Anda di halaman 1dari 14

Remote Sensing for Geothermal Exploration 1

Kelompok Geotermal/A Semester V FMIPA UNIMA

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
penyertaan-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan penulisan makalah ini
yang berjudul “ESTIMASI SUMBERDAYA, CADANGAN DAN POTENSI
LISTRIK PANASBUMI.”

Adapun makalah ini disusun untuk melengkapi tugas kelompok


perkuliahan Sistem Panasbumi (3 SKS). Makalah ini didalamnya membahas
mengenai Metode-metode dalam mengestimasi sumberdaya cadangan dan
potensi panasbumi diantaranya metode perbandingan dan metode volumetric,
peranan dan ketersediaan data dalam mengestimasi, serta klasifikasi cadangan
panasbumi.

Besar harapan penyusun, makalah ini berkenan menjadi alasan dan


pertimbangan untuk mendapatkan penilaian yang baik dari dosen yang
bersangkutan dan berguna bagi pembaca dalam menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai informasi tentang Sistem Panasbumi terutama metode-
metode yang digunakan untuk perhitungan cadangan dan potensi listrik. Disadari
penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi isi maupun
kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar, oleh karena itu penyusun sangat
membutuhkan koreksi maupun saran dari para pembaca, mengingat masih
begitu banyak tugas serupa selama penyusun menjadi mahasiswa di Universitas
Negeri Manado.

Tondano, November 2013

Penulis
Remote Sensing for Geothermal Exploration 2
Kelompok Geotermal/A Semester V FMIPA UNIMA

DAFTAR ISI

Halaman Judul ……………………………………...……………………………………………….. 1


KataPengantar………………………………………………………………………………………… 2
Daftar isi …………………………………………………………………………………………………. 3

Bab 1. Pendahuluan .................................................................................. 4


1.1 LatarBelakang……………………..…………….......…… 4
1.2 RumusanMasalah……………………………...........…..... 5
1.3 Tujuan……………………………………..……………… 5
1.4 Metode Penulisan ………………………………………… 5

Bab 2. Pembahasan.................................................................................... 6
2.1 Metode Perbandingan ………………………..……………………….... 6
2.2 Metode Volumetrik..………………………………………………………. 7
2.3 Data……………………………………………………………………………….. 12
2.3.1 Ketersediaan Data Pada Tahap Awal………………………………. 13
2.3.2 Ketersediaan Data Pada Tahap Eksplorasi Lanjut……………. 15
2.3.3 Ketersediaan Data Setelah Dilakukan Pemboran Sumur…. 16
2.4 Klasifikasi Cadangan………………………………………………………. 16

Bab 3. Penutup ........................................................................................ 18


3.1 Kesimpulan ……………………………...…………………………………… 18
3.2 Saran…………………………………………………………………………….. 18
3.3 Referensi…........……………………...……………………………………. 18

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….................................. 19


Remote Sensing for Geothermal Exploration 3
Kelompok Geotermal/A Semester V FMIPA UNIMA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan Industri dan peradaban dunia yang belakangan dirasakan
begitu massif dan sangat cepat membawa dampak yang begitu besar dan melebar
ke hampir semua sector yang berkaitan langsung dengan aktifitas manusia.
Sektor energy merupakan salah satu yang paling krusial dan sangat berpengaruh
terhadap perkembangan suatu dunia. Ketergantungan terhadap energy fosil di
abad ini belakangan mulai mendapat perhatian yang lebih serius dari setiap
Negara di dunia karena studi lanjut mencatat cadangan energy fosil dunia
diperkirakan habis dalam kurun waktu singkat kedepan. Pengembangan energy
alternative pun mulai dirancang dan diintensifkan guna memenuhi kebutuhan
energy global yang semakin meningkat.
Salah satu energy alternative yang menjadi primadona di sebagian belahan
bumi ialah geothermal atau energy yang berasal dari panas di dalam perut bumi.
Energy yang dikenal bersih dan ramah lingkungan serta tidak menimbulkan
emisi gas berbahaya ini diprediksi menjadi pioneer dalam rangka memenuhi
kebutuhan energy industrial dan rumah tangga bagi Negara-negara yang
memiliki sumberdayanya, dikarenakan energy ini hanya terdapat pada areal
vulkanis pada pertemuan elemen lempeng benua dan lempeng samudera (zona
subduksi konvergen). Indonesia merupakan Negara yang kaya akan sumber daya
geothermal. Diperkirakan cadangan geothermal dunia 40 persennya ada di
Negara ini dengan kapasitas 28 GWe. Namun disayangkan baru sekitar 1,2 GWe
yang dikembangkan atau kurang dari 5 % dari total kurang lebih 217 prospek
panasbumi didalamnya.
Seiring dengan perkembangan teknologi dan system informasi pun
mendorong perkembangan riset dan penelitian di bidang geothermal. Munculnya
Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan fitur-fitur pendukung yang kompatibel
dalam studi geothermal kemudian membuat para saintis di bidang geologi,
Remote Sensing for Geothermal Exploration 4
Kelompok Geotermal/A Semester V FMIPA UNIMA

geofisika dan geokimia lebih intensif dalam mengembangkan energy ini.


Semuanya dalam upaya menjga kestabilan energy masa depan yang memadai
dan tidak merusak lingkungan. Salah satu produk yang dihasilkan ialah
teknologi remote sensing (penginderaan jauh) yaitu teknologi yang lebih dikenal
dengan metode pemetaan lewat citra satelit.

1.2 Rumusan Masalah


Berbicara tentang remote sensing artinya kita sedang membicarakan
sesuatu yang tidak kelihatan secara kasat mata proses yang terjadi didalamnya
dan bagaimana cara kerjanya, hal itu membuat sebagian orang terutama di
kalangan masyarakat awam kebingungan menjelaskan masalah ini.
Dalam eksplorasi geothermal, masalah remote sensing yang sifatnya lebih
ke aplikatif harus pula mendapat perhatian untuk dikembangkan secara khusus
di kalangan mahasiswa dan akademisi yang mempelajari bidang ini agar dapat
mempermudah tahapan eksplorasi dan pengontrolan produksi geothermal.
Untuk itu makalah ini lebih banyak membicarakan masalah tentang apa
sebenarnya remote sensing atau penginderaan jauh itu sendiri, bagaimana cara
kerjanya serta komponen-komponen yang ada didalamnya dan pemanfaatanya
dalam studi eksplorasi geothermal.

1.3 Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini selain untuk
memenuhi tugas perkuliahan M.K Vulkanologi dan Geothermal (3 SKS) juga
untuk membahas tentang
 Apakah remote sensing itu?
 Bagaimana cara kerja remote sensing?
 Bagaimana peran remote sensing dalam eksplorasi geothermal?

1.4 Metode Penulisan


. Makalah ini disusun dengan mengumpulkan data menggunakan metode
cybernet atau eksplorasi internet dan membandingkan dengan buku materi
Remote Sensing for Geothermal Exploration 5
Kelompok Geotermal/A Semester V FMIPA UNIMA

softcopy dari dosen pembimbing, kemudian makalah ini ditulis dengan


mengikuti sistematika penulisan makalah.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGENALAN REMOTE SENSING


Remote sensing atau dalam istilah Bahasa Indonesia dikenal dengan istilah
Penginderaan Jauh (PIJ) adalah “Pengambilan atau pengukuran data / informasi
mengenai sifat dari sebuah fenomena, obyek, atau benda dengan menggunakan
alat perekam tanpa berhubungan langsung dengan bahan study”
(http:rst.gsfc.nasa.gov/Intro/Part2_1.html). Pada dasarnya, jika dianalogikan
konsep remote sensing mirip cara kerjanya dengan mata manusia. Mata manusia
menangkap pantulan cahaya matahari oleh sebuah obyek, merekamnya
kemudian meneruskan informasi yang didapat ke otak untuk diproses dan
dianalisa sehingga obyek tersebut dapat terlihat. Dalam hal ini mata kita
bertindak sebagai sensor yang menangkap pantulan cahaya obyek tersebut.

Gambar 1.1
Analogi Remote Sensing dengan mata manusia
Remote Sensing for Geothermal Exploration 6
Kelompok Geotermal/A Semester V FMIPA UNIMA

Dalam remote sensing, yang berfungsi sebagai sensor adalah kamera


yang terpasang pada platform dalam hal ini biasanya satelit atau pesawat
terbang. Sensor dan satelit yang berada di luar angkasa menangkap pancaran
sinar matahari yang dipantulkan oleh obyek di permukaan bumi, merekamnya
dan memproduksi data penginderaan jauh yang kita kenal dengan istilah citra
satelit. Apabila platform yang dipakai adalah pesawat terbang, citra yang
dihasilkan biasanya disebut foto udara (Aerial Photography).
Beberapa sumber mencatat pandangan yang berbeda mengenai remote
sensing dimana ada yang menyatakan bahwa remote sensing merupakan ilmu
tentang pengumpulan data jarak jauh, ada juga yang berpendapat remote sensing
merupakan teknologi yang sifatnya aplikatif, ada juga yang menyatakan remote
sensing hanya sebagai metode dalam menginterpretasikan suatu obyek dari jarak
jauh tanpa menyentuh obyek tersebut. Dan makalah ini, penulis memandang
remote sensing sebagai metode untuk pengukuran yang melibatkan tenaga
elektromagnetik misalnya gelombang cahaya, gelombang panas, dan gelombang
radio. Foto udara sendiri merupakan asal mula metode penginderaan jauh dan
merupakan metode yang paling banyak digunkan.

Gambar 1.2
Skema Pengambilan Data pada Remote Sensing
Remote Sensing for Geothermal Exploration 7
Kelompok Geotermal/A Semester V FMIPA UNIMA

Komponen Dasar
Empat komponen dasar dalam system remote sensing adalah target,
sumber energy, alur transmisi, dan sensor. Komponen dalam system ini bekerja
bersama untuk mengukur dan mencatat informasi mengenai target tanpa
menyentuh obyek tersebut. Sumber energy yang menyinari atau memancarkan
energy elektromagnetik pada target mutlak diperlukan. Energy berinteraksi
dengan target dan sekaligus berfungsi sebagai media untuk meneruskan
informasi dari target kepada sensor. Sensor adalah sebuah alat yang
mengumpulkan dan mencatat radiasi elektromagnetik. Setelah dicatat, data akan
dikirimkan ke stasiun penerima dan diproses menjadi format yang siap pakai
diantaranya berupa citra. Citra ini kemudian diinterpretasi untuk menyajikan
informasi mengenai target. Proses interpretasinya biasanya berupa gabungan
antara visual dan automatic dengan bantuan computer dan perangkat lunak
pengolah citra.

Gambar 1.3
Konsep Mendasar Remote Sensing

Dalam remote sensing ada 7 komponen utama yang berperan dengan


karakteristiknya masing-masing.
Remote Sensing for Geothermal Exploration 8
Kelompok Geotermal/A Semester V FMIPA UNIMA

Gambar 1.4
7 Komponen Yang Berperan dalam Remote Sensing

Sumber energy (Illumination) (A), merupakan bagian pertama yang


diperlukan dalam penginderaan jauh. Sumber energy merupakan penyedia
gelombang elektromagnetik ke obyek yang dijadikan sebagai target pengamatan.
Tanpa adanya sumber energy maka obyek tidak dapat teridentifikasi. Radiasi
dan atmosfer (B), energy dari sumber menjalar ke arah target secar radiasi.
Interaksi ini sama cepat dengan energy yang menjalar menuju objek target
melewati atmosfer menimbulkan interaksi dengan target itu sendiri dan
radiasinya. Perekaman energy oleh sensor (D), setelah energy dihamburkan
(scattered) atau diemisikan (emitted) dari target, maka dibutuhkan sensor yang
jauh dan tidak kontak secara langsung dengan target. Sensor ini digunkan untuk
mengumpukan dan merekam radiasi gelombang elektromagnetik. Transmisi,
penerimaan, dan pemrosesan (E), energy yang berupa gelombang
elektromagnetik yang terekam oleh sensor ditransmisikan untuk diolah di stasiun
untuk diubah menjadi data berupa image (citra). Interpretasi dan analisa (F),
citra yang sudah diproses kemudian diinterpretasi secara visual atau secara
digital untuk mengekstraksi informasi dari target. Aplikasi (G), bagian terakhir
dari proses remote sensing dicapai manakala kita dapat mengekstraksi lebih
Remote Sensing for Geothermal Exploration 9
Kelompok Geotermal/A Semester V FMIPA UNIMA

banyak informasi dari citra sehingga Nampak informasi baru dari target suatu
obyek.
Tujuh proses diatas merupakan proses remote sensing dari awal sampai
akhir. Satu tahap lagi di luar bagian diatas adalah pembuktian di lapangan.
Bagaimanapun juga hasil analisa laboratorium tidak bisa dipastikan benar
sepenuhnya karena banyak parameter yang bisa dinaggap mengganggu
pemrosesan saat interpretasi, misalnya noise dari atmosfer, gangguan
electromagnet, vegetasi yang bervariasi, dan lain sebagainya sehingga
diperlukan pengecekan di lapangan (ground checking).

Sumber Energi
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa remote sensing
merupakan metode dalam menginterpretasikan citra dan bahwa dalam prosesnya
memerlukan energy. Secara spesifik energy yang dibutuhkan dalam perekaman
suatu citra yaitu berasal dari paket energy hasil penjalaran gelombang
elektromagnetik. Diatas juga sempat disinggung mengenai sumber energy yakni
matahari sebagai sumber energy yang memancarkan energy secara alami yang
dipantulkan atau diserap oleh obyek-obyek di permukaan bumi. System remote
sensing yang menggunakan sumber informasi dari pantilan cahaya matahari
disebut sensor pasif.

Gambar 1.5
7 Komponen Yang Berperan dalam Remote Sensing
Remote Sensing for Geothermal Exploration 10
Kelompok Geotermal/A Semester V FMIPA UNIMA

Selain itu dikenal juga system remote sensing yang memancarkan energy
sebagai bagian dari system. Energy secara sengaja dihamburkan dari platformya
langsung untuk mendapatkan respon balik dalam bentuk informasi mengenai
areal yang dapat merefleksikan paket energy tersebut. System seperti ini disebut
sensor aktif. Contoh yang paling umum adalah teknologi RADAR (Radio
Detection and Ranging). Sensor radar memancarkan gelombang radio ke
permukaan bumi dan merekam pantulan dari gelombang tersebut dan tidak
terpengaruh oleh pergantian siang dan malam dan mampu menembus halangan
atmosfer karena sifat panjang gelombangnya yang lebih panjang daripada
spectrum sinar matahari.
Kelebihan dari sensor pasif adalah tampilan dari hasil perekaman yang
mirip dengan hasil foto biasa, dimana obyek-obyek di permukaan bumi mudah
dikenali secara visual tanpa alat bantu apapun. Hal ini disebabkan, yang terekam
oleh sensor pasif sebagian adalah gelombang sinar tampak (350-780 nm).
Sebaliknya pada sensor aktif, tampilan dari hasil perekaman seringkali sulit
dikenali secara visual karena gelombang (0,75 mm – 1,1 cm) yang digunakan.
Kelebihan dari sensor aktif adalah kemampuannya mengatasi kendala-kendala
atmosfer seperti awan, kabut, dan asap. Sensor aktif juga dapat digunakan pada
malam hari. Sebaliknya sensor pasif amat tergantung pada tersedianya sinar
matahari yang mencukupi pada saat perekaman. Disamping itu sensor pasif juga
amat tergantung pada kondisi atmosfer. Pada kondisi dimana terdapat kabut atau
awan tebal, maka hasil perekaman akan sangat buruk.

Gambar 1.6
7 Komponen Yang Berperan dalam Remote Sensing
Remote Sensing for Geothermal Exploration 11
Kelompok Geotermal/A Semester V FMIPA UNIMA

Energi Elektromagnetik

Gelombang Elektromagnetik Salah satu jenis gelombang yang terdapat


di alam adalah gelombang elektromagnetik. Cahaya yang kita nikmati setiap
harinya termasuk ke dalam gelombang elektromagnetik. Sinar inframerah sinar
ultraviolet juga masuk dalam kategori gelombang elektromagnetik. Defenisi
gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang dalam perambatannya tidak
memerlukan medium. Setiap jenis gelombang mempunyai sifat tersendiri.

Sifat gelombang elektromagnetik, yaitu: Gelombang elektromagnetik


dapat menjalar, melalui ruang hampa dengan kecepatan mendekati 300 juta
meter per detik (m/s). Gelombang elektromagnetik terdiri atas medan listrik dan
medan magnet, dan termasuk gelombang transversal. Gelombang
elektromagnetik dihasilkan oleh getaran medan-medan listrik dan medan-medan
magnet yang saling tegak lurus dan menghasilkan arah penjalaran gelombang
saling tegak lurus satu dengan lainnya.

Gambar 1.7
Penjalaran Gelombang Elektromagnetik

Gelombang elektromagnetik dipancarkan ketika energi partikel-partikel


bermuatan listrik berubah dalam dua cara. Cara pertama, yaitu ketika sebuah
elektron berpindah ke orbit yang lebih dalam (orbit yang energinya lebih
Remote Sensing for Geothermal Exploration 12
Kelompok Geotermal/A Semester V FMIPA UNIMA

rendah). Cara kedua, yaitu ketika elektron-elektron atau inti atom bergetar,
sehingga energi kinetisnya berubah. Makin besar perubahan energi, atau makin
cepat getarannya, makin tinggi frekuensi atau makin pendek panjang gelombang
yang dipancarkan. Misalnya perubahan energi untuk menghasilkan sinar-X lebih
besar daripada untuk menghasilkan gelombang radio.

Gelombang radio termasuk ke dalam jenis gelombang elektromagnetik


yang memiliki panjang gelombang terbesar atau frekuensi terkecil. Gelombang
ini dihasilkan dengan membuat elektron-elektron bergetar pada antena.
Gelombang radio digunakan untuk memancarkan bumyi dan informasi gambar
melalui jarak yang sangat jauh. Gelombang radio meliputi daerah panjang
gelombang dari beberapa mm sampai ke beberapa km. Panjang gelombang
terpendek disebut gelombang mikro (microwaves). Gelombang ini dipancarkan
oleh antena berbentuk piring kecil berbentuk antena. Gelombang mikro
digunakan pada radar. Gelombang ini dapat digunakan dalam sebuah oven untuk
memasak makanan dengan cepat. Gelombang mikro menghasilkan efek panas
ketika gelombang ini diserap. Makanan menyerap frekuensi gelombang mikro
tertentu dengan sangat kuat, sehingga makanan masak dengan cepat.

Jenis gelombang elektromagnetik lainnya adalah sinar-X. Sinar-X


memiliki panjang gelombang lebih kecil daripada sinar ultraungu. Sinar-X
dihasilkan ketika elektron-elektron yang bergerak cepat kehilangan energi
dengan cepat. Sinar-X dapat menembus benda-benda padat, misal: kayu yang
tebalnya beberapa cm, pelat aluminium setebal 1 cm. Sinar-X dapat memberi
efek pada film. Tulang-tulang pada badan kita tidak mudah ditembus cahaya
seperti jaringan sel-sel tubuh lainnya. Oleh karena itu sinar-X dapat digunakan
untuk memotret kedudukan tulang-tulang, khususnya untuk menentukan letak
tulang yang patah.

Sinar gamma termasuk juga dalam jenis gelombang elektromagnetik.


Sinar ini memiliki spektrum gelombang yang memiliki daya tembus lebih kuat
dan lebih berbahaya daripada sinar-X. Sinar ini dihasilkan dari peristiwa
Remote Sensing for Geothermal Exploration 13
Kelompok Geotermal/A Semester V FMIPA UNIMA

radioaktivitas dari unsur-unsur tidak stabil atau dari proses penghancuran antara
positron dan elektron.

Spektrum adalah sebuah kata lain yang berarti “hantu” atau bayangan
hitam. Kata Spektrum pertama kali digunakan oleh Isaac Newton pada tahun
1671. Untuk menjelaskan bayangan sinar yang dibentuk oleh prisma menyerupai
pelangi yang berwarna warni seperti lagu anak TK “pelangi-pelangi” yang
dinamakan spektrum gelombang elektromagnetik.

Spektrum gelombang elektromagnetik terdiri atas tujuh macam


gelombang yang dibedakan berdasarkan frekuensi serta panjang gelombang
tetapi cepat rambat di ruang hampa adalah sama. Yaitu c =3 x 108 m/s. Seperti
yang sudah dibahas dalam teori Maxwell tentang gelombang elektromagnetik.
frekuensi gelombang terkecil adalah gelombang cahaya serta panjang
gelombang terbesar sedangkan frekuensi terbesar adalah sinar gamma serta
panjang gelombang terpendek.

Gambar 1.6
Spektrum Gelombang Elektromagnetik

2.2 METODE VOLUMETRIK

2.3 DATA

2.3.1 Ketersediaan Data Pada Tahap Eksplorasi Awal


Remote Sensing for Geothermal Exploration 14
Kelompok Geotermal/A Semester V FMIPA UNIMA

2.4 KLASIFIKASI CADANGAN

BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan

1.2 Saran

Referensi

Anda mungkin juga menyukai