WALIKOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN
PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR
NOMOR 22 TAHUN 2016
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS) PENYUSUNAN RP3KP SEBAGAI FASILITAS MBR
PENERIMA AKSES KREDIT DAN SUBSIDI PERUMAHAN
Menimbang
gingat
2
a
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA MAKASSAR,
bahwa untuk melaksanakan amanat Pasal 15 huruf ¢ dan
Pasal 126 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota mempunyai tugas menyusun _rencana
pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan
permukiman serta Pemeritah Kabupaten/Kota memberikan
kemudahan dan/atau—bantuan— pembiayaan untuk
pembangunan dan perolehan rumah umum dan rumah
swadaya bagi MBR;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a diatas, maka perlu ditetapkan Peraturan
Walikota tentang Petunjuk Teknis (Juknis) Penyusunan RP3KP
Sebagai Fasilitas MBR Penerima Akses Kredit Dan Subsidi
Perumahan.
Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan
Daerah-daerah ‘Tingkat II di Daerah Sulawesi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822);
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002
Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4247);
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4725);
Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739);*
10.
T,
12.
13.
14,
15,
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5059);
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman; (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 7 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5188);
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587);scbagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 23Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Indoncsia Nomor 56790);
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5601);
Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1971 tentang
Perubahan Batas-batas Daerah Kotamadya Makassar dan
Kabupaten-kabupaten Gowa, Maros danPangkajene dan
Kepulauan dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sulawesi
Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1971
Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 2970);
Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 1999 tentang
Perubahan Nama Kota Ujung Pandang menjadi Kota Makassar
dalam Wilayah Propinsi Sulawesi Selatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 193) ;
Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksana Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4532);
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5103);
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indoncsia
Nomor 5285);16. Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2011 tentang Rencana
‘Tata Ruang Kawasan Perkotaan Mamminasata;
17. Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 12 Tahun 2014
Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pembangunan Dan
Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Perumahan
Daerah Propinsi Dan Daerah Kabupaten /Kota.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR TENTANG PETUNJUK
TEKNIS (JUKNIS) PENYUSUNAN RP3KP SEBAGAI FASILITAS
MBR PENERIMA AKSES KREDIT DAN SUBSIDI PERUMAHAN.
Pasal 1
Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan :
eee
”
10.
1.
12.
Daerah adalah Kota Makassar;
Walikota adalah Walikota Makassar;
Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Makassar;
Dinas Perumahan dan Bangunan Gedung Pemerintah Daerah adalah Dinas
Perumahan dan Bangunan Gedung Pemerintah Daerah;
Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah
perangkat daecrah pada pemerintah_ daerah_—selaku—_pengguna
anggaran/pengguna barang;
Perumahan dan kawasan permukiman adalah satu kesatuan sistem yang
terdiri atas pembinaan, penyelenggaraan perumahan, penyelenggaraan
kawasan permukiman, pemeliharaan dan perbaikan, pencegahan dan
peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh,
penyediaan tanah, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran
masyarakat;
Dana Alokasi Khusus Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman yang
selanjutnya discbut DAK, adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN
yang dialokasikan kepada pemerintah daerah untuk meningkatkan
ketersediaan rumah yang layak huni dan terjangkau bagi Masyarakat
Berpenghasilan Rendah;
Komponen Dana Alokasi Khusus, adalah air minum, air limbah, persampahan,
jaringan distribusi listrik dan penerangan jalan umum, yang merupakan bagian
dari Prasarana dan Sarana, serta Utilitas Umum;
Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang
layak huni, saranapembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat
penghuninya, serta aset bagi pemiliknya;
Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik
perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan
utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni;
Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan
lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan, yang berfungs
scbagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat
kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan;
Penyelenggaraan perumahandan kawasan permukiman adalah kegiatan
perencanaan, pembangunan, pemanfaatan, dan pengendalian, termasuk di
dalamnya pengembangan kelembagaan, pendanaan dan sistem pembiayaan,
serta peran masyarakat yang terkoordinasi dan terpadu;