Anda di halaman 1dari 13

BAB II

ISI

A. Notasi Ilmiah

1. Pengertian notasi ilmiah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian notasi adalah sistem

lambang (tanda) yang menggambarkan bilangan nada-nada dan ujaran. Proses

perlambangan, nada atau ujaran dengan tanda (huruf), catatan pendek yang perlu

diketahui atau diingat. Sedangkan ilmiah adalah bersifat ilmu. Secara ilmu

pengetahuan notasi ilmiah adalah ilmu tentang sistem lambang (tanda) yang

menggambarkan bilangan nada atau ujaran dengan tanda huruf.1

2. Macam-macam notasi ilmiah

Pernyataan ilmiah yang dikutip seseorang dalam karangan ilmiah harus

mencakup identifikasi orang yang membuat pernyataan tersebut, identifikasi

media komunikasi ilmiah tempat pernyataan itu dimuat atau disampaikan, dan

identifikasi lembaga yang menerbitkan publikasi ilmiah tersebut serta tempatnya.

Jika tidak diterbitkan tetapi disampaikan dalam bentuk makalah dalam seminar,

skripsi, tesis, dan disertasi, disebutkan tempat, waktu, dan lembaga yang

melakukan kegiatan tersebut. Cara mencantumkan ketiga identifikasi tersebut

dalam tulisan ilmiah disebut teknik notasi ilmiah.1

Ada tiga teknik notasi ilmiah yang digunakan, yakni foot note, in note, dan

end note. Foot note adalah catatan yang ditempatkan di kaki halaman pada

halaman yang sama. In note adalah catatan yang ditempatkan menyatu dengan

Universitas Lambung Mangkurat


5

teks karangan. Sedangkan end note adalah catatan yang ditempatkan di akhir

sebuah karangan ilmiah.1

a. Foot note

Foot note (catatan kaki) adalah keterangan-keterangan atas teks karangan

yang ditempatkan pada kaki halaman karangan yang bersangkutan. Catatan kaki

dapat digunakan untuk menyusun pembuktian, menyatakan utang budi,

menyampaikan keterangan tambahan, dan merujuk bagian lain dari teks.2

1) Teknik pembuatan foot note1

(a) Harus disediakan ruang atau tempat secukupnya pada kaki halaman

sehingga margin bawah tidak boleh lebih sempit dari 3 cm sesudah diketik

baris terakhir dari catatan kaki. Sesudah baris terakhir dari teks, dalam

jarak 3 spasi harus dibuat sebuah garis, mulai dari margin kiri sepanjang

15 ketikan dengan huruf pika, atau 18 ketikan dengan huruf elite.

(b) Dalam jarak dua spasi dari garis tadi, dalam jarak 5-7 ketikan dari margin

kiri diketik nomor penunjukan.

(c) Langsung sesudah nomor penunjukan, setengah spasi ke bawah mulai

diketik baris pertama dari catatan kaki.

(d) Jarak antarbaris dalam catatan kaki adalah spasi tunggal, sedangkan jarak

antar catatan kaki pada halaman yang sama spasi ganda.

(e) Baris kedua dari tiap catatan kaki selalu dimulai dari margin kiri.

2) Singkatan dalam foot note1

(a) Ibid. (singkatan dari ibidum, artinya sama dengan di atas) untuk catatan

kaki yang sumbernya sama dengan catatan kaki yang tepat diatasnya.

Universitas Lambung Mangkurat


6

Ditulis dengan huruf kapital, cetak miring, diikuti titik, diikuti koma,

kemudian diikuti nomor halaman.

(b) op. cit. (singkatan dari opere citato, artinya dalam karya yang telah

dikutip), dipergunakan untuk catatan kaki dari sumber yang pernah

dikutip, tetapi telah disisipi catatan kaki lain dari sumber lain. Urutannya:

nama pengarang, op. cit., nomor halaman.

(c) loc. cit. (singkatan dari loco citato, artinya tempat yang telah dikutip),

dipergunakan untuk catatan kaki dari sumber yang pernah dikutip pada

halaman yang sama, tetapi telah disisipi catatan kaki lain dari sumber lain.

Urutannya: nama pengarang, loc. cit (tanpa nomor halaman).

Contoh foot note:


1
Richard C. Martin. Approaches to Islam in Religious Studies (Arizona: The

University of Arizona Prress, 1985), hal. 75.


2
Gorys Keraf, Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa (Ende:

Nusa Indah, 1997), hal. 45.


3
Ibid., hal. 55.
4
Richard C. Martin, op. cit., hal. 82.
5
Richard C. Martin, loc. cit.

b. In note

In note merupakan notasi ilmiah dengan cara meletakkan sumber yang

dirujuk menyatu dengan teks yang dirujuk. Hal ini dimaksudkan agar pembaca

langsung mengetahui sumber asal pernyataan tersebut dikutip. Jika dalam foot

note penulis dapat memberikan keterangan-keterangan tambahan, dalam in note

Universitas Lambung Mangkurat


7

tidak dimungkinkan. Keterangan tambahan dalam in note akan mengganggu isi

teks, sedangkan keterangan tambahan dalam foot note sama sekali tidak

mengganggu teks karena letaknya terpisah, yakni di kaki halaman.1

1) Cara menulis in note kutipan langsung

Kutipan yang berisi kurang dari 40 kata ditulis diantara tanda kutip (“…”)

sebagai bagian yang terpadu dalam teks utama, dan diikuti nama penulis, tahun

dan nomor halaman. Nama penulis dapat ditulis secara terpadu dalam teks atau

menjadi satu dengan tahun dan nomor halaman di dalam kurung.1 Contoh sebagai

berikut:

Azra (1990: 123) menyimpulkan “ada hubungan yang erat antara faktor

sosial ekonomi dengan prestasi belajar”.

Atau:

Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah “ada hubungan yang erat antara

faktor sosial ekonomi dengan prestasi belajar” (Azra, 1990: 123).

Kutipan yang berisi 40 kata atau lebih ditulis tanpa tanda kutip secara

terpisah dari teks yang mendahului, ditulis 1,2 cm dari garis tepi sebelah kiri dan

kanan, dan diketik dengan spasi tunggal, nomor halaman juga harus diketik.1

2) Cara menulis in note kutipan tidak langsung

Kutipan yang disebut secara tidak langsung atau dikemukakan dengan

bahasa penulis sendiri ditulis tanpa tanda kutip terpadu dalam teks. Nama penulis

bahan kutipan dapat disebut terpadu dalam teks, atau disebut dalam kurung

bersama tahun penerbitnya. Jika memungkinkan nomor halaman disebutkan.1

Contoh sebagai berikut:

Universitas Lambung Mangkurat


8

Saliman (1990:13) tidak menduga bahwa mahasiswa tahun ketiga lebih baik

daripada mahasiswa tahun keempat.

Atau:

Mahasiswa tahun ketiga ternyata lebih baik daripada tahun keempat

(Saliman, 1990:13).

c. End note
End note merupakan notasi ilmiah dengan cara memberikan keterangan

sumber pernyataan yang dirujuk dan keterangan-keterangan lainnya yang

ditempatkan di akhir sebuah karangan ilmiah sebelum daftar pustaka.

Sebagaimana dalam foot note, dalam end note penulis dapat memberikan

keterangan-keterangan tambahan. Teknik penulisan end note sama dengan teknik

penulisan foot note, yang membedakan hanya letaknya. Foot note di kaki halaman

di mana pernyataan tersebut ditemui, sedangkan end note diletakkan di akhir suatu

karangan ilmiah.1

Pada teknik end note, nama pengarang diletakkan setelah bunyi kutipan atau

dicantumkan di bagian akhir narasi, dengan ketentuan sebagai berikut:3

1) Membuat pengantar kalimat sesuai dengan keperluan.

2) Menampilkan kutipan, baik dengan kutipan langsung maupun kutipan tidak

langsung.

3) Menulis nama akhir pengarang tanpa koma, tahun terbit titik dua, dan nomor

halaman di dalam kurung dan akhirnya diberi titik.

Contoh:

Ada aspek penguasaan pragmatik, anak dianggap sudah dapat berbahasa

pada waktu ia mampu mengeluarkan kata-kata pertamanya, yaitu sekitar usia satu

Universitas Lambung Mangkurat


9

tahun. Akan tetapi sesungguhnya sejak masa-masa awal setelah kelahirannya anak

mampu berkomunikasi dengan ibunya. Demikian juga orang-orang dewasa di

lingkungannya pun memperlakukan anak seolah-olah sudah dapat berbicara

(Spencer dan Kass, 1970 : 130).1

B. Organisasi Karangan

Organisasi karangan menyangkut persoalan komponen dalam karangan

yang saling terkait secara prinsip komponen tersebut berkaitan dengan dua aspek,

yaitu aspek bentuk atau format dan aspek isi. Aspek bentuk berkenaan dengan

struktur atau format karangan. Aspek isi pada intinya berkaitan dengan

pengelolaan dan penataan ide atau pesan. Aspek bentuk agar karangan dapat

dipublikasikan sebagai karya ilmiah, ada ketentuan struktur atau format karangan

yang bersifat relatif baku, dalam arti, masih terdapat peluang kreatif untuk

modifikasi tanpa menghilangkan esensinya. Struktur baku tersebut seperti

tertuang dalam ISO (International Standardization Organization) yang meliputi

judul tulisan, nama penulis, abstrak, kata kunci, pendahuluan, dan inti tulisan atau

isi (teori, metode, hasil, pembahasan, simpulan dan usulan, ucapan terima kasih,

dan daftar pustaka). Dalam aspek isi, perencanaan karangan terdiri atas tiga

tahapan, yaitu prapenulisan, penulisan, dan pascapenulisan (revisi).4

Pada tahap prapenulisan, seorang penulis dituntut untuk mempersiapkan

bahan-bahan yang akan dijadikan tulisan pada tahap berikutnya. Pada tahap

selanjutnya, penulis dituntut untuk mengembangkan kerangka yang sudah dibuat

tadi. Dengan kalimat, ungkapan, frase, dan kata-kata, penulis mengembangkan

kerangka tersebut menjadi paragraf, subbab, bab, wacana, dan akhirnya menjadi

Universitas Lambung Mangkurat


10

sebuah karya tulis yang utuh. Tahap pascapenulisan (revisi) merupakan tahap

akhir penulisan. Pada tahap ini, penulis mengurangi segala kekeliruan dan

kekurangan yang mungkin timbul.4

1. Pengertian tema, topik, dan judul dalam karangan

Secara etimologis, kata “tema” berasal dari bahasa Yunani, yaitu tithenai,

yang berarti “sesuatu yang telah ditempatkan” atau “sesuatu yang telah

diuraikan”. Sedangkan menurut istilah, tema yaitu amanat utama yang

disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Dalam karang mengarang, tema

adalah pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan disusun. Dalam tulis

menulis, tema adalah pokok bahasan yang akan disusun menjadi tulisan. Tema ini

yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan dari penulisan artikel itu.

Menentukan tema berarti menentukan apa masalah sebenarnya yang akan ditulis

atau diuraikan.5 Dengan kata lain, tema adalah pokok pikiran, dasar cerita, yang

dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang. Adapun kajian tema, yaitu buah

pikir, gambaran perwatakan, alur cerita, dan ungkapan-ungkapan.6

Secara etimologis, “topik” berasal dari bahasa Yunani, yaitu topoi, yang

berarti “tempat”. Sedangkan menurut istilah, topik adalah sesuatu yang sudah

dinyatakan dan harus dibatasi. Topik juga dapat diartikan sebagai segala hal yang

ingin dibahas atau pokok pembicaraan. Topik bersifat implisit. Dengan begitu,

biasanya penulis menentukan topik yang ingin dibahasnya sebelum menulis,

sedangkan pembaca mengetahui topik tulisan setelah membaca. Dalam karya

ilmiah, biasanya topik dapat serta-merta menjadi judul. Berdasarkan uraian ini,

maka topik yang sudah sangat spesifik di atas dapat langsung dijadikan judul.6

Universitas Lambung Mangkurat


11

Menurut Sabarti Akhadiah (1994), ada 5 hal yang perlu diperhatikan dalam

memilih topik di antaranya:

a. Ada manfaatnya dalam perkembangan ilmu dan profesi.

b. Cukup menarik untuk dibahas.

c. Dikenal dengan baik.

d. Bahannya mudah diperoleh.

e. Tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit.

Menurut Keraf (1979), ada beberapa langkah untuk merumuskan

pembatasan topik, yaitu sebagai berikut:

a. Tetapkanlah topik yang ingin dibahas dalam suatu kedudukan sentral.

b. Perinci topik yang ada dalam kedudukan sentral tersebut.

c. Pilih salah satu dari perincian tersebut yang akan dipilih sebagai topik tulisan.

d. Analisa kembali jika ada sektor-sektor yang masih dapat diperinci.

Sedangkan “judul” adalah nama, merek, atau label karangan. Judul

bersifat eksplisit. Dengan begitu, dapat dilihat bahwa pembaca menemukan judul

sebelum membaca, sedangkan penulis menentukan judul ketika atau setelah

menulis. Karena biasanya langsung dibaca, judul sangat menentukan tingkat

ketertarikan pembaca terhadap karangan itu. Oleh sebab itu, dalam menulis judul

karangan ilmiah, penulis dituntut hal-hal sebagai berikut:4

a. Harus sesuai dengan topik dan jangkauannya.

b. Sebaiknya dinyatakan dengan frase.

c. Sesingkat dan sejelas mungkin.

d. Provokatif.

Universitas Lambung Mangkurat


12

2. Tujuan penulisan

Tujuan penulisan ialah gambaran atau perencanaan menyeluruh yang akan

mengarahkan penulis dalam melakukan tindakan menyelesaikan tugasnya.

Dengan mengetahui tujuan, penulis akan dapat menentukan bahan tulisan,

organisasi karangan, dan sudut pandang. Ada dua cara menyatakan tujuan

penulisan, yaitu:4

a. Tesis

Tesis adalah rumusan singkat yang mengandung tema dasar dari sebuah

karangan bila ada sebuah tema karangan yang dominan. Tesis sama dengan

sebuah kalimat utama dalam paragraf. Oleh sebab itu, tesis tidak diperkenankan

lebih dari satu kalimat. Dengan kalimat tesis, penulis dapat menentukan bahan

yang akan menjadi tulisan. Tesis digunakan jika penulis ingin mengembangkan

gagasan yang berupa tema seluruh tulisan.

b. Pengungkapan maksud

Pengungkapan maksud dilakukan tidak bermaksud untuk mengembangkan

ide sentral.

3. Bahan penulisan

Bahan penulisan ialah semua informasi yang digunakan untuk mencapai

tujuan penulisan. Informasi tersebut bisa merupakan teori, contoh-contoh, rincian

atau detil, perbandingan, sejarah kasus, fakta, hubungan sebab akibat, pengujian

dan pembuktian, angka-angka, kutipan, gagasan dan sebagainya. Dalam menulis

karangan fiktif, sumber bahan yang utama adalah hasil imajinasi. Data

pengalaman berupa catatan harian dibumbui dengan khayalan disertai kemampuan

penulisnya dalam merangkai kata yang estetis dapat dengan mudah menghasilkan

Universitas Lambung Mangkurat


13

karya fiktif. Pada karangan fiktif juga, penulis dituntut untuk memperhatikan

kelogisan karangan itu. Sedangkan dalam menulis karangan nonfiksi (karya

ilmiah), sumber bahan yang utama adalah fakta dan data.5

Penulis dituntut untuk melaukan berbagai penelitian. Karangan ilmiah ini

tidak dapat dihasilkan hanya dengan melamun atau mengkhayal. Dengan adanya

fakta dan data, karya ilmiah harus mencakup syarat-syarat ilmiah, misalnya

empiris, sistematis, objektif, dan rasional. Adapun beberapa bahan yang dapat

dijadikan sumber rujukan dalam penulisan karya-karya ilmiah, yaitu:5

a. Bahan pustaka

Dalam karya ilmiah, untuk mendapatkan landasan teoritis, penulis dituntut

mencari buku-buku yang berhubungan dengan topik yang dibahas. Penulis harus

mengumpulkan bahan-bahan sumber yang bersifat teori dan bahan sumber asli

yang berasal dari seorang tokoh.

b. Wawancara

Wawancara adalah salah satu cara mengumpulkan data dengan mengajukan

pertanyaan kepada seseorang yang dianggap berkompeten (berotoritas) mengenai

hal yang ditulis. Wawancara biasanya digunakan untuk mendapatkan data secara

lisan. Alat bantu yang digunakan dalam wawancara adalah alat perekam dan

kamera video. Alat tersebut dapat memudahkan penyalinan ke dalam bentuk tulis.

Wawancara lebih dominan digunakan pada penelitian lapangan, namun tidak

menutup kemungkinan wawancara juga digunakan pada penelitian perpustakaan,

yaitu untuk mengkonfirmasi pendapat seorang tokoh yang kurang jelas atau

memperkuat pendapat seorang tokoh tentang pendapatnya.

Universitas Lambung Mangkurat


14

c. Angket

Angket adalah pertanyaan yang digunakan untuk menjaring pendapat atau

opini seseorang tentang sesuatu. Jawaban pertanyaan sudah disediakan.

Responden tinggal melingkari atau menyilangnya.4

d. Pengamatan

Agar dapat melakukan pengamatan secara cermat, kita perlu berlatih

mengamati sebuah objek dari jarak yang lebih dekat. Dalam hal ini tentunya

diperlukan konsentrasi dan minat yang memadai. Jika kita tidak memiliki

perhatian dan minat yang memadai maka kita akan memperoleh bahan berupa

kesan umum yang kerap sekali kurang jelas.

e. Kewenangan

Pendapat yang dikemukakan oleh orang yang berwenang, juga dapat

dijadikan bahan penulisan. Hanya dalam hal ini kita harus berhati hati dalam

memilihnya. Sikap kritis kita dituntut karena pendapat yang dikemukakan sering

bersifat subjektif.

f. Penulisan draft

Penulisan draft merupakan pengolahan data yang telah terkumpul yang

kemudian disusun menjadi sebuah wacana yang terdapat dalam karangan.

g. Penyuntingan wacana

Dalam penulisan karangan hendaknya melakukan pengeditan ulang terhadap

bahan yang akan disajikan karena bahan tersebut harus sesuai dengan bahasa

diksi, alinea dan kalimat.

Contohnya seperti penulisan kutipan yang benar, penulisan kata serapan

yang sesuai EYD.

Universitas Lambung Mangkurat


15

4. Kerangka karangan

Kerangka karangan adalah rencana kerja yang mengandung ketentuan-

ketentuan tentang pembagian dan penyusunan gagasan yang memuat garis-garis

besar suatu karangan. Fungsi utama kerangka karangan adalah mengatur

hubungan antara gagasan-gagasan yang ada. Menyusun kerangka karangan

merupakan tahap terakhir dari prapenulisan. Yang mempengaruhi kerangka

karangan ini ialah tujuan dan bahan penulisan. Menyusun kerangka pada

hakikatnya membagi topik ke dalam subtopik dan selanjutnya ke dalam sub-

subtopik yang lebih kecil.5

Dalam proses penyusunan kerangka karangan ada tahap yang harus dijalani,

yaitu memlih topik, mengumpulkan informasi, mengatur gagasan dan menulis

kerangka itu sendiri. Adapun langkah-langkah penyusunan kerangka karangan

adalah sebagai berikut:5

a. Mencatat semua ide.

b. Menyeleksi ide-ide.

c. Mengurutkan dan mengelompokkan ide-ide secara tepat.

d. Pengumpulan data.

5. Pengembangan karangan

Setelah kerangka selesai, tahap selanjutnya adalah mengembangkan

kerangka tersebut menjadi kalimat, wacana, dan bab. Kalimat, wacana, dan bab

tidak langsung menjadi tulisan yang benar dan utuh namun masih dapat diperbaiki

dan direvisi. Dengan kata lain, jarang sekali ada tulisan yang langsung menjadi

sebuah artikel, tanpa adanya tahap revisi.5

Universitas Lambung Mangkurat


16

6. Revisi

Ini merupakan tahap pascapenulisan. Sebagaimana dinyatakan di atas,

tulisan berupa kalimat, wacana, dan bab yang merupakan hasil pengembangan

kerangka, kemungkinan akan salah. Kesalahan yang mungkin timbul, misalnya

pengetikan, penemuan data baru sehingga data lama perlu diganti, penemuan

pendapat baru, dan sebagainya. Dengan adanya tahap revisi, semua kesalahan dan

kekurangan itu dapat diantisipasi.7

Ada tujuh cara untuk merevisi karangan, diantaranya:7

a. Membaca untuk mengatasi kekeliruan.

b. Memotong kata-kata yang tidak perlu.

c. Pikirkan setiap kata yang ditulis.

d. Bertanya pada diri sendiri.

e. Menyesuaikan dengan judul.

f. Menyiapkan sebuah naskah yang sempurna.

g. Gunakan perasaan atau faham yang umum.

Universitas Lambung Mangkurat

Anda mungkin juga menyukai