Kelompok 2:
Putri Hisaanah (131511133015)
Galang Tegar Indrawan (131611133106)
Dwi Yanti Rachmasari Tartila (131611133112)
Emmalia Adhifitama (131611133113)
Novita Dwi Andriana (131611133116)
Eka Aprillia Diyah Santi K (131611133125)
Siti Nur Aisa (131611133138)
Nafiul Ikroma Wijayanti (131611133149)
Dosen Pembimbing :
Sylvia Dwi Wahyuni, S.Kep.,Ns.,M.Kep.
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, karunia, serta taufik hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Makalah Keperawatan Paliatif :
Perawatan Paliatif dalam Perspektif Agama dan Spiritual” dapat selesai dengan
lancar tanpa sedikitpun halangan dan sesuai harapan.
Penulis,
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang paling lama berada disamping klien,
tugas utamanya adalah mempelajari bentuk dan sebab tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia. Perawat harus mampu memberikan ketenangan melalui
keyakinan-keyakinan spiritual. Perawat harus sensitive terhadap kebutuhan ritual
pasien yang akan menghadapi kematian, sehingga kebutuhan spiritual klien
menjelang kematian dapat terpenuhi.
Sasaran kebijakan pelayanan paliatif adalah seluruh pasien (dewasa dan anak)
dan anggota keluarga, lingkungan yang memerlukan perawatan paliatif di mana pun
pasien berada di seluruh Indonesia. Untuk pelaksana perawatan paliatif : dokter,
perawat, tenaga kesehatan lainnya dan tenaga terkait lainnya. Sedangkan Institusi-
institusi terkait, misalnya:sDinas kesehatan propinsi dan dinas kesehatan
kabupaten/kota, Rumah Sakit pemerintah dan swasta, Puskesmas, Rumah
perawatan/hospis, Fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta lain. (KEPMENKES
RI NOMOR: 812, 2007).
Tujuan umum kebijakan palliative sebagai payung hukum dan arahan bagi
perawatan paliatif di Indonesia. Sedangkan tujuan khususnya adalah terlaksananya
perawatan paliatif yang bermutu sesuai standar yang berlaku di seluruh Indonesia,
tersusunnya pedoman-pedoman pelaksanaan/juklak perawatan paliatif, tersedianya
tenaga medis dan non medis yang terlatih, tersedianya sarana dan prasarana yang
diperlukan.
1) Keadaan terminal adalah suatu keadaan sakit dimana menurut akal sehat
tidak tidak ada harapanlagi bagi si sakit untuk sembuh. keadaan sakit itu
dapat disebabkan oleh suatu penyakit atau suatu kecelakaan.
2) Kematian adalah suatu pengalaman tersendiri, dimana setiap individu
akan mengalamiatau menghadapinya seorang diri, sesuatu yang tidak
dapat dihindari, danmerupakan suatu kehilangan.
2.2 Keperawatan Secara Agama
Berdasarkan definisi yang dikutip dari Kamus besar Indonesia, Agama adalah
sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan
Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia
dan manusia serta lingkungannya. Agama yang diakui di Indonesia ada 6 yakni
Agama Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Kong Hu Cu.
Pada era Order Baru, Agama yang diakui oleh Pemerintah Indonesia hanya 5
yakni Agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Buddha. Tetapi setelah era
reformasi, berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) No. 6/2000, pemerintah
mencabut larangan atas agama, kepercayaan dan adat istiadat Tionghoa. Keppres
No.6/2000 yang dikeluarkan oleh Presiden Abdurrahman Wahid ini kemudian
diperkuat dengan Surat Keputusan (SK) Menteri Agama Republik Indonesia
Nomor MA/12/2006 yang menyatakan bahwa pemerintah mengakui keberadaan
agama Kong Hu Cu di Indonesia.
Peran agama dalam keperawatan adalah topik yang jarang untuk dibahas,
padahal kita tahu hal ini sangat berpengaruh didalam pelayanan, hal ini terbukti
dengan didalam keperawatan kita juga mengenal tentang kebutuhan spiritual
(walaupun tidak benar-benar dapat disamakan dengan agama). Tapi kali ini saya
hanya ingin membagi ide atau pemikiran saya, bukan tentang pemenuhan
kebutuhan spiritual, tetapi yang berhubungan dengan pendidikan agama bagi
keperawatan. Perspektif masing-masing agama mengenai ajal dan musibah :
1. Islam
3 manfaat musibah (sakit) : sebagai penghapus dosa, sebagai ujian
kesabaran, tangga untuk mencapai derajat yang lebih tinggidi sisi Allah
SWT.
2. Kristen
Makna penderitaan : sebagai karunia, merupakan bagian dari orang
kristen, suatu yang bahagia memiliki maksud tujuan tertentu, bersifat
sementara dan diakhiri dengan berkat.
3. Budha
Makna kematian untuk menyadarkan setiapmanusia akan berakhir
kehidupannya bahwa betapa tinggi pun tempatnya, apapun bantuan
teknologi atau ilmu kedokteran yang miliknya,pada akhirnya tetap harus
mengalami hal yang sama yaitu di dalam kubur atau menjadi segenggam
debu.
4. Hindu
Kematian adalah hal yang sangat penting yang menentukan arti
kehidupan seseorang, jadi harus selalu mengingat tuhan menjelang ajal
sehingga mampu menghantarkan ke tempat yang indah dalam spiritual.
2.4 Konsep Spiritual
1) Fase Prediagnostik
Terjadi ketika diketahui ada gejala atau faktor resiko penyakit.
2) Fase Akut
Berpusat pada kondisi krisis. Klien dihadapkan pada
serangkaian keputusasaan, termasuk kondisi medis,
interpersonal, maupun psikologis
3) Fase Kronis
Klien bertempur dengan penyakit dan pengobatannya. pasti
terjadi.
4) Klien dalam kondisi Terminal akan mengalami berbagai
masalah baik fisik, psikologis, maupun social-spiritual.
Gambaran problem yang dihadapi pada kondisi terminal antara
lain :
a. Masalah Psikologis :
Klien terminal dan orang terdekat biasanya mengalami banyak
respon emosi, perasaaan marah dan putus asa seringkali
ditunjukan. Problem psikologis lain yang muncul pada pasien
terminal antara lain ketergantungan, hilang control diri, tidak
mampu lagi produktif dalam hidup, kehilangan harga diri dan
harapan, kesenjangan komunikasi atau barrier komunikasi.
b. Perubahan Sosial-Spiritual
1) Faktor Psikologis
2) Faktor Sosial
3) Faktor Spiritual
No. Diagnosa
1 Berduka yang behubungan dengan penyakit terminal dan kematian yang
dihadapi, penurunan fungsi perubahan konsep diri dan menarik diri dari
orang lain.
2 Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan gangguan
kehidupan keluarga,takut akan hasil ( kematian ) dengan lingkungnnya
penuh dengan stres ( tempat perawatan ).
3 Resiko terhadap distres spiritual yang berhubungan dengan perpisahan
dari system pendukung keagamaan, kurang pripasi atau ketidak mampuan
diri dalam menghadapi ancaman kematian.
2.4.3 Intervensi
3.1 Kasus
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Agama adalah sebuah kepercayaan yang diakut oleh setiap individu yang ada
di dunia ini. Dalam keperawatan paliatif agama memiliki peranan yang sangat
penting didalam keperawatan, sebab kita harus memenuhi dan mengenal tentang
kebutuhan spiritual pasien yang berbeda-beda. Sedangkan spiritual adalah spirit
bagi semangat untuk mendapatkan keyakinan, harapan dan makna hidup.
4.2 Saran
1. Diharapkan mahasiswa mampu memahami dan memperhatikan perawatan
pada pasien paliatif dan menjelang ajal.
2. Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada pasien paliatif dan
menjelang ajal.
DAFTAR PUSTAKA