Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

”OKULASI”

Dosen Pembimbing :

Ir. Hernik Pujiastutik, M.Pd

Disusun Oleh :

1. Ana Arifah Zuhdiana


2. Anita
3. Ahmad Kasdolah
4. Siti Zulaihah

UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE (UNIROW) TUBAN


Jln. Manunggal No. 61 Telp. (0356)322233 Fax. (0356)331578
2016

Biologi Terapan-Okulasi | 1
KATA PENGANTAR

Kami mengucapkan puji dan syukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa dengan
segala rahmatNya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Yang
berjudul “Okulasi”.
Makalah ini didasari tugas yang diberikan oleh Dosen Biologi Terapan.
Tujuan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada para
mahasiswa-mahasiswi tentang cara memperbanyak tanaman dengan cara vegetatif
buatan tepatnya dengan cara Okulasi atau menempel
Kami sangat menyadari dalam penyusunan makalah ini karena masih
banyak terdapat kekurangan, untuk itu segala saran dan masukan demi perbaikan
makalah ini kami harapkan kepada Ibu Dosen untuk penyempurnaan makalah ini.
Terima kasih.

Tuban, Oktober 2016

Penyusun

Biologi Terapan-Okulasi | 2
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang....................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..............................................................................2
1.3. Tujuan Pembuatan Makalah...............................................................2
1.4. Manfaat..............................................................................................3

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Menempel atau Okulasi......................................................4
2.2. Macam-macam Cara Okulasi................................................................5
2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Okulasi..................9
2.4. Sejarah Tanaman Puring (Codiaeum Variegatum BL)......................10
2.5. Langkah - langkah Mengokulasi Tanaman Puring............................12
2.6. Kelebihan dan Kelemahan dari Perbanyakan Tanaman
dengan Cara Okulasi..........................................................................14

BAB 3 PENUTUP
3.1. Kesimpulan....................................................................................16
3.2. Saran..............................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA

Biologi Terapan-Okulasi | 3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teknologi memang dapat menciptakan suatu yang baru. Dan apabila
teknologi dipadukan dengan seni, hasilnya akan lebih mempesona lagi. Hal ini
dapat dilakukan pada tanaman. Cara memperbanyak tanaman sangat banyak
ragamnya. Mulai yang sederhana sampai yang rumit. Ada yang tingkat
keberhasilannya tinggi, ada pula yang rendah. Hal tersebut sangat bergantung
pada beberapa faktor, antara lain cara perbanyakan yang kita pilih, jenis tanaman,
waktu memperbanyak, keterampilan pekerja, dan sebagainya.
Perbanyakan tanaman bisa kita golongkan menjadi dua golongan besar,
yaitu secara generatif dan vegetatif. Perbanyakan tanaman secara generatif atau
seksual adalah perbanyakan dengan menggunakan biji. Namun demikian,
perbanyakan secara generatif memiliki kendala, yaitu tidak semua tanaman
menghasilkan biji, ada tanaman menghasilkan biji, tetapi biji tersebut tidak dapat
tumbuh menjadi tanaman baru. Disamping itu tanaman yang ditanam dengan biji
terkadang ada yang memiliki rasa dan hasil yang mengecewakan.
Untuk menghindari hal tersebut, maka dilakukan perbanyakan secara
vegetatif. Perbanyakan vegetatif dapat dibedakan menjadi dua yaitu secara alami
dan secara buatan. Perbanyakan vegetatif yang biasanya dilakukan adalah
vegetatif buatan, salah satunya dengan cara menempel atau okulasi.
Menempel juga disebut okulasi. Cara perbanyakan tanaman dengan
okulasi memberikan hasil yang lebih baik dibanding dengan stek dan cangkok,
karena okulasi dilakukan pada tanaman dengan perakaran yang baik serta tahan
terhadap serangan hama dan penyakit dipadukan dengan tanaman yang
mempunyai rasa buah lezat, tetapi mempunyai perakaran yang kurang baik.
Teknik okulasi dapat menciptakan sesuatu yang baru bila dipadukan dengan seni,
sehingga hasilnya akan lebih mempesona hal tersebut dapat dilakukan pada
tanaman misalnya pada tanaman puring. Puring merupakan tanaman hias yang
banyak diminati orang. Selain sebagai tanaman hias puring juga digunakan

Biologi Terapan-Okulasi | 4
sebagai tanaman pagar dan tanaman obat. Karena banyak manfaat yang dimiliki
oleh tanaman ini, maka dari itu dilakukan perbanyakan dengan cara okulasi.
Oleh karena itu, pada makalah ini akan dijelaskan mengenai pengertian
menempel atau okulasi, macam-macam cara okulasi, faktor – faktor yang
mempengaruhi keberhasilan okulasi, sejarah tanaman puring, langkah- langkah
okulasi tanaman puring dengan cara okulasi huruf T, dan kelebihan dan
kelemahan dari perbanyakan tanaman dengan cara okulasi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan menempel atau okulasi?
2. Apa sajakah macam-macam cara okulasi?
3. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
okulasi?
4. Bagaimanakah sejarah tanaman puring?
5. Bagaimanakah langkah-langkah mengokulasi tanaman puring
dengan cara okulasi huruf T?
6. Apakah kelebihan dan kelemahan dari perbanyakan tanaman dengan
cara okulasi?

1.3 Tujuan Pembuatan Makalah


Penulisan ini mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan menempel atau okulasi.
2. Untuk mengetahui macam-macam cara okulasi.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
okulasi.
4. Untuk mengetahui sejarah tanaman puring.
5. Untuk mengetahui langkah- langkah mengokulasi tanaman puring
dengan cara okulasi huruf T.
6. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari perbanyakan
tanaman dengan cara okulasi.

Biologi Terapan-Okulasi | 5
1.4. Manfaat

a. Bagi Universitas
Dengan adanya makalah ini dapat menambah koleksi makalah yang ada di
perpustakaan untuk dijadikan bahan bacaan atau reverensi guna penyusunan
skripsi maupun tugas-tugas yang terkait dengan makalah ini.
b. Bagi Mahasiswa
Makalah ini dapat dijadikan reverensi di dalam membuat tugas khususnya
dalam memperbanyak tanaman dengan cara menempel atau okulasi.
c. Bagi Penulis
Dengan dibuatnya makalah ini penulis mendapatkan tambahan wawasan
ilmu baik itu mengenai penyusunan makalah maupun tentang menempel. Di
samping itu penulis bisa mempraktikan langsung dan bisa mengetahui bagaimana
cara mengembangbiakan tanaman dengan vegetatif buatan khususnya dengan
teknik menempel atau okulasi.

Biologi Terapan-Okulasi | 6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Menempel atau Okulasi


Okulasi sering juga disebut dengan menempel, oculatie (belanda) atau
budding (Inggris). Cara memperbanyak tanaman dengan okulasi memberikan
hasil yang lebih baik dibanding dengan stek dan mencangkok karena okulasi
dilakukan pada tanaman dengan perakaran yang baik serta tahan terhadap
serangan hama dan penyakit dipadukan dengan tanaman yang mempunyai rasa
buah lezat, tetapi mempunyai perakaran yang kurang baik. Banyak jenis tanaman
yang dapat diokulasi, ada yang mudah dilakukan dan ada juga yang susah
dilakukan. Seperti pada tanaman puring, jeruk, durian, adenium, advokat,
rambutan, dan tanaman lainnya.
Syarat tanaman dapat di okulasi yaitu tanaman tidak sedang Flush (sedang
tumbuh daun baru), antara batang atas dan batang bawah harus memiliki umur
yang sama, tanaman harus masih dalam satu family atau satu genus.
Waktu untuk melakukan okulasi yang paling baik adalah pada saat kulit
batang bawah maupun batang atas mudah dikelupas dari kayunya. Saat ini terjadi
pada waktu pembelahan sel dalam kambium berlangsung secara aktif. Setiap
pohon mempunyai waktu pembelahan yang berbeda, ada yang aktif dimusim
kemarau dan ada pula yang aktif dimusim hujan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi mudah atau sulitnya pelepasan kulit kayu adalah curah hujan,
ketinggian tempat dan sebagainya.
Jika kita melakukan okulasi tanaman pada saat musim hujan, jangan
dilakukan pada waktu hujan sedang turun, karena jika tempelan kemasukan air
maka kemungkinan keberhasilannya sangat kecil. Secara umum pekerjaan okulasi
terdiri atas pengirisan batang bawah, pengambilan, penyisipan mata, pengikatan
tempelan, pelepasan ikatan, pemotongan batang pokok. Pelepasan ikatan dan
pemotongan batang pokok sering disebut dengan pemeliharaan okulasi.

Biologi Terapan-Okulasi | 7
2.2 Macam-macam Cara Okulasi
Banyak cara okulasi yang bisa kita lakukan, diantaranya adalah okulasi
huruf T, cara Forkert, cara okulasi Forkert yang disempurnakan, okulasi
Segiempat, okulasi Jendela, okulasi Haji Ali atau okulasi Stempel.
a. Okulasi huruf T
Disebut demikian karena irisan dari batang pokok berbentuk huruf T atau
huruf T terbalik. Adapun caranya sebagai berikut :
 Kita buat irisan melintang kurang lebih 1 cm dari lingkaran batang.
Dari pertengahan irisan melintang ini kita buat irisan vertikal ke bawah
(huruf T) atau ke atas ( huruf T terbalik). Panjang irisan vertikal lebih
kurang 3cm. Kulit di kedua belah sisi irisan vertikal diangkat dengan
pisau.
 Kita ambil mata dengan cara menyayat atau bentuk segiempat.
Setelah kayu dilepaskan dari kulit mata, maka mata ini segera disisipkan
ke bawah kulit batang pokok yang telah diiris tadi.

b. Okulasi cara Forkert


Okulasi dengan cara Forkert biasanya memberi hasil lebih baik dibanding
dengan okulasi huruf T karena kambium pada cara Forkert tidak rusak tergores
pisau, terutama di bagian tengah yang akan ditempeli mata. Adapun caranya
adalah sebagai berikut:
 Pada batang pokok , kita buat irisan melintang sepanjang 1 cm, dari
ujung irisan melintang ini kita buat irisan vertikal yang tegak lurus ke arah
bawah. Panjang irisan lebih kurang 3cm.
 Dengan menggunakan sudip pelan-pelan irisan ini kita buka. Cara
membuka irisan ini dimulai dari atas lalu di tarik ke bawah. Agar kambium

Biologi Terapan-Okulasi | 8
tidak mengering maka irisan yang telah kita buka tadi kita tutup kembali.
Untuk menjaga supaya irisan tidak membuka kembali maka perlu diikat
seperlunya.
 Mata tunas diambil dengan cara sayatan atau irisan segiempat.
Besarnya kulit mata ini harus lebih kecil daripada irisan yang telah kita
buat. Bila ukuran kulit mata sama atau lebih besar dariada irisan yang telah
kita buat maka kita akan mengalami kesulitan untuk menempelkan kulit
mata dan akibatnya okulasi akan gagal.
 Kulit mata yang telah dilepas kayunya, di dalamnya ada
kambiumnya dan diluar ada matanya, ditempelkan pada irisan batang
pokok yang telah kita buka lebar-lebar.
 Setelah kambium menempel pada kambium batang pokok, maka
kulit irisan batang pokok ditutup kembali.
 Dalam waktu 2-3 minggu kemudian ikatan dibuka. Bila matanya
masih hijau berarti ada harapan okulasi akan jadi. Kemudian kulit yang
menutup mata dipotong di bawah mata supaya tunas dapat tumbuh bebas.

c. Okulasi Forkert yang disempurnakan


Dasar okulasi ini seperti okulasi Forkert, tapi mengalami sedikit
perubahan, sehingga bentuk irisinnya seperti huruf H. Oleh sebab itu, cara okulasi
forkert yang disempurnakan sering disebut dengan okulasi H. Okulasi H banyak
diterapkan pada okulasi tanaman buah-buahan di Indonesia karena tingkat
keberhasilannya tinggi. Adapun caranya adalah sebagai berikut:
 Di bagian batang pokok yang telah kita pilih, dibuat irisan melintang
selebar 2,5 cm. Dari ujung- ujung irisan ini maka kita buat irisan tegak
lurus ke bawah maupun ke atas sepanjang 2 cm. Dan jika kita perhatikan,
maka bentuk irisan ini akan menyerupai huruf H. Secara pelan-pelan kulit
kayu dari irisan melintang ini kita sayat ke atas dan ke bawah sehingga
terbentuk dua lidah yang mengarah ke atas dan ke bawah.
 Pada cabang mata kita buat irisan dengan panjang 3 cm dan lebar 2
cm, dan letak mata diperkirakan di tengah- tengah irisan ini.

Biologi Terapan-Okulasi | 9
 Dua lidah pada batang pokok kita buka, lalu irisan mata kita
tempelkan sehingga kambium melekat.
 Luka ini selanjutnya ditutup dengan lilin, kemudian diikat dengan
tali plastik. Cara pengikatan dengan sistem genting yaitu dari bawah ke
atas.

d. Okulasi Segiempat
Bentuk irisan okulasi segiempat sama dengan cara okulasi Forkert, hanya
lidah dari kulit batang pokok dibuang. Adapun caranya adalah sebagai berikut:
 Kita buat irisan yang berbentuk segiempat atau bujur sangkar pada
batang pokok di tempat yang telah kita tentukan. Panjang sisi – sisi dari
irisan ini adalah 1,2 – 1,5 cm.
 Dengan menggunakan sudip (pisau), kulit kayu ini kita angkat
sampai terlepas.
 Selanjutnya dibuat irisan segiempat pada kulit sekitar mata. Ukuran
irisan segiempat ini harus lebih kecil dibanding ukuran irisan pada batang
pokok sehingga bisa masuk pada irisan batang pokok.
 Kulit mata ditempelkan pada irisan batang pokok, kemudian diikat
dengan tali plastik.

e. Okulasi Jendela
Pelaksanaan okulasi jendela memerlukan waktu yang agak lama dan
rumit. Pada lidah kulit yang telah dibuat, harus dibuat lubang. Lubang tersebut
nantinya digunakan untuk tempat mata, dengan demikian mata tidak akan tertutup
oleh lidah atau kulit batang pokok. Adapun caranya adalah sebagai berikut:
 Kita buat lebih dulu irisan pada batang pokok. Untuk membuat irisan
ini ada dua cara. Pertama, pada ketinggian kira-kira 15 cm dari permukaan
tanah dibuat dua buah irisan vertikal yang arahnya ke atas. Jarak antara
dua irisan ini 1,25 cm, kemudian kedua irisan ini bertemu kira-kira pada
ketinggian 21 cm dari permukaan tanah. Cara kedua, kira-kira 21 cm dari
permukaan tanah kita buat irisan tegak lurus ke arah bawah sepanjang 5
cm.

Biologi Terapan-Okulasi | 10
 Dengan pelan-pelan kita angkat irisan ini dengan sudip atau pisau,
sehingga terbentuk lidah. Lidah ini isa berbentuk lancip atau rata pada
ujungnya bergantung pada cara yang kita pilih.
 Di tengah-tengah lidah itu kita buat lubang berbentuk segiempat
dengan panjang 0,9 cm dan lebarnya 0,6 cm.
 Kita siapkan kulit pohon yang ada matanya yang panjangnya 4,5 cm
dan lebarnya 1 cm. Mata kita tempelkan pada kayu batang pokok sehingga
kambiumnya bertemu dan diusahakan mata terletak tepat pada lubang
lidah bila nanti ditutupkan. Dengan demikian kulit lidah akan menutupi
kulit mata dan kambium benar-benar menempel rata.
 Luka bekas irisan ditutup dengan lilin atau parafin, kemudian diikat
dengan tali plastik dengan sistem ikatan genting yaitu dari bawah ke atas.

f. Okulasi Haji Ali atau Stempel


Cara okulasi ini lebih menguntungkan dibanding menggunakan pisau
okulasi karena harga alat lebih murah, bahkan dapat dibuat sendiri. Cara kerjanya
lebih cepat, tingkat keberhasilan lebih tinggi, dan biaya produksi lebih rendah.
Adapun caranya adalah sebagai berikut:
 Pisau ditancapkan pada kulit batang pokok tempat okulasi. Posisi
pisau mula-mula miring, lalu semua mata pisau dirapatkan sambil ditekan.
Dengan pelan- pelan pisau diangkat, maka kulit batang pokok ini akan
terikut dan kulit ini kita buang.
 Kita ambil mata, caranya sama dengan pengambilan kulit pada
batang pokok. Mata beserta kulitnya yang menempel pada pisau lalu kita
angkat dengan kuku ibu jari dan telunjuk.
 Secara perlahan – lahan mata ini kita tempelkan pada lubang bulat
yang telah kita buat tadi, sehingga letaknya bisa tepat benar.
 Kemudian kita ikat dengan tali plastik dari bawah ke atas (sistem
genting).

Biologi Terapan-Okulasi | 11
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Okulasi
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penempelan dapat dibagi menjadi
tiga golongan :
a. Faktor lingkungan
1. Waktu penempelan
Pada umumnya penempelan dilakukan pada waktu cuaca yang cerah, tidak
hujan, dan tidak di bawah terik matahari.

2. Temperatur dan kelembaban


Temperatur dan kelembaban yang optimal akan mempertinggi
pembentukan jaringan halus, yang sangat diperlukan untuk berhasilnya suatu
tempelan.Temperatur yang diperlukan dalam penempelan berkisar antara 7,20 C-
320 C, bila temperatur kurang dari 7,20 C pembentukan kalus akan lambat. Bila
lebih dari 320 C pembentukan kalus juga lambat dan dapat mematikan sel-sel
pada sambungan. Temperatur optimum pada penyambungan adalah 250C-
300C. Penempelan memerlukan kelembaban yang tinggi, bila kelembaban rendah
akan mengalami kekeringan, dan menghambat/menghalangi pembentukan kalus
pada sambungan karena banyak sel-sel pada sambungan mati.
3. Cahaya
Cahaya matahari berpengaruh pada waktu pelaksanaan penempelan
berlangsung. Oleh karena itu penyambungan sebaiknya dilakukan pada waktu
pagi atau sore hari pada saat matahari kurang kuat memancar dan sinarnya.
Cahaya yang terlalu panas akan mengurangi daya tahan batang atas terhadap
kekeringan, dan dapat merusak kambium pada daerah sambungan.

Biologi Terapan-Okulasi | 12
b. Faktor tanaman
1. Kompatibilitas dan inkompatibilitas
Pada umumnya batang atas dan batang bawah dari varietas sama akan
menghasilkan tempelan yang kompatibel, dan biasanya gabungan tanaman/hasil
tempelan yang dihasilkan akan hidup lama, produktif dan kuat. Sedangkan
inkompatibilitas, salah satunya adalah terjadi penghambatan tumbuh pada
tanaman hasil sambungan (tanaman menjadi kerdil).
2. Keadaan fisiologi tanaman
Beberapa tanaman mengalami kesukaran untuk ditempelkan ke tanaman
lain, karena jenis tanaman tersebut sulit membentuk kalus.
3. Pengelupasan kulit kayu
Pengelupasan kulit kayu sangat berpengaruh pada okulasi. Bila kulit kayu
mudah mengelupas, kerusakan kambium pada batang atas dan batang bawah yang
akan diokulasi dapat dihindari.
4. Penyatuan kambium
Agar persentuhan kambium batang atas dan batang bawah lebih banyak
terjadi, maka diperlukan ukuran batang bawah dan batang atas dipilih yang
hampir sama.

c. Faktor pelaksana
1. Keahlian
Kecepatan menyambung merupakan pencegahan paling baik terhadap
infeksi penyakit dan kerusakan pada kambium.
2. Kesempurnaan alat
Dalam penyambungan diperlukan ketajaman dan kebersihan alat, tali
pengikat yang tipis dan lentur.

2.4 Sejarah Tanaman Puring (Codiaeum Variegatum BL)


Puring termasuk tanaman hias perdu yang sering dimanfaatkan sebagai
tanaman pagar. Puring pertama kali diidentifikasi di wilayah laut Seram, Maluku,
pada 1600 dengan nama ilmiah Codiaeum mollucanum alias Crozophyla,
Junghuhnia, Phyllaurea, dan Synaspisma. Nama lain dari tanaman puring antara

Biologi Terapan-Okulasi | 13
lain: pudding, croton, kraton, torimas dan lain-lain. Di Eropa, puring mulai
dikenal pada 1804 ketika perahu East Indies berlabuh di London, Inggris.
Kecantikan puring membuat kaum bangsawan Inggris menggandrunginya.
Lantaran tanaman ini masih langka dan hanya dimiliki kaum bangsawan, maka
dinamakan King of Plant.

Bak lukisan, tanaman puring memiliki warna-warni yang indah, cerah dan
cantik. Tanaman dengan nama latin Codiaeum, sebuah nama yang diberikan oleh
seorang botaniawan asal belanda GE Rumphius pada 1660 ini merupakan
tanaman asli tropis. Namun dalam perkembangannya, tanaman ini lebih banyak
dikembangkan di daratan Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang. Sedangkan di
kampung halamannya, yakni Indonesia, Filipina, Thailand, Malaysia, Srilangka
dan India, tanaman ini masih dianggap tanaman liar.
Setelah berjaya di Eropa dan Amerika pada abad 18, terutama setelah kelahiran
puring varietas-varietas baru hasil persilangan, mulailah kaum petani tanaman
hias Asia melakukan pembudidayaan. Tidak jelas sejak tahun berapa, namun
dalam perkembangannya kini banyak bermunculan varietas baru yang cantik dan
unik, seperti puring apel merah dan kura-kura asal Thailand, dust ruby asal
Filipina, puring tokek asal Malaysia, dan puring oscar, puring concord brazil asal
Indonesia.
Asal-usul tanaman puring dan habitatnya, berdasarkan sistem klasifikasi
adalah sebagai berikut :

Biologi Terapan-Okulasi | 14
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliophyta
Ordo : Malpighiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Codiaeum A.Juss
Spesies : Codiaeum veriegatum.
Dari bentuk daun, puring dibedakan menjadi puring berdaun oval, berdaun
pita atau keriting, dan berdaun telapak kaki bebek. Warna daun ada yang
campuran merah, hijau, kuning, merah muda dan putih. Adapun kandungan yang
terkandung dalam tanaman puring yaitu kulit batang dan akarnya mengandung
zat samak dan zat yang rasanya panas dilidah dan tenggorokan. Selain itu, adapun
manfaat tanaman puring antara lain:
Di daerah Pasundan daun puring muda berwarna kuning kadang dimakan
sebagai sayuran.
Air rebusan daun puring kuning bisa digunakan untuk mandi dan dapat
membantu memperlancar keluarnya keringat, dan jika diminum dapat
menurunkan panas badan karena demam.
Untuk mengobati penyakit sipilis.
Untuk mengobati sakit perut.

2.5 Langkah - langkah Mengokulasi Tanaman Puring


1. Alat dan Bahan:
a. Dua buah pohon berjenis sama
b. Pisau
c. Tali plastik
d. Tunas tanaman
2. Cara Mengokulasi

a.Pada pohon pendonor, ambil sedikit area dekat mata tunas. Lakukan
dengan sekali sayatan, inilah pentingnya menggunakan pisau yang
tajam.

Biologi Terapan-Okulasi | 15
b. Pada pohon penerima, buatlah sayatan horizontal kira-kira 1 cm
lalu sayatan vertikal kira-kira 3 cm sehingga akan berbentuk huruf T.
(cek gambar) Sayatan jangan terlalu dalam supaya tidak mengenai
jaringan kambium.

c.Tarik ujung kulit pohon bagian kiri dan kanan ke bawah maka anda
bisa melihat adanya celah untuk menyisipkan tunas dari pohon
pendonor.

Biologi Terapan-Okulasi | 16
d. Tinggal masukkan tunas dari pohon pendonor kedalamnya

e.Mata tunas yang sudah ditempel, kemudian diikat menggunakan tali


plastik. Cara pengikatan dari bawah ke atas. Dalam pengikatan bagian
mata tunas(tempelan) tidak boleh terlalu kencang tidak juga terlalu
longgar.

f. Tutup celah yang ada, usahakan jangan sampai ada air dan udara
yang masuk antara pohon penerima dan tempelan mata tunas. Hal ini
dilakukan untuk menghindari air yang memicu pembusukan yang
mengakibatkan dan udara yang menyebabkan kambium cepat kering

g. Setelah dua minggu melakukan penempelan, dilakukan


pengamatan. Mata tunas mengalami pertambahan ukuran dari ukuran
daun (0,2);(1,5); (1,7); dan (3,0) cm menjadi (0,4); (1,7); (2,0); (3,2).
h. Setelah tiga minggu, karena tanaman puring yang saya okulasi
menunjukkan adanya pertumbuhan seperti pertambahan ukuran dan
daunnya masih tetap hijau dan segar, jadi dapat disimpulkan okulasi
“berhasil”. Maka dari itu pembalutan sudah boleh dibuka.

2.6 Kelebihan dan Kelemahan dari Perbanyakan Tanaman dengan Cara


Okulasi
Dari praktek okulasi terhadap tanaman puuring yang saya lakukan dan
menurut sumber yang saya baca dapat ditarik beberapa kelebihan dan kelemahan
dari perbanyakan tanaman dengan cara okulasi.

Biologi Terapan-Okulasi | 17
Beberapa kelebihan perbanyakan tanaman dengan cara okulasi yaitu
sebagai berikut:
 Dengan cara diokulasi dapat diperoleh tanaman yang dengan
produktifitas yang tinggi.
 Ada beberapa warna di satu pohon.
 Tanaman memiliki sifat yang baru.
 Pertumbuhan tanaman yang seragam.
 Penyiapan benih relatif singkat.
Beberapa kelemahan dari perbanyakan dengan cara okulasi yaitu sebagai berikut :
 Terkadang suatu tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal
terjadi karena tidak adanya keserasian antara batang bawah dengan batang
atas (entres).
 Perlu menggunakan tenaga ahli untuk pengokulasian ini.
 Bila salah satu syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi
kemungkinan kegiatan okulasi akan gagal atau mata entres tidak tumbuh
sangat besar.

Biologi Terapan-Okulasi | 18
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Dari pemaparan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa menempel atau okulasi adalah salah satu jenis perbanyakan secara
vegetatif buatan. Cara memperbanyak tanaman dengan okulasi memberikan hasil
yang lebih baik dibanding dengan stek dan mencangkok karena okulasi dilakukan
pada tanaman dengan perakaran yang baik serta tahan terhadap serangan hama
dan penyakit dipadukan dengan tanaman yang mempunyai rasa buah lezat, tetapi
mempunyai perakaran yang kurang baik. Salah satu tanaman yang dapat di
okulasi adalah tanaman puring
Banyak cara okulasi yang bisa kita lakukan, diantaranya adalah okulasi
huruf T, cara Forkert, cara okulasi Forkert yang disempurnakan, okulasi
Segiempat, okulasi Jendela, okulasi Haji Ali atau okulasi Stempel. Faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap penempelan dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu
faktor lingkungan, faktor tanaman dan faktor pelaksana. Dengan memperhatikan
faktor – faktor yang mempengaruhi okulasi, okulasi yang saya lakukan dengan
menggunakan cara okulasi huruf T dapat dinyatakan “berhasil”.
Adapun kelebihan dan kelemahan dari perbanyakan tanaman dengan cara
okulasi. Kelebihannya adalah dapat diperoleh tanaman dengan
produktifitas yang tinggi, ada beberapa warna di satu pohon, tanaman memiliki
sifat yang baru, pertumbuhan tanaman yang seragam, penyiapan benih relatif
singkat. Sedangkan kelemahannya adalah terkadang suatu tanaman hasil okulasi
ada yang kurang normal terjadi karena tidak adanya keserasian antara batang
bawah dengan batang atas (entres) dan bila salah satu syarat dalam kegiatan
pengokulasian tidak terpenuhi kemungkinan kegiatan okulasi akan gagal atau
mata entres tidak tumbuh sangat besar.

Biologi Terapan-Okulasi | 19
3.2 Saran
Dalam mengokulasi tanaman sebaiknya dilakukan pada saat kulit batang
bawah maupun batang atas mudah dikelupas dari kayunya. Dan jangan melakukan
okulasi pada saat musim hujan, sebab tempelan bisa kemasukan air. Apabila
tempelan kemasukan air, kemungkinan keberhasilan okulasi sangat kecil . Dengan
mengetahui syarat tanaman yang dapat di okulasi dan faktor- faktor yang dapat
mempengaruhi keberhasilan okulasi, hendaknya dapat dijadikan bekal baik oleh
mahasiswa maupun masyarakat luas dalam mengokulasi tanaman sehingga
kegagalan dalam mengokulasi tanaman dapat diminimalizir.

Biologi Terapan-Okulasi | 20
DAFTAR PUSTAKA
Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Universitas Indonesia Press.
Jakarta.

Hewindati, Yuni Tri. 2006. Hortikultura. Universitas Terbuka. Jakarta.

Santoso, B. 2006. “Variasi Pertumbuhan Jati Muna Hasil Okulasi”. Jurnal


Penelitian Hutan Tanaman, 3(3):165-173.

Sumarsono, Lasimin. 2002. Teknik Okulasi Bibit Durian Pada Stadia Entres
dan Model Mata Tempel yang Berbeda.Jurnal Teknik Pertanian, (7)
1.

Wudianto, Rini. 2002. Membuat Setek, Cangkok, dan Okulasi. Jakarta :


Penebar Swadaya.

Yusran dan Abdul Hamid Noer. 2011. “Keberhasilan Okulasi Varietas Jeruk
Manis pada Berbagai peerbandingan Pupuk kandang”. Media Litbang
Sulteng 4 (2) : 97-104.

Biologi Terapan-Okulasi | 21

Anda mungkin juga menyukai