Anda di halaman 1dari 5

Nama : Addiva Febrioka

NIM : I0517001

Kelas :A

Kelompok : 2

Tugas 1 Dasar Mikrobiologi Industri

Kasus : Konversi molasses menjadi etanol sebagai sumber energi baru dan
terbarukan

Faktor-Faktor Lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan Bakteri

1. Pengaruh Temperatur

Pada umumnya batas daerah temperatur bagi kehidupanmikrobe terletak antara 0°C-90°C, dan
kita kenal ada temperatur.
Daya tahan terhadap temperatur itu tidak sama bagi tiap-tiap spesies. Ada spesies yang mati
setelah mengalami pemanasan beberapa menit, sebaliknya ada suatu bakteri yang tetap hidup
setelah dipanasi dengan uap 100 ºC atau lebih selama kira-kira 2,5 jam misalnya terjadi pada
bakteri yang membentuk spora misalnya Bacillus.
Berdasarkan pada daerah aktivitas temperatur, mikrobe dapat dibagi menjadi tiga golongan
utama, yaitu:
a. Mikroba psikrofil/ karyofil (oligotermik), yakni golongan mikrobe yang dapat tumbuh
pada 0 - 30°C, dengan temparatur optimum 10 -15°C. Kebanyakan dari golongan ini
tumbuh ditempat-tempat dingin, baik di daratan maupun di lautan
b. Mikroba mesofil (mesotermik), adalah golongan mikroba yang dapat hidup dengan
baik temperatur 5 - 60°C, sedang temperatur optimumnya 25 - 40°C. Umumnya
mikroba mesotermik hidup dalam alat pencernaan.
c. Mikroba termofil (palitermik), yaitu golongan mikroba yang tumbuh ada temperatur 40
- 80°C, dan temperaturoptimumnya 55 -65°C Golongan mikrobe ini terutama
terdapat di sumber-sumber air panas dan tempat-tempat lain yang bertemperatur tinggi.
Perlu diketahui bahwa bakteri yang dipelihara dipelihara di bawah temperatur minimum
atau sedikit di atas temperatur maksimum itu tidak segera mati, melainkan berada dalam
keadaan “tidur” ( dormancy ).
2. Pengaruh Kebasahan dan Kekeringan
Mikroba mempunyai nilai kelembaban optimum. Pada umumnya untuk pertumbuhan
bakteri diperlukan kelembaban yang tinggi di atas 85%. Kadar air bebas di dalam larutan
(aw) merupakan nilai perbandingan antara tekanan uap air larutan dengan tekanan uap air
murni, atau 1/100 dari kelembaban relatif. Nilai aw untuk bakteri pada umumnya terletak di
antara 0,90 - 0,99, sedangkan bakteri halofilik mendekati 0,75.

3. H2O / Air
Air merupakan komponen utama dalam sel mikroba dan medium. Fungsi air ialah
sebagai sumber oksigen untuk bahan organik sel pada respirasi. Selain itu air berfungsi
sebagai pelarut dan alat pengangkut dalam proses metabolisme.Jadi penting untuk
memiliki Air di lingkungan mikroba.

4. Pengaruh Perubahan Nilai Osmotik


Pada umumnya larutan hipertonik menghambat pertumbuhan mikroba karena dapat
menyebabkan plasmolisis. Medium yang paling cocok bagi kehidupan mikrobe adalah
medium yang isotonik terhadap isi sel mikrobe. Larutan garam atau larutan gula yang
agak pekat mudah menyebabkan plasmolisis. Sebaliknya, mikrobe yang ditempatkan di air
suling (aquades) akan kemasukan air sehingga dapat menyebabkan pecahnya sel mikrobe
tersebut, hal ini dinamakan plasmoptisis. Berdasarkan hal ini, maka pembuatan
suspensi bakteri dengan menggunakan air murni tidak dapat digunakan.
Beberapa mikroba dapat menyesuaikan diri terhadap kadar garam atau kadar gula yang
tinggi, misal ragi yang osmofil(dapat tumbuh padaz kadar garam tinggi), bahkan beberapa
mikrobe dapat bertahan di dalam substrat dengan kadar garam sampai 30%, golongan
ini bersifat haloduri

5. Pengaruh Sinar

Pada umumnya sel mikroorganisme rusak akibat cahaya, terutama pada mikroba yang
tidak mempunyai pigmen fotosintetik. Sinar dengan gelombang pendek akan berpengaruh
buruk terhadap mikroba. Sedangkan sinar dengan gelombang panjang
mempunyai daya fotodinamik dan daya biofisik,misalnya cahaya matahari. Bila energi
radiasi diabsorpsi oleh sel mikroorganisme akan menyebabkan terjadinya ionisasi komponen
sel.

Kebanyakan bakteri tidak dapat mengadakan fotosintesis, bahkan setiap radiasi dapat
berbahaya bagi kehidupannya. Sinar ultra violet (sinar gelombang pendek) sangat
berbahaya terhadap kehidupan bakteri. Sinar X dan sinar radium yang bergelombang lebih
pendek dari pada sinar ultra violet juga dapat membunuh mikroba, akan tetapi memerlukan
lebih banyak dosis dari pada sinar ultra violet. Sinar yang tampak oleh mata kita, tidak
begitu mematikan bakteri.
Aliran listrik tidak berbahaya bagi kehidupan bakteri, tetapi jika ada bakteri yang mati
karenanya, hal ini disebabkan oleh panas atau oleh zat-zat yang timbul didalam medium
sebagai akibat dari panas arus listrik.
6. pH
pH sangat mempengaruhi terhadap kehidupan bakteri. Media yang dipakai
untuk menanam suatu bakteri harus mempunyai pH tertentu. Hal ini berhubungan
dengan sifat-sifat bakteri yang mempunyai batas-batas pH untuk pertumbuhannya.
Nilai pH merupakan faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim, dimana aktivitas
enzim ini akan maksimum pada kondisi pH optimum. Nilai pH sel mikroorganisme
dipengaruhi oleh pH lingkungan dimana mikroorganisme tersebut hidup. Bebertapa
mikroorganisme memiliki mekanisme untuk mempertahankan pH intraselularnya pd pH
yang relatif konstan dalam kondisi pH lingkungan yang berfluktuasi dan tambah pada
kondisi asam maupun basa. Pada umumnya bakteri hidup pada pH 6,5-7,5 (Benefield
dan Randall, 1980)
Mikroorganisme dapat dikelompokkan berdasarkan rentang pH tempat hidupnya,
yaitu:
a. Asidofilik (pH 1,0-5,5) Contohnya : Lactobacili, Acetobacter, Sarcina ventriculi
b. Neutrofilik (pH 5,5-8,5) Contohnya : Nitrosomonas, E.Coli, Clostridium sp.
c. Alkalifilik (pH 8,5-11,5) Contohnya : rhizobia, actinomycetes

7. Sumber CO2
Sumber CO2 untuk mikroba dapat berbentuk senyawa organik ( karbohidrat, asam-
asam organik, garam-garam asam organik, dan lain-lain) dan ada pula yang dapat
menggunakan senyawa anorganik ( karbonat-karbonat ) atau CO2 sebagai sumber karbon
utama. Berdasarkan atas kebutuhan karbon, mikroba dapat digolongkan dalam:
a. mikroba Autototrof : mikroba yang memerlukan sumber karbon dalam bentuk
senyawa anorganik ( CO2 dan senyawa-senyawa karbonat )
contohnya:
b. mikroba Heterotrof : mikroba yang memerlukan sumber karbon dalam bentuk
senyawa organik.Mikroba ini dibagi lagi menjadi :
- Bakteri Saproba ( Pengurai )Bakteri saprobe ialah bakteri yang memperoleh
makanan dengan cara menguraikan organisme yang sudah mati atau bahan organik
lainnya. Bakteri saprobe yaitu organisme pengurai ( dekomposer ) bangkai, tumbuhan
yang sudah mati dan sampah. Bakteri saprobe ada yang sifatnya menguntungkan dan
ada juga yang merugikan manusia.Contohnya : Cellvibrio dan Cellfacicula ( pengurai
selulosa di dalam tanah ), Beggiatoa alba ( bakteri yang terdapat di tanah tergenang
air ), Escherichia coli ( pengurai selulosa yang ada di dalam tanah ), Alcaligenes (
saprobe di dalam usus besar vertebrata dan dapat susu ), Leucothrix ( saprobe di air
laut yang mengandung sisa-sisa zat organik dari ganging ).
- Bakteri ParasitBakteri parasit merupakan bakteri yang mendapatkan makanan dari
tubuh organisme lain yang ditumpanginya. Bakteri parasit umumnya bersifat patogen
( menimbulkan penyakit ) bagi tubuh inangnya. Beberapa dari bakteri patogen ialah
bersifat oportunis yang artinya bakteri yang hidup di dalam tubuh inang dan dapat
menyebabkan penyakit sistem pertahanan tubuh inang melemah akibat berbagai
faktor.
Contohnya bakteri parasit antara lain :Francisella tularensisi ( menyebbakan penyakit
tularemia pada hewan dan dapat menularkan kepada manusia ),Chlamydia
trachomatis ( penyebab kebutaan ), Dan Corynebacterium diphtheria ( menyebabkan
penyakit difteri ).

8. O2
Oksigen sangat diperlukan untuk pernafasan suatu mikroba. Oksigen yang diperlukan
dalam proses tersebut, ada yang berasal dari udara bebas dan ada pula suatu bakteri untuk
pernafasanya tidak memerlukan oksigen dari udara bebas, melainkan dari suatu senyawa.
Penggolongan bakteri berdasarkan sumber oksigen yang diperlukan dalam proses
respirasi. Bakteri itu dikelompokan sebagai berikut :
a. Bakteri aerob, yaitu bakteri yang menggunakan oksigen bebas dalam proses
respirasinya. Misal: Nitrosococcus, Nitrosomonas dan Nitrobacter.
b. Bakteri anaerob, yaitu bakteri yang tidak menggunakan oksigen bebas dalam proses
respirasinya. Misal: Streptococcus lactis
c. Bakteri aerob obligat, yaitu bakteri yang hanya dapat hidup dalam suasana
mengandung oksigen. Misal: Nitrobacter dan Hydrogenomonas.
d. Bakteri anaerob obligat, yaitu bakteri yang hanya dapat hidup dalam suasana tanpa
oksigen. Misal: Clostridium tetani. Bakteri ini penyebab penyakit tetanus, oleh
karena itu orang yang terkena tetanus diberikan udara yang kaya oksigen untuk
mempercepat proses penyembuhannya.
e. Bakteri anaerob fakulatif, yaitu bakteri yang dapat hidup dengan atau tanpa oksigen.
Misal: Escherichia coli, Salmonella thypose dan Shigella.

Sumber data :
1. https://id.wikipedia.org/wiki/Bakteri
2. Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan :Jakarta
3. Waluyo, Lud. 2007. Mikrobiologi Umum. UMM Press : Malang
4. Prayitno.dr.Nur Amaliawati.dr.W Soenarto.1988.Pendidikan Tenaga Analis.Depkes R.I :
Malang

Anda mungkin juga menyukai