Merupakan suatu sistem yang khusus dirancang bagi para manajer pada Tingkat Perencanaan Strategis.
Database perusahaan berisi data dari SIA dan dilengkapi dengan electronic mail boxes yang digunakan
para eksekutif untuk mengirimkan dan menerima surat elekronik dan kalender elektronik. Rute ke EIS
Spesialis Informasi dapat mengembangkan perangkat lunak pesanan.
Eksekutif dapat menggunakan perangkat lunak produktifitas perorangan seperti spreadsheet elektronik,
sistem manajemen database, dll
Perusahaan dapat membeli software EIS khusus.
Satu ancangan lain untuk memahami struktur sebuah sistem informasi adalah dalam bentuk subsistem
yang melaksanakan berbagai kegiatan. Beberapa subsistem kegiatan akan bermanfaat bagi lebih dari satu
subsistem fungsi keorganisasian; sedangkan lainnya mungkn akan berguna untuk hanya satu fungsi.
Contoh subsistem kegiatan pokok adalah:
Subsistem kegiatan ini memakai data di dalam data base dan kemampuan mendapat kembali
Pada makalah ini kami mengambil contoh Kantor PDE (Pengolah Data Elektronik) Jawa
Tengah dimana para pegawai yang bekerja di kantor tersebut lebih banyak dan memang
komputerisasi pengolahan data sudah dimulai lebih awal. Pada saat-saat banyaknya data yang
harus diolah oleh kantor PDE, jadwal kerja pegawai bahkan harus diatur dalam beberapa shift,
kadang-kadang dua shift (pukul 08.00 – 17.00) atau bahkan tiga shift (pukul 08.00-22.00).
ditengah upaya-upaya penyempurnaan yang terus menerus dalam pengolahan informasi oleh
organisasi pemerintahan daerah, ada beberapa persoalan yang secara keseluruhan cukup
menonjol. Akibat banyaknya data yang masuk ke organisasi membuat kurangnya kejelasan
mengenai data yang dibutuhkan oleh organisasi. Setiap data yang dicatat tersebut padahal
tidak semua dibutuhkan namun para pegawai terus memasukan data tersebut sehingga
pekerjaan mereka menjadi semakin banyak. Disinilah letak permasalahan yang dihadapi oleh
kantor PDE Jawa Tengah.
Dari kasus diatas tentang pengembangan system informasi dalam jajaran pemerintahan
daerah terdapat fakta bahwa konsepsi tentang kebutuhan informasi dalam melaksanakan
pekerjaan-pekerjaan masih merupakan persoalan utama. Messkipun data yang dapat
dikumpulkan beragam, sebenarnya tidak semua data tersebut dibutuhkan oleh sistem informasi
manajemen. Ini mengakibatkan terjadinya inefisiensi karena aparat tidak tahu data yang
diperlukan untuk fungsi administratif. Pengumpulan data yang kurang relevan atau tidak
diperlukan serta pelaporan informasi yang kurang sesuai dengan kebutuhan jelas akan
mengakibatkan pemborosan tenaga , waktu dan biaya. Cenderung para pegawai mencetak
segala data yang terdapat di dalam computer meskipun pencetakkan itu sebenarnya tidak
diperlukan. Gejala ini dapat ditanggulangi dengan pembinaan organisasi dan pegawai yang baik
mengenai pemahaman akan fungsi perkakas computer dan kebutuhan akan informasi yang
sebenarnya.