Anda di halaman 1dari 16

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Makalah dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas yang diampu
oleh
Ibu Kurniati Puji Lestari, S.Kep, Ns, M.Kes

Disusun oleh Kelompok 4 :


1. Sang Komang Proklamasindo .M (P1337420617005)
2. Ananda Ayu Damayanti (P1337420617021)
3. Mega Ayu Lestari (P1337420617029)
4. Dona Putu Sari (P1337420617030)
5. Cici Silviani (P1337420617034)
6. Desy Salma Adibah (P1337420617035)
7. Shinta Wahyunigrum (P1337420617036)
8. Umi Malikah (P1337420617038)
9. I Made Arya Putra (P13374206170344)

2A3 REGULER

PROGRAM STUDI S1 TERAPAN KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2018/2019
PENGESAHAN PEMBIMBING

1. Judul Makalah : Hiperemesis Gravidarum


2. Ketua Tim
a. NamaLengkap : Sang Komang Proklamasindo Mukti
b. Program Studi : S1 Terapan Keperawatan Semarang
c. NIM : P1337420617005
3. Pembimbing
a. NamaLengkap : Kurniati Puji Lestari, S.Kep, Ns, M.Kes
b. NIP :

Semarang, 23 Januari 2019


Pembimbing, Ketua Tim,

Kurniati Puji Lestari, S.Kep, Ns, MKes Sang Komang P. M


NIM.P1337420617005
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul :
“Hiperemesis Gravidarum”
Penulis menyadarisepenuhnya bahwa makalah ini dapat diselesaikan berkat bimbingan dan
bantuan sejumlah pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
Ibu Ria Ambarwati, S. sebagai dosen mata kuliah Ilmu Gizi.
Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat.

Semarang, 23 Januari 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

JUDUL........................................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING............................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah................................................................................................................. 1
Rumusan Masalah........................................................................................................................... 1
Tujuan Penulisan Makalah.............................................................................................................. 1
Manfaat Penulisan Makalah............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
Definisi........................................................................................................................................... 4
Etiologi........................................................................................................................................... 4
Manifestasi Klinis.......................................................................................................................... 5
Komplikasi..................................................................................................................................... 7
Penanganan.................................................................................................................................... 7
Pathway......................................................................................................................................... 9
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian................................................................................................................................... 10
Diagnosa...................................................................................................................................... 11
BAB IV PENUTUP
Simpulan....................................................................................................................................... 14
Saran............................................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 15

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Mual dan muntah (Morning Sickness, Emesis Gravidarum) pada
kehamilan merupakan hal yang sering terjadi. Hingga 80 % dari semua wanita
hamil mengalami keluhan mual dan muntah selama kehamilan mereka.
Serangan awal mual dan muntah selama kehamilan yang biasa terjadi
adalah antara 4 dan 8 minggu kehamilan dan terus berlanjut hingga 14-16
minggu kehamilan. Sebagian besar wanita hamil mengalami gangguan
kenyamanan disebabkan mual dan muntah. Mual dan muntah selama
kehamilan mempunyai dampak merugikan pada kehidupan keluarga, sosial
dan profesi wanita.
Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap
saat dan malam hari. Gejala – gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah
hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
Mual dan muntah terjadi pada 60 – 80% primigravida dan 40 – 60% multi
gravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala – gejala ini menjadi lebih
berat.
Diduga 50% sampai 80% ibu hamil mengalami mual dan muntah dan
kira – kira 5% dari ibu hamil membutuhkan penanganan untuk penggantian
cairan dan koreksi ketidakseimbangan elektrolit.
Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan
muntah berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga
menggganggu kesehatan dan pekerjaan sehari – hari (Arief. B., 2009).
Wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum
sehingga berat badannya sangat turun, turgor kulit berkurang , dieresis
berkurang dan timbul asetonuri, keadaan ini di sebut hiperemesis gravidarum
(Sastrowinata, 2004).
Hiperemesis gravidarum adalah vomitus yang berlebihan atau tidak
terkendali selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi,
ketidakseimbangan elektrolit, atau defisiensi nutrisi, dan kehilangan berat
badan (Lowdermilk, 2004).

B. RUMUSAN MASALAH

2
Rumusan masalah yang dapat diangkap pada makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian dari emesis gravidarum dan hyperemesis gravidarum?
2. Apa penyebab dari emesis gravidarum dan hyperemesis gravidarum?
3. Apa saja Manifestasi Klinis dari emesis gravidarum dan hyperemesis
gravidarum?
4. Apa saja komplikasi yang harus dilakukan pada hyperemesis gravidarum?
5. Bagaimana penatalaksanaan dari hyperemesis gravidarum?
6. Bagaimana asuhan keperawatan pada hiperemesis gravidarum?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk dapat mengerti dan mengetahui mengenai pengertian dari emesis
gravidarum dan hyperemesis gravidarum.
2. Untuk dapat mengerti dan mengetahui mengenai penyebab dari emesis
gravidarum dan hyperemesis gravidarum.
3. Untuk dapat mengerti dan mengetahui mengenai Manifestasi Klinis dari
emesis gravidarum dan hyperemesis gravidarum.
4. Untuk dapat mengerti dan mengetahui mengenai komplikasi yang harus
dilakukan pada hyperemesis gravidarum.
5. Untuk dapat mengerti dan mengetahui mengenai penatalaksanaan dari
hyperemesis gravidarum.
6. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada hiperemesis gravidarum.

BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI
 Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang hebat dalam
masa kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan, penurunan
berat badan atau gangguan elektrolit sehingga menggangu aktivitas sehari
– hari dan membahayakan janin didalam kandungan. Pada umumnya

3
terjadi pada minggu ke 6 – 12 masa kehamilan, yang dapat berlanjut
hingga minggu ke 16 – 20 masa kehamilan.
 Hiperemesis gravidarum adalah bertambahnya emesis yang dapat
mengakibatkan gangguan kehidupannya sehari-hari. Hiperemesia
gravidarum yang berlangsung lama hingga dapat mengakibatkan gangguan
tumbuh kembang janin.
 Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan selama masa
hamil. Muntah yang membahayakan ini dibedakan dari morning sicknes
normal yang umum dialami wanita hamil karena intensitasnya melebihi
muntah normal dan berlangsung selama trimester pertama kehamilan.

B. ETIOLOGI
Kejadian hyperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti. Tetapi
beberapa factor predisposisi dapat dijabarkan sbb:
1. Factor adaptasi dan hormonal
Pada ibu hamil yang kekurangan darah lebih sering terjadi hyperemesis
gravidarum. Yang termasuk dalam ruang lingkup factor adaptasi adalah ibu
hamil dengan anemia, wanita primigravida, dan over distensi rahim pada
kehamilan ganda dan kehamilan mola hidatidosa.
Sebagian kecil primigravida belum mampu beradaptasi terhadap
hormone estrogen dan gonadotropin korionik, sedangkan pada kehamilan
ganda dan mola hidatidosa, jumlah hormone yang terlalu tinggi dapat
menyebabkan hyperemesis gravidarum.

2. Factor psikologis
Hubungan factor psikologis dengan kejadian hyperemesis gravidarum
belum jelas. Besar kemungkinan bahwa wanita yang menolak hamil, takut
kehilangan pekerjaan, keretakan hubungan dengan suami dapat menjadi
factor kejadian hyperemesis gravidarum.
3. Factor alergi
Pada kehamilan, dimana diduga terjadi invasi jaringan villi korialis yang
masuk ke dalam peredaran darah ibu, maka factor alergi dianggap dapat
menyebabkan kejadian hyperemesis gravidarum.

C. MANIFESTASI KLINIS
Sekalipun batas antara muntah yang fisiologis dan patologis tidak jelas, tetapi
muntah yang menimbulkan gangguan kehidupan sehari-hari dan dehidrasi

4
memberikan petunjuk bahwa wanita telah memerlukan perawatan yang
intensif.
Gambaran gejala hyperemesis gravidarum secara klinis dapat dibagi menjadi 3
tingkat:
1. Hyperemesis gravidarum tingkat pertama
 Muntah berlangsung terus
 Makan berkurang
 Berat badan menurun
 Kulit dehidrasi-tonusnya lemah
 Nyeri di daerah epigastrium
 Tekanan darah turun dan nadi meningkat
 Lidah kering
 Mata tampak cekung
2. Hyperemesis gravidarum tingkat kedua
 Penderita tampak lebih lemah
 Gejala dehidrasi makin tampak mata cekung, tugor kulit makin
kurang, lidah kering dan kotor.
 Tekanan darah turun, nadi meningkat
 Berat badan makin menurun
 Mata ikterik
 Gejala hemokonsentrasi makin tampak: urin berkurang, badan aseton
dalam urin meningkat
 Terjadi gangguan buang air besar
 Mulai tampak gejala gangguan keadaran, menjadi apatis
 Napas berbau aseton
3. Hyperemesis gravidarum tingkat ketiga
 Muntah berkurang
 Keadaan umum wanita hamil makin menurun: tekanan darah turun,
nadi meningkat, dan suhu naik: keadaan dehidrasi makin jelas
 Gangguan fatal hati terjadi dengan manifestasi icterus
 Gangguan kesadaran dalam bentuk: somnolen sampai koma:
komplikasi susunan saraf pusat (ensofalopati wenicke): nistagmus-
perubahan arah bola mata, diplopia-gambar tampak ganda, perubahan
mental.

D. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi hiperemesis gravidarum dapat disebabkan karena
peningkatan Hormone Chorionic Gonodhotropin(HCG) dapat menjadi faktor
mual dan muntah. Peningkatan kadar hormon progesterone menyebabkan otot
polos pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga motilitas
menurun dan lambung menjadi kosong. Hiperemesis gravidarum yang

5
merupakan komplikasi ibu hamil muda bila terjadi terus menerus dapat
mengakibatkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, serta dapat
mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk
keperluan energi.
Pada beberapa kasus berat, perubahan yang terjadi berhubungan
dengan malnutrisi dan dehidrasi yang menyebabkan terdapatnya non-protein
nitrogen, asam urat, dan penurunan klorida dalam darah, kekurangan vitamin
B1, B6, B12, dapat mengakibatkan terjadinya anemia, gangguan alat-alat vital
sampai menimbulkan kematian. (Mitayani, 2009 hal 56).

E. KOMPLIKASI
1. Komplikasi yang terjadi pada ibu:
 Hiperemesis dapat menyebabkan dehidrasi sehingga cairan
ekstraseluler dan plasma berkurang.
 Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya
ekskresi lewat ginjal menambah frekuensi muntah – muntah lebih
banyak, dapat merusak hati.
 Terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (Sindroma
Mallory-Weiss) dengan akibat perdarahan gastro intestinal.
 Ruptur Eosophageal
Hal ini berkaitan dengan muntah berat, jika terlalu sering muntah maka
secara tidak langsung memberikan tekanan pada esafagus untuk
mengeluarkan kembali makanan yang telah dimakan. Sehingga mampu
menimbulkan yeri pada esophagus dan menimbulkan jejas yang dapat
menyebabkan dinding esophagus ruptus secara bertahap.
2. Komplikasi yang terjadi pada janin:
Hiperemesis gravidarum tidak hanya mengancam kehidupan klien,
namun dapat menyebabkan efek samping pada janin seperti abortus, berat
badan lahir rendah, kelahiran premature dan malformasi pada bayi lahir.

F. PENANGANAN
1. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, terapi cerah dan
peredaran udara yang baik. Catat cairan yang keluar dan masuk. Hanya
dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita, sanpai
muntah berhenti dan penderita mau makan. Tidak diberikan

6
makanan/minum dan selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja
gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
2. Terapi psikologik
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat
disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi
pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat
menjadi latar belakang penyakit ini.
3. Cairan
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan
protein dengan glukose 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3
liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium, dan vitamin, khususnya
vitamin B kompleks dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat
diberikan pula asam amino secara intravena.
4. Obat
Pemberian obat pada hyperemesis gravidum sebaiknya berkonsultasi
dengan dokter sehingga dapat dipilih obat yang tidak bersifat teratogenik
atau dapat menyebabkan kelainan kongenital pada bayi.
5. Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadan tidak menjadi baik, bahkan mundur.
Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikistrik bila keadaan
memburuk. Delirium, kebutaan, takhikardi, ikterus, anuria dan perdarahan
merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu
dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan
abortus teraupetik sering sulit diambil, oleh karana itu di satu pihak tidak
boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tidak boleh menunggu
sampai terjadi gejala ireversibel pada organ vital

7
G. PATHWAY

Faktor alergi Faktor predisposisi Peningkatan estrogen

Emesis gravidarum Penurunan pengossongan lambung

Peningkatan tekanan gaster


Penyesuaian Komplikasi

Hiperemesis gravidarum

Intake nutrisi menurun Kehilangan cairan berlebih

Gangguan nutrisi Dehidrasi


Pengeluaran nutrisi
kebutuhan tubuh
berlebihan

Cairan eksta seluler dan hemokonsentrasi


plasma

Aliran darah ke jaringan


Gangguan
menurun
keseimbangan cairan
dan elektrolit
Metabolisme intra sel Perfusi jaringan
menurun otak

Otot lemah Penurunan


kesadaran

Kelemahan tubuh

Intoleransi
aktifitas

8
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Keluhan
 Muntah yang hebat
 Mual, muntah pada pagi hari dan setelah makan
 Nyeri epigastrik
 Merasa haus
 Tidak nafsu makan
 Muntah makanan/cairan asam
2. Faktor predisposisi
 Umur ibu < 20 tahun
 Multiple gestasi
 Obesitas
 Trofoblastik desease
3. Pemeriksaan fisik
 Asidosis metabolik yang ditandai dengan sakit kepala, disorientasi
 Takikardi, hypotensi, vertigo
 Konjungtiva ikterik
 Gangguan kesadaran, delirium
Tanda-tanda dehidrasi :
 Kulit kering, membran mukosa bibir kering
 Turgor kulit kembali lambat
 Kelopak mata cekung
 Penurunan BB
 Peningkatan suhu tubuh
 Oliguria, ketonuria
 Urin pekat
4. Pemeriksaan Penunjang
 Kadar potassium, sodium, klorida, dan protein menurun
 Hemoglobin dan hematokrit menurun
 Urinalisis : adanya keton dan kadang-kadang adanya protein
 Kadar vitamin dalam darah menurun
 BUN, non protein nitrogen, uric acid meningkat

9
5. Data laboratorium:
- Proteinuria
- Ketonuria
- Urobilinogen
- Penurunan kadar potasium, sodium, klorida, dan protein
- Kadar vitamin menurun
- Peningkatan Hb dan Ht

B. Diagnosa Keperawatan yang muncul


1. Gangguan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
pengeluaran nutrisi yang berlebihan dan intake kurang
Tujuan :
a. Menjelaskan komponen diet seimbang prenatal, memberikan makanan
yang mengandung vitamin, mineral, protein dan besi
b. Mengikuti diet yang dianjurkan
c. Mengkonsumsi suplemen zat besi/ vitamin sesuai resep
d. Menunjukkan penambahan berat badan yang sesuai (biasanya 1,5 kg pada
akhir trimester pertama)
Intervensi
a. Awasi asupan nutrisi dulu/ sekarang dengan
menggunakan batasan 24 jam. Perhatikan kondisi rambut, kulit dan kuku.
b. Pastikan tingkat pengetahuan tentang kebutuhan
nutrisi
c. Timbang berat badan klien; pastikan berat badan
pregravida biasanya. Berikan inforamasi tentang penambahan prenatal
yang optimum
d. Pantau kadar hemoglobin dan Hematokrit serta
tanda-tanda vital
e. Berikan diet yang sesuai dengan kondisi pasien

2. Gangguan Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit Berhubungan Dengan


Kehilangan Cairan
Tujuan :
- Mengidentifikasi dan melakukan tindakan untuk menurunkan
frekuensi dan keparahan mual/ muntah

10
- Mengkonsumsi cairan dengan jumlah yang sesuai setiap hari
- Mengidentifikasi tanda-tanda dan gejala dehidrasi yang
memerlukan tindakan
Intervensi
a. Tentukan frekuensi / beratnya mual/ muntah
b. Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain (misalnya ulkus
peptikum, gastritis,kolesistitis)
c. Anjurkan klien mempertahankan masukan/ keluaran, tes urine dan
penurunan berat badan setiap hari.
d. Kaji suhu dan turgor kulit, membrane mukosa, tekanan darah (TD), suhu,
masukan/ keluaran, dan berat jenis urine Timbang berat badan klien dan
bandingkan dengan standar
e. Anjurkan peningkatan masukan minimal berkarbonat, makan enam kali
sehari dengan jumlah yang sedikit dan makanan tinggi karbohidrat
(misalnya popcorn, roti kering sebelum bangun tidur.
3. Intoleransi Aktifitas Berhubungan Dengan Kelemahan Umum
Tujuan :
a. Melaporkan peningkatan rasa sejahtera/ tingkat energi
b. Mendemonstrasikan peningkatan aktivitas fisik yang dapat diukur
Intervensi
a. Pantau respon fisiologis terhadap aktifitas, misal : perubahan tekanan
darah, atau frekuensi denyut jantung/ pernafasan
b. Buat tujuan aktifitas realistis dengan pasien
c. Rencanakan perawatan untuk memungkinkan periode istirahat. Jadwalkan
aktifitas untuk periode bila pasien mempunyai banyak energi. Libatkan
pasien/ orang terdekat dalam perencanaan jadwal
d. Berikan latihan rentang gerak pasif/ aktif pada pasien yang terbaring di
tempat tidur
e. Pertahankan tempat tidur pada posisi rendah, singkirkan perabotan, bantu
ambulasi
f. Berikan oksigen suplemen sesuai indikasi
g. Rujuk pada therapi fisik/ okupasi

11
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Emesis gravidarum (morning sickness) adalah gejala yang wajar atau
sering terdapat pada kehamilan trimester pertama.Mual biasanya terjadi pada
pagi hari, tetapi ada yang timbul setiap saat dan malam hari.Gejala-gejala ini
biasanya terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung
kurang lebih 10 minggu. Sedangkan Hiperemesis gravidarum adalah mual dan
muntah yang hebat dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan
kekurangan cairan, penurunan berat badan atau gangguan elektrolit sehingga
menggangu aktivitas sehari – hari dan membahayakan janin didalam
kandungan. Pada umumnya terjadi pada minggu ke 6 – 12 masa kehamilan,
yang dapat berlanjut hingga minggu ke 16 – 20 masa kehamilan.

B. SARAN
Dengan mempelajari dan mendapatkan informasi mengenai Emesis
Gravidarum dan Hiperemesis gravidarum mahasiswa mampu mengetahui dan
mempraktekan serta dapat membantu di lapangan kerja dengan efektif sesuai
dengan teori yang benar.

12
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba. 2008. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-fitarianah-5363-2-babii.pdf

Manuaba, 2003. Kepaniteraan Klinik Obstetri & Ginekologi. Jakarta:EGC

Mitayani, 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika

Prawirohardjo, S. 2006. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

13

Anda mungkin juga menyukai