ISI
A. Notasi Ilmiah
perlambangan, nada atau ujaran dengan tanda (huruf), catatan pendek yang perlu
diketahui atau diingat. Sedangkan ilmiah adalah bersifat ilmu. Secara ilmu
pengetahuan notasi ilmiah adalah ilmu tentang sistem lambang (tanda) yang
media komunikasi ilmiah tempat pernyataan itu dimuat atau disampaikan, dan
Jika tidak diterbitkan tetapi disampaikan dalam bentuk makalah dalam seminar,
skripsi, tesis, dan disertasi, disebutkan tempat, waktu, dan lembaga yang
Ada tiga teknik notasi ilmiah yang digunakan, yakni foot note, in note, dan
end note. Foot note adalah catatan yang ditempatkan di kaki halaman pada
halaman yang sama. In note adalah catatan yang ditempatkan menyatu dengan
teks karangan. Sedangkan end note adalah catatan yang ditempatkan di akhir
a. Foot note
yang ditempatkan pada kaki halaman karangan yang bersangkutan. Catatan kaki
(a) Harus disediakan ruang atau tempat secukupnya pada kaki halaman
sehingga margin bawah tidak boleh lebih sempit dari 3 cm sesudah diketik
baris terakhir dari catatan kaki. Sesudah baris terakhir dari teks, dalam
jarak 3 spasi harus dibuat sebuah garis, mulai dari margin kiri sepanjang
(b) Dalam jarak dua spasi dari garis tadi, dalam jarak 5-7 ketikan dari margin
(d) Jarak antarbaris dalam catatan kaki adalah spasi tunggal, sedangkan jarak
(e) Baris kedua dari tiap catatan kaki selalu dimulai dari margin kiri.
(a) Ibid. (singkatan dari ibidum, artinya sama dengan di atas) untuk catatan
kaki yang sumbernya sama dengan catatan kaki yang tepat diatasnya.
Ditulis dengan huruf kapital, cetak miring, diikuti titik, diikuti koma,
(b) op. cit. (singkatan dari opere citato, artinya dalam karya yang telah
dikutip, tetapi telah disisipi catatan kaki lain dari sumber lain. Urutannya:
(c) loc. cit. (singkatan dari loco citato, artinya tempat yang telah dikutip),
dipergunakan untuk catatan kaki dari sumber yang pernah dikutip pada
halaman yang sama, tetapi telah disisipi catatan kaki lain dari sumber lain.
b. In note
dirujuk menyatu dengan teks yang dirujuk. Hal ini dimaksudkan agar pembaca
langsung mengetahui sumber asal pernyataan tersebut dikutip. Jika dalam foot
teks, sedangkan keterangan tambahan dalam foot note sama sekali tidak
Kutipan yang berisi kurang dari 40 kata ditulis diantara tanda kutip (“…”)
sebagai bagian yang terpadu dalam teks utama, dan diikuti nama penulis, tahun
dan nomor halaman. Nama penulis dapat ditulis secara terpadu dalam teks atau
menjadi satu dengan tahun dan nomor halaman di dalam kurung.1 Contoh sebagai
berikut:
Azra (1990: 123) menyimpulkan “ada hubungan yang erat antara faktor
Atau:
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah “ada hubungan yang erat antara
Kutipan yang berisi 40 kata atau lebih ditulis tanpa tanda kutip secara
terpisah dari teks yang mendahului, ditulis 1,2 cm dari garis tepi sebelah kiri dan
kanan, dan diketik dengan spasi tunggal, nomor halaman juga harus diketik.1
bahasa penulis sendiri ditulis tanpa tanda kutip terpadu dalam teks. Nama penulis
bahan kutipan dapat disebut terpadu dalam teks, atau disebut dalam kurung
Saliman (1990:13) tidak menduga bahwa mahasiswa tahun ketiga lebih baik
Atau:
(Saliman, 1990:13).
c. End note
End note merupakan notasi ilmiah dengan cara memberikan keterangan
Sebagaimana dalam foot note, dalam end note penulis dapat memberikan
penulisan foot note, yang membedakan hanya letaknya. Foot note di kaki halaman
di mana pernyataan tersebut ditemui, sedangkan end note diletakkan di akhir suatu
karangan ilmiah.1
Pada teknik end note, nama pengarang diletakkan setelah bunyi kutipan atau
langsung.
3) Menulis nama akhir pengarang tanpa koma, tahun terbit titik dua, dan nomor
Contoh:
pada waktu ia mampu mengeluarkan kata-kata pertamanya, yaitu sekitar usia satu
tahun. Akan tetapi sesungguhnya sejak masa-masa awal setelah kelahirannya anak
B. Organisasi Karangan
yang saling terkait secara prinsip komponen tersebut berkaitan dengan dua aspek,
yaitu aspek bentuk atau format dan aspek isi. Aspek bentuk berkenaan dengan
struktur atau format karangan. Aspek isi pada intinya berkaitan dengan
pengelolaan dan penataan ide atau pesan. Aspek bentuk agar karangan dapat
dipublikasikan sebagai karya ilmiah, ada ketentuan struktur atau format karangan
yang bersifat relatif baku, dalam arti, masih terdapat peluang kreatif untuk
judul tulisan, nama penulis, abstrak, kata kunci, pendahuluan, dan inti tulisan atau
isi (teori, metode, hasil, pembahasan, simpulan dan usulan, ucapan terima kasih,
dan daftar pustaka). Dalam aspek isi, perencanaan karangan terdiri atas tiga
bahan-bahan yang akan dijadikan tulisan pada tahap berikutnya. Pada tahap
kerangka tersebut menjadi paragraf, subbab, bab, wacana, dan akhirnya menjadi
sebuah karya tulis yang utuh. Tahap pascapenulisan (revisi) merupakan tahap
akhir penulisan. Pada tahap ini, penulis mengurangi segala kekeliruan dan
Secara etimologis, kata “tema” berasal dari bahasa Yunani, yaitu tithenai,
yang berarti “sesuatu yang telah ditempatkan” atau “sesuatu yang telah
adalah pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan disusun. Dalam tulis
menulis, tema adalah pokok bahasan yang akan disusun menjadi tulisan. Tema ini
yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan dari penulisan artikel itu.
Menentukan tema berarti menentukan apa masalah sebenarnya yang akan ditulis
atau diuraikan.5 Dengan kata lain, tema adalah pokok pikiran, dasar cerita, yang
dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang. Adapun kajian tema, yaitu buah
Secara etimologis, “topik” berasal dari bahasa Yunani, yaitu topoi, yang
berarti “tempat”. Sedangkan menurut istilah, topik adalah sesuatu yang sudah
dinyatakan dan harus dibatasi. Topik juga dapat diartikan sebagai segala hal yang
ingin dibahas atau pokok pembicaraan. Topik bersifat implisit. Dengan begitu,
ilmiah, biasanya topik dapat serta-merta menjadi judul. Berdasarkan uraian ini,
maka topik yang sudah sangat spesifik di atas dapat langsung dijadikan judul.6
Menurut Sabarti Akhadiah (1994), ada 5 hal yang perlu diperhatikan dalam
c. Pilih salah satu dari perincian tersebut yang akan dipilih sebagai topik tulisan.
bersifat eksplisit. Dengan begitu, dapat dilihat bahwa pembaca menemukan judul
ketertarikan pembaca terhadap karangan itu. Oleh sebab itu, dalam menulis judul
d. Provokatif.
2. Tujuan penulisan
organisasi karangan, dan sudut pandang. Ada dua cara menyatakan tujuan
penulisan, yaitu:4
a. Tesis
Tesis adalah rumusan singkat yang mengandung tema dasar dari sebuah
karangan bila ada sebuah tema karangan yang dominan. Tesis sama dengan
sebuah kalimat utama dalam paragraf. Oleh sebab itu, tesis tidak diperkenankan
lebih dari satu kalimat. Dengan kalimat tesis, penulis dapat menentukan bahan
yang akan menjadi tulisan. Tesis digunakan jika penulis ingin mengembangkan
b. Pengungkapan maksud
ide sentral.
3. Bahan penulisan
atau detil, perbandingan, sejarah kasus, fakta, hubungan sebab akibat, pengujian
karangan fiktif, sumber bahan yang utama adalah hasil imajinasi. Data
penulisnya dalam merangkai kata yang estetis dapat dengan mudah menghasilkan
karya fiktif. Pada karangan fiktif juga, penulis dituntut untuk memperhatikan
tidak dapat dihasilkan hanya dengan melamun atau mengkhayal. Dengan adanya
fakta dan data, karya ilmiah harus mencakup syarat-syarat ilmiah, misalnya
empiris, sistematis, objektif, dan rasional. Adapun beberapa bahan yang dapat
a. Bahan pustaka
mencari buku-buku yang berhubungan dengan topik yang dibahas. Penulis harus
mengumpulkan bahan-bahan sumber yang bersifat teori dan bahan sumber asli
b. Wawancara
hal yang ditulis. Wawancara biasanya digunakan untuk mendapatkan data secara
lisan. Alat bantu yang digunakan dalam wawancara adalah alat perekam dan
kamera video. Alat tersebut dapat memudahkan penyalinan ke dalam bentuk tulis.
yaitu untuk mengkonfirmasi pendapat seorang tokoh yang kurang jelas atau
c. Angket
d. Pengamatan
mengamati sebuah objek dari jarak yang lebih dekat. Dalam hal ini tentunya
diperlukan konsentrasi dan minat yang memadai. Jika kita tidak memiliki
perhatian dan minat yang memadai maka kita akan memperoleh bahan berupa
e. Kewenangan
dijadikan bahan penulisan. Hanya dalam hal ini kita harus berhati hati dalam
memilihnya. Sikap kritis kita dituntut karena pendapat yang dikemukakan sering
bersifat subjektif.
f. Penulisan draft
g. Penyuntingan wacana
bahan yang akan disajikan karena bahan tersebut harus sesuai dengan bahasa
4. Kerangka karangan
karangan ini ialah tujuan dan bahan penulisan. Menyusun kerangka pada
Dalam proses penyusunan kerangka karangan ada tahap yang harus dijalani,
b. Menyeleksi ide-ide.
d. Pengumpulan data.
5. Pengembangan karangan
kerangka tersebut menjadi kalimat, wacana, dan bab. Kalimat, wacana, dan bab
tidak langsung menjadi tulisan yang benar dan utuh namun masih dapat diperbaiki
dan direvisi. Dengan kata lain, jarang sekali ada tulisan yang langsung menjadi
6. Revisi
tulisan berupa kalimat, wacana, dan bab yang merupakan hasil pengembangan
pengetikan, penemuan data baru sehingga data lama perlu diganti, penemuan
pendapat baru, dan sebagainya. Dengan adanya tahap revisi, semua kesalahan dan