Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah bagaimanakah audit aset tidak berwujud?
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah mengetahui tentang audit aset
tidak berwujud.
LANDASAN TEORI
Metode Amortisasi
Metode amortisasi yang umum digunakan adalah metode garis lurus.
Namun demikian tidak menutup kemungkinan metode-metode lain. Dalam aset
tidak berwujud, nilai residu hampir dapat dipastikan tidak ada. Dengan demikian
dapat diabaikan. Pencatatan amortisasi adalah dengan mendebit rekening biaya
amortisasi dan mengkredit aset tidak berwujud yang bersangkutan. Suatu hal yang
khas dalam aset tidak berwujud adalah bahwa berbeda-bedanya aset tidak
berwujud, baik dalam hal pengertian maupun perlakuan-perlakuannya. Terdapat
dua model untuk pengukuran setelahnya dari aset tak berwujud, yaitu model biaya
historis dan model nilai wajar. Namun model nilai wajar hanya dapat digunakan
jika terdapat pasar aktif dari aset tak berwujud tersebut. Aset tak berwujud
termasuk ke dalam aset tidak lancar dan PSAK 19 aset tak berwujud
mensyaratkan beberapa pengungkapan yang harus dilakukan entitas terkait
dengan aset tak berwujud yang dimiliki entitas.
Aset tidak berwujud merupakan aktiva tak lancar (noncurrent asset) dan
tak berbentuk (hak sewa, organization cost, permit & license, hak paten,
trademark, copyright, franchise, goodwill, hak cipta, dan sebagainya) yang
memberikan hak keekonomian dan hukum kepada pemiliknya dan dalam laporan
keuangan tidak dicakup secara terpisah dalam klasifikasi aktiva yang lain. Oleh
karena itu, dalam melakukan pemeriksaan, diperlukan prosedur-prosedur yang
kompleks. Inti dari pemeriksaan ini bertujuan untuk memeriksa apakah penyajian
aktiva tak berwujud dalam laporan keuangan dilakukan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA