Disusun oleh:
Rima Fatimah Zahra
34403516104
3B
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAHAN KABUPATEN CIANJUR
JL. Raya Pasir Gede, No. 19, (0263) 267206 Fax.270953 Cianjur 43216
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat
serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang
selalu kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah mata kuliah Pendidikan Bebas Anti Korupsi dengan judul
“Analisa Kasus Korupsi Drama Sidang KTP Elektronik”.
Makalah ini berisikan mengenai keadaan korupsi di Indonesia saat ini disertai dengan
sebab dan akibat dari korupsi yang terjadi. Selain itu, dijelaskan juga hukum yang mengatur
tentang korupsi di Indonesia. Sesuai dengan judul, penulis juga menjelaskan mengenai hasil
analisa penulis tentang kasus korupsi penyalahgunaan KTP yang dilakukan oleh Swtya
Novanto dimana Negara mengalami kerugian besar akibat kasus ini.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis,
DAFTAR ISI
E. Penutup ................................................................................................................... 9
C. Kasus Korupsi
“DRAMA SIDANG KTP ELEKTRONIK”
Kasus korupsi yang terjadi di Indonesia begitu marak. Salah satunya ialah
kasus proyek kartu tanda penduduk berbasis elektronik (e-KTP) dengan
tersangka Setya Novanto yang menghebohkan publik. Setya ditetapkan sebagai
tersangka kasus dugaan korupsi e-KTP oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
pada 17 Juli 2017. Namun status tersangka atas dirinya tidak berlangsung lama.
17 Juli 2017
18 Juli 2017
22 Juli 2017
Setya Novanto hadir dalam satu acara dengan Ketua Mahkamah Agung
Hatta Ali dalam sidang terbuka disertasi politikus Partai Golkar Adies Kadir di
Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya. Ketua Generasi Muda Partai Golkar Ahmad
Doli Kurnia meyakini kesempatan ini digunakan Setya Novanto untuk melobi Hatta
Ali untuk menenangkannya di praperadilan. Namun, Hatta menegaskan
kehadirannya murni sebagai penguji. Golkar memecat Doli Kurnia atas tudingannya
ini.
4 September 2017
11 September 2017
12 September 2017
Setya Novanto mengirimkan surat ke KPK melalui Wakil Ketua DPR Fadli
Zon. Setya meminta KPK menunda proses penyidikan terhadap dirinya sampai
putusan praperadilan keluar. Surat itu sempat menuai protes karena dikirim
menggunakan kop DPR. Namun, KPK menilai proses praperadilan adalah hal yang
terpisah dari proses penyidikan. Karena itu, KPK tetap akan menjadwalkan
pemeriksaan Setya Novanto sebagai tersangka.
18 September 2017
22 September 2017
Hakim Cepi menolak eksepsi yang diajukan KPK dalam praperadilan Setya
Novanto. KPK menganggap keberatan Setya soal status penyelidik dan penyidik
KPK adalah keliru. Kepala Biro Hukum KPK Setiadi menilai, pengacara Setya
sebaiknya mempermasalahkan status penyelidik dan penyidik melalui Pengadilan
Tata Usaha Negara, bukan praperadilan. Namun, Hakim Cepi tak sependapat dengan
Setiadi. Menurut dia, status penyidik dan penyelidik KPK yang dipersoalkan pihak
Setya bukan merupakan sengketa kepegawaian tata usaha negara.
25 September 2017
26 September 2017
27 September 2017
29 September 2017
5 Oktober 2017
3 November 2017
10 November 2017
15 November 2017
KPK menjemput paksa Setya Novanto karena sudah tiga kali mangkir saat
dipanggil KPK untuk dimintai keterangan. Enam pegawai KPK menyambangi Setya
Novanto di kediamannya, Jalan Wijaya XIII Nomor 19, Melawai, Jakarta Selatan
pada Rabu malam, 15 November 2017. Para penyidik menggeledah rumah Setya
hingga dinihari. Namun Setya tidak ada di rumah dan tidak diketahui keberadaannya
hingga ditetapkan sebagai daftar pencarian orang (DPO).
16 November 2017
17 November 2017
5 Desember 2017
6 Desember 2017
7 Desember 2017
8 Desember 2017
11 Desember 2017
13 Desember 2017
Kasus korupsi di Indonesia yang penulis pilih ialah kasus penyalahgunaan e-KTP
yang mana kasus ini sempat menggemparkan publik di tahun 2017. Dilihat dari kronologi
diatas, tampak institusi yang ikut serta dalam pemberantasan korupsi diantaranya ialah
KPK, Badan Pegawas Keuangan (BPK), kepolisian dan kejaksaan telah bekerja dengan
sebaik-baiknya dalam menangani kasus korupsi e-KTP yang dilakukan oleh Setya
Novanto sebagai tersangka. Kasus ini berjalan sangatlah rumit dan panjang, karena
tersangka atau Setya Novanto ini tampak menghindari proses hukum yang terjadi pada
dirinya. Hal ini pun mencerminkan bahwa pejabat yang memegang wakil dari rakyat yang
terpilih tidak menempatkan dirinya sebagai pembela rakyat dalam menjalankan tugasnya.
Lemahnya kesadaran akan tugas dan tanggung jawab serta penyalahgunaan jabatan yang
dimiliki di dukung dengan adanya kesempatan membuat para “wakil rakyat” ini terjerat
dalam kasus korupsi di Indonesia. “keserakahan” yang mendarah daging menjadikan tak
ada rasa puas-puasnya terhadap apa yang dimiliki.
Setya Novanto telah terbukti melakukan pelanggaran yaitu penggelapan dana. Dalam
hal ini, Setya Novanto melanggar Pasal 3 atau Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor
31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1), ke-1 KUHP.
Sebagaimana terungkap dalam fakta persidangan korupsi KTP elektronik ini terbukti
telah direncanakan sejak perencanaan yang dilakukan dalam dua tahap yaitu
penganggaran dan proses pengadaan barang dan jasa.
KPK menetapkan Setya Novanto sebagai tersangka karena diduga dengan tujuan
menguntungkan diri sendiri atau orang lain, atau suatu korporasi dengan
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan, atau sarana yang ada padanya karena
jabatannya.
E. Penutup
1. Kesimpulan
Indonesia masih memiliki “PR” untuk mengatasi korupsi yang terjadi di
Indonesia. Penyuapan, penggelapan dana, gratifikasi masih banyak terjadi di
Indonesia. Pencegahan dan pemberantasan korupsi dilakukan oleh seluruh warga
Indonesia baik oleh lembaga maupun masyarakat. Lembaga yang terkait diantaranya
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), kepolisian, Kejaksaan, dan Badan
Pengawasan Keuangan (BPK). Masyarakat disini ikut andil dalam pencegahan
korupsi mulai dari mengamati hingga pelaporan. Lembaga-lembaga yang bertugas
memberantas korupsi ini berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang telah
dibuat oleh pemerintah dalam pemberantasan korupsi.
2. Kritik dan Saran
Korupsi merupakan masalah bersama. Artinya, perlu dukungan dan kerjasama
dari semua pihak baik lembaga maupun masyarakat dalam memerangi korupsi.
Pemerintah harus lebih tegas dan perlu memantau sejauh mana peraturan perundang-
undangan di Indonesia saat ini apakah efektif atau tidak. Pemerintah harus membuat
program program yang baru yang bergerak di bidang anti korupsi. Selain itu,
pemerintah harus menjamin agar warganya dapat dengan mudah melaporkan
pelanggaran korupsi yang terjadi.
Wakil rakyat di Indonesia harus lebih menanamkan kesadaran tinggi terhadap
dirinya masing-masing terkait budaya anti korupsi guna terciptanya Good
Governance yang Pemerintah rancang dalam reformasi birokrasi. Mementingkan
kepentingan kelompok dibanding individu harus selalu ditanamkan. Bekerja secara
professional demi kemajuan Negara Indonesia tercinta ini.
Sebagai masyarakat, perlu menghapus budaya “korupsi kecil-kecilan” di
kalangan lingkungan masyarakat. Peran orangtua sangatlah penting dalam mendidik
anak-anaknya untuk menciptakan generasi muda yang berkualitas. Orang tua harus
bisa menanamkan dalam diri anak-anaknya bahwa mencontek itu bukanlah jalan
pintas dari sebuah keberhasilan. Anak-anak Indonesia harus lebih menyukai
menikmati proses kemudian mendapat hasil, bukan ingin langsung mendapat hasil
dengan melalui jalan pintas. Di kalangan masyarakat, mahasiswa memiliki peranan
penting dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi. Mahasiswa Indonesia harus
mampu berpikir kritis dan tidak memiliki sikap apatis terhadap lingkungannya.
Perlunya rasa kepedulian yang tinggi terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi di
lingkungan sekitar.
Dengan itu, apabila semua warga Indonesia dapat bekerja sama dengan baik
dan memiliki tekad yang kuat untuk melawan korupsi, maka akan terhapuslah korupsi
di Indonesia yang selama ini telah mendarah daging bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
[Anonim] https://www.google.co.id/amp/s/gruppkn.com/landasan-hukum-pemberantasan-
[Anonim] https://www.google.co.id/amp/s/nasional.tempo.co/amp/1082547/setya-novanto-