Pembahasan
A. Instrumen penilaian
Instrumen penilaian (assessment instrument) atau disebut pula dengan alat penilaian
(assesment tools) adalah materi yang digunakan untuk mengumpulkan fakta-fakta dengan
menggunakan metode penilaian yang dipilih. Instrumen adalah kegiatan atau pertanyaan
khusus yang digunakan untuk menilai kompetensi dengan metode penilaian yang dipilih.
Australian department of education and training mengatakan bahwa alat penilaian adalah
instrumen dan prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan dan menginterprestasi fakta-
fakta kompetensi.
Berdasarkan Permendikbud tahun 2016 nomor 023 bab VII tntang instrumen penilaian
pasal 14 sebagai berikut:
1. Instrumen penilaian yang digunakan oleh pendidik dalam bentuk penilaian berupa tes,
pengamatan, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai
dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik.
2. Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk penilaian
akhir dan/atau ujian sekolah/madrasah memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan
bahasa, serta memiliki bukti validitas empirik.
3. Instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah dalam bentuk UN memenuhi
persyaratan substansi, konstruksi, bahasa, dan memiliki bukti validitas empirik serta
menghasilkan skor yang dapat diperbandingkan antarsekolah, antardaerah, dan
antartahun.
Setiap teknik penilaian harus dibuatkan instrumen penilaian yang sesuai. Tabel berikut
menyajikan klasifikasi penilaian dan bentuk instrumen.
1
• Tes praktik (tes kinerja) • Tes identifikasi
• Tes simulasi
B. Rubrik penilaian
Menurut Arens rubrik adalah deskripsi terperinci tentang tipe kinerja tertentu dan
kriteria yang digunakan untuk menilainya. Menurut Bernie Dodge rubrik adalah alat
skoring untuk assesment yang bersifat subjektif,yang didalamnya terdapat satu set kriteria
dan standar yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang akan diakses ke anak
didik. Tujuan dari penilaian rubrik adalah siswa diharapkan secara jelas memahami dasar
penilaian yang akan digunakan untuk mengukur suatu kinerja siswa.
Fungsi dari rubrik penilaian:
1. Rubrik menjelaskan deskripsi tugas
2. Rubrik memberikan informasi penilaian
3. Siswa memperoleh umpan balik yang cepat dan akurat
4. Penilaian lebih objektif dan konsisten
5. Para peserta didik dapat menilai kemampuan sendiri
Rubrik biasanya dibuat dalam bentuk tabel dan jalur, yaitu baris berisi kriteria dan kolom
yang berisi mutu kriteria dapat dinyatakan secara garis besar. Secara singkat scoring rubrik
terdiri dari beberapa elemen, yaitu:
2
1. Dimensi yang akan dijadikan dasar menilai kinerja anak didik
2. Definisi dan contoh
3. Skala yang digunakan untuk menilai dimensi
4. Standar untuk setiap kinerja
C. Aspek Pengetahuan dengan teknik penilaiannya
Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tahapan:
a. menyusun perencanaan penilaian;
b. mengembangkan instrumen penilaian;
c. melaksanakan penilaian;
d. memanfaatkan hasil penilaian; dan
e. melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka dengan skala 0-100 dan deskripsi.
1. Tes tertulis
Tes tertulis adalah tes dengan soal dan jawaban disajikan secara tertulis untuk
mengukur atau memperoleh informasi tentang kemampuan peserta tes. Tes tertulis
menuntut respons dari peserta tes yang dapat dijadikan sebagai representasi dari
kemampuan yang dimiliki. Instrumen tes tertulis dapat berupa soal pilihan ganda, isian,
jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Pengembangan instrumen tes
tertulis mengikuti langkahlangkah sebagai berikut.
a) Menetapkan tujuan tes, yaitu untuk seleksi, penempatan, diagnostik, formatif, atau
sumatif.
b) Menyusun kisi-kisi, yaitu spesifikasi yang digunakan sebagai acuan menulis soal.
Kisi-kisi memuat rambu-rambu tentang kriteria soal yang akan ditulis, meliputi KD
yang akan diukur, materi, indikator soal, level kognitif, bentuk soal, dan nomor soal.
Dengan adanya kisi-kisi, penulisan soal lebih terarah sesuai dengan tujuan tes dan
proporsi soal per KDatau materi yang hendak diukur lebih tepat.
c) Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan kaidah penulisan butir soal.
d) Menyusun pedoman penskoran sesuai dengan bentuk soal yang digunakan. Pada soal
pilihan ganda, isian, menjodohkan, dan jawaban singkat disediakan kunci jawaban
karena jawaban dapat diskor dengan objektif. Sedangkan untuk soal uraian
disediakan pedoman penskoran yang berisi alternatif jawaban, kata-kata kunci (key
words), dan rubrik dengan skornya.
e) Melakukan analisis kualitatif (telaah soal) sebelum soal diujikan, yaitu analisis
tentang validitas meliputi substansi (materi), konstruksi, dan bahasa.
3
Tabel contoh kisi – kisi soal objektif :
a. Tes objektif
4
Tes objektif sering disebut tes dikotomi (dichotomously scored item) karena
jawabannya antara benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0. Disebut tes objektif
karena penialannya objektif objektif terdiri atas beberapa bentuk, yaitu
1) Pilihan ganda
Pilihan ganda merupakan bentuk tes objektif yang jawabannya harus dipilih dari
beberapa kemungkinan jawaban yang disediakan. Butir soal pilihan ganda terdiri atas
pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option). Untuk tingkat SMA biasanya
digunakan 5 (lima) pilihan jawaban. Dari kelima pilihan jawaban tersebut, salah satu
adalah kunci (key) yaitu jawaban yang benar atau paling tepat, dan lainnya disebut
pengecoh (distractor).
Kaidah penulisan soal bentuk pilihan ganda sebagai berikut.
(a) Substansi/Materi
Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes bentuk PG).
Tidak bersifat SARA dan PPPK (suku/agama/ras/antargolongan/
pornografi/politik/propaganda/kekerasan)
Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi (UKRK: urgensi, keberlanjutan,
relevansi, dan keterpakaian).
Pilihan jawaban homogen dan logis.
Hanya ada satu kunci jawaban yang tepat.
(b) Konstruksi
Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas.
Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang
diperlukan saja.
Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban.
Pokok soal tidak menggunakan pernyataan negatif ganda.
Gambar/grafik/tabel/diagram dan sebagainya jelas dan berfungsi.
Panjang rumusan pilihan jawaban relatif sama.
Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua pilihan jawaban
benar” atau “semua pilihan jawaban salah”.
Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu disusun berdasarkan besar
kecilnya angka atau kronologis kejadian.
Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
(c) Bahasa
5
Menggunakan bahasa sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia, kecuali untuk
mata pelajaran bahasa Asing dan/atau bahasa daerah.
Menggunakan bahasa yang komunikatif.
Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat.
Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok kata yang sama, kecuali
merupakan satu kesatuan pengertian.
1.
6
b) Validitas : secara umum, waktu yang digunakan untuk menyelesaikan soal-soal
yang tersedia relatif sedikit dengan jumlah nomor soal yang banyak.
c) Keandalan : soal dalam pilihan ganda yang ditulis dengan baik sangat
menguntungkan dibandingkan dengan jenis soal lainnya, khususnya dalam
masalah keandalan. Soal piliha ganda kurang dapat ditebak oleh peserta didik
mengingat jawaban yang tersedia hampir sama jika dibandingkan dengan soal
benar – salah.
d) Efisiensi : soal pilihan ganda sangat memugkinkan untuk mendapakan skor
yang secepatnya, apalagi jika menggnakan mesin atau komputer dalam
perhitungan.
2) Benar – Salah atau Ya – Tidak peserta tes hanya diminta utuk memilih salah satu
dari kedua alternatif jawaban benar atau salah dan ya atau tidak.
Kelebihannya antara lain :
a) Dapat mengukur semua tingkat kemampuan dalam domain kognisi mulai dari
kempuan sedehana hingga kemampuan yang lebih komplek.
b) Mencakup banyak materi, bahkan lebih banyak dan lebih luas dari pada soal
pilihan ganda .
c) Untuk menghitung skor dapat dilakukan dengan mudah dan cepat
a) Karena alternatif jawaban yang tersedia atas dua pilihan, maka kemungkinan
besar sangat mudah ditebak.
7
b) Walaupun menghimpun banyak materi, tetapi benuk soalnya tidak dapat
mengungkap seluruh konsep secara utuh, apalagi yang berkaitan dengan domain
afeksi dan psikomotor.
c) Tidak memiliki banyak daya pembeda seperti yang terdapat pada pilihan ganda,
dan oleh karena itu tingkat keandalannya rendah.
Kisi kisi dan soal ya/tidak
Pernyataan Ya/Tidak
8
Semakin cepat magnet digerakkan Ya/Tidak
keluar masuk kumparan, semakin
besar arus induksi yang terjadi
Rubrik penilaian
Benar :nilai 1
Salah :nilai 0
b. Tes non-objektif
1) Soal uraian
Tes tulis bentuk uraian atau esai menuntut peserta didik untuk
mengorganisasikan dan menuliskan jawaban dengan kalimatnya sendiri. Penilaian
untuk SMA sebaiknya lebih banyak menilai keterampilan berpikir tingkat
tinggi/high order thinking skills (HOTS) yaitu bentuk soal yang memiliki tingkatan
berpikir menganalisis, mengevaluasi, sampai ke mencipta. Untuk melatih HOTS
sebaiknya penilaian lebih banyak diberikan dalam bentuk uraian.
Kaidah penulisan soal bentuk uraian sebagai berikut.
(a) Substansi/materi
Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes bentuk uraian).
Tidak bersifat SARA dan PPPK (Suku/Agama/Ras/Antargolongan/
Pornografi/ Politik/Propaganda/Kekerasan).
Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sesuai.
Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi.
Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan tingkat kelas (X, XI, atau XII).
(b) Konstruksi
Ada petunjuk yang jelas mengenai cara mengerjakan soal.
Rumusan kalimat soal/pertanyaan menggunakan kata tanya atau perintah
yang menuntut jawaban terurai.
Gambar/grafik/tabel/diagram dan sejenisnya harus jelas dan berfungsi. Ada
pedoman penskoran atau rubrik.
(c) Bahasa
Rumusan kalimat soal/pertanyaan komunikatif.
9
Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku, kecuali untuk mata
pelajaran bahasa asing dan/atau bahasa daerah.
Tidak mengandung kata-kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda
atau salah pengertian.
Tidak mengandung kata yang menyinggung perasaan.
Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat.
10
3. Apakah yang terjadi jika sebuah magnet digerakan memasuki kumparan, dan
selanjutnya magnet tersebut dibiarkan tetap berada didalam kumparan
....................................................................................................................................
Rubrik Penilaian :
Kode 1 : Jawaban benar (15)
- Mula-mula saat magnet dimasukkan ke dalam kumparan, pada ujung kumparan
timbul ggl ditandai dengan simpangan galvanometer, selanjutnya saat magnet diam
didalam kumparan ggl tidak terjadi pada ujung kumparan, dimana galvanometer
tidak menyimpang
- Mula-mula tidak ujung kumparan timbul ggl karena ada perubahan fluks magnetik
karena gerakan magnet, tapi saat magnet diam didalam kumparan tidak timbul ggl
karena tidak ada perubahan fluks magnetik.
- Ggl induksi timbul hanya saat ada perubahan fluks magnetik, sehingga mula-mula
ada ggl saat magnet/ kumparan ber gerak, dan ggl nol saat diam.
Kode 2 : Jawaban mendekati benar (5)
- Bergerak, kemudian diam ( tidak ada penjelasan, atau penjelasan kurang tepat).
Tidak dijawab (0)
Mula – mula benda B ditahan kemudian dilepaskan. Jika g = 10 m/s2, hitung gaya
tegangan tali yang menghubungkan kedua benda !
11
Rubrik penilaian :
Jika jawaban benar (20)
Kunci jawaban :
Diket: mA=3 kg mB=5 kg g=10m/s^2 (3)
Ditanya: T? (5)
Jawab:
F = m.a (7)
WB – WA = (mA + mB) . a (9)
60 – 20 = (6 + 2) a (11)
40 = 8 a (13)
a = 5 m/s (15)
WB – T = 6.5 (17)
60 – T = 30 (19)
T = 30 N (20)
2.Tes lisan
12
4) Siapkan pertanyaaan serta scope jawaban yang diminta
5) Lakukan penilaian secara teliti terhadap jawaban peserta didik
b. Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan tes lisan adalah bisa mengetahui kemampuan siswa dalam mengemukakan
pendapat secara langsung dan dapat diketahui penguasaan siswa secara tepat
Kelemahan tes lisan adalah membutuhkan waktu yang relatif lama, dan seringkali
siswa kurang bebas mengemukakan pendapatnya
c. Pengembangan tes lisan
Tes lisan adalah tes yang menuntut jawaban dari peserta didik dalam bentuk lisan.
Peserta didk akan mengucapkan jawaban dengan kata-kata sendiri sesuai dengan
pertanyaan atau perintah yang diberikan. Tes lisan dapat berbentuk sebagai berikut:
1) Seorang guru menilai seorang peserta didik
2) Seorang guru menilai sekelompok peserta didik
3) Sekelompok guru menilai peserta didik
4) Sekelompok guru menilai sekelompok peserta didik
3. Penugasan
Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik untuk mengukur dan/atau
meningkatkan pengetahuan. Penugasan yang digunakan untuk mengukur pengetahuan
(assessment of learning) dapat dilakukan setelah proses pembelajaran sedangkan
penugasan yang digunakan untuk meningkatkan pengetahuan (assessment for learning)
diberikan sebelum dan/atau selama proses pembelajaran. Penugasan dapat dikerjakan
secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas. Penugasan lebih
ditekankan pada pemecahan masalah dan tugas produktif lainnya.
Rambu-rambu penugasan.
Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.
Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik, selama proses pembelajaran atau
merupakan bagian dari pembelajaran mandiri.
Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta didik.
Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.
Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan secara kelompok.
Pada tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota kelompok.
13
Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas.
Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.
Contoh penugasan:
Mata pelajaran :Fisika
Kelas/semester : X/2
Kompetensi dasar :
4.9 Menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip
pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensa.
Rincian:
Pedoman penskoran
No Aspek yang dinilai Skor
1 Persiapan 2
e. Kesimpulan.
14
1. Es batu yang berfungsi sebagai lensa cembung
1-2
3 Pelaporan hasil 14
Sistematika laporan 8
Penggunaan bahasa 2
Penulisan/ejaan 2
Tampilan 2
Skor maksimal 30
15
BAB III
Penutup
Instrumen penilaian adalah kegiatan yang digunakan untuk penilaian terhadap peserta
didik. Penilaian dapat dilakukan dengan beberapa aspek seperti aspek sikap, pengetahuan
dan keerampilan. Penilaian dengan aspek pengetahuan yaitu menggunakan tes. Tes
merupakan teknik penilaian yang dilakukan terhadap peserta didik. Tes dibagi menjadi tes
lisan dan tertulis. Tes lisan contohnya tanya jawab yang dilakukan oleh pendidik dengan
peserta didik mengenai pembelajaran. Tes tertulis dilakukan seperti pilihan ganda,uraian
dan esay. Tes juga dapat dilakukan dengan penugasan dan portofolio. Semua tes yang
dilakukan memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri, agar penilaian terhadap peserta
didik dapat berjalan dengan lancar maka dilakukan beberaa tes yang mampu menjadikan
pesert didik memehami pembelajaran yang dilakukan.
16
Daftar pustaka
Kunandar, (2014). Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan
Kurikulum 2013). Jakarta : Rajawali Pers.
Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan tahun 2016 nomor 023 babVII pasal 14
tentang instrumen penilaian. Jakarta: permendikbud.
Panduan penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan sekolah menengah atas tahun
2017. Jakarta: permendikbud.
17