil dari sebuah
proses evaluasi.
Lebih jauh, Kotler (2003) beranggapan bahwa nilai produk yang dirasakan ini
perusahaan.
dugunakan oleh konsumen untuk mengevaluasi kesan nilai yang dirasakan dari
sebuah produk. Keempat komponen ini pada akhirnya juga dapat digunakan untuk
suatu produk.
2. Pertukaran-kesan nilai yang dirasakan konsumen atas merk, perusahaan atau toko
sebagai berikut :
barang, jasa, gagasan atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan
hasrat mereka.
pribadi dan psikologis. Sebagian besar faktor-faktor tersebut dapat dikendalikan oleh
1. Faktor Budaya
budaya itu sendiri merupakan kumpulan nilai dasar, persepsi, keinginan, tingkah
laku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga-
2. Faktor Sosial
Selain faktor budaya, perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial yang
juga mempengaruhi tingkah laku konsumen terdiri dari kelompok kecil, keluarga
3. Faktor Pribadi
tersebut meliputi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya
4. Faktor Psikologis
Faktor psikologis mempengaruhi pilihan produk yang akan dibeli yang terdiri dari
3. Pribadi, meliputi : usia dan tahap daur hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya
tersedia, harus mampu mengurut secara benar alternatif yang ada, keuntungan dan
kerugian produk yang akan dibeli dan ia harus dapat memastikan produk yang
ditawarkan itu sebagai alternatif yang terbaik. Model itu dianggap tidak realistis
2. A Passive View, sebagai lawan dari model economic man, di dalam passive view
digambarkan tipe konsumen yang patuh terhadap self serving dan promosi pasar.
baru dan aktif mencari produk dan jasa yang mereka butuhkan. Model ini
merupakan gambaran yang realistis dari konsumen, dimana konsumen yang tidak
memiliki informasi yang cukup tidak dapat mengambil keputusan yang sempurna,
tidak melibatkan proses penelitian tetapi adanya emosi yang mendorongnya untuk
membeli.
27
atau karena dorongan emosi. Keputusan untuk bertindak adalah hasil dari serangkaian
merasakan dan memutuskan ini pada dasarnya adalah sifat seorang individu dalam
memecahkan masalah.
walaupun hal ini tidak selalu terjadi dan konsumen bisa melompati beberapa tahap
atau urutannya. Namun kita akan menggunakan model di bawah ini, karena model ini
Menurut Kotler (1999:153) ada 5 tahap yang dilalui dalam proses membeli,
Gambar 2.2
Tahap Proses Keputusan Pembelian Konsumen
28
Para pemasar perlu mengenal berbagai hal yang dapat menggerakan kebutuhan
atau minat tertentu dalam konsumen. Para pemasar perlu meneliti konsumen
untuk memperoleh jawaban apakah kebutuhan yang dirasakan atau masalah itu
informasi lebih lanjut dan mungkin pula tidak jika dorongan konsumen kuat, dan
objek yang dapat memuaskan kebutuhan itu tersedia, konsumen akan membeli
objek tersebut. Jika tidak, konsumen itu tinggal mengendap dalam ingatannya.
c. Penilaian Alternatif
dapat dipilih. Pemilihan alternatif ini melalui suatu proses evaluasi alternatif
tersebut. Sejumlah konsep tertentu akan membantu memenuhi proses ini, yaitu :
29
Pemasar jangan memasukan ciri-ciri yang menonjol dari suatu produk sebagai
dengan ciri-cirinya.
kepuasan dari suatu produk yang bervariasi pada tingkat yang berbeda untuk
masing-masing ciri.
berbeda untuk membuat suatu pilihan diantara sekian banyak ciri-ciri objek.
membeli sesuatu akan membuat lima macam sub keputusan membeli yaitu
jumlah, keputusan tentang waktu membeli dan keputusan tentang cara membayar.
30
kepuasan atau tidak kepuasan. Konsumen juga akan melakukan beberapa kegiatan
membeli produk, yang akan menarik bagi para pemasar. Tugas para pemasar
belum selesai setelah produk di beli oleh konsumen, namun akan terus
pembelian. Terdapat perbedaan yang besar antara membeli pasta gigi dengan sebuah
mobil. Pembelian yang kompleks dan mahal mungkin melibatkan lebih banyak
antara berbagai merek. Ke 4 jenis perilaku tersebut diperlihatkan dalam tabel 2.1 di
bawah ini
31
Tabel 2.1
Jenis Perilaku Pembelian Konsumen
dalam suatu pembelian dan menyadari adanya perbedaan nyata antara berbagai
merek. Para konsumen sangat terlibat bila suatu produk mahal, jarang di beli,
Kadang-kadang sangat terlibat dalam suatu pembelian tetapi tidak melihat banyak
perbedaan dalam merek keterlibatan tinggi ini sekali lagi berdasarkan kenyataan
bahwa pembelian tersebut bersifat mahal, jarang beresiko. Dalam kasus ini akan
berkeliling untuk mempelajari apa yang tersedia tetapi akan membeli dengan
cepat karena perbedaan merek tidak nyata. Pembeli mungkin menanggapi hanya
Banyak produk yang di beli dengan keterlibatan konsumen yang rendah dan tidak
ada perbedaan merek yang signifikan. Terdapat bukti bahwa para konsumen
beli. Para pemasar dapat berusaha untuk mengubah produk dengan keterlibatan
rendah menjadi produk dengan keterlibatan tinggi. Hal ini dapat dicapai dengan
iklan pasta gigi yang dihubungkan dengan usaha menghindari gigi berlubang atau
dihubungkan dengan situasi seperti iklan kopi yang dihubungkan dengan usaha
pada waktu berikutnya konsumen memilih merek yang lain karena rasa bosan
Pembelian konsumen
Dalam hal ini hubungan nilai produk yang dirasakan konsumen terhadap
keputusan pembelian sangatlah erat. Ini dikarenakan nilai produk yang dirasakan
“Nilai dari suatu produk pada akhirnya akan dirasakan oleh konsumen dan kemudian
secara berbeda – beda oleh tiap individu . Konsumen akan membeli produk yang
berikut:
Dengan demikian dapat terlihat dengan jelas bahwa, pengaruh nilai produk
yang dirasakan yang dilaksanakan pada Depot Aloa berhubungan dengan proses