Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGOLAHAN AIR LAUT MENJADI AIR BERSIH DAN


SPESIFIKASINYA UNTUK UTILITAS INDUSTRI

Disusun Oleh :

Febri Kurniawan (I0517031)


Reynaldi Virgiawan Rifki Pradana (I0517069)
Thufeil ‘Ammar (I0517085)

TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hirobbil ‘aalamiin, segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta
alam atas segala karunia nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah
ini dengan sebaik-baiknya. Makalah yang berjudul “Pengolahan Air Laut Menjadi
Air Bersih dan Spesifikasinya untuk Utilitas Industri” disusun untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Utilitas I. Makalah ini berisi tentang proses produksi
industri logam, limbah yang dihasilkan dan cara pengolahan limbah industri
logam. Penulis mengucapkan banyak terima kasih atas segala dukungan yang
diberikan untuk menyelesaikan makalah ini. Meski telah disusun secara maksimal
oleh penulis, akan tetapi penulis sebagai manusia biasa sangat menyadari bahwa
makalah ini sangat banyak kekurangannya dan masih jauh dari kata sempurna.
Karenanya penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca. Besar harapan penulis makalah ini dapat menjadi inspirasi atau
sarana pembantu masyarakat dalam mencari berbagai macam tumbuhan untuk
diolah menjadi ramuan atau obat herbal. Demikian yang dapat penulis sampaikan,
semoga para pembaca dapat mengambil manfaat dan pelajaran dari makalah ini.

Surakarta, 3 Maret 2019

(Penulis)

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 3
2.1 Utilitas ..................................................................................................... 3
2.2 Pengolahan Air Laut Menjadi Air Bersih................................................. 4
2.3 Spesifikasi Air Bersih ............................................................................... 8
BAB 3 PENUTUP ........................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air bersih merupakan salah satu kebutuhan yang sangat mendasar bagi
manusia karena diperlukan terus-menerus dalam kegiatan sehari-harinya untuk
bertahan hidup, Oleh karena itu. manusia memerlukan sumber air bersih yang
diperoleh dari air tanah dan air permukaan. Namun tidak semua air baku dapat
digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan air minum, hanya air baku yang
memenuhi persyaratan kualitas air minum yang dapat digunakan untuk air minum
(Meidhitasari. 2007).
Bagi kehidupan makhluk. air bukanlah merupakan hal yang baru. karena
tidak satupun kehidupan di bumi ini dapat berlangsung tanpa air. Oleh sebab itu
air dikatakan sebagai benda mutlak yang harus ada dalam kehidupan manusia.
Tubuh manusia mengandung 60%-70% air dari seluruh berat badan, air di daerah
jaringan lemak terdapat kira-kira 90% (Soemirat. 2011). Masyarakat selalu
mempergunakan air untuk keperluan dalam kehidupan sehari-hari. Air juga
digunakan untuk produksi pangan yang meliputi perairan irigasi, pertanian,
mengairi tanaman, kolam ikan dan untuk minum ternak, Banyaknya pemakaian
air tergantung kepada kegiatan yang dilakukan sehari-hari. Rata-rata pemakaian
air di Indonesia 100 liter/orang/hari dengan perincian 5 liter untuk air minum, 5
liter untuk air masak, 15 liter untuk mencuci, 30 liter untuk mandi dan 45 liter
digunakan untuk jamban (Wardhana. 2001)
Unit pendukung proses atau sering disebut unit utilitas merupakan bagian
penting yang menunjang Berlangsungnya suatu proses dalam suatu pabrik. Unit
pendukung proses antara lain unit penyediaan air (air proses, air pendingin, air
sanitasi, air umpan boiler dan air untuk perkantoran dan perumahan), steam, listrik
dan pengadaan bahan bakar. Sumber air untuk keperluan utilitas pabrik dapat
diperoleh melalui sumber air seperti air laut. Air laut dipilih karena jumlahnya
yang melimpah sehingga digunakan sebagai pemasok utilitas suatu pabrik.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian utilitas?
2. Bagaimana pengolahan air laut menjadi air bersih untuk keperluan utilitas
suatu pabrik?
3. Apa saja spesifikasi air yang bersih yang harus diketahui?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan memahami pengertian utilitas
2. Memahami cara pengolahan air laut menjadi air bersih untuk keperluan
utilitas suatu pabrik
3. Mengetahui spesifikasi air yang bersih yang harus diketahui

BAB II 2
PEMBAHASAN

2.1 Utilitas
Unit pendukung proses atau sering disebut unit utilitas merupakan bagian
penting yang menunjang berlangsungnya suatu proses dalam suatu pabrik. Unit
pendukung proses antara lain : unit penyediaan air (air proses, air pendingin, air
sanitasi, air umpan boiler dan air untuk perkantoran danperumahan), steam, listrik
dan pengadaan bahan bakar.
Unit pendukung proses yang dibutuhkan pada prarancangan pabrik ini
meliputi :
 Unit Penyediaan dan Pengolahan Air
Berfungsi sebagai air proses, air pendingin, air umpan boiler dan air
sanitasi untuk air perkantoran dan air untuk perumahan. Proses
pendinginan digunakan di Cooling Tower.
 Unit Penyediaan Steam
Digunakan untuk proses pemanasan di reaktor, kristalizer, evaporator
dan Heat Exchanger.
 Unit Penyediaan Bahan Bakar
Berfungsi menyediakan bahan bakar untuk Boiler dan Generator
 Unit Penyediaan Listrik
Berfungsi sebagai tenaga penggerak untuk peralatan proses maupun
penerangan. Listrik diperoleh dari PLN dan Generator Set sebagai
cadangan apabila PLN mengalami gangguan.
 Unit pengolahan limbah
Berfungsi untuk mengolah limbah pabrik baik yang berupa padat, cair
maupun gas.

 Unit Penyediaan Udara Tekan


Berfungsi sebagai penyedia udara tekan untuk menjalankan system
instrumentasi. Udara tekan diperlukan untuk alat kontrol pneumatik. Alat
penyediaan udara tekan berupa kompresor dan tangki udara.
2.2 Pengolahan Air Laut Menjadi Air Bersih
Air yang digunakan dalam pabrik, seperti air proses, air umpan boiler, air
pendingin dan lainnya dapat diperoleh dari air laut. Untuk mendapatkan
spesifikasi air sesuai dengan kebutuhan dilakukan pengolahan dengan beberapa
tahap. Pengolahan yang dilakukan setelah pemompaan dari laut adalah
penyaringan, desinfektasi, desalinasi, demineralisasi, dan deaerasi.

a. Penyaringan dan desinfektasi

Bahan baku air diambil dari air laut. Air laut dialirkan dari daerah terbuka ke
water intake system yang terdiri dari screen dan pompa. Screen dipakai untuk
memisahkan kotoran dan benda-benda asing pada aliran suction pompa. Air yang
tersaring oleh screen masuk ke suction pompa dan dialirkan melalui pipa masuk
ke unit pengolahan air. Pada discharge pompa di injeksikan klorin sejumlah 1,7
ppm. Jumlah ini memenuhi untuk membunuh mikroorganisme dan mencegah
perkembangbiakannya pada proses perkembangbiakannya.

b. Desalinasi

Air laut adalah air murni yang didalamnya larut berbagai zat padat dan gas. Zat
terlarut meliputi garam organik, gas terlarut dan garam – garam anorganik yang
berwujud ion – ion. Banyaknya kandungan garam pada air laut mengharuskan
adanya proses desalinasi. Desalinasi adalah proses yang menghilangkan kadar
garam berlebih dalam air laut untuk mendapatkan air yang dapat digunakan untuk
kebutuhan sehari – hari. Metode yang digunakan dalam desalinasi adalah metode
reverse osmosis yang telah banyak digunakan di berbagai industri. Metode ini
menggunakan membran semipermeabel yang berfungsi sebagai alat pemisah

4
berdasarkan sifat fisiknya. Hasil pemisahan berupa retentate atau disebut
konsentrat (bagian dari campuran yang tidak melewati membran) dan permeate
(bagian dari campuran yang melewati membran). Proses pemisahan pada
membran merupakan perpindahan materi secara selektif yang disebabkan oleh
gaya dorong berupa perbedaan tekanan.

c. Demineralisasi

Fungsi dari demineralisasi adalah mengambil semua ion yang terkandung di


dalam air. Air yang telah mengalami proses ini disebut air demin (deionized
water). Sistem demineralisasi disiapkan untuk mengolah air filter dengan penukar
ion (ion exchanger) untuk menghilangkan padatan yang terlarut dalam air dan
menghasilkan air demin sebagai air umpan ketel (boiler feed water) untuk
membangkitkan steam suhu 294,59ºC dengan tekanan 7.889,7 kPa.

Untuk keperluan air umpan boiler, tidak cukup hanya air bersih, oleh karenanya
air tersebut masih perlu diperlakukan lebih lanjut yaitu penghilangan kandungan
mineral yang berupa garam-garam terlarut. Garam terlarut di dalam air berikatan
dalam bentuk ion positif (cation) dan negatif (anion). Ion-ion tersebut dihilangkan
dengan cara pertukaran ion di alat Penukar Ion (Ion Exchanger). Mula-mula air
bersih (Filtered Water) dialirkan ke Cation Exchanger yang diisi resin cation
yang akan mengikat cation dan melepaskan ion H+. 5
Selanjutnya air mengalir ke Anion Exchanger dimana anion dalam air bertukar
dengan ion OH- dari resin anion. Air keluar dari Anion Exchanger hampir seluruh
garam terlarutnya telah diikat. Air demin yang dihasilkan kemudian disimpan di
tanki penyimpanan (Demin Water Storage). Setiap periode tertentu, resin yang
dioperasikan untuk pelayanan akan mengalami kejenuhan dan tidak mampu
mengikat cation/ anion secara optimal. Untuk itu perlu dilakukan penyegaran/
pengaktifan kembali dengan cara regenerasi. Regenerasi resin dilakukan dengan
proses kebalikan dari operasi service. Resin cation diregenerasi menggunakan
larutan H2SO4, sedangkan resin anion menggunakan larutan NaOH. Reaksi yang
terjadi di ion exchanger :

 Cation exchanger

Apabila resin sudah jenuh pencucian dilakukan dengan menggunakan larutan


H2SO4 4 %.
Reaksi yang terjadi pada waktu regenerasi adalah :

6
Anion exchanger

Apabila resin sudah jenuh dilakukan dengan pencucian menggunakan larutan


NaOH 40%.
Reaksi yang terjadi pada waktu regenerasi adalah :

d. Deaerasi
Proses deaerasi dilakukan dalam daerator dalam 2 tahap
 Mekanis : proses stripping dengan steam LS, dapat menghilangkan Oksigen
sampai 0.007 ppm
 Kimia : reaksi dengan N2H4 (hydrazine) dapat menghilangkan sisa oksigen
N2H4 + O2  N2 + H2O
N2H4 juga bereaksi dengan besi:
N2H4 + 6 Fe2O3  4 Fe3O4 + 2 H2O + N2
Proses Deaerasi:

 Air demin + kondensat dihilangkan kandungan O2 dan gas-gas terlarut (CO2)


melalui proses stripping dengan LS dan
 reaksi dengan Hydrazine (N2H4)
 pH dinaikkan menjadi 9.0 dengan injeksi NH3
 Keluaran deaerator disebut Boiler Feed Water (BFW)
7
2.3 Spesifikasi Air Bersih
Spesifikasi Air:

1. Air untuk Penyediaan Umum dan Sanitasi


Didalam pabrik, air sanitasi digunakan untuk keperluan laboratorium,
kantor, cuci, mandi, taman, mencuci peralatan dan lantai pabrik serta
pemadam kebakaran. Air sanitasi yang digunakan harus memenuhi
persyaratan:
Beberapa persyaratan untuk air sanitasi adalah sebagai berikut :
a. Syarat fisis; di bawah suhu kamar, tidak berwarna, tidak berasa,
dan tidak berbau, tingkat kekeruhan < 1 mg SiO2/Liter.
b. Syarat kimia; tidak mengandung zat organik dan anorganik yang
terlarut dalam air, logam-logam berat lainnya yang beracun.
c. Syarat biologis (bakteriologis); tidak mengandung kuman/bakteri
terutama bakteri patogen.

8
2. Air Pendingin
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyediaan air pendingin adalah:
a. Kesadahan air yang dapat menyebabkan terjadinya scale (kerak)
pada sistem perpipaan.
b. Mikroorganisme seperti bakteri, plankton yang tinggal dalam air
sungai, berkembang dan tumbuh, sehingga menyebabkan fouling
alat heat exchanger .
c. Besi, yang dapat menimbulkan korosi
Minyak, yang merupakan penyebab terganggunya film corossion
inhibitor, menurunkan heat transfer coefficient, dapat menjadi
makanan mikroba sehingga menimbulkan endapan.

Kualitas standar air pendingin yaitu :


 Ca hardness sebagai CaCO3 : < 150 ppm
 Mg hardness sebagai MgCO3 : < 100 ppm
 Silika sebagai SiO2 : < 200 ppm
 Turbiditas : < 10
 Cl2- dan SO4 : <1000 ppm
 pH :6–8
 Ca2+ : max. 300 ppm
 Silika : max. 150 ppm
 TDS : max 2500 ppm
3. Air Umpan Boiler
Agar boiler yang digunakan tidak mudah terjadi kerak, maka
kandungan bahan maksimal didalam air umpan boiler dengan
persyaratan sebagai berikut:
 Total padatan (total dissolved solid) = 3500 ppm
 Alkalinitas = 700 ppm
 Padatan terlarut = 300 ppm
 Silica = 60-100 ppm
9
 Besi = 0,1 mg/L
 Tembaga = 0,5 mg/L
 Oksigen = 0,007 mg/L
 Kesadahan (hardness) =0
 Kekeruhan = 175 ppm
 Minyak = 7 ppm
 Residu fosfat = 140 ppm

Selain harus memenuhi syarat tersebut diatas, air umpan boiler harus
bebas dari:
 Zat-zat yang menyebabkan korosi, yaitu gas-gas terlarut seperti O2,
CO2,H2S, NH3
 Zat-zat yang dapat menyebabkan busa, yaitu organic, anorganik dan
zat tak terlarut dalam jumlah besar.
Untuk memenuhi persyaratan tersebut dan mencegah kerusakan pada
boiler, sebelum digunakan air umpan boiler harus diolah terlebih
dahulu, melalui:
 Demineralize, untuk menghilangkan ion-ion pengganggu
Dearator, untuk menghilangkan gas-gas terlarut

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa air laut masih
mengandung zat zat tertentu yang belum bisa dimanfaatkan secara langsung
bagi masyarakat umum dan berbagai macam industri yang tentu saja
memerlukan air sebagai utilitas dalam plant. Oleh karena itu, air laut harus
melalui berbagai macam proses pengolahan air agar didapatkan air yang
memenuhi spesifikasi.
Adapun proses pengolahan air dimulai dari proses penyaringan dan
desinfektan yang berfungsi untuk menyaring kotoran dan membunuh
mikroorganisme dengan gas klorin. Proses selanjutnya adalah desalinasi yang
bertujuan untuk menghilangkan kadar garam berlebih dalam air laut.
Selanjutnya dilakukan proses demineralisasi yang bertujuan untuk
mengambil semua ion yang terkandung di dalam air dan proses yang terakhir
adalah deaerasi yang melibatkan air demin + kondensat untuk dihilangkan
kandungan oksigen dan gas-gas terlarut (CO2) melalui proses stripping.
Sebelum digunakan sebagai utilitas plant, air laut yang sudah
mengalami serangkaian proses pengolahan harus diuji dulu apakah sesuai
dengan spesifikasi atau tidak. Adapun terdapat berbagai macam spesifikasi,
antara lain air untuk penyediaan umum dan sanitasi, air pendingin, air umpan
boiler dan masih banyak lagi dan tentu saja masing masing air itu memiliki
spesifikasi yang berbeda pula.
Maka dari itu plant plant yang ada di Indonesia dihimbaukan untuk
memaksimalkan pengolahan air laut untuk memenuhi kebutuhan air yang
diperlukan oleh industri daripada membeli atau memakai air yang sudah
bagus dan akan lebih baik jika tiap industri mampu mengolah air laut
tersebut.

11

Anda mungkin juga menyukai