Mini Project - Aini
Mini Project - Aini
Oleh:
dr. Aisyah Nur Aini
Pendamping:
dr. Fanie Nur Indriani
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas semua
nikmat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan mini
project yang berjudul “Gambaran Pemberian ASI Eksklusif di Rw 2 Wilayah Kerja
Puskesmas Bekasi Jaya”. Penyusunan laporan mini project ini tidak lepas dari
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang ikut berperan serta baik secara moral
maupun material.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan rasa
hormat kepada :
1. Ibu Kartini Ekowati, SKM selaku kepala Puskesmas Bekasi Jaya
2. dr. Fanie Nur Indriani selaku pembimbing, yang telah meluangkan waktu
untuk memberikan masukan, saran, dan nasehat dalam penyusunan laporan mini
project ini.
3. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan
doa, dukungan, semangat serta bantuan dalam melaksanakan penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa laporan mini project yang telah dibuat masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis berharap agar pada penelitian selanjutnya bisa lebih
baik lagi dengan mempertimbangkan saran yang ada. Penulis berharap agar penelitian
ini bermanfaat baik bagi ilmu pengetahuan dan masyarakat luas.
ii
dr. Aisyah Nur AinDAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTARii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL v
I. PENDAHULUAN1
A. Latar Belakang1
B. Perumusan Masalah3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian3
1. Tujuan Penelitian3
2. Manfaat Penelitian4
iii
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 16
A. Hasil 16
1. Deskripsi Karakteristik Responden 16
2. Deskripsi Pemberian ASI 17
3. Gambaran Pemberian ASI Eksklusif Berdasarkan Karakteristik
18
B. Pembahasan 19
V. KESIMPULAN DAN SARAN24
A. Kesimpulan 24
B. Saran 24
VI. DAFTAR PUSTAKA26
VII. LAMPIRAN28
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ringkasan Perbedaan antara ASI, Susu Sapi, Susu Formula .........................
8
Tabel 2.2 Kebutuhan Cairan, Kalori dan Protein bayi menurut U/BB ...........................
11
Tabel 3.1 Definisi Operasional .......................................................................................
16
Tabel 4.1 Distribusi Jumlah Berdasarkan Karakteristik Responden ...............................
17
Tabel 4.2 Distribusi Jumlah Pemberian ASI ..................................................................
18
Tabel 4.3 Gambaran Pemberian ASI Eksklusif Berdasarkan
Karakteristik Responden ..................................................................................
19
v
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bila setiap orang tua mampu menyadari akan pentingnya ASI eksklusif bagi
bayi yang dilahirkan, maka masa depan generasi mendatang akan lebih baik dan
berguna bagi orang tua, bangsa dan negara. Salah satunya untuk mewujudkan hal
itu adalah dengan memberikan ASI eksklusif sejak dini.ASI merupakan makanan
pertama dan utama bagi bayi yang bernilai gizi tinggi serta terjangkau. Pola
pemberian ASI yang dianjurkan ialah pemberian ASI segera atau 30 menit
hingga satu jam setelah melahirkan, selanjutnya pemberian ASI saja atau
menyusui secara ekslusif hingga bayi usia enam bulan dan pemberian makanan
tambahan setelah umur enam bulan serta tetap memberian ASI diteruskan
Indonesia dapat dikatakan buruk, hal ini terkait dengan target pencapaian nasional
pemberian ASI eksklusif sebesar 80% (DepKes RI, 2014). Data UNICEF tahun
baru 14% dan diberikan hanya sampai bayi berusia empat bulan. Berdasarkan
data tersebut ada kurang lebih 86% ibu yang gagal ASI eksklusif, dengan kata lain
ada 86% ibu yang memberikan makanan/minuman lain selain ASI kepada
bayinya sebelum usia 6 bulan. Menurut WHO, tingkat kematian bayi masih tinggi
setiap tahunnya, sekitar 132.000 meninggal sebelum usia 1 tahun dan lebih dari
1
setengahnya terkait dengan gizi kurang dan gizi buruk serta penyakit infeksi
lain pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI masih rendah, tata laksana rumah
sakit yang salah, dan banyaknya ibu yang mempunyai pekerjaan diluar rumah
(Yuliarti, 2010). Beberapa rumah sakit memberikan susu formula pada bayi baru
lahir sebelum ibunya mampu memproduksi ASI. Ibu yang mempunyai sosial
ekonomi rendah mempunyai peluang 4,6 kali untuk memberikan ASI dibanding
ibu dengan sosial ekonomi yang tinggi, selain itu lapangan pekerjaan bagi
mengurai kemungkinan untuk menyusui bayi dalam waktu yang lama (Arafah,
2012).
Pengetahuan yang mendasar seperti menyusui pada waktu sekarang ini
inisiasi pemberian ASI lambat banyak ditemukan pada ibu yang pengetahuannya
rendah yaitu 35,8%. Tak hanya pengetahuannya saja yang berhubungan dengan
perilaku pemberian ASI eksklusif, namun umur juga berpengaruh seperti yang
dikatakan Pudjiadji (2010) bahwa ibu yang berumur 35 tahun atau lebih tidak
sebesar 71% sedangkan di tahun 2013 menurun menjadi 60% (Dinkes, 2014). Di
wilayah kerja Puskesmas Bekasi Jaya, tingkat pencapaian ASI eksklusif hingga
2
bulan Oktober 2017 hanya sebesar 35% terkait dengan target pencapaian nasional,
bayi serta masih rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif yang masih jauh
dari harpaan, maka penulis tertarik ingin mengetahui Gambaran Pemberian ASI
b. Manfaat Praktis
1) Bagi Masyarakat
3
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
garam anorganik yang disekresi oleh kalenjar mammae ibu, yang berguna
sebagai makanan bagi bayi yang mengandung nutrisi-nutrisi dasar dan elemen
dengan jumlah yang sesuai, untuk pertumbuhan bayi yang sehat. ASI tidak
memberatkan fungsi pencernaan dan ginjal yang belum berfungsi baik pada bayi
yang baru lahir. Karena ASI sangat mudah dicerna sistem pencernaan bayi
yang masih rentan, bayi mengeluarkan lebih sedikit energi dalam mencerna ASI,
ASI matur dimana protein yang utama adalah casein, pada kolostrum
5
masih rentan dan mencegah kuman memasuki bayi. IgA ini juga
mukosa usus bayi yang baru lahir segera bersih dan siap menerima
kalori/100 ml.
b. ASI transisi / peralihan
ASI yang diproduksi pada hari ke 5 sampai pada hari ke 10.
semakin rendah, sedangkan lemak dan hidrat arang semakin tinggi, hal
ini untuk memenuhi kebutuhan bayi karena aktivitas bayi yang mulai
aktif dan bayi sudah mulai beradaptasi dengan lingkungan. Pada masa
stimulasi saat laktasi. ASI matur merupakan nutrisi bayi yang terus
selain ASI.
Dari beberapa penelitian telah dibuktikan bahwa komposisi ASI
yang diproduksi oleh ibu yang melahirkan bayi kurang bulan (ASI
melahirkan bayi cukup bulan (ASI matur). Pada bayi yang lahir
6
sebelum waktunya (preterm) ASI yang dihasilkan ibu memiliki
ASI dari ibu yang melahirkan tepat waktu karena kondisi bayi masih
menyusu dan akhir fase menyusu. Pada awal fase menyusu ASI (5
menit pertama) yang dikeluarkan disebut foremilk, air susu encer dan
berasal dari payudara yang berisi, air susu yang encer ini akan
membantu memuaskan rasa haus bayi waktu mulai menyusui. Air susu
pada saat akhir menyusui (setelah 15-20 menit), air susu yang kental
Tabel 2.1 Ringkasan perbedaan antara ASI, Susu Sapi, Susu Formula
7
pertumbuhan
Protein Jumlah sesuai Terlalu banyak dan Sebagian
dan mudah sukar dicerna diperbaiki
dicerna
Lemak - Cukup asam - Kurang ALE -Kurang ALE
lemak esensial - Tidak ada lipase -Tidak ada
(ALE), DHA / DHA dan AA
AA - Tidak ada
-Mengandung lipase
lipase
Zat besi Jumlah kecil tapi Banyak tidak dpt Ditambahkan
mudah dicerna diserap dengan baik ekstra tidak
diserap dengan
baik
Vitamin Cukup Tidak cukup vit A,C Vit
ditambahkan
Air Cukup Perlu tambahan Mungkin perlu
tambahan
Sumber: Konseling menyusui: Pelatihan untuk tenaga kesehatan :
kerjasama WHO/UNICEF/BK.PP.ASI /2000
3. Manfaaat ASI
a. Bagi Bayi
1) ASI sebagai makanan alamiah yang baik untuk bayi, mudah
dicerna dan memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi.
2) ASI mengandung laktosa yang lebih tinggi dibandingkan
dengan susu buatan. Didalam usus laktosa akan di fermentasi
menjadi asam laktat yang bermanfaat untuk :
Menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat
patogen.
8
Merangsang pertumbuhan organisme mikroorganisme yang
dapat menghasilkan asam organik dan mensintesa beberapa
jenis vitamin.
Memudahkan penyerapan berbagai jenis mineral seperti
kalsium, magnesium.
3) ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat
melindungi bayi selama 0-6 bulan pertama
ASI tidak mengandung beta–lactoglobulin yang dapat
menyebabkan alergi pada bayi.
ASI eksklusif sampai enam bulan menurunkan resiko
sakit jantung anak pada masa dewasa.
b. Bagi Ibu
1) Mencegah perdarahan pasca persalinan dan mempercepat
kembalinya rahim ke bentuk semula.
2) Mempercepat ibu kembali ke berat badan sebelum hamil.
3) Menunda kesuburan. Pemberian ASI dapat digunakan sebagai
cara mencegah kehamilan. Namun, ada tiga syarat yang harus
dipenuhi, yaitu: bayi belum diberi makanan lain; bayi belum
berusia enam bulan; dan ibu belum haid.
4) Menimbulkan perasaan dibutuhkan dan memperkuat hubungan
batin antara ibu dan bayi.
5) Mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang
akan datang.
Manfaat lain dari pemberian ASI pada bayi untuk keluarga, antara
lain adalah sebagai berikut:
1) Aspek ekonomi, ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang
seharusnya digunakan untuk membeli susu formula dapat
digunakan untuk keperluan lain.
2) ASI sangat praktis karena dapat diberikan dimana saja dan
kapan saja.
9
3) Mengurangi biaya pengobatan. Bayi yang mendapat ASI jarang
sakit, sehingga dapat menghemat biaya untuk berobat.
B. ASI Eksklusif
ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi
hanya diberikan air susu ibu tanpa makanan tambahan lain dianjurkan sampai
lain, dan tanpa tambahan makanan lain yang diberikan pada bayi berumur 0 -
ideal 7,5 kg membutuhkan intake cairan sebesar 750 ml/hari, dengan kebutuhan
kalori 750kkal/hari, serta protein 18,75 gr/hari. Ibu dengan bayi usia 6 bulan ASI
yang diproduksi 300-850 ml/hari dengan kandungan kalori sebesar 70kkal dan
protein sebesar 1,3gram tiap 100ml ASI. Karena itu selama kurun waktu 6 bulan ASI
mampu memenuhi kebutuhan gizi bayi. Setelah 6 bulan volume pengeluaran ASI
menjadi menurun dan sejak saat itu kebutuhan gizi tidak lagi dapat dipenuhi
berumur enam bulan usus bayi mampu menolak faktor alergi ataupun kuman yang
masuk. Hal ini dikarenakan pori-pori jaringan usus bayi yang pada awalnya
berongga seperti saringan pasir yang memungkinkan bentuk protein ataupun kuman
akan langsung masuk dalam sistem peredaran darah dan dapat menimbulkan alergi,
akan tertutup rapat setelah bayi berumur enam bulan (Manajemen laktasi, 2004).
Tabel 2.2 Kebutuhan cairan, kalori dan protein bayi menurut U/BB
10
Kebutuhan per hari
Umur Cairan (ml) Kalori (kkal) Protein (gr)
1 bulan ± 500 ± 350 8,75
3 bulan ± 600 ± 600 15
4 bulan ± 650 ± 650 16,25
5 bulan ± 700 ± 700 17,5
6 bulan ± 750 ± 750 18,75
7 bulan ± 800 ± 800 20
8 bulan ± 850 ± 850 21,25
9 bulan ± 900 ± 900 22,5
10 bulan ± 950 ± 950 23,75
11 bulan ± 1000 ± 1000 25
12 bulan ± 1050 ± 1050 26,25
2 tahun ± 1600 ± 1600 32
11
bayinya dengan jumlah ASI yang cukup (Pudjiadji, 2010). Hasil
penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Tilaili (2000) yang
menyatakan bahwa responden berumur 20-35 tahun lebih baik pola
menyusui bayinya dibanding dengan responden yang berumur lebih dari
35 tahun.
2. Pekerjaan
Bekerja di luar rumah membuat ibu tidak berhubungan penuh dengan
anaknya, akibatnya ibu cenderung memberikan susu formula daripada
menyusui anaknya (Roesli, 2005). Pada ibu-ibu yang bekerja di luar
rumah tidak ada waktu untuk menyusui bayinya selama masa jam kerja.
Oleh karena itu, banyak yang menhentikan pemberian ASI kepada bayinya
(Astia, 2005). Proporsi ibu yang tidak patuh memberikan ASI eksklusif
pada ibu yang tidak bekerja adalah 60%, dengan risiko 1,5 kali
dibandingkan yang tidak bekerja (Maryuani, 2010)
3. Pendidikan
Pendidikan yang dijalani seseorang memiliki pengaruh pada
kemampuan berfikir, dengan kata lain seseorang yang berpendidikan lebih
tinggi akan dapat mengambil keputusan yang lebih rasional, umumnya
terbuka untuk menerima perubahan atau hal baru dibandingkan dengan
individu yang berpendidikan lebih rendah (Depkes RI, 2008). Pendidikan
juga dapat mempengaruhi sikap dan tingkah laku manusia dalam
memberikan inisiasi dini serta memberikan ASI secara eksklusif kepada
bayinya (Santoso, 2005).
4. Pengetahuan
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Pengalaman
penelitian menyatakan ternyata perilaku yang didasari pengetahuan lebih
baik daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmojo,
2008).
Pengetahuan tentang ASI mempunyai peranan dalam perilaku
pemberian ASI secara eksklusif. Rendahnya praktek pemberian ASI
12
eksklusif di Indonesia disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang
ASI (Widoyono, 2008). Dengan adanya pengetahuan mengenai ASI
eksklusif, ibu mempunyai sikap positif dalam memberikan ASI secara
eksklusif pada bayinya.
C. KERANGKA KONSEP
Karakteristik responden :
- Umur ibu
- Pekerjaan
ASI Eksklusif
ibu
- Pendidika
n ibu
- Pengetahu
13
III. METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.
B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di posyandu Puskesmas Bekasi Jaya pada bulan
dengan pendekatan studi potong lintang (cross sectional) yaitu suatu subjek
penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan sekaligus pada
tahun di posyandu rw 2 wilayah kerja Puskesmas Bekasi Jaya yang diambil secara
acak.
E. METODE PENGUMPULAN DATA
Data yang diperoleh pada penelitian ini merupakan data primer yang
F. INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner.
G. DEFINISI OPERASIONAL
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional Ukur
Umur Penentuan Pernyataan Kuesioner Muda ≤ 30 tahun Ordinal
umur dalam Tua > 30 tahun
responden kuesioner (Depkes, 1992)
14
berdasarkan
tahun
kelahiran
Pendidikan Jenjang Pernyataan Kuesioner Rendah ≤ SMP Ordinal
Ibu pendidikan dalam Tinggi ≥ SMA
terakhir yang kuesioner
diselesaikan
responden
Pekerjaan Ibu Kegiatan yang Pernyataan Kuesioner Tidak Bekerja Nominal
dilakukan dalam Bekerja
responden kuesioner
untuk
mendapatkan
upah atau gaji
Tingkat Tingkat Pernyataan Kuesioner Rendah < mean Ordinal
Pengetahuan pemahaman dalam Tinggi ≥ mean
responden kuesioner
tentang ASI
dari
pertanyaan
yang diberikan
Pemberian Cara ibu Pernyataan Kuesioner Tidak ASI Nominal
ASI dalam dalam eksklusif
pemberian ASI kuesioner ASI eksklusif
pada bayinya
mulai saat
melahirkan
sampai bayi
berusia 6
bulan
15
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
responden tersebut.
pengetahuan.
Tabel 4.1 Distribusi Jumlah Berdasarkan Karakteristik Respoden (N=51)
Persentas
Karakteristik Kategori Jumlah
e (%)
Umur Muda 31 60,8%
Tua 20 39,2%
16
orang (39,2%) berumur tua. Dari hasil analisis data tersebut didapatkan
orang (15,7%).
Berdasarkan tingkat pengetahuan, responden dengan tingkat pengetahuan
dan 33 orang (64,7%) responden memberikan ASI secara eksklusif. Dari tabel
eksklusif.
3. Gambaran Pemberian ASI Eksklusif Berdasarkan Karakteristik
Tabel 4.3 Gambaran Pemberian ASI Eksklusif Berdasarkan
Karakteristik Responden(N=51)
17
Jml % Jml % Jml %
Umur Muda 8 25,8% 23 74,2% 31 100%
Tua 10 50% 10 50% 20 100%
Dari hasil penelitian pada Tabe 4.3 gambaran pemberian ASI eksklusif
eksklusif paling banyak pada ibu berumur muda yaitu 23 orang (74,2%), lebih
besar dari proporsi pemberian ASI eksklusif pada ibu berumur tua yaitu 10
orang (50%).
orang (54,8%).
pada ibu yang tidak bekerja yaitu 29 orang (67,4%), lebih besar dari pada ibu
18
B. PEMBAHASAN
1. Interpretasi dan Hasil Diskusi
Penelitian ini menggabarkan bahwa masih cukup banyak proporsi ibu
yang memberikan ASI secara tidak eksklusif, dimana ibu sudah memberikan
makanan dan minuman lain selain ASI sebelum bayi mereka berusia 6 bulan.
pendamping ASI yang terlalu dini, masih ada responden yang memberikan
minuman selain ASI dari 3 hari setelah bayi dilahirkan, diantaranya ada yang
memberikan susu formula dan madu karena dengan alasan air susunya belum
keluar dan dikhawatirkan kondisi bayi menjadi tidak sehat karena kekurangan
cairan.
Hasil pada penelitian ini juga tidak jauh beda dengan hasil laporan SDKI
2002-2003 yaitu bayi yang mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan masih
pemberian ASI eksklusif tersebut masih jauh lebih rendah dari target
Hal ini menjadi penting karena ASI eksklusif sangat berperan dalam
19
penggalakan ASI eksklusif belum berjalan dengan baik, dan para ibu belum
menyadari bahwa pemberian makanan pada bayi kurang dari 6 bulan dapat
bayi yang belum sempurna. Hal ini menyebabkan kualitas dan kuantitas ASI
kurang dari 30 tahun lebih banyak memberikan ASI eksklusif dari pada ibu
yang berumur lebih dari 30 tahun. Penelitian ini sejalan dengan yang
dikatakan Roesli (2010), bahwa umur 20-30 tahun merupakan rentang umur
yang aman untuk berproduksi dan pada umumnya ibu pada umur tersebut
memiliki kemampuan laktasi yang lebih baik daripada yang berumur lebih
dari 30 tahun. Dengan demikian bahwa ibu yang berusia 20-30 tahun
memiliki peluang lebih besar untuk memberikan ASI secara eksklusif kepada
bayinya.
Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar responden ibu yang
pemberian ASI eksklusif. Penelitian ini juga tidak sejalan dengan penyataan
Green 2007 yang menyatakan bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor
20
pemberian ASI eksklusif, dengan demikian bahwa ibu yang berpendidikan
tinggi memiliki peluang yang lebih besar untuk memberikan ASI secara
responden yang tidak bekerja. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dibandingkan ibu yang tidak bekerja. Mungkin dalam hal ini ibu yang bekerja
lebih memilih susu sapi sebagai satu-satunya jalan keluar dalam pemberian
makanan bayi yang ditinggalkan dirumah. Hal tersebut menjadi salah satu
penyebab terjadinya penurunan penggunaan ASI karena ibu yang bekerja dan
ibu yang tidak bekerja tidak memiliki kesempatan yang sama besar untuk bisa
21
dan informasi dari media massa. Dengan adanya pengetahuan tersebut akan
perubahan sikap ini akan bersifat jangka panjang karena didasari oleh
kesadaran mereka sendiri, bukan karena paksaan. Konsep teori ini sejalan
pengetahuan tinggi lebih besar yang memberikan ASI eksklusif. Dengan data
ini memberikan gambaran bahwa pemberian ASI eksklusif dapat tercapai bila
22
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Karakteristik umur responden lebih banyak berumur muda
memberi ASI yang baik dan benar kepada ibu yang memiliki bayi
media.
b. Mengusulkan kepada pemerintah kota Bekasi agar dibuat suatu
laktasi.
2. Bagi Puskesmas Bekasi Jaya
23
Perlu ditingkatkan target mengenai pencapaian ASI eksklusif dengan
cara:
a. Petugas kesehatan harus mempunyai pengetahuan yang baik
24
DAFTAR PUSTAKA
Maryunani, A. 2010. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Trans Info Media,
Jakarta
Matondang, C.S., Munatsir Z., Sumadiono. 2008. Aspek Imunologi Air Susu Ibu.
Dalam: Akib A.A.P., Munasir Z., Kurniati N (eds). Buku Ajar Alergi-
Imunologi Anak, Edisi II. Badan Penerbit IDAI, Jakarta
Pudjiadji, Solihin. 2010. Ilmu Gizi Klinik pada Anak Edisi keempat. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Kedokteran
Roesli, U. 2005. Mengenal ASI Eksklusif Edisi III. Trubus Agriwidya, Jakarta
Santosa, A. 2005. Seni Menyusui Bayi: Bagaimanakah teknik menyusui paling baik
bagi bayi, Progres, Jakarta
WHO. 2012. World Health Statistics 2012. World Health Organization, France
25
LAMPIRAN
KUESIONER
Identitas Anak
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Identitas Responden
Nama Ibu :
Umur :
Alamat :
Pendidikan :
PENGETAHUAN
1. Apakah Ibu tahu apa yang dimaksud dengan ASI eksklusif ?
a. Ya
b. Tidak
2. Bila jawaban ya, apa pengertian ASI eksklusif menurut ibu ?
a. Makanan alamiah bagi bayi sampai usia 2 tahun
b. Pemberian ASI ditambah susu formula sampai usia 6 bulan
c. Pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain atau makanan
padat sampai usia 6 bulan
d. Pemberian ASI ditambah susu formula dan makanan padat
sampai usia 2 tahun
3. Menurut ibu kapan kah seorang bayi harus segera diberikan ASI pertamanya?
a. Segera setelah bayi lahir atau maksimal 1 jam setelah lahir
b. Menunggu ibu untuk benar-benar siap memberikan ASI
c. Setelah bayi diberikan susu formula untuk latihan menghisap,
barulah diberikan ASI pertama
d. Menunggu bayi menangis terus karena kelaparan
4. Menurut ibu, apakah pemberian ASI penting bagi bayi ?
a. Ya
b. Tidak
1
5. Bila jawaban ya, manfaat apa saja yang didapat dari pemberian ASI ?
a. Memberi nutrisi
b. Untuk pertumbuhan dan perkembangan anak
c. Meningkatkan daya tahan tubuh bayi
d. Semua jawaban benar
6. Menurut ibu apa saja kandungan yang terdapat dalam ASI ?
a. Kolostrum
b. Antibodi
c. Protein susu, taurin, karbohidrat ,lemak
d. Semua benar
7. Menurut ibu apa keunggulan bayi yang diberikan ASI ekslusif
dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif?
a. ASI eksklusif bikin anak cerdas dan mandiri
b. ASI eksklusif menekan angka kematian bayi dan angka kesakitan bayi
c. A dan B benar
d. Semua salah
8. Apakah memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan memberikan
manfaat bagi ibu ?
a. Ya
b. Tidak
9. Bila jawaban ya, manfaat apa yang didapatkan oleh ibu ?
a. Menambah panjang kembalinya kesuburan pasca melahirkan
b. Menunda kehamilan berikutnya
c. Lebih cepat langsing
d. Semua jawaban benar
10. Menurut ibu setelah bayi diberikan ASI eksklusif, sampai usia berapa
bayi dilanjutkan diberikan ASI ?
a. ASI dihentikan setelah pemberian ASI eksklusif
b. 8 bulan
c. 1 tahun
d. 2 tahun