Etika Fix
Etika Fix
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masalah, merupakan suatu bagian yang tak dapat dipisahkan dari segala
segi kehidupan. Tidak ada satupun benda ataupun subjek hidup yang bersih tanpa
masalah, namun ada yang tersembunyi namun ada juga yang lebih dominan oleh
masalahnya.
Begitupun dalam praktik keperawatan, terdapat beberapa isu yang bisa jadi
merupakan masalah dalam praktik keperawatan kita. Baik merupakan perbuatan
dari pihak yang tidak bertanggung jawab, ataupun segala hal yang terjadi
disebabkan oleh pertimbangan etis.
1
untuk melindungi hak-hak manusia. Etika diperlukan oleh semua profesi termasuk
juga keperawatan yang mendasari prinsip-prinsip suatu profesi dan tercermin
dalam standar praktek profesional. (Doheny et all, 1982).
Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan
bagi perlaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang
dilakukan seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggungjawanb moral.
(Nila Ismani, 2001)
Bioetik adalah studi tentang isu etika dalam pelayanan kesehatan (Hudak
& Gallo, 1997). Dalam pelaksanaannya etika keperawatan mengacu pada bioetik
sebagaimana tercantum dalam sumpah janji profesi keperawatan dan kode etik
profesi keperawatan.
B. RUMUSAN MASALAH
2
7. Trend dan issue keperawatan kritis
8. Pengertian issue
9. Beberapa issue keperawatan
10. Kecenderungan trend dan isu keperawatan kritis
11. Aspek etik dalam keperawatan kritis
12. Beberapa kasus tipe - tipe etik
13. Isu tentang legal dan etik keperawatan yang berkembang dalam
masyarakat saat ini.
14. Penerapan tanggung jawab dan tanggung gugat
C. TUJUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
Status pekerjaan sebagai seorang perawat rumah sakit ataupun bagian dari
staf paramedik tidak membuat perawat bisa menghindari tanggung jawab dan
kewajiban mematuhi hukum dalam setiap tindakan/pelayanan keperawatan yang
dilakukan. Kumpulan hukum/peraturan keperawatan yang telah dikembangkan
dikenal sebagai standar pelayanan keperawatan. Standar pelayanan keperawatan
ditentukan dengan pengambilan keputusan atas tindakan profesional yang paling
tepat dilakukan untuk mengatasi masalah yang ada.
4
keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif,
ditujukan kepada individu, keluarga kelompok dan masyarakat, baik sehat
maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Pelayanan
keperawatan berupa bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan
mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya kemauan menuju kepada
kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri.
Penderita gawat darurat adalah penderita yang oleh karena suatu penyebab
(penyakit, trauma, kecelakaan, tindakan anestesi) yang bila tidak segera ditolong
akan mengalami cacat, kehilangan organ tubuh atau meninggal.
5
b. Standar Operating Procedure
i. Kelalaian
k. Diagnosis kematian
6
Permasalahan etik dalam keperawatan gawat darurat dapat dicegah dengan :
Contoh Masalahnya : seorang ibu minta perawat untuk melepas semua selang
yang dipasang pada anaknya yang berusia 14 tahun, yang telah koma selama 8
hari. Dalam keadaan seperti ini, perawat menghadapi permasalahan tentang posisi
apakah yang dimilikinya dalam menentukan keputusan secara moral. Sebenarnya
perawat berada pada posisi permasalahan kuantitas melawan kuantitas hidup,
karena keluarga pasien menanyakan apakah selang-selang yang dipasang hampir
pada semua bagian tubuh dapat mempertahankan pasien untuk tetap hidup.
7
Contoh masalahnya : seorang pasien berusia lanjut yang menolak untuk
mengenakan sabuk pengaman sewaktu berjalan. Ia ingin berjalan dengan bebas.
Pada situasi ini, perawat pada permasalahan upaya menjaga keselamatan pasien
yang bertentangan dengan kebebasan pasien.
1) Malpraktek
8
Bila dilihat dari definisi diatas maka malpraktek dapat terjadi karena tindakan
yang disengaja (intentional) seperti pada misconduct tertentu, tindakan kelalaian
(negligence), ataupun suatu kekurang-mahiran/ketidakkompetenan yang tidak
beralasan (Sampurno, 2005). Malpraktek dapat dilakukan oleh profesi apa saja,
tidak hanya dokter, perawat. Profesional perbankan dan akutansi adalah beberapa
profesi yang dapat melakukan malpraktek.
2) Neglience (Kelalaian)
Kelalaian tidak sama dengan malpraktek, tetapi kelalaian termasuk dalam arti
malpraktik, artinya bahwa dalam malpraktek tidak selalu ada unsur kelalaian.
Kelalaian adalah segala tindakan yang dilakukan dan dapat melanggar standar
sehingga mengakibatkan cidera/kerugian orang lain (Sampurno, 2005).
Sedangkan menurut amir dan hanafiah (1998) yang dimaksud dengan kelalaian
adalah sikap kurang hati-hati, yaitu tidak melakukan apa yang seseorang dengan
sikap hati-hati melakukannya dengan wajar, atau sebaliknya melakukan apa yang
seseorang dengan sikap hati-hati tidak akan melakukannya dalam situasi tersebut.
a. Jenis-jenis kelalaian
9
1.Malfeasance : yaitu melakukan tindakan yang menlanggar hukum atau tidak
tepat/layak.
Misal: Pasien seharusnya dipasang pengaman tempat tidur tapi tidak dilakukan.
1.Duty atau kewajiban tenaga kesehatan untuk melakukan tindakan atau untuk
tidak melakukan tindakan tertentu terhadap pasien tertentu pada situasi dan
kondisi tertentu.
3.Damage atau kerugian, yaitu segala sesuatu yang dirasakan oleh pasien sebagai
kerugian akibat dari layanan kesehatan yang diberikan oleh pemberi pelayanan.
4.Direct cause relationship atau hubungan sebab akibat yang nyata, dalam hal ini
harus terdapat hubungan sebab akibat antara penyimpangan kewajiban dengan
kerugian yang setidaknya menurunkan Proximate cause.
b.Dampak Kelalaian
Kelalaian yang dilakukan oleh perawat akan memberikan dampak yang luas, tidak
saja kepada pasien dan keluarganya, juga kepada pihak Rumah Sakit, Individu
perawat pelaku kelalaian dan terhadap profesi. Selain gugatan pidana, juga dapat
berupa gugatan perdata dalam bentuk ganti rugi. (Sampurna, 2005).
Bila dilihat dari segi etika praktek keperawatan, bahwa kelalaian merupakan
bentuk dari pelanggaran dasar moral praktek keperawatan baik bersifat
10
pelanggaran autonomy, justice, nonmalefence, dan lainnya. (Kozier, 1991) dan
penyelesainnya dengan menggunakan dilema etik. Sedangkan dari segi hukum
pelanggaran ini dapat ditujukan bagi pelaku baik secara individu dan profesi dan
juga institusi penyelenggara pelayanan praktek keperawatan, dan bila ini terjadi
kelalaian dapat digolongan perbuatan pidana dan perdata (pasal 339, 360 dan 361
KUHP).
3)Liability (Liabilitas)
11
Dengan menggunakan perangkat mobile dan keahlian dari dokter yang
berpengalaman dapat dihubungkan ke lokasi terpencil, sehingga pemberi asuhan
keperawatan didaerah terpencil sekarang dapat menerima bantuan untuk
manajemen pasien secara langsung melalui metode ini.
Tele-ICU adalah salah satu contoh dari penerapan model teknologi yang
mempercepat pemecahan masalah klinis dan pengambilan keputusan, sehingga
mempercepat pemberian perawatan kritis dan akhirnya meningkatkan hasil yang
diharapkan. Konsep Tele-ICU memberikan manfaat bagi tim perawatan untuk
memperoleh kemudahan dalam pengawasan pasien jarak jauh, tidak untuk
mengendalikan atau mengganggu, tetapi untuk mendukung dan meningkatkan
kualitas perawatan. Saat pasien kritis keluarga, tim ICU dan tele-ICU dapat
berbagi pengalaman, berkolaborasi untuk menemukan solusi, dan pemahaman
melalui tele-ICU, serta belajar bagaimana bersama tim dapat meningkatkan
perawatan pasien
Definisi issue
Issue adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang namun
belum jelas faktannya atau buktinya.
1. EUTHANASIA
Membunuh bisa dilakukan secara legal. Itulah euthanasia, pembuhuhan legal
yang sampai kini masih jadi kontroversi. Pembunuhan legal ini pun ada beragam
jenisnya.
Euthanasia adalah tindakan mengakhiri hidup seorang individu secara tidak
menyakitkan, ketika tindakan tersebut dapat dikatakan sebagai bantuan untuk
meringankan penderitaan dari individu yang akan mengakhiri hidupnya.
Ada empat metode euthanasia:
12
Euthanasia non sukarela: ini terjadi ketika individu tidak mampu untuk
menyetujui karena faktor umur, ketidak mampuan fisik dan mental
Euthanasia tidak sukarela: ini terjadi ketika pasien yang sedang sekarat
dapat ditanyakan persetujuan,.
Bantuan bunuh diri: ini sering diklasifikasikan sebagai salah satu bentuk
euthanasia.
2. ABORSI
Aborsi berasal dari bahasa latin abortus yaitu berhentinya kehamilan sebelum
usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin.
Aborsi yaitu tindakan pemusnahan yang melanggar hukum , menyebabkan
lahir prematur fetus manusia sebelum masa lahir secara alami.
Aborsi telah dilakukan oleh manusia selama berabad-abad, tetapi selama itu
belum ada undang-undang yang mengatur mengenai tindakan aborsi.
13
3. CONFIDENTIALITY
Yang dimaksud confidentiality adalah menjaga privasi atau rahasia klien,
segala sesuatu mengenai klien boleh diketahui jika digunakan untuk pengobatan
klien atau mendapat izin dari klien. Sebagai perawat kita hendaknya menjaga
rahasia pasien itu tanpa memberitahukanya kepada orang lain maupun perawat
lain.
Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan
privasi dan kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan. Beberapa hal terkait
isu ini yang secara fundamental mesti dilakuakan dalam merawat pasien adalah:
a. Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan yang
diberikan harus tetap terjaga
b. Individu yang menyalahgunakan kerahsiaan, keamanan, peraturan dan
informasi dapat dikenakan hukuman/ legal aspek
4. INFORMED CONSENT
Tujuan dari informed consent adalah agar pasien mendapat informasi yang
cukup untuk dapat mengambil keputusan atas terapi yang akan dilaksanakan.
Informed consent juga berarti mengambil keputusan bersama. Hak pasien untuk
menentukan nasibnya dapat terpenuhi dengan sempurna apabila pasien telah
menerima semua informasi yang ia perlukan sehingga ia dapat mengambil
keputusan yang tepat. Kekecualian dapat dibuat apabila informasi yang diberikan
dapat menyebabkan guncangan psikis pada pasien.
Dokter harus menyadari bahwa informed consent memiliki dasar moral dan
etik yang kuat. Menurut American College of Physicians Ethics Manual, pasien
harus mendapat informasi dan mengerti tentang kondisinya sebelum mengambil
keputusan. Berbeda dengan teori terdahulu yang memandang tidak adanya
informed consent menurut hukum penganiayaan, kini hal ini dianggap sebagai
kelalaian. Informasi yang diberikan harus lengkap, tidak hanya berupa jawaban
atas pertanyaan pasien.
Kecenderungan trend dan isu keperawatan kritis
Perkembangan yang pesat di bidang teknologi dan pelayanan kesehatan
cukup berkontribusi dalam membuat orang tidak lagi dirawat dalam jangka waktu
lama di rumah sakit. Pasien yang berada di unit perawatan kritis dikatakan lebih
14
sakit dibanding sebelumnya. Sekarang ini banyak pasien yang dirawat di unit
kritis untuk waktu 5 tahun sudah dapat menjalani rawat jalan di rumah masing-
masing. Pasien unit kritis yang ada sekarang ini tidak mungkin bertahan hidup di
masa lalu dikarenakan buruknya sistem perawatan kritis yang ada. Sudah
direncanakan di beberapa rumah sakit akan adanya unit kritis yang lebih besar dan
kemungkinan mendapatkan pelayanan perawatan kritis di rumah atau tempat-
tempat alternatif lainnya. Perawat kritis harus tetap memantau informasi terbaru
dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki untuk mengelola metode dan
teknologi perawatan terbaru. Seiring dengan perkembangan perawatan yang
dilakukan pada pasien semakin kompleks dan banyaknya metode ataupun
teknologi perawatan baru yang diperkenalkan, perawat kritis dipandang perlu
untuk selalu meningkatkan pengetahuannya.
Ethics berasal dari bahasa yunani etos yang berarti adat, kebiasaan,
perilaku atau karakter
Etika keperawatan merujuk pada standar etik yang menentukan dan
menuntun perawat dalam praktek sehari-hari (Fry, 1994)
1. Jujur terhadap pasien
2. Menghargai pasien
3. Beradvokasi atas nama pasien
Aspek advokasi dibagi menjadi 3 model yaitu:
Right protection Model
merupakan peran perawat dalam menjaga hak pasien selama
mendapatkan perawatan
Value Based Decision Model
merupakan peran perawat dalam memberikan informasi pada
pasien dalam proses pengambilan keputusan
Respect for Persons Model
merupakan peran perawat dalam menjaga kehormatan dan privasi
pasien dalam proses keperawatan (Jaya Kuruvilla,Essentials of Critical
Care Nursing,2007: 9)
15
Contoh kasus tipe tipe etik:
a. Bioetik
Bioetik adalah studi filosofi yang mempelajari tentang kontrofersi dalam
etik menyangkut masalah biologi dan pengobatan.
Contoh kasus :
Tn.A (32tahun)dan Ny.B(28 tahun) belum memiliki keturunan,dalam usia
pernikahan 5 tahun.Klien memutuskan untuk memiliki bayi tabung.Namun
nyonya B menginginkan sel sperma tidak diambil dari sperma Tn.A melainkan
diambil dari pria X dengan alasan pribadi dan tidak diungkapkan pada tim
medis.Semua pihak klien (Tn.A,Ny.B,dan pria X)menyetujui hal ini.Klien berjanji
membayar lebih agar keputusan klien disetujui dan dirahasiakan oleh pihak
Rumah Sakit.
Penyelesaian:
Perawat harus bersifat profesionaldalam hal ini perlu ada perlindungan
hukum terhadap kegiatan perawat atau medis yang dilakukan.Sebagaimana
diketahui praktik bayi tabung tidak dibenarkan dinegara kita apabila sel ovum
dan sel sperma tidak diambil dari bukan pasangan suami istri.maka dalam kasus
ini perawat menolak permintaan klien sebagai bentuk bertanggung jawab
terhadap komitmen profesi.
b. Clinical ethics/etik klinik
Adalah bagian dari bioetik yang memperhatikan pada masalah etik selama
pemberian pelayanan pada klien.
Contoh kasus :
Ibu A bekerja sebagai pemulung yang berumur 36 tahun dalam keadaan
hamil datang ke RS. Dia mengalami pendarahan yang menyebabkan janin di
dalam rahimnya harus segera dilahirkan melalui jalan operasi. Apabila tidak
16
segera dilakukan operasi akibatnya akan mengancam nyawa ibu dan bayi. Suami
ibu A menolak untuk tidak dilakukan operasi, walaupun perawat telah
menjelaskan kepada klien dampak-dampak yang akan terjadi.
Penyelesaian :
Sebagai bentuk menghormati keputusan yang diambil keluarga klien,
perawat mengambil keputusan mengeluarkan informed consents (surat yang
melibatkan klien berpartisipasi membuat keputusan berhubungan dengan aspek
klien) yang bertujuan agar tidak terjadi penyalahan pada pihak medis oleh pihak
klien atas keputusan yang diambil.
c. nursing ethics/etik keperawatan
Adalah bagian dari bioetik yang merupakan studi formal tentang isu etik
dan dikembangkan dalam tindakan keperawatan serta dianalisis untuk
mendapatkan keputusan etik.
Contoh kasus :
Seorang klien (Tn.D 23 tahun)pasien dengan fracture pada kaki selalu
menuntut tindakan keperawatan anda dalam berbagai hal meskipun masih bisa
dilakukan sendiri oleh klien seperti minta disuapi saat makan,minum obat dan
minum.dalam kasus ini perawat harus tetap melakukan yang terbaik untuk klien
bukan berarti membantu setiap kegiatan klien.
Penyelesaian :
Dalam hal ini perawat harus bersikap tegas dalam memandirikan
klien.Perawat sebaiknya melakukan konfrontasi agar klien bisa bersikap lebih
mandiri.
17
obat, kesalahan menghitung dosis obat, obat diberikan kepada pasien yang tidak
tepat, kesalahan mempersiapkan konsentrasi, atau kesalahan rute
pemberian.Beberapa kesalahan tersebut akan menimbulkan akibat yang fatal,
bahkan menimbulkan kematian, dan sudah menjadi kepercayaan masyarakat,
kesalahan pemberian obat seperti ini akan menjadi rahasia oleh perawat perawat
lain, demi menjaga hubungan Kesejawatan antara anggota Profesi serta menjaga
nama baik instansi pelayanan kesehatan terkait.
Dalam contoh diatas, maka ditinjau dari beberapa komponen isu etik dan
Legal keperawatan, berdasarkan :
a. Standar Profesi : Perawat tidak lagi berdisiplin terhadap ilmu yang diperoleh,
tidak berkomitmen pada profesi, dan tidak bekerja sesuai standar profesi.
b. Implikasi Komitmen Keperawatan : Perawat tidak melaksanakan kewajiban
profesi keperawatan dan melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan
Nuraninya.
c. Advokasi : Perawat tidak membela atau mendukung hak hak pasien.
d. Kesejawatan : Terjadi Interaksi antar sejawat dalam tindakan non terapeutik
terhadap klien, timbul hubungan tidak sehat dalam tindakan profesi
keperawatan ( Medis) dan masyarakat.
e. Hubungan Perawat - Klien : Meningkatnya kesadaran akan hakl hak nya,
masyarakat (klien) bisa saja menempuh jalur hukum untuk membela haknya.
contoh 1 tentang kejadian masalah legal keperawatan
Pasien usia lanjut mengalami disorientasi pada saat berada di ruang
perawatan. Perawat tidak membuat rencana keperawatan guna memantau dan
mempertahankan keamanan pasien dengan memasang penghalang tempat
tidur.sebagai akibat disorientasi,pasien kemudian terjatuh dari tempat tidur pada
waktu malam hari dan pasien mengalami patah tulang tungkai.
Penyelesaian :
Kasus tersebut melanggar pasal 54 ayat 1 dan ayat2 Uu No 23 th 1992
mengenai kesalahan atau kelalaian dalam menerapkan standar profesi yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan.
Sebaiknya yang dilakukan oleh perawat adalah perawat membuat rencana
keperawatan guna memantau dan mempertahankan kaemanan pasien dengan
18
melihat kondisi pasien yang lanjut usia tersebut. Dengan cara, memberikan atau
memasangkan penghalang tempat tidur agar pada saat tidur pasien tidak jatuh dan
mengalami cedera. Berilah kasih saying kepada pasien sebagaimana mengasihi
diri sendiri, sehingga menjaganya dengan sebaik mungkin.
contoh 2 tentang kejadian masalah legal keperawatan
Pada pasien pasca bedah disarankanuntuk melakukan ambulasi.Perawat
secara drastis menganjurkan pasien melakukan mobilisasi berjalan,padahal
disaat itu pasien mengalami demam,denyut nadi cepat ,dan mengeluh nyeri
abdomen.Perawat melakukan ambulasi pada pasien sesuai dengan rencana
keperawatan yang telah dibuat tanpa mengkaji terlebih dahulu kondisi pasien
.Pasien kemudian bangun dan berjalan,pasien mengeluh pusing dan jatuh
sehingga mengalami trauma kepala.
Penyelesaian :
Kasus tersebut melanggar pasal 53 ayat 2 dan pasal 54 ayat 1 dan 2 UU no 23
tahun 1992.
Sebaiknya perawat melihat dan memahami keadaan pasien, dimana pasien
memerlukan istirahat setelah pembedahan yang telah dilakukan. Selain itu juga,
seharusnya sebelum melakukan latihan perawat seharusnya memeriksa keadaan
pasien apakah pasien siap untuk menjalani latihan. Perawat juga harus melihat
kondisi pasien sebelum membuat rencana keperawatan.
contoh 3 tentang kejadian masalah legal keperawatan
Seorang pasien yang menderita HIV tidak mengetahui penyakit yang
dideritainya karena tenaga kesehatan tidak memberikan kejelasan penyakit yang
dideritanya. Bahkan setelah pasien menikah dengan pasangannya,pasien juga
belum tahu penyakit yang di deritanya. lalu tanpa sepengetahuan pasien,tenaga
medis mencantumkan foto pasien pada sebuah media massa yang bertuliskan
perkawinan seorang pengidap HIV yangmana foto tersebut adalah pasien yang
menderita HIV tersebut, sehingga dia dikucilkan oleh masyarakat.
Penyelesaian :
Sebaiknya perawat atau tenaga medis memberitahukan keadaan yang
sebenarnya yang terjadi pada pasien. Sehingga tidak terjadi kesalahpahaman pada
diri pasien yang mempengaruhi kehidupannya. Seharusnya pasien juga menjaga
19
kerahasiaan yang terjadi pada pasien, dan menghormati haknya dalam
menentukan kehidupannya.
1.Tanggung Jawab
20
umur, jenis kelamin, aliran politik yang dianut serta kedudukan
sosial.
c). Tanggung jawab perawat terhadap sesama perawat dan profesional kesehatan
lain
21
4. Perawatan secara bersama-sama membina dan memelihara mutu
organisasi profesi perawatan sebagai sarana pengabdian.
2.Tanggung Gugat
Peran tinggi perawat dalam pelayanan kesehatan ada tanggung jawab dan
tanggung gugat terhadap pelayanan yang dilakukan , yaitu :
a.Perawat bertanggung jawab dan tanggung gugat terhadap setiap tindakan dan
pengambilan keputusan keperawatan
22
Masalah masalah yang timbul dalam praktik keperawatan terkait dengan tanggung
jawab dan tanggung gugat. isu bioetis,yang terkait dengan praktik keperawatan
yang berhubungan sesama perawat dan profesi lain .isu etis ini muncul hampir
terjadi disemua bidang keperawatan
c.Dengan kriteria apa saja tangung gugat perawat diukur baik buruknya ?
BAB III
PENUTUP
B. KESIMPULAN
23
menentukan nasibnya, dan penerapan terapi yang tidak ilmiah dalam mengatasi
permasalah klien.
Dalam membuat keputusan terhadap masalah dilema etik, perawat dituntut dapat
mengambil keputusan yang menguntungkan pasien dan diri perawat dan tidak
bertentang dengan nilai-nilai yang diyakini klien. Pengambilan keputusan yang
tepat diharapkan tidak ada pihak yang dirugikan sehingga semua merasa nyaman
dan mutu asuhan keperawatan dapat dipertahankan.
C. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Dossey, B. M., Cathie E.G., Cornelia V. K. (1992). Critical care nursing: body-
mind- spirit. (3rd ed.). Philadelphia: J. B. Lippincott Company.
Emergency Nurses Association. (2000). Emergency Nursing Core Curriculum. (5th
ed.).
Philadelphia: W.B. Saunders Company.
Sale, Mary L., Marilyn L.L., Jeanette C.H. ( ). Introduction to critical care
nursing. (3rd ed.). Philadelphia: W. B. Saunders Company.
Sampurno, B. (2005). Malpraktek dalam pelayanan kedokteran. Materi seminar
tidak dite
24
UU Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit,
http://www.dikti.go.id/files/atur/sehat/UU-44-2009RumahSakit.pdf diunduh
28/11/2012
UU Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
http://www.dikti.go.id/files/atur/sehat/UU-36-2009Kesehatan.pdf diunduh
28/11/2012
25