Anda di halaman 1dari 4

Ujian Mid Semester Gasal 2018

Dasar-dasar Ilmu Sosial


Fajar Rintoro (18407144007)
Ilmu Sejarah-B 2018

1. Pengertian Ilmu Sosial menurut para ahli,


a. Achmad Sanusi
“Ilmu Sosial terdiri disiplin-disiplin ilmu pengetahuan sosial yang bertaraf
akademis dan biasanya dipelajari pada tingkat perguruan tinggi, makin lanjut
makin ilmiah.” (Saidihardjo,1996:2)
b. Gross
Ilmu Sosial merupakan disiplin intelektual yang mempelajari manusia
sebagai makhluk sosial secara ilmiah, memusatkan pada manusia sebagai
anggota masyarakat dan pada kelompok atau masyarakat yang ia bentuk.
(Kosasih Djahiri,1981:1)
Menurut saya ilmu sosial pada dasarnya merupakan ilmu yang
mempelajari tentang perilaku dan aktivitas manusia dalam kehidupan
sosialnya, yang artinya ilmu sosial mempelajari manusia dalam berhubungan
antar manusia dan hubungannya dengan lingkungan.
2. Karakteristik sosiologi menurut Soerjono Soekanto,
Soerjono Soekanto berpendapat bahwa, Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan
perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha
mendapatkan pola-pola kehidupan masyarakat. (Dani Haryanto, 2011: 5)
Dalam bukunya yang berjudul Sosiologi Suatu Pengantar, Soerjono Soekanto
menjelaskan tentang karakteristik sosiologi adalah sebagai berikut:
a. Empiris, artinya berdasarkan penelitan atau observasi terhadap kenyataan dan
tidak berdasarkan praduga. Data-data sosiologi dikumpukan dari hasil observasi
di masyarakat, sebagai objek kajian sosiologi. Dengan begitu untuk mendapatkan
data dari masyarakat diperlukan pengamatan langsung di masyarakat. Contoh:
Seorang mahasiswa akan melakukan penelitian tentang kehidupan sosial
masyarakat Suku Tengger, berarti mahasiswa tersebut harus mengumpulkan
data dengan melakukan observasi terhadap Suku Tengger.

b. Teoretis, yaitu selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil observasi yang
konkret di lapangan. Abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur yang
tersusun secara logis dan bertujuan menjalankan hubungan sebab akibat
sehingga menjadi teori. Contoh: Dalam masyarakat biasanya orang yang secara
kedudukannya (jabatan, pangkat, usia) lebih tinggi selalu dihormati oleh yang
lebih rendah kedudukannya.

c. Kumulatif, yaitu teori Sosiologi disusun dan dibentuk berdasarkan teori yang
sudah ada, kemudian diperbaiki, diperluas, dan diperhalus sehingga
memperkuat teori yang lama atau menyanggah teori lama. Contoh: Pada zaman
dahulu hukuman mati dengan cara digantung masih sangat populer
penerapannya. Karena dianggap terlalu kejam dan menimbulkan rasa sakit
kepada terpidana pada zaman sekarang hukuman gantung sudah dihapuskan
dan diganti dengan hukuman tembak yang dianggap lebih manusiawi.

d. Nonetis, yaitu Sosiologi tidak mempersoalkan suatu masalah baik atau buruk
masalah tersebut terhadap fakta tertentu, tetapi menjelaskan fakta tersebut
secara ilmiah dan mendalam. Contoh: Mengenai fenomena meningkatnya jumlah
pengemis pada bulan puasa, perlu pengkajian yang mendalam terlepas dari baik
atau buruknya masalah tersebut.

3. Antropologi Medis/ Antropologi Kesehatan


Antropologi medis merupakan cabang dari ilmu sosial yang mempelajari aspek-
aspek biologi dan kebudayaan manusia. Antropologi medis mempelajari hubungan
antara penyakit dan kebudayaan yang tampak mempengaruhi perkembangan
manusia, terutama berdasarkan hasil-hasil paleopatologi. (Supardi, 2015:101).
Antropologi kesehatan menjelaskan tentang hubungan timbal balik biologi dengan
kebudayaan, antara tingkah laku manusia dimasa lalu dan masa kini dengan derajat
kesehatan dan penyakit, tetapi tidak membahas penggunaan praktis dari
pengetahuan tersebut secara mendalam.
Menurut Koentjaraningrat, Antropologi kesehatan membicarakan masalah
konsep sakit, sehat, pengobatan tradisional, serta kebiasaan atau perilaku dan
pantangan suatu kelompok masyarakat terhadap makanan tertentu.
(Koentjaraningrat, 1990)
Contoh: Pembahasan mengenai pemahaman dan penerimaan sistem KB dengan
cara Vasektomi dan Tubektomi di masyarakat yang pada awalnya masih sulit
diterima bahkan pernah terjadi penentangan.
4. Definisi negara sebagai konsep penting dalam ilmu politik,
Negara adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan
tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya. Menurut Roger F Soltau, bahwa ilmu
politik mempelajari negara, tujuan-tujuan negara dan lembaga-lembaga yang akan
melaksanakan tujuan-tujuan itu. (Miriam Budiarjo, 2008: 17)
Negara adalah integrasi dari kekuasaan politik dan merupakan organisasi pokok
dari kekuasaan politik. Menurut Mirriam Budiarjo (1992:39-40) negara mempunyai
dua tugas, yaitu :
a. Mengendalikan dan mengatur gejala-gejala kekuasaan yang asosial, yakni yang
bertentangan satu sama lain, supaya tidak menjadi antagonisme yang
membahayakan.
b. Mengorganisasi dan mengintegrasikan kegiatan manusia dan golongan-golongan
ke arah tercapainya tujuan-tujuan dari masyarakat seluruhnya. Negara
menentukan bagaimana kegiatan asosiasi-asosiasi kemasyarakatan disesuaikan
satu sama lain dan diarahkan kepada tujuan nasional
Berdasarkan uraian di atas, maka negara memiliki beberapa unsur yang harus
dipenuhi agar memiliki keabsahan (legitimacy). Yaitu wilayah (terrritory atau
homeland) dengan batas-batas antar wilayah lain, penduduk (people), pemerintah
(government), dan kedaulatan (sovereignity). Adanya kedauatan sebagai kekuasaan
tertinggi dalam negara, menjadikan negara merupakan sebuah konsep yang penting
untuk dikaji dalam ilmu politik. Kekuasaan politik sebagai pelaksana kedaulatan
perlu diberi pengawasan dan pengaturan agar tidak terjadi penyimpangan
kekuasaan. Kekuasaan dan politik sudah saling melekat sehingga politik dianggap
identik dengan kekuasaan. Padahal konsep negara cenderung mengacu kepada
bentuk pemerintahan sipil.
5. Perbedaan Sejarah Politik dan Sejarah Sosial
Sejarah politik
Sejarah politik merupakan salah satu cabang ilmu sejarah yang mengkaji
mengenai organisasi, perilaku politik, pelaksanaan kekuasaan, dan aspek-aspek
politik lainnya dalam sebuah masyarakat/negara pada masa lalu. (Suwarno,
2012:13). Bidang kajian sejarah politik merupakan bagian dari disiplin ilmu sejarah
yang berupaya mengkaji gejala gejala atau fenomena fenomena politik dengan
pendekatan sejarah. Dasar pertimbangannya adalah bahwa politik sangat
menentukan dalam membuat sejarah, dan hampir seluruh peristiwa sejarah
merupakan peristiwa politik.(Isjwara, 1992: 86-87).
Kajian sejarah politik di Indonesia sebagian besar termasuk dalam peristiwa-
peristiwa kontemporer atau baru saja, yang artinya aktual belum lama terjadi.
Contohnya adalah peristiwa-peristiwa pasca Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus
1945, era revolusi, orde lama, rezim orde baru, hingga masa reformasi merupakan
contoh- contoh sejarah politik di Indonesia.
Sejarah soaial
Sejarah sosial sering diartikan sebagai sejarah masyarakat. Dipandang secara
ideal, sejarah sosial ialah studi tentang struktur proses dan tindakan serta tindakan
timbal balik manusia sebagaimana telah terjadi dalam konteks sosio-kultural dalam
masa lampau yang tercatat (Abdullah & Surjomiharjo, 2016: 164). Sejarah sosial
banyak membahas tentang aspek-aspek perubahan sosial dalam masyarakat
tertentu. Misalnya tentang gerakan sosial seperti buruh petani dan lain-lain. Sejarah
sosial juga mencakup tentang pertumbuhan penduduk, migrasi, urbanisasi, dan lain-
lain. Selain itu sejarah juga mencakupperkembangan golongan-golongan social
serta gaya hidupnya.
Contoh sejarah sosial adalah pemberontakan petani di banten tahun 1888 yang
diangkat oleh Sartono Kartodirjo dalam skripsi yang berhasil ia pertahankan dan
diterbitkan menjafi sebuah buku Pemberontakan Petani Banten 1888, dimana tokoh
utamanya adalah para petani banten yang merasa tidak puas kepada pemerintahan
waktu itu dalam menghadapi krisis pangan akibat meletusnya Gunung Krakatau.
Sumber pustaka
Abdullah, T. dkk. 2016. Ilmu Sejarah dan Historiografi Arah dan Perspektif. Yogyakarta:
Penerbit Ombak.
Budiarjo, Miriam. 2010. Dasar-dasar Ilmu Politik. Edisi revisi cet. Ke-4. Jakarta:
Gramefia Pustaka Utama.
Cholisin, Dkk. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Yogyakarta: UNY Press.
Djahiri, A. Kosasih. 1981. Ilmu-ilmu Sosial dalam IPS Persekolahan dan Program
IKIP(FPIS). Jakarta: Depdikbud.
Haryanto, Dany. 2011. Pengantar Sosiologi Dasar. Jakarta : Prestasi pustaka Publisher.
Isjwara, F. 1992. Pengantar Ilmu Politik. Bandung: Bina Cipta.
Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta : Rineka Cipta.
Saidihardjo.1996. Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. Yogyakarta : FIP IKIP.
Soekanto, Soerjono. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
Supardi. 2015. Dasar-dasar Ilmu Sosial. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Suwarno. 2012. Sejarah Politik Infonesia Modern. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Anda mungkin juga menyukai