Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Menurut Max Schultze (March 25, 1825 - January 16, 1874)
menyatakan bahwa sel merupakan struktur fungsional makhluk hidup.
Bagian terluar dari sel yaitu membran plasma, terdapat pada sel prokariot
maupun sel eukariot, memelihara isi sel dari pencampuran bebas dengan
molekul diluar sel serta berfungsi sebagai penghubung sel dengan
lingkungan luarnya.
Pada sel eukariot membran dalam membagi sel menjadi
kompartemen dengan lingkungan biokimiawi yang berbeda, lingkungan di
dalam kompartemen bersifat hidrofobik, di dalamnya terjadi reaksi yang
tidak disertai dengan reaksi yang lain. Di antara reaksi pada membran
bagian dalam kompartemen merupakan interaksi paling penting yang
dapat memberikan energi sel, melalui reaksi utama di mitokondria dan
kloroplas.
Peran pokok ini bergantung pada struktur dasar membran.
Pandangan kontemporer dari struktur ini berdasar pada model mozaik cair
suatu hipotesis yang dikembangkan pada tahun 1972 oleh S.J Singer dan
J.L Nicolson. Lipid dan protein adalah bahan utama penyusun membran.
Selain itu juga terdapat karbohidrat sebagai penyusunnya. Lipid yang
paling banyak terdapat di membran sel adalah fosfolipid.
Selain itu membrane sel juga memiliki fungsi dalam bertindak
sebagai reseptor, mempertahankan konsentrasi ion di dalam sel dan di luar
sel, membungkus organel-organel sel, dan berperan dalam transpor
berbagai molekul baik makromolekul maupun mikromolekul.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu membran sel ?
2. Bagaimana struktur membran sel ?
3. Bagaimana fungsi membran sel ?
4. Apa sajakah proses yang terjadi di dalam membran sel

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan membran sel.
2. Memahami struktur membran sel.
3. Memahami fungsi membran sel.
4. Memahami proses yang terjadi di dalam membran sel.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN MEMBRAN SEL


Membran sel adalah lipid penghalang dibagian luar sel yang terdiri dari
dua lapisan fosfolipid dengan protein tertanam, yang memisahkan satu sel dari sel
yang lain atau dari benda di sekelilingnya. Membran sel memisahkan isi sel dari
lingkungan luarnya, dan itu mengatur apa yang masuk dan keluar sel. Pada hewan
membran plasma adalah meliputi bagian terluar dari sel sedangkan pada
tumbuhan, jamur, dan beberapa bakteri terletak di bawah (dinding sel).
Struktur membran sel terdiri atas lapisan tipis yang tebalnya sekitar 8 nm.
Seperti membran biologis lainnya. Membran plasma juga memiliki sifat selektif
permeable. Sifat selektif permeabel adalah kemampuan membran untuk
menyeleksi beberapa substansi yang dapat melintasinya dengan mudah dan
substansi lain tidak bisa melintasinya. Membran sel tidak bisa dilalui (ditembus)
oleh larutan yang mempunyai komposisi berbeda dari larutan sekelilingnya, tetapi
masih bisa dilalui oleh nutrisi dan pembuangan limbah. Struktur membran sel
terdiri atas lapisan fosfolipid, bersifat hidrofilik, dan hidrofobik.
Membran plasma terbuat dari lapisan ganda lipid khusus, yang dikenal
sebagai fosfolipid. Fosfolipid adalah molekul lipid dengan hidrofilik kepala dan
dua ekor hidrofobik. Karena sifat hidrofilik dan hidrofobik, fosfolipid, molekul
harus diatur dalam pola tertentu karena hanya bagian-bagian tertentu dari molekul
dapat secara fisik berada dalam bersentuhan dengan air. Ingat bahwa ada air di
luar sel, dan sitoplasma di dalam sel adalah sebagian besar air juga.
Jadi fosfolipid tersebut diatur dalam lapisan ganda (bilayer) untuk menjaga
sel terpisah dari lingkungannya. Lipid tidak bercampur dengan air, sehingga
lapisan ganda fosfolipid dari membran sel bertindak sebagai penghalang, menjaga
air keluar dari sel, dan menjaga sitoplasma di dalam sel. Membran sel
memungkinkan sel untuk tetap utuh secara struktural dalam lingkungan berbasis
air. Adapun gambar strukturnya bisa dilihat pada gambar dibawah :
Gambar 1.1 Struktur membran sel. Sumber:
https://www.biologi-sel.com/2012/06/membran-plasma.html

2.2. STRUKTUR MEMBRAN SEL


Struktur membran sel disusun dari lemak dan protein di mana setiap
komponen diikat oleh ikatan nonkovalen. Selain lemak dan protein, struktur
membran sel juga terdiri dari karbohidrat.
Rasio antara lemak dan protein bervariasi bergantung tipe membran sel.
Misalnya antara membran plasma dan retikulum endoplasma. Tipe organisme
prokariot dan eukariot juga memiliki rasio struktur yang berbeda. Membran
mitokondria memiliki rasio struktur protein/lemak yang tinggi dibandingkan
membran plasma pada sel darah merah.
Lipid

Gambar 1.2 Struktur Lipid Pada Membran Sel. Sumber : https://www.biologi-


sel.com/2012/06/membran-plasma.html

Lipid pada membran tersusun atas fosfolipid (lemak yang bersenyawa


dengan fosfat). Fosfolipid merupakan lipid yang jumlahnya paling melimpah
dalam sebagian besar membran. Fosfolipid berperan untuk membentuk membran
sesuai dengan struktur molekulernya.
Fosfolipid merupakan suatu molekul amfipatik yang berarti bahwa
molekul ini memiliki daerah hidrofilik maupun daerah hidrofobik. Sebagian besar
membran mengandung fosfat. Molekul fosfat bersifat hidrofilik (dapat mengikat
air) sedangkan molekul lemak bersifat hidrofobik (tidak dapat mengikat air).

Gambar 1.3 Struktur fosfolipid pada membrane sel.


Sumber : https://www.biologi-sel.com/2012/06/membran-plasma.html
Komponen lemak lain adalah kolesterol di mana pada hewan tertentu
dapat mencapai 50% dari molekul lemak yang terdapat pada membran plasma.
Kolesterol tidak terdapat pada sebagai besar membran plasma tumbuhan dan
bakteri.
Lipid yang terdapat pada selaput dapat diekstrak dengan kloroform, eter
dan benzene. Dengan menggunakan kromatografi lapis tipis dan kromatografi gas,
dapat diketahui komposisi lipid pada selaput sel. Lipid yang selalu dijumpai
adalah fosfolipid, sfingolipid, glikolipid dan sterol. Kolesterol merupakan lipid
terbanyak yang menyusun selaput sel.

Karbohidrat
Karbohidrat pada membran berperan sebagai penyusun sel dan untuk
membedakan tipe-tipe sel di sekitarnya. Karbohidrat juga berperan penting
sebagai pemilih sel yang menjadi penyusun berbagai jaringan dan organ dalam
embrio hewan. Karbohidrat pada membrane sel terdapat dalam bentuk yang
berikatan dengan lipid atau protein (glikolipid dan glikoprotein).
Karbohidrat pada membran biasanya merupakan rantai pendek bercabang
yang tersusun kurang dari 15 unit gula, sebagian diantaranya berikatan kovalen
dengan lipid, membentuk molekul yang disebut glikolipid. Akan tetapi sebagian
besar karbohidrat berikatan kovalen dengan protein, membentuk glikoprotein.
Pada sel epitel glikolipid terdapat pada permukaan apical yang terpapar
dan berfungsi untuk melindungi dari pH rendah dan degradasi enzim.Karbohidrat
pada membran plasma terikat pada protein atau lipida dalam bentuk glikolipida
dan glikoprotein. Pada membran plasma terkandung 2 – 10% karbohidrat.
Karbohidrat dalam lemak berfungsi untuk meningkatkan hidrofisilitas lemak dan
protein.
Peran penting karbohidrat dalam berbagai aktivitas sel :
a. Sistem kekebalan
Karbohidrat pada Molekul karbohidrat bertanggung jawab terhadap kekhasan sifat
antigenis membran sel. Sifat antigenis ini berkaitan dengan sistem kekebalan
(imun) tubuh dan kemampuannya membedakan sel sendiri dari sel asing. Sel
asing dapat dikenali sebagai sel asing, karena glikoprotein pembentuk membran
memiliki karbohidrat yang berbeda dengan karbohidrat glikoprotein pembentuk
membran sel penerima. Keadaan seperti ini memacu tanggapan kekebalan.

b. Pengenalan sel
Karbohidrat mampu membedakan sel yang satu dengan sel lainnya. Penting pada
perkembangan jaringan dan organ, Dasar pada penolakan sel asing oleh sistem
imun.

Protein
Membran protein tersusun atas glikoprotein atau protein yang bersenyawa
dengan karbohidrat. Bergantung pada tipe sel dan organel tertentu dalam sel,
membran memiliki 12 sampai lebih dari 50 macam protein yang berbeda. Protein
ini tidak disusun secara acak tetapi setiap lokasi dan orientasinya disusun pada
posisi tertentu pada lipid bilayer.
Protein pada membran tidak simetris pada bagian luar membran dan
bagian dalam membran, alias tersusun dengan posisi berbeda-beda. Posisi seperti
ini memungkinkan membran sebelah luar berinteraksi dengan dengan ligan
ektraseluler seperti hormon dan faktor pertumbuhan, sedangkan bagian dalam
dapat berinteraksi dengan molekul sitoplasma seperti protein G atau protein
kinase. Terdapat dua lapisan utama membran protein.
1. Protein Integral
Protein integral adalah protein yang bercampur kedalam lipid bilayer.
Protein ini dapat menembus membran sehingga memiliki domain pada sisi ekstra
seluler dan sitoplasmik dari membran. Protein integral umumnya merupakan
protein transmembran, dengan daerah hidrofobik yang seluruhnya membentang
sepanjang interior membran hidrofobik tersebut.
Daerah hidrofobik protein integral terdiri atas satu atau lebih rentangan
asam amino nonpolar, yang biasanya bergulung menjadi helix a pada ujung
hidrofilik molekul ini dipaparkan kelarutan aqueous pada kedua sisi membran.
2. Protein Perifer
Protein perifer sama sekali tidak ditemukan dalam lipid bilayer.
Seluruhnya terdapat dibagian luar dari lipid bilayer, baik itu di permukaan sebelah
ekstraseluler maupun sitoplasmik dan berhubungan dengan membran malalui
ikatan non kovalen. Protein ini merupakan anggota yang terikat secara longgar
pada permukaan membrane sel, sering juga pada bagian protein integral yang
dibiarkan terpapar. Protein pada membran menentukan sebagian besar fungsi
spesifik membran.
3. Lipid Anchor Protein
Struktur sel terdiri atas banyak bagian seperti karbohidrat, glikoprotein,
protein, kolesterol dan lain-lain. Struktur sel terdiri atas banyak bagian seperti
karbohidrat, glikoprotein, protein, kolesterol dan lain-lain. Lipid anchor protein
terdapat disebelah luar lipid bilayer tetapi berikatan secara kovalen dengan
molekul lemak yang terdapat pada lipid bilayer.
Protein membran plasma memiliki fungsi yang sangat luas antara lain
sebagai protein pembawa (carrier) senyawa melalui membran sel, penerima
isyarat (signal) hormonal dan meneruskan isyarat tersebut ke bagian sel sendiri
atau sel lainnya. Protein selaput plasma juga berfungsi sebagai pengikat
komponen sitoskeleton dengan senyawa-senyawa ekstraseluler.
Protein-protein permukaan luar memberikan ciri individual sel dan macam
protein dapat berubah sesuai dengan diferensiasi sel. Protein-protein pada
membran sel banyak juga yang berfungsi sebagai enzim terutama yang terdapat
pada selaput mitokondria, retikulum endoplasma dan kloroplas. Sebagai contoh,
senyawa-senyawa fosfolipid membran plasma disintesis oleh enzim-enzim yang
terdapat pada membran retikulum endoplasma.
Protein membran sel memiliki kemampuan bergerak, sehingga dapat
berpindah tempat. Perpindahan berlangsung ke arah lateral dengan jalan difusi.
Namun tidak semu protein mampu berpindah tempat. Beberapa jenis protein
integral tertahan dalam selaput oleh anyaman molekul-molekul protein yang
berada tepat di bawah permukaan dalam selaput plasma. Anyaman ini
berhubungan dengan sitoskeleton atau rangka sel.
Kompartemen
Membran plasma membagi protoplasma menjadi beberapa kompartemen
(ruangan). Membran sel membungkus seluruh protoplasma. Membran inti
memisahkan nukleoplasma dari sitoplasma.
Selain itu selaput plasma membagi sitoplasma menjadi beberapa
kompartemen yang disebut dengan organel. Adanya selaput ini pembatas ini
sangat penting karena memungkinkan kegiatan setiap kompartemen dapat
berlangsung tanpa gangguan dari kompartemen lain namun tetap dapat bekerja
sama.

2.3. FUNGSI MEMBRAN SEL


Membran sel memiliki beberapa fungsi diantaranya sebagai membran
semipermeable, sebagai pelindung agar sel tidak bercampur dengan
lingkungannya, sebagai reseptor, dan berperan dalam transport molekul baik
mikromolekul maupun makromolekul. Transport molekul dibagi menjadi dua
yaitu transport aktif dan transport pasif.

Barier Selektif Permeabel


Membran sel mencegah pertukaran materi secara bebas dari satu sisi ke
sisi lain pada saat bersamaan. Membran plasma harus menjamin pertukaran
molekul antara bagian luar dan dalam pada saat yang tepat.

Transpor Molekul
Membran plasma mengandung mesin transpor molekul dari satu sisi ke
sisi lain yang mencegah molekul dengan konsentrasi rendah masuk ke dalam sel
daerah yang memeiliki konsentrasi tinggi. Mesin ini memungkinkan sel
mengakumulasi molekul tertentu dalam konsentari yang lebih tinggi di
bandingkan di sebelah luar.
Penghantaran Signal
Membran plasma memainkan peran penting dalam respon sel terhadap
signal. Proses itu disebut dengan penghantaran signal. Membran sel memiliki
resptor yang berkombinasi dengan molekul tertentu (ligan). Setiap sel berbeda
memiliki reseptor berbeda, yang mampu mengenali dan berespon terhadap ligan
pada lingkungan berbeda.

Interaksi Interseluler
Membran sel memperantarai interaksi antar sel pada organisme
multiseluler. Membran sel memungkinlkan sel mengenal satu sama lain, berikatan
dan saling bertukar materi dan informasi

Mekanisme Pengangkutan Melalui Membran Sel


Molekul dan ion kecil bergerak melintasi membran plasma dalam dua arah
seperti gula, asama amino dan nutrient lain memasuki sel, dan produk limbah
metabolism meninggalkan sel. Sel menyerap oksigen untuk respirasi seluler dan
mengeluarkan karbon dioksidal. Sel juga mengatur konsentrasi ion anorganiknya
seperti Na+, K+, Ca2+ dan Ca- dengan cara mebolak-balik arahnya dari satu arah
ke arah lainnya melintasi membran plasma.
Meskipun lalu lintas melalui membran ini padat membran sel itu bersifat
selektif permeable (membran hanya dapat dilewati oleh ion dan molekul polar
tertentu), semipermeable (mudah dilewati oleh molekul air) dan subtansi-subtansi
tidak dapat melintasi rintangan tersebut secara sembarangan. Sel tersebut dapat
mengambil berbagai macam molekul dan ion kecil dan menolak yang lainnya
disamping itu substansi-suubstansi bergerak melintasi membran pada laju yang
berbeda.
Membran sel memiliki fungsi dalam pergerakkan ion atau molekul dari
dalam ataupun dari luar sel. Menurut Campbell bagian tengah membran yang
bersifat hidrofibik merintangi pengangkutan ion dan molekul polat yang keduanya
bersifat hidrofilik. Stuktur lipid bilayer merupakan penyebab adanya sifat selektif
permeabel pada membran. Gerakan molekul atau ion yang terjadi pada membran
sel dan organel-organel lainnya adalah :
1. Difusi
a. Difusi sederhana

Gambar 1.4 Proses Difusi Sederhana. Sumber: https://www.biologi-sel.com/2012/06/membran-


plasma.html

Difusi adalah suatu proses spontan di mana molekul-molekul bergerak dari


daerah dengan konsentrasi tinggi ke daerah yang memiliki konsentrasi rendah.
Membran bersifat selektif permeabel sehingga berpengaruh terhadap laju difusi
beberapa jenis molekul. Satu jenis molekul yang berdifusi bebas menembus
banyak jenis membran adalah air.
Difusi bergantung pada pergerakan secara acak dari suatu zat terlarut.
Molekul-molekul dapat melewati selaput plasma dengan jalan difusi sederhana
sangat terbatas jumlahnya dan untuk inipun selaput plasma masih memiliki
penghalang.
Mikromolekul terutama jenis hidrofobik dapat melewati membran plasma
dengan mudah. Kemampuan sel untuk dapat memilah senhyaya hidrofilik dengan
berat molekul (BM) kecil dari senyawa yang memiliki BM besar sering kali
disebabkan oleh adanya porus pada selaput plasma. Terdapat dua jenis porus.
Jenis pertama yang dapat menembus protein integral atau di antara
kelompok molekul protein transmembran. Porus jenis kedua disebut porus
statistik yang terbentuk secara acak pada selaput plasma dan menembus lipid
bilayer.
b. Difusi terfasilitasi

Gambar 1.5 Proses Difusi Terfasilitasi. Sumber: https://www.biologi-sel.com/2012/06/membran-


plasma.html

Difusi dari suatu senyawa atau molekul melewati membran selalu terjadi
dari daerah dengan konsentasi tinggi ke daerah dengan konsentrasi rendah, akan
tetapi difusi tidak selalu terjadi melalui lipid bilayer atau suatu saluran terbuka.
Sejumlah substansi diketahui berdifusi dengan terlebih dahulu berikatan
dengan suatu protein mebran yang disebut dengan fasilitatif transporter yang
memfasilitasi proses difusi. Pengikatan molekul atau senyawa pada fasilitastif
transporter pada satu sisi akan memicu perubahan komformasi pada protein dan
menyebabkan zat terlarut dapat berdifusi ke daerah yang berkonsentrasi rendah.
Senyawa yang melewati membran plasma dengan jalan difusi dipermudah
juga tidak memerlukan keterlibatan ATP, seperti halnya difusi sederhana. Namun
gerakan senyawa dari luar ke dalam atau sebaliknya lebih cepat dari pada difusi
sederhana.
Hal ini disebabkan oleh adanya protein pembawa yang mempercepat
pengangkutan. Molekul protein pembawa setelah mengikat senyawa atau molekul
yang akan di bawa, segera memindahkan senyawa/molekul dari luar ke dalam
atau sebaliknya.
2. Osmosis
Osmosis adalah peristiwa perpindahan molekul air (pelarut) melalui
membran semipermeabel dari larutan yang berkonsentrasi rendah (hipotonis) ke
larutan yang berkonsentrasi tinggi (hipertonis). Peristiwa osmosis ini terjadi pada
sel.
Peristiwa tersebut bergantung pada perbandingan konsentrasi larutan
didalam dan diluar sel. Jika konsentrasi larutan diluar sel lebih rendah daripada
larutan di dalam sel, berarti sel berada dalam larutan hipotenik. Konsentrasi
larutan diluar sel lebih tinggi dari pada larutan didalam sel, berarti sel berada
dalam larutan hipertonik.
Peristiwa osmosis terjadi dalam sel. Bila konsentrasi larutan dalam sel
tinggi, air akan masuk sel dan terjadi endosmosis. Hal ini menyebabkan tekanan
osmosis sel menjadi tinggi. Keadaan yang demikian dapat memecahkan sel (lisis).
Jadi, lisis adalah hancurnya sel karena rusaknya atau robeknya membran plasma.
Sebaliknya,apabila konsentrasi larutan di luar sel lebih tinggi, air dalam sel akan
keluar dan terjadi eksosmosis. Eksosmosis pada hewan akan menyebabkan
pengerutan sel yang disebut krenasi. Krenasi adalah kontraksi atau pembentukan
nokta tidak normal di sekitar pinggir sel setelah dimasukkan ke dalam larutan
hipertonik, karena kehilangan air melalui osmosis. Krenasi terjadi karena
lingkungan hipertonik, (sel memiliki larutan dengan konsentrasi yang lebih rendah
dibandingkan larutan di sekitar luar sel), osmosis (difusi air) menyebabkan
pergerakan air keluar dari sel, menyebabkan sitoplasma berkurang volumenya.
Sebagai akibatnya, sel mengecil. Proses sama yang terjadi pada tumbuhan adalah
plasmolysis

3. Transpor Aktif
Transpor aktif adalah transpor yang menggunakan energi untuk
mengeluarkan dan memasukkan ion-ion dan molekul melalui membran sel yang
bersifat selektif permeabel. Transpor aktif dipengaruhi oleh muatan listrik di
dalam sel dan di luar sel. Muatan listrik ini ditentukan oleh ion natrium (Na+), ion
kalium (K+), dan ion klor (C1-).
Keluar masuknya ion Na+ dan K+ diatur oleh pompa natrium-kalium.
Pompa natrium-kalium bertanggung jawab terhadap transpor aktif ganda Na+ dan
K+ dari dalam keluar sel. ATP menyediakan energi untuk transpor. Pompa
mengeluarkan tiga ion Na+ dari dalam sel untuk setiap dua ion K+ yang
dimasukkan ke dalam sel. Pada protein pengangkut, terdapat untuk Na+ dan K+
yang dinamakan binding sites.
Berikut adalah gambar dan keterangan 6 tahap transpor aktif pada
membran sel:

Gambar 1.6 Proses Pompa Natrium dan Kalium. Sumber: https://www.biologi-


sel.com/2012/06/membran-plasma.html

Tiga ion natrium (Na+) diambil dalam sel dan menempati binding sites
(tempat terjadinya ikatan ion atau molekul pada membran). Energi diperlukan
untuk mengubah bentuk protein integral pada membran agar membuka ke bagian
luar sel. Protein integral pada membran membuka ke arah luar sel, kemudian
melepaskan ion natrium keluar dari sel.
Dua ion kalium (K+) dari luar sel menempati binding sites pada protein
integral. Protein integral pada membran kembali pada bentuk semula, yakni
membuka ke arah dalam sel. Ion kalium dilepaskan ke dalam sel.
Transpor aktif ion melintasi membran menyebabkan gradien listrik akan
terbangun pada membran plasma. Jumlah ion bermuatan positif di luar sel lebih
besar dari jumlah ion bermuatan positif dalam sitosol. Hal ini menyebabkan
muatan yang relatif negatif pada bagian dalam membran, dan muatan positif di
luar. Perbedaan dalam muatan menyebabkan tegangan melintasi membran.
Tegangan adalah energi potensial listrik yang disebabkan oleh pemisahan muatan
yang berlawanan, dalam hal ini melintasi membran. Tegangan membran disebut
potensial membran. Potensial membran ini sangat penting untuk konduksi impuls
listrik di sepanjang sel-sel saraf.
Karena dalam sel adalah lebih negatif dibandingkan dengan di luar sel,
potensial membran akan mendukung pergerakan ion bermuatan positif (kation) ke
dalam sel, dan gerakan ion negatif (anion) keluar dari sel. Jadi, ada dua kekuatan
yang mendorong difusi ion melintasi membran plasma (ion’ gradien konsentrasi),
dan kekuatan listrik (efek potensial membran pada ion’ gerakan). Kedua gaya
bekerja bersama-sama disebut gradien elektrokimia.

4. Pengangkutan Makromolekul Melewati Selaput Plasma


Makromolekul seperti protein atau atau polisakarida tidak dapat lewat
melalui protein transmembran yang berperan sebagai pembawa. Namun sel tetap
dapat memasukkan dan mengeluarkan makromolekul-makromolekul tersebut.
Pengangkutan makromolekul sangat berbeda dengan pengangkutan
mikromolekul. Mekanisme pengangkutan makromolekul dari lingkungan
eksternal ke dalam suatu vesikula dilakukan melalui suatu lipatan atau invaginasi
membran plasma. Pengambilan makromolekul dari matriks ekstraseluer dapat
dibagi menjadi dua kategori yaitu fagositosis yaitu pengambilan maromolekul
padat dan pinositosis pengambilan materi berupa zat cair.

5. Endositosis
Pada endositosis, sel memasukan makro molekul dan materi yang sangat
kecil dengan cara membentuk vesikula baru dari membran plasma. Langkah-
langkahnya pada dasarnya merupakan kebalikan dari eksositosis.
Sebagian kecil luas membran plasma terbenam terdalam membentuk
kantong. Begitu kantong ini semakin dalam, kantong ini terjepit, membentuk
vesikula yang berisi materi yang telah terdapat di luar selnya. Terdapat tiga jenis
endositosis, yaitu fagositosis (proses makan seluler) pinositosi (proses minum
seluler) dan endositosis yang diperantai reseptor.
Endositosis secara umum dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu: bulk-
phase endocytosis dan receptor-mediated endocytosis. Bulk-phase endocytosis
mengambil cairan ektraseluler tanpa adanya proses pengenalan oleh permukaan
membran plasma. bulk-phase endocytosis dapat diamati dengan memberikan
bahan tertentu pada medium kultur seperti enzim horseradish peroxidase yang
akan di ambil oleh sel-sel pada umumnya. Receptor-mediated endocytosis
merupakan pengambilan makromolekul tertentu (ligand) yang akan berikatan
dengan reseptor pada permukaan luar membran.

6. Fagositosis
Fagosistosis (cell eating) adalah pengambilan bahan padat yang umum
dilakukan oleh beberapa jenis sel tertentu untuk selanjutnya dibawa menuju
lisosom.
Organisme bersel tunggal seperti Amoeba dan Ciliata mengambil makanan
dengan menangkap partikel makanan atau organisme kecil dengan melingkupinya
dengan membran plasma. Lipatan kemudian berfusi membentuk sutau vakuola
(fagosom) yang akan terpisah dengan membran plasma. Fagosom selanjutnya
akan bergabung dengan lisosom untuk mencerna makanan secara intraseluler.

Pada beberapa hewan tingkat tinggi, fagositosis lebih merupakan suatu


mekanisme protektif dibandingkan cara pengambilan makanan. Mamalia memiliki
berbagai macam sel fagosit seperti makrofag dan neutrofil yang terdapat di dalam
darah dan jaringan lain yang akan “memakan” organisme, sel-sel yang telah rusak,
sel darah merah yang telah tua atau debris.

7. Pinositosis
Pada pinositosis atau dikenal juga sebagai minum sel, substansi yang di
dekap lebih merupakan larutan dari pada partikel padat . disini tidak nampak ada
uluran sitoplasma sehingga caranya adalah dengan menarik larutan ke permukaan
membran, dan membran melekukkearah dalam dan melingkari larutan dan
akhirnya terpisah dari membran. Hanya beberapa sel saja yang melakukan
fagositosis, sedangkan kebanyakan sel lainnya melakukan pinositosis. Pergerakan
substrat ke dalam sel dengan cara fagositosis atau pinisitosis disebut endositosis,
langkah pergerakan substansi kearah luar sel disebut eksositosis.

8. Eksositosis
Sel mensekresi makro molekul dengan cara menggabungkan vesikula
dengan membran plasma disebut dengan eksositosis. Vesicula transpor yang lepas
dari aparatus golgi dipindahkan oleh sitoskeleton ke membran plasma. Ketika
membran vesikula dan membran plasma bertemu, molekul lipid keduan bilayer
menyusun ulang dirinya sendiri sehingga kedua membran tersebut bergabung.
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Teori tentangmembran plasma yang masih berlaku hingga saat ini adalah
teorimembran plasma yang diajukan oleh Singer dan Nicolson pada tahun 1972
dengan nama teori Fluid Mozaic Model. Menurut teori ini, membran plasma
tersusun dari lapisan lemak bimolekuler yang disana-sini terputus oleh adanya
molekul protein. Semua membran disusun dari lemak dan protein di mana setiap
komponen diikat oleh ikatan nonkovalen. Dan saat ini diketahui bahwa struktur
penyusun membran sel diantaranya yaitu lipid, protein, karbohidrat, dan
kompartemen. Fungsi membran sel antara lain untuk kompartementalisasi, barier
selektif permeable, transport molekul, penghantaran sinyal, interaksi interseluler,
dan mekanisme pengangkutan. Pada membran sel juga terjadi berbagai proses
antara lain difusi, osmosis, eksositosis, endositosis, pengangkutan makromolekul,
fagositosis, dan transportaktif.
DAFTAR PUSTAKA
Alam, Gentar Ikbal. 2009. Membrane Sel, (Online),(http://file.upi.edu/Direktori/
FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_%26_REKREASI/PRODI._KEPERA
WATAN/197610152008011/IKBAL_GENTAR_ALAM/membran_
sel.pdf), diakses pada 24 Februari 2019.

Almaycano, Ginting. 2010. Membran Sel, (Online), (ocw.usu.ac.id/course/


download/1110000100-basic-biology-of-cell-1/bbc115_slide_
membran_sel.pdf), diakses pada 24 Februari 2019.

Campbell, N.A., Reece, J.B., Urry, L.A., Cain, M.L.,


Wasserman, S.A., Minorsky, P.V., Jackson, R.B. 2012.
Biologi Jilid 1. Edisi 8. Terjemahan D.T Wulandari.
Jakarta: Erlangga

Duarebu, Bio. 2012. STRUKTUR DAN FUNGSI MEMBRAN, (Online), (https://


www.biologi-sel.com/2012/06/membran-plasma.html), diakses pada
23 Februari 2019.
STRUKTUR DAN FUNGSI MEMBRAN SEL

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Biologi Sel
yang diampu oleh Ibu Umie Lestari

oleh:
Offering A
Kelompok 4
Ana Saniatur Rohmah (180341617525)
Dila Novita Sari (180341617529)
Eka Nur Khoirala (180341617511)
Firmansyah Dana Kusuma (180341617571)
Shinta Dewi K.A (180341617504)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Februari 2019

Anda mungkin juga menyukai