Seorang pasien perempuan usia 45 tahun datang ke RSGM dengan keluhan
pembengkakan berulang pada daerah rahang bawah kanan sejak 1 tahun yang lalu. Pasien melaporkan sakit/nyeri saat mengunyah lebih dari setahun yang lalu. Tidak terdapat riwayat trauma pada gigi dan rahang. Pasien hanya meminum obat anti sakit bila nyerinya kambuh dan belum pernah dilakukan perawatan ke dokter gigi sebelumnya. Pasien juga melaporkan saat ini sedang minum obat rutin terutama obat non-steroid anti inflamasi (Ibuprofen) dan kortikosteroid, dan melakukan perawatan rutin ke dokter rheumatologistnya untuk penyakit rhematoid arthritis (RA) yang dideritanya selama 6 bulan terakhir ini. Pemeriksaan klinis gigi 46 didapatkan nyeri saat perkusi dan terdapat karies profunda perforasi. Gigi yang berdekatan yaitu 45 dan 47 tidak terdapat tanda-tanda karies. Gigi 47 nampak vital dengan pemeriksaan dingin, sedangkan 45 non vital dan warna agak berubah menjadi keabuan. Terdapat plak dan kalkulus supra dan sub gingiva pada permukaan bukal 45, 46 dan 47. Warna margin gingiva kemerahan dan terdapat bleeding on probing pada gingiva gigi 45, 46 dan 47. Probing depth mesiobukal 46 dan distobukal 45 sedalam 6 mm dan terdapat kehilangan perlekatan. Probing depth gigi 47 sedalam 3 mm dan tidak terdapat kehilangan perlekatan. Tidak terdapat mobilitas gigi maupun resesi gingiva pada 45, 46 dan 47. Pemeriksaan radiografis periapikal menunjukkan radiolusensi yang jelas pada apeks akar mesial 46, pelebaran space periodontal pada 45 dan 46, hilangnya lamina dura pada mesial akar 46 dan diskontinuitas lamina dura sepanjang akar 45. Resorbsi vertikal tulang alveolar kurang dari setengah panjang akar pada distal 45 dan mesial 46. Dokter Gigi menjelaskan agar segera dilakukan perawatan pada gigi yang mengalami kelainan pulpa dan penyakit periodontal tersebut karena akan beresiko terhadap rhematoid arthritis yang dideritanya melalui mekanisme sistemik bakteri dan produk penyebab kelainan pulpa dan periodontal.