Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN MASALAH OKSIGENASI

DI RUANG MATARAM RSUD PROF DR SOEKANDAR

PENGKAJIAN

Rumah sakit : RSUD Prof. Dr. Soekandar

Ruang : Mataram

I. BIODATA
Nama : Ny. A
Status Perkawinan :
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 72 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : tidak bekerja
Agama : Islam
Alamat : Prambon
Hubungan dg kx :
MRS tanggal : 28 Desember 2018
Dx Masuk : PPOK
Tgl Pengkajian : 10 Januari 2019
Oleh : Hesti Risnasari

II. POLA KESEHATAN FUNGSIONAL


1. Pola Presepsi Kesehatan
a. Keluhan Utama
Pasien mengeluh nafasnya berat dan batuk
b. Riwayat Penyakit sekarang
Keluarga px mengatakan px merasa nafasnya berat
kemudian kejang, lalu px segera dibawa ke
RSUD Prof. Dr. Soekandar
c. Rowayat Penyakit Dahulu
Keluarga px mengatakan px memiliki riwayat penyakit
stroek, hipertensi, dan ada beberapa masalah dengan
jantung dan paru paru
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga px mengatakan bahwa keluarga px tidak ada
yang mempunyai penyakit yang sama dengan px

2. Pola Nutrisi Metabolisme


Intake nutrisi : frekuensi 3 sdm / 3kali/ hari, jenis bubur
Intake cairan : frekuensi 600 ml jenis air mineral
Nafsu makan px menurun dan merasa mual apabila mau
makan, px juga terpasang infus PZ 500 cc 7tpm

3. Pola Eliminasi
a. Eliminasi uri
Selama MRS px hanya 2 kali BAB dengan karakteristik
warna kuning, bau khas, konsistensi lunak
b. Eliminasi alvi
Px BAK 5 – 6 kali sehari. Jumlah 100 – 200 cc degan
karakteristik warna kuning jernih dan berbau khas.
Jumlah urin dalam 24 jam sekitar 1000cc

4. Pola Aktivitas Latihan


a. Mobilitas
Jenis Kemampuan 0 1 2 3 4
Makan atau minum √
Berpakaian √
Mandi √
Toileting √
Mobilisasi di tempat tidur √
Berjalan √
0 : Mandiri
1 : dengan bantuan orang lain
2 : menggunakan alat bantu
3 : bantuan peralatan orang lain
4 : tidak mampu
b. Respirasi
Masalah dengan pernafasan : nafas berat dan batuk
produktif tapi sekret tidak bisa keluar
c. Sirkulasi
Tidak terdapat masalah dengan sirkulasi
5. Pola Istirahat Tidur
Px tidak bisa tidur di malam hari. Siang hari bisa tidur sekitar
satu jam kemudian bangun dan tertidur lagi, dengan total tidur
siang sekitar 5 jam. Px masih merasa mengantuk saat bangun
tidur

6. Pola Kognitif Perseptual


Kemampuan pengelihatan, pendengaran, penciuman dan bicara
px normal, kemampuan memahami cukup, tidak terdapat
perubahan memori

7. Pola Presepsi Diri


Px memiliki persepsi yang positif terhadap diri sendiri, px puas
dengan citra tubuhnya, px tidak suka berdandan

8. Pola Peran Berhubungan


Px tidak memiliki perubahan peran, px tidak bekerja

9. Pola Seksualitas Reproduksi


Sakit yang diderita px tidak memiliki dampak terhadap
seksualitas

10. Pola Koping


Penyakit yang diderita px tidak membuatnya stres

11. Pola Nilai Kepercayaan


Px tidak melakukan kegiatan keagamaan saat sakit

III. PEMERIKSAAN FISIK


Keadaan umum : lemah, nafas berat
Kesadaran, GCS : composmetris, 4 5 6
Tanda vital : TD : 130/80 mmHg Nadi : 75x/menit
Suhu : 36ºC RR : 19x/menit

Secara khusus (Chapelo – Caudal)


1. Kepala
Kulit kepala kotor, warna rambut putih, terdapat rambut rontok,
tidak terdapat jejas tidak terdapat hematom
2. Mata
Mata simetris, konjungtiva merah muda, pupil isokhor,
palpebra tidak odem
3. Hidung
Hidung simetris
4. Telinga
Telinga simetris, terdapat sedikit serumen, terdapat penurunan
pendengaran karena faktor usia
5. Mulut
Bibir simetris, mukosa bibir kering, leher normal, tidak
terdapat pembesaran kelenjar limfe dan tiroid
6. Paru
 Bentuk thorax barrel cest, bentuk punggung simetris,
terdapat penggunaan otot bantu nafas, pola nafas
reguler, terdapat retraksi intercoste
 Palpasi : ekspansi paru dekstra sinistra teraba getaran
sama, vokal fremitus dekstra sinistra teraba getaran
sama
 Perkusi : sonor
 Auskultasi : terdengan ronkhi
7. Jantung
Inspeksi : tidak terdapat ictus cordis
Palpasi : tidak teraba thrill
Perkusi : redup
Auskultasi : S1 S2 tunggal
8. Abdomen
Inspeksi : bentuk abdomen simetris
Auskultasi : peristaltik usus 10 x/menit
Palpasi : normal, tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : tympani
9. Ekstremitas
Kekuatan otot
5 5
4 4
10. Syaraf
-
11. Integumen
Akral teraba hangat, turgor kulit normal, CRT < 2 det, tidak
terdapat luka
IV. DATA PENUNJANG
Hasil Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Glukosa darah puasa 108 Mg/dl 74 – 106
Glukosa darah 2 jam pp 202 Mg/dl <120
SGPT 22 u/i L<42 / P<32
SGOT 31 u/i L<32 / P<31
Albumin 3,1 g/dl 3,4 – 4,8
HBSAG negative

Hasil bacaan foto Thoraks


Cxr : infiltrat di parahiller kanan hingga parakardial kanan, sela
iga melebar, jantung tear drop, aorta knop sedikit menonjol. Kesal :
keradangan non spesifik disertai emfisematous lung
Echo : dalam batas normal

V. TERAPI MEDIS
Drip aminofilin 1 amp dalam 500 cc PZ 7 tpm
Anbacim inj 3x1 gr (IV)
Furosemid inj 1x½ amp
Lanzopranzole inj 1x1 amp (IV)
Kodein tab 3x10 mg (PO)
Salbutamol 2x2 mg (PO)
Nebul bricasma : pulmicort = 1: 1 / 8jam
ANALISA DATA

Nama px : Ny A

Ruang : Mataram No. Register : 350xxx

NO Tanggal Data Etiologi Masalah TTD


1 10 DS: px mengeluh nafas PPOK Bersihan
januari terasa berat dan batuk ↓ jalan napas
2019 sekret tidak bisa keluar inflamasi tidak efektif
DO : px terlihat lemah, px ↓
terpasang oksigen nasal 4 Hipersekresi
lpm, terdapat penggunaan mukus
otot bantu nafas, terdapat ↓
retraksi intercoste, Bronkitis
terdengan ronkhi ↓
TD : 140/80 mmHg Penumpukan
N : 99x/menit lendir dan
S : 36,3ºC sekresi
RR : 22x/menit berlebihan

Bersihan
jalan napas
tidak efektif

DIAGNOSA

NO tanggal diagnosa TTD


1 10 januari Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d. penumpukan
2019 lendir dan sekresi berlebih d.d. px mengeluh nafas
terasa berat dan batuk sekret tidak bisa keluar, px
terlihat lemah, px terpasang oksigen nasal 4 lpm,
terdapat penggunaan otot bantu nafas, terdapat retraksi
intercoste, terdengan ronkhi
TD : 140/80 mmHg
N : 99x/menit
S : 36,3ºC
RR : 22x/menit
INTERVENSI

Nama px : Ny A

Ruang : Mataram No. Registtrasi : 350xxx

No Tgl Tujuan / Kriteria Intervensi Rasional


Hasil
1 10 Setelah diberikan 1. Obsevasi 1. Mengetahui
janua asuhan TTV keadaan umum
ri keperawatan px sebelum dan
2019 selama 3x24 jam sesudah
diharapkan dilakukan
bersihan jalan tindakan
nafas px dapat keperawatan
kembali efektif agar dapat
Kriteria hasil : ditentukan
1. Menunjukk tindakan yang
an jalan sesuai
nafas yang 2. Auskultasi 2. Pernapasan
bersih’’ dada untuk ronkhi,
2. Tidak karakter wheezing,
terdapat bunyi nafas menunjukkan
suara nafas dan adanya tertahannya
tambahan sekret sekret obstruksi
3. Tidak jalan napas
terdapat 3. Sarankan 3. Pakaian yang
penggunaa agar tidak ketat dapat
n otot memakai menyulitkan px
bantu baju yang untuk bernapas
pernafasan ketat
4. Mampu 4. Ajarkan 4. Agar px dapat
melakukan batuk efektif mengeluarkan
perbaikan sekret secara
bersihan maksimal
jalan nafas 5. Berikan 5. Memudahkan
posisi semi px untuk
fowler bernapas
6. Berikan air 6. Membantu
minum untuk
hangat mengencerkan
sekret
7. Kolaborasi 7. Oksigen untuk
dengan mencegah
dokter dalam hipoksia, obat-
pemberian obatan spt nebul
oksigen dan berguna untuk
obat obatan membantu
mengencerkan
sekret
IMPLEMENTASI

Nama px : Ny A

Ruang : Mataram No. Registtrasi : 350xxx

NO Tgl / Tindakan TTD


DX Waktu
1 10/1/19 Bina hubungan saling percaya dengan px dengan
13.00 memperkenalkan diri dan tujuan kita
13.10 Mengobservasi TTV
13.30 Mengauskultasi dada untuk mengetahui karakter bunyi
nafas dan adanya sekret
14.00 Menyarankan px untuk menggunakan pakaian yang tidak
ketat
15.00 Memberikan air minum hangat kepada px
16.00 Berkolaborasi dalam pemberian obat obatan
16.00 Anbacim inj 3x1 gr (IV)
16.03 Nebul bricasma : pulmicort = 1: 1 / 8jam
16.20 Kodein tab 3x10 mg (PO)
16.25 Salbutamol 2x2 mg (PO)
16.30 Berkolaborasi dalam pemberian oksigen nasal 4 lpm

11/1/19 Mengobservasi TTV


13.00
13.15 Mengauskultasi dada untuk mengetahui karakter bunyi
napas dan adanya sekret
14.00 Mengajarkan cara batuk yang efektif
14.30 Memberikan posisi semi fowler
16.00 Berkolaborasi dalam pemberian obat obatan
16.00 Anbacim inj 3x1 gr (IV)
16.03 Nebul bricasma : pulmicort = 1: 1 / 8jam
16.20 Kodein tab 3x10 mg (PO)
16.25 Salbutamol 2x2 mg (PO)
16.30 Berkolaborasi dalam pemberian oksigen nasal 4 lpm

12/1/19 Mengobservasi TTV


07.00
07.15 Mengauskultasi dada untuk mengetahui karakter bunyi
napas dan adanya sekret
07.30 Memberikan posisi semi fowler
09.00 Berkolaborasi dalam pemberian obat obatan
09.00 Drip aminofilin 1 amp dalam 500 cc PZ 7 tpm
09.05 Anbacim inj 3x1 gr (IV)
09.08 Furosemid inj 1x½ amp
09.11 Lanzopranzole inj 1x1 amp (IV)
09.14 Nebul bricasma : pulmicort = 1: 1 / 8jam
09.30 Kodein tab 3x10 mg (PO)
09.35 Salbutamol 2x2 mg (PO)
09.40 Berkolaborasi dalam pemberian oksigen nasal 4 lpm
CATATAN PERKEMBANGAN

NO Tgl / Evaluasi TTD


DX Waktu
1 10/1/19 S : px mengatakan nafasnya berat
21.00
O : px memakai oksigen nasal 4 lpm, terdapat
penggunaan otot bantu nafas, terdengar ronkhi
TD : 130/80 mmHg, RR: 21x/menit, N : 93x/menit, S :
36,5ºC

A : masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi
 Observasi TTV
 Auskultasi dada
 Ajarkan batuk efektif
 Beri posisi semi fowler
 Kolaborasi dalam pemberian oksigen nasal dan
obat-obatan
1 11/1/19 S : px mengatakan nafasnya mulai terasa tidak berat,
21.00 namun apabila selesai aktifitas nafasnya terasa berat
lagi

O : px memakai oksigen nasal 4 lpm, terdengar ronkhi


TD : 100/70 mmHg, RR: 28x/menit, N : 90x/menit, S :
36ºC

A : masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi
 Observasi TTV
 Auskultasi dada
 Beri posisi semi fowler
 Kolaborasi dalam pemberian oksigen nasal dan
obat-obatan
1 12/1/19 S : px mengatakan nafasnya sudah tidak berat
09.00
O : px memakai oksigen nasal 4 lpm,
TD : 110/70 mmHg, RR: 24x/menit, N : 92x/menit, S :
36,3ºC

A : masalah teratasi

P :intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai