b. Teoretis, yaitu selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil observasi yang
konkret di lapangan. Abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur yang
tersusun secara logis dan bertujuan menjalankan hubungan sebab akibat
sehingga menjadi teori. Contoh: Dalam masyarakat biasanya orang yang secara
kedudukannya (jabatan, pangkat, usia) lebih tinggi selalu dihormati oleh yang
lebih rendah kedudukannya.
c. Kumulatif, yaitu teori Sosiologi disusun dan dibentuk berdasarkan teori yang
sudah ada, kemudian diperbaiki, diperluas, dan diperhalus sehingga
memperkuat teori yang lama atau menyanggah teori lama. Contoh: Pada zaman
dahulu hukuman mati dengan cara digantung masih sangat populer
penerapannya. Karena dianggap terlalu kejam dan menimbulkan rasa sakit
kepada terpidana pada zaman sekarang hukuman gantung sudah dihapuskan
dan diganti dengan hukuman tembak yang dianggap lebih manusiawi.
d. Nonetis, yaitu Sosiologi tidak mempersoalkan suatu masalah baik atau buruk
masalah tersebut terhadap fakta tertentu, tetapi menjelaskan fakta tersebut
secara ilmiah dan mendalam. Contoh: Mengenai fenomena meningkatnya jumlah
pengemis pada bulan puasa, perlu pengkajian yang mendalam terlepas dari baik
atau buruknya masalah tersebut.