BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini selain untuk
memenuhi tugas perkuliahan M.K Vulkanologi dan Geothermal (3 SKS) juga
untuk membahas tentang
Apakah remote sensing itu?
Bagaimana cara kerja remote sensing?
Bagaimana peran remote sensing dalam eksplorasi geothermal?
BAB II
PEMBAHASAN
Gambar 1.1
Analogi Remote Sensing dengan mata manusia
Remote Sensing for Geothermal Exploration 4
Kelompok Geotermal/A Semester V FMIPA UNIMA
Gambar 1.2
Skema Pengambilan Data pada Remote Sensing
Remote Sensing for Geothermal Exploration 5
Kelompok Geotermal/A Semester V FMIPA UNIMA
Komponen Dasar
Empat komponen dasar dalam system remote sensing adalah target,
sumber energy, alur transmisi, dan sensor. Komponen dalam system ini bekerja
bersama untuk mengukur dan mencatat informasi mengenai target tanpa
menyentuh obyek tersebut. Sumber energy yang menyinari atau memancarkan
energy elektromagnetik pada target mutlak diperlukan. Energy berinteraksi
dengan targetdan sekaligus berfungsi sebagai media untuk meneruskan
informasi dari target kepada sensor. Sensor adalah sebuah alat yang
mengumpulkan dan mencatat radiasi elektromagnetik. Setelah dicatat, data akan
dikirimkan ke stasiun penerima dan diproses menjadi format yang siap pakai
diantaranya berupa citra. Citra ini kemudian diinterpretasi untuk menyajikan
informasi mengenai target. Proses interpretasinya biasanya berupa gabungan
antara visual dan automatic dengan bantuan computer dan perangkat lunak
pengolah citra.
Gambar 1.3
Konsep Mendasar Remote Sensing
Gambar 1.4
7 Komponen Yang Berperan dalam Remote Sensing
Tujuh proses diatas merupakan proses remote sensing dari awal sampa
akhir. Satu tahap lagi di luar bagian diatas adalah pembuktian di lapangan.
Bagaimanapun juga hasil analisa laboratorium tidak bisa dipastikan benar
sepenuhnya karena banyak parameter yang bisa dinaggap mengganggu
pemrosesan saat interpretasi, misalnya noise dari atmosfer, gangguan
electromagnet, vegetasi yang bervariasi, dan lain sebagainya sehingga
diperlukan pengecekan di lapangan (ground checking).
Sumber Energi
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa remote sensing
merupakan metode dalam menginterpretasikan citra dan bahwa dalam prosesnya
memerlukan energy. Secara spesifik energy yang dibutuhkan dalam perekaman
suatu citra yaitu berasal dari paket energy hasil penjalaran gelombang
elektromagnetik. Diatas juga sempat disinggung mengenai sumber energy yakni
matahari sebagai sumber energy yang memancarkan energy secara alami yang
dipantulkan atau diserap oleh obyek-obyek di permukaan bumi. System remote
sensing yang menggunakan sumber informasi dari pantulan cahaya matahari
disebut sensor pasif.
Gambar 1.5
Proses dalam Remote Sensing
Remote Sensing for Geothermal Exploration 8
Kelompok Geotermal/A Semester V FMIPA UNIMA
Selain itu dikenal juga system remote sensing yang memancarkan energy
sebagai bagian dari system. Energy secara sengaja dihamburkan dari platformya
langsung untuk mendapatkan respon balik dalam bentuk informasi mengenai
areal yang dapat merefleksikan paket energy tersebut. System seperti ini disebut
sensor aktif. Contoh yang paling umum adalah teknologi RADAR (Radio
Detection and Ranging). Sensor radar memancarkan gelombang radio ke
permukaan bumi dan merekam pantulan dari gelombang tersebut dan tidak
terpengaruh oleh pergantian siang dan malam dan mampu menembus halangan
atmosfer karena sifat panjang gelombangnya yang lebih panjang daripada
spectrum sinar matahari.
Kelebihan dari sensor pasif adalah tampilan dari hasil perekaman yang
mirip dengan hasil foto biasa, dimana obyek-obyek di permukaan bumi mudah
dikenali secara visual tanpa alat bantu apapun. Hal ini disebabkan, yang terekam
oleh sensor pasif sebagian adalah gelombang sinar tampak (350-780 nm).
Sebaliknya pada sensor aktif, tampilan dari hasil perekaman seringkali sulit
dikenali secara visual karena gelombang (0,75 mm – 1,1 cm) yang digunakan.
Kelebihan dari sensor aktif adalah kemampuannya mengatasi kendala-kendala
atmosfer seperti awan, kabut, dan asap. Sensor aktif juga dapat digunakan pada
malam hari. Sebaliknya sensor pasif amat tergantung pada tersedianya sinar
matahari yang mencukupi pada saat perekaman. Disamping itu sensor pasif juga
amat tergantung pada kondisi atmosfer. Pada kondisi dimana terdapat kabut atau
awan tebal, maka hasil perekaman akan sangat buruk.
Gambar 1.6
Remote Sensing Aktif dan Pasif
Remote Sensing for Geothermal Exploration 9
Kelompok Geotermal/A Semester V FMIPA UNIMA
Gambar 1.7
Penjalaran Gelombang Elektromagnetik
Spektrum adalah sebuah kata lain yang berarti “hantu” atau bayangan
hitam. Kata Spektrum pertama kali digunakan oleh Isaac Newton pada tahun
1671. Untuk menjelaskan bayangan sinar yang dibentuk oleh prisma menyerupai
Remote Sensing for Geothermal Exploration 11
Kelompok Geotermal/A Semester V FMIPA UNIMA
Spektrum Elektromagnetik
Susunan semua bentuk gelombang elektromagnetik berdasarkan panjang
gelombang dan frekuensinya disebut spectrum elektromagnetik. Gambar
spectrum elektromagnetik dibawah disusun berdasarkan panjang gelombang
(diukur dalam satuan _m) mencakup kisaran energy yang sangat rendah, dengan
panjang gelombang tinggi dan frekuensi rendah, sepertigelombang radio sampai
ke energy yang sangat tinggi, dengan panjang gelombang rendah dan frekuensi
tinggi seperti radiasi X-ray dan Gamma-ray.
Gambar 1.8
Spektrum Gelombang Elektromagnetik
Remote Sensing for Geothermal Exploration 12
Kelompok Geotermal/A Semester V FMIPA UNIMA
Radio
Radio energy adalah bentuk level energy elektromagnetik terendah,
dengan kisaran panjang gelombang dari ribuan kilometer sampai kurang
dari satu meter. Penggunaan paling banyak adalah untuk komunikasi,
untuk meneliti luar angkasa dan system radar. Radar berguna untuk
mempelajari pola cuaca, badai, membuat peta 3D permukaan bumi,
mengukur curah hujan, pergerakan es di kutub dan monitor lingkungan.
Panjang gelombang radar berkisar antara 0,8 – 100 cm.
Microwave
Panjang gelombang microwaves berkisar 0,3 – 300 cm. Penggunaannya
terutama dalam bidang komunikasi dan pengiriman informasi melalui
ruang terbuka, memasak, dan system Remote Sensing aktif. Pada Remote
Sensing aktif, pulsa microwaves ditembakkan kepada sebuah target dan
refleksinya diukur untuk mempelajari karakteristik target. Sebagai
contoh aplikasi adalah Tropical Rainfall Measuring Mission’s (TRMM)
Microwaves Imager (TMI), yang mengukur radiasi microwaves yang
dipancarkan dari Spektrum Elektromagmetik atmosfer bumi untuk
mengukur penguapan, kandungan air awan dan intensitas hujan.
Infrared
Radiasi infrared (IR) bisa dipancarkan dari sebuah objek ataupun
dipantulkan dari sebuah permukaan. Pancaran infrared dideteksi sebagai
energy panas dan disebut thermal infrared. Energy yang dipantulkan
hamper sama dengan energy sinar Nampak dan disebut dengan reflected
IR atau Near IR (NIR) karena posisinya pada spectrum elektromagnetik
berada di dekat sinar Nampak. Panjang gelombang radiasi infrared
berkisar antara 0,7 – 300 μm, dengan spesifikasi: near IR atau reflected
IR : 0,7 – 3 μm, dan thermal IR: 3 – 15 μm
Untuk aplikasi remote sensing untuk lingkungan hidup mengguankan
citra Landsat, reflected IR pada band 4 (NIR), band 5,7 (MIR) dan
Remote Sensing for Geothermal Exploration 13
Kelompok Geotermal/A Semester V FMIPA UNIMA
Gambar 1.9
Infrared
Gambar 1.10
Color Composite pada Band Cahaya Tampak (BHM)
Remote Sensing for Geothermal Exploration 14
Kelompok Geotermal/A Semester V FMIPA UNIMA
Interaksi Energi
Gelombang elektromagnetik (EM) yang dihasilkan matahari dipancarkan
(radiated) dan masuk ke dalam atmosfer bumi. Interaksi antara radiasi dengan
partikel atmosfer bisa berupa penyerapan (absorption), pemancaran (scattering)
atau pemantulan kembali (reflectance). Sebagian besar radiasi dengan energy
tinggi diserap oleh atmosfer dan tidak pernah mencapai permukaan bumi.
Bagian energy yang menembus atmosfer adalah yang ‘transmited’. Semua
massa dengan suhu lebih tinggi dari 0 K (-273 0C) mengeluarkan (emit) radiasi
EM.
Gambar 1.11
Interaksi Gelombang EM
Remote Sensing for Geothermal Exploration 15
Kelompok Geotermal/A Semester V FMIPA UNIMA
Sensor
Radiometer adalah alat pengukur level energy dalam kisaran panjang
gelombang tertentu, yang disebut channel. Remote sensing multispectral
menggunakan sebuah radiometer yang berupa deretan dari banyak sensor, yang
masing-masing peka terhadap sebuah channel atau band dari panjang gelombang
tertentu. Data spectral yang dihasilkan dari suatu target berada dalam kisaran
level energy yang ditentukan.
Radiometer yang dibawa oleh pesawat atau satelit mengamati bumi dan
mengukur level radiasi yang dipantulkan atau dipancarkan dari benda-benda
yang ada di permukaan bumi atau pada atmosfer. Karena masing-masing jenis
permukaan bumi dan tipe partikel pada atmosfer mempunyai karakteristik
spectral yang khusus (atau spectral signature) maka data ini bisa dipakai untuk
menyediakan informasi mengenai sifat target. Pada permukaan yang rata,
hamper semua energy dipantulkan dari permukaan pada suatu arah, sedangkan
pada permukaan kasar, energy dipantulkan hamper merata ke semua arah. Pada
umumnya permukaan bumi berkisar diantara ke dua ekstrim tersebut, tergantung
pada kekerasan permukaan.
Contoh lebih spesifik adalah pemantulan radiasi EM dari daun dan air.
Sifat klorofil adalah menyerap sebagian besar radiasi degan panjang gelombang
merah dan biru dan memantulkan panjang gelombang hijau dan NIR. Sedangkan
air menyerap radiasi dengan panjang gelombang cahaya tampak tinggi dan NIR
lebih banyak daripada radiasi cahaya tampak dengan panjang gelombang pendek
(biru).
Gambar 1.12
Karakteristik panjang gelombang GEM terhadap Reflektansi
Remote Sensing for Geothermal Exploration 16
Kelompok Geotermal/A Semester V FMIPA UNIMA
adalah radar Dopler, sebuah system ground-based, radar presipitasi pada satelit
Tropical Rainfall measuring Mission (TRMM), yang merupakan spaceborne
pertama yang menghasilkan peta 3-D dari struktur badai.
Resolusi Sensor
Rancangan dan penempatan sebuah sensor terutama ditentukan oleh
karakteristik khusus dari target yang ingin dipelajari dan informasi yang
diinginkan dari target tersebut. Setiap aplikasi remote sensing mempunyai
kebutuhan khusus mengenai luas cakupan area, frekuensi pengukuran dan tipe
energi yang akan dideteksi. Oleh karena itu, sebuah sensor harus mampu
memberikan resolusi spasial, spectral, dan temporal yang sesuai dengan
kebutuhan aplikasi.
Resolusi Spasial
Resoluisi Spasial menunjukkan level dari detail yang ditangkap oleh
sensor. Semakin detail sebuah study semakin tinggi resolusi spasial yang
diperlukan. Sebagai ilustrasi, pemetaan penggunaan lahan memerlukan
resolusi spasial yang lebih tinggi daripada system pengamatan cuaca
berskala besar.
Resolusi Spektral
Resolusi spectral menunjukkan lebar kisaran dari masing-masing band
spectral yang diukur oleh sensor. Untuk mendeteksi kerusakan tanaman
dibutuhkan sensor dengan kisaran band yang sempit pada bagian merah.
Resolusi Temporal
Resolusi temporal menunjukkan interval waktu antar pengukuran. Untuk
memonitor perkembangan badai, diperlukan pengukuran setiap beberapa
menit. Produksi tanaman membutuhkan pengukuran setiap musim,
sedangkan pemetaan geologi hanya membutuhkan sekali pengukuran.
Remote Sensing for Geothermal Exploration 18
Kelompok Geotermal/A Semester V FMIPA UNIMA
Citra Landsat
Satelit Landsat merupakan salah satu satelit sumber daya bumi yang
dikembangkan oleh NASA dan Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat.
Satelit ini terbagi dalam dua generasi yakni generasi pertama dan generasi
kedua. Generasi pertama adalah satelit Landsat 1 sampai Landsat 3, generasi ini
merupakan satelit percobaan (eksperimental) sedangkan satelit generasi kedua
(Landsat 4 dan Landsat 5) merupakan satelit operasional (Lindgren, 1985),
sedangkan Short (1982) menamakan sebagai satelit penelitian dan
pengembangan (Sutanto, 1994). Satelit generasi pertama memiliki dua jenis
sensor, yaitu penyiam multi spektral (MSS) dengan empat saluran dan tiga
kamera RBV (Return Beam Vidicon).
Satelit generasi kedua adalah satelit membawa dua jenis sensor yaitu
sensor MSS dan sensor Thematic Mapper (TM). Perubahan tinggi orbit menjadi
705 km dari permukaan bumi berakibat pada peningkatan resolusi spasial
Remote Sensing for Geothermal Exploration 19
Kelompok Geotermal/A Semester V FMIPA UNIMA
menjadi 30 x30 meter untuk TM1 - TM5 dan TM7 , TM 6 menjadi 120 x 120
meter. Resolusi temporal menjadi 16 hari dan perubahan data dari 6 bits (64
tingkatan warna) menjadi 8 bits (256 tingkatan warna). Kelebihan sensor TM
adalah menggunakan tujuh saluran, enam saluran terutama dititikberatkan untuk
studi vegetasi dan satu saluran untuk studi geologi tabel (2.1) Terakhir kalinya
akhir era 2000- an NASA menambahkan penajaman sensor band pankromatik
yang ditingkatkan resolusi spasialnya menjadi 15m x 15m sehingga dengan
kombinasi didapatkan citra komposit dengan resolusi 15m x 15 m.
L max L min
L (Qcal Qcalmin ) L min
Qcalmax Qcalmin
𝐿𝜆 − 𝐿𝜇 − 𝜏(1 − 𝜀)𝐿𝑑
𝐿𝑇 =
𝜏𝜀
Dengan,
LT = Radiance dari kinetic blackbody target
Lλ = TOA radiance pada lubang bidik kamera sensor [W/(m2sr-1µm)]
Lμ = upwelling radiance di atmosfer [W/(m2sr-1µm)]
Ld = downwelling radiance di angkasa [W/(m2sr-1µm)]
ε = emitivitas target
τ = transmitivitas atmosfer
K2
T
K
ln 1 1
L
Dimana,
K1 = Konstanta kalibrasi 1 666,09
K2 = Konstanta kalibrasi 2 1282,71
Lλ = Radiance dari kinetic blackbody target
menggunakan persamaan:
1
−
Tk = ε 4 T
(Widiastuti, 2013)
Tc = Tk – 273
Dimana,
Tk = Temperatur permukaan dalam satuan kelvin
ε = Emisivitas (0,95)
Peta yang diperoleh adalah peta temperature permukaan tanah dengan
satuan Kelvin. Untuk mempermudah interpretasi dilakukan dengan
pengkategorian (slicing) setiap kenaikan suhu 100C
Analisa Kelurusan
Suatu system geothermal sangat berkaitan dengan retakan ataupun
rekahan yang merupakan jalan bagi fluida geothermal untuk bergerak ke
permukaan. Pada permukaan ini muncul anomali-anomali dari sifat fisik batuan
yang diakibatkan oleh fluida dari system geothermal yang kontak dengan batuan
sekitar. Anomaly ini biasanya berupa manifestasi permukaan geothermal seperti
fumarole, solfatara, maupun hadirnya mineral-mineral hasil alterasi. Dengan
demikian, analisa struktur sangat penting untuk suatu eksplorasi geothermal.
Retakan atau rekahan ini biasanya berupa struktur-struktur geologi yang
berasosiasi dengan kelurusan pada foto udara (Browne, 1989). Hal yang sama
bisa digunakan untuk citra satelit mengingat foto udara dan citra satelit bekerja
pada gelombang elektromagnetik.
Ada dua cara dalam menentukan kelurusan yang ada pada citra, yaitu
secara manual dan secara komputerisasi. Penarikan kelurusan secara manual
dilakukan dengan memfilter citra terlebih dahulu sehingga kesan lurus akan
lebih mudah terlihat. Filter yang digunakan biasanya berupa edge fitering
technique misalnya Laplacian. Tujuan dari filterisasi ini adalah mendeteksi
Remote Sensing for Geothermal Exploration 26
Kelompok Geotermal/A Semester V FMIPA UNIMA
piksel yang berdekatan yang akan berubah menjadi pixel dengan nilai yang
berbeda dengan grayscale.
Metode edge filtering lainnya yang bisa digunakan adalah postering
edges. Fasilitas filtering ini tersedia di Photoshop. Tetapi perlu diperhatikan
pada waktu mengguanakan filtering yang ada di Photoshop. Tidak semua
fasilitas filtering bisa digunakan untuk analisa citra karena ada beberapa jenis
filtering yang justru mengaburkan citra.
Gambar 2.1
Analisis kelurusan (manual) Citra Aster band 4 dengan proses filtering edge
Gambar 2.2
Kelurusan diperoleh dari peng-ektraksian otomatis dengan metode STA
(Koike, et al. 1995)
area yang paling sesuai untuk analisa kerapatan sesar dan kekar suatu lapangan
geothermal adalah 1 km2 dan unit yang diperoleh adalah km/km2. Conth FFD
yang akan digunakan untuk pembuatan lineament density map:
Gambar 2.3
FFD untuk Citra ASTER band 4
Gambar 2.4
Lineament density map dari citra ASTER Band 4 untuk Gunung Guntur, Garut
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi sangat penting dan perlu
untuk dimanfaatkan semaksimal mungkin. Demikian pula halnya dengan
kemajuan dalam bidang Remote Sensing atau Penginderaan Jarak Jauh dan
Geographical Information Sistem (GIS) yang berperan penting memberikan
informasi tentang muka bumi serta karakteristik, struktur, dan sumber daya yang
terkandung termasuk di dalamnya Geotermal.
Melalui citra satelit baik itu Landsat TM, ASTER, IKONOS,
QUICKBIRD dan lainnya, data ataupun informasi dapat diinterpretasi dengan
menggunakan software yang compatible dengan demikian proses eksplorasi
sumberdaya geothermal dapat dipermudah dengan memperkirakan sebaran
temperature di permukaan dan menganalisa kelurusan-kelurusan yang diduga
ada rekahan dan patahan sebagai zona recharge dalam system geothermal.
3.2 Saran
Daftar Pustaka
Utama, W dkk. 2012. Citra Satelit Dem Dan Landsat 7+ Etm Dalam Analisis
Patahan Manifestasi Geothermal Sebagai Tinjauan Awal Untuk Penentuan
Eskplorasi Geomagnetik Di Wilayah Tiris Probolinggo. Prosiding Seminar
Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW) Surabaya, 11 Juli 2012,
ISSN 2301-6752 Manajemen dan Rekayasa Geoteknik D-21