Anda di halaman 1dari 4

MENENTUKAN UKURAN SAMPEL

Untuk dapat menentukan dengan tepat banyaknya jumlah subyek penelitian yang harus
diambil, peneliti harus mengetahui terlebih dahulu apa yang menjadi unit analisis dari penelitian. Unit
analisis atau satuan subjek yang dianalis sangat tergantung pada siapa yang diteliti. Apabila penelitian
tentang siswa maka sebagai unit analisis adalah siswa.

Besarnya jumlah sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang
mewakili 100% populasi sampel sama dengan jumlah populasi. Makin besar jumlah dalam melakukan
generalisasi akan semakin kecil, dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel penelitian maka diduga
akan semakin besar kemungkinan kesalahan melakukan generalisasi.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan besarnya sampel adalah sebagai
berikut :

a. Unit analisis
b. Pendekatan atau model penelitian
c. Banyaknya karakteristik khusus yang ada pada pupulasi
d. Keterbatasan penelitian

Syarat dalam menentukan ukuran sampel :


a. Ukuran populasi (N) diketahui
b. Pilih taraf signifikasi α yang diinginkan

Metode yang dapat digunakan dalam menentukan jumlah sampel, yaitu :

a. Tabel Kretjie
Krejcie dab morgan (1970) dalam Uma Sekaran (1992) membuat daftar yang bisa dipakai
untuk menentukan jumlah sampel sebagai berikut
b. Nomogram HarryKing (Sugiyono, 2007)
c. Rumus Slovin (dalam Riduwan, 2005; 65)
𝑛
N=
𝑁 (𝑑)2 +1
Ket :
n = sampel
N = populasi
d = nilai presisi 95 % atau sig = 0,05

Misalnya jumlah populasi adalah 125, dan tingkat kesalahan yang dikehendaki adalah 5%,
maka jumlah sampel yang digunakan adalah
125
= 95,23 dibulatkan jadi 95
125 (0,05)2 +1
d. Cara statistik
Cara ini dengan menggunakan rumus statistik tertentu yang bervariasi, bergantung pada
indikator yang akan diteliti, alat analisis statistic yang digunakan, teknik sampling yang
digunakan, dll. Karena tingkat kesulitannya, cara ini relatif jarang digunakan dan
cenderung dihindari.
Jika jumlah populasi (N) < 1000, besarnya sampel (n) dapat diperoleh dengan cara :
𝑁.𝑧 2 .𝑝.𝑞
n =
𝑑 2 (𝑁−1)+ 𝑧 2 .𝑝.𝑞
Keterangan :
n = Perkiraan jumlah sampel
N = Perkiraan besar populasi
Z = Nilai standar normal untuk α = 0,05 (1,96)
p = Perkiraan proporsi, jika tidak diketahui dianggap 50%
q = 1-p (100%-p)
D = Tingkat kesalahan yang dipilih (d=0,05)
e. Cara non statistik
Cara ini menggunakan asumsi tertentu, biasanya :
1. Mengikuti pendapat pakar statistik tentang ukuran sampel
Contoh :
1) Jika besar populasi > 1000, maka sampel bisa diambil 10%-20%
2) Jika besar populasi ≤ 1000, maka sampel bisa diambil 20-30%
2. Adanya keterbatasan sumber daya; biaya, tenaga, waktu
Selama cara ini memenuhi syarat validitas, maka bisa digunakan oleh para peneliti,
sehingga cara ini relative banyak digunakan dalam penelitian studi kasus.
Daftar Pustaka

Maryani, L, dkk. 2010. Epidemiologi Kesehatan (pendekatan penelitian). Ed 1. Yogyakarta:


Graha Ilmu
Lusiana, N, dkk. 2015. BUKU AJAR METODOLOGI PENELITIAN KEBIDANAN. Yogyakarta:
Deepublish

Anda mungkin juga menyukai