1. PENGKAJIAN
a. Identitas klien
b. Riwayat kesehatan umum - Riwayat kesehatan keluarga - Riwayat kesehatan
klien
c. Riwayat kesehatan sekarang
Bagaimana frekuensi miksinya
Adakah kelainan waktu miksi
Apakah rasa sakit terdapat pada daerah setempat atau secara umum Apakah penyakit
timbul setelah adanya penyakit lain
Apakah terdapat mual muntah atau oedema
bagaimana keadaan urinya
Adakah secret atau darah yang keluar
Adakah hambatan seksual
Bagaimana riwayat menstruasi
Bagaimana riwayat kehamilan
Rasa nyeri
d. Data fisik Inpeksi : seluruh tubuh dan daerah genital
Palpasi : pada daerah abdomen
Auskultasi : kuadran atas abdomen dilakukan untuk mendeteksi bruit
Tingkat kesadaran
TB, BB
TTV
e. Data psikologis
Keluhan dan reaksi pasien terhadap penyakit
Tingkat adaptasi pasien terhadap penyakit
Persepsi pasien terhadap penyakit
f. Data social, budaya, spiritual
Umum : hubungan dengan orang lain, kepercayaan yang dianut dan keaktifanya dalam
kegiatan.
2. DIAGNOSA
1. Retensi urin b.d ketidakmampuan kandung kemih untuk berkontraksi dengan adekuat.
2. Gangguan rasa nyaman: nyeri
3. Intoleransi aktivitas
4. Ansietas b.d krisis situasi
3. PERENCANAAN
1. Retensi urin b.d ketidakmampuan kandung kemih untuk berkontraksi dengan adekuat.
Kriteria evaluasi :
1. Berkemih dengan jumlah yang cuk
2. Tidak teraba distensi kandung kemih
Intervensi Rasional
1. Dorong pasien utnuk berkemih tiap 2-4 1. Meminimalkan retensi urin distensi
jam dan bila tiba-tiba dirasakan. berlebihan pada kandung kemih.
2. Tanyakan pasien tentang inkontinensia 2. Tekanan ureteral tinggi menghambat
stres. pengosongan kandung kemih.
3. Observasi aliran urin, perhatikan ukuran 3. Berguna untuk mengevaluasi obsrtuksi
dan ketakutan. dan pilihan intervensi.
4. Awasi dan catat waktu dan jumlah tiap 4. Retensi urin meningkatkan tekanan
berkemih.. dalam saluran perkemihan atas.
5. Perkusi/palpasi area suprapubik 5. Distensi kandung kemih dapat dirasakan
diarea suprapubik.
3.Intoleransi aktivitas
Kriteria evaluasi:
1. Menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas yang dapat diukur dengan tidak
adanya dispnea, kelemahan, tanda vital dalam rentang normal.
Intervensi Rasional
1. Evaluasi respon klien terhadap aktivitas. 1. Menetapkan kemampuan/kebutuhan
pasien dan memudahkan pilihan intervensi.
2. Berikan lingkungan tenang dan batasi 2. Menurunkan stres dan rangsangan
pengunjung selama fase akut sesuai berlebihan, meningkatkan istirahat.
indikasi.
3. Jelaskna pentingnya istirahat dalam 3. Tirah baring dapat menurunkan
rencana pengobatan dan perlunya kebutuhan metabolik, menghemat energi
keseimbangan aktivitas dan istirahat. untuk penyembuhan. Pembatasan aktivitas
ditentukan dengan respons individual pasien
terhadap aktivitas dan perbaikan kegagalan
pernapasan.
4. Bantu aktivitas perawatan diri yang 4. Meminimalkan kelelahan dan
diperlukan. Berikan kemajuan peningkatan membantu keseimbangan suplai dan
aktivitas selama fase penyembuhan. kebutuhan oksigen.
Intervensi Rasional
1. Identifikasi persepsi pasien tentang 1. Mendefinisikan lingkup masalah
ancaman yang ada dari situasi. individu dan mempengaruhi pilihan
intervensi.
2. Observasi respon fisik,seperti gelisah, 2. Berguna dalam evaluasi derajat masalah
tanda vital, gerakan berulang. khususnya bila dibandingkan dengan
pernyataan verbal.
3. Dorong pasien/orang terdekat untuk 3. Memberikan kesempatan untuk
mengakui dan menyatakan rasa takut. menerima masalah, memperjelas kenyataan
takut dan menurunkan ansietas.
4. Memberikan kayakinan untuk
4. Identifikasi pencegahan keamanan yang membantu ansietas yang tak perlu.
diambil, seperti marah dan suplai
oksigen. Diskusikan.