Anda di halaman 1dari 8

TEORI DAN KONSEP PSIKOLOGI DALAM KESEHATAN

TUGAS INDIVIDU

DI SUSUN OLEH
ISNAINIL HUDA
1810104355

PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Psikologi kesehatan adalah penggabungan dari pendidikan, ilmu
pengetahuan, dan kontribusi praktisi untuk promosi dan pemeliharaan kesehatan,
pencegahan dan pengobatan penyakit, dan mengidentifikasi etiologi dan diagnosis
yang berkorelasi terhadap kesehatan, penyakit dan disfungsi.
Penyakit bisa datang dari pikiran yang tidak sehat. masyarakat cenderung
lebih mudah menerima sugesti negatif tentang dirinya, khususnya untuk hal-hal
yang memperparah kondisi-kondisi (penyakit) yang sudah ada sebelumnya. Selama
ini kita mengenali istilah keadaan yang mana menggambarkan bahwa penyakit bisa
sembuh hanya dengan berpikir akan sembuh. Dan kebalikannya, seseorang akan
menjadi benar-benar sakit hanya karena berpikir bahwa tubuhnya sedang tidak
sehat.
Cara berpikir seseorang tentang kesehatan tubuhnya akan mempengaruhi
secara langsung maupun tidak langsung terhadap kondisi kesehatannya secara
menyeluruh. Psikologi kesehatan dikembangkan untuk memahami bagaimana
pengaruh psikologis terhadap kualitas kesehatan seseorang. Hal lain yang
mendasari berkembangnya ilmu psikologi kesehatan yakni tentang bagaimana
seseorang untuk tetap menjaga kesehatannya, dan berbagai hal yang dapat
menyebabkan seseorang jatuh sakit serta hal-hal apa saja yang seharusnya
dilakukan untuk memperbaiki keadaan seseorang tersebut.
Psikologi kesehatan memberi banyak sumbangan dalam masalah karena
terbukti bahwa banyak penyakit yang disebabkan oleh kebiasaan atau gaya hidup.
Pola perilaku sehat (behavioral health) merupakan salah satu aspek perilaku
manusia dalam kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan dasar (Sheridan dalam
Ekowarni). Sejalan dengan perkembangan teknologi modern maka manusia
membentuk suatu gaya hidup (lifestyle) yang mengutamakan kecepatan mobilitas,
efisiensi dan berorientasi pada target. Untuk memenuhi tuntutan gaya hidup
tersebut maka berkembang suatu gaya hidup yang tidak selalu sesuai dengan kaidah
perilaku sehat.
Seseorang yang bermental sehat dapat menggunakan kemampuan atau
potensi dirinya secara maksimal dalam menghadapi tantangan hidup, serta
membentuk hubungan positif dengan orang lain. Namun sebaliknya, orang yang
kesehatan mentalnya terganggu akan mengalami gangguan suasana hati,
kemampuan berpikir, serta kendali emosi yang pada akhirnya bisa mengarah pada
perilaku buruk. Tidak mengherankan jika penyakit mental dapat menyebabkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari penderitanya, misalnya terganggunya
interaksi atau hubungan mereka dengan orang lain, terganggunya prestas i di ruang
lingkup pendidikan, dan terganggunya produktivitas dalam pekerjaan.
B. Tujuan
Untuk mengidentifikasi kasus psikologi kesehatan (pelecehan seksual pada anak)
dengan perkembangan perempuan dari masa anak-anak hingga usia lanjut.
BAB II

TINJAUAN TEORI

Kekerasan seksual salah satu kekerasan fisik yang termasuk tindakan krimal.
Pelaku tindak kekerasan seksual melakukan untuk memuaskan hasratnya secara paksa.
Tindakan kekerasan seksual tidak hanya berupa tindakan hubungan seksual secara paksa,
namun aktivitas lain seperti meraba, bahkan jika hanya memandangi, hal ini sesuai dengan
penuturan Orange dan Brodwin dalam Jurnal Psikologi Early Prevention Toward Sexual
Abuse on Children yang menjelaskan bahwa kekerasan seksual pada anak adalah
pemaksaan, ancaman atau keterperdayaan seorang anak dalam aktivitas seksual. Aktivitas
seksual tersebut meliputi melihat, meraba, penetrasi (tekanan), pencabulandan
pemerkosaan.

Dampak kekerasan seksual pada anak dapat berupa fisik, psikologis, maupun
sosial.Dampak secara fisik dapat berupa luka atau robek pada selaput dara.Dampak
psikologi meliputi trauma mental, ketakutan, malu, kecemasan bahkan keinginan atau
percobaan bunuh diri. Dampak sosial misalnya perlakuan sinis dari masyarakat di
sekelilingnya, ketakutan terlibat dalam pergaulan dan sebagainya . Kekerasan seksual pada
anak mendapatkan perhatian dari banyak masyarakat karena kekerasan seksual pada anak
merupakan tingkat kekerasan paling tinggi dibandingkan dengan kekerasan fisik dan
psikologis.Diperkuat dengan data dari Komisi Nasional Perlindungan Anak yang
menyatakan bahwa kekerasan seksual pada anak merupakan tingkat kekerasan yang paling
tinggi dibandingkan dengan kekerasan fisik dan psikologis.

Kekerasan pada anak di Indonesia sampai dengan September 2006 telah terjadi 861
kasus, 60% diantaranya adalah kasus kekerasan seksual pada anak. Indonesia disorot
sebagai negara yang memiliki perlindungan yang sangat lemah terhadap anak. Kekerasan
seksual pada anak tidak memandang korbannya anak laki-laki ataupun anak
perempuan.Hal ini diperkuat oleh data yang terdapat pada Jurnal Gail Hornor 2010 bahwa
anak perempuan dan laki‐laki memungkinkan menjadi korban kekerasan seksual. Anak
perempuan maupun laki‐laki korban kekerasan seksual mengalami sejumlah masalah yang
sama antara lain trauma fisik dan psikologis yang berkepanjangan, kehilangan semangat
hidup, membenci lawan jenis dan memiliki keinginan untuk balas dendam).
Gejala seorang anak yang mengalami pelecehan seksual tidak selalu jelas. Ada
anak-anak yang menyimpan rahasia pelecehan seksual yang dialaminya dengan bersikap
manis dan patuh, berusaha agar tidak menjadi pusat perhatian. Meskipun pelecehan seksual
terhadap anak tidak memperlihatkan bukti mutlak, tetapi jika tanda-tanda di bawah ini
tampak pada anak dan terlihat terus-menerus dalam jangka waktu panjang, kiranya perlu
segera mempertimbangkan kemungkinan anak telah mengalami pelecehan seksual.
BAB III

IDENTIFIKASI KASUS

Kasus : Pelecehan seksual pada anak

Tema : Perkembangan perempuan dari masa kanak-kanak hingga usia lanjut

Identifikasi:

Pelecehan seksual terhadap anak adalah suatu bentuk penyiksaan anak pelakunya
mendapatkan stimulasi seksual. Bentuk pelecehan seksual anak termasuk menekan kepada
anak untuk melakukan aktivitas seksual,kontak fisik dengan alat kelamin anak, melihat alat
kelamin anak meski tanpa kontak fisik, atau menggunakan anak untuk memproduksi
pornografi. Pengaruh pelecehan seksual dijelaskan bahwa anak merasa bersalah, kenangan
buruk, Insomnia, takut hal-hal yang berhubungan dengan pelecehan; termasuk benda, bau,
tempat dan wajah tertentu.

Pada saat anak telah mencapai masa kanak-kanak akhir. Ia sudah bisa menemukan
dirinya, bisa menarik perhatian orang lain, selalu mengharap pujian, selalu menentang,
membantah dan selalu menuntut adanya kebebasan. Kaitannya dengan kasus pelecehan
seksual, yaitu pelecehan seksual terjadi ketika anak mengalami tekanan atau paksaan dari
pihak pelaku, ditambah dengan adanya iming-iming tertentu dari si pelaku, jika menuruti
kemauan pelaku.
Berkaitan dengan hal tersebut, hendaknya orangtua mengayomi anak dengan baik.
Masa kanak-kanak adalah masa yang sangat penting, karena pribadi dan karakter seseorang
terbentuk pada masa tersebut. Bila pada masa tersebut terjadi kesalahan dalam
pembentukan kepribadian dan karakter, maka akibatnya bisa fatal.
Hal ini juga yang menunjukan bahwa kekerasan seksual yang terjadi pada anak
disebabkan oleh kurangnya pendidikan karakter yang diberikan oleh orangtua. Pengawasan
yang kurang juga menyebabkan hal itu terjadi. Menyembuhkan dan mengembalikan
kondisi psikologis anak yang telah mengalami kejadian tersebut adalah tanggung jawab
keluarga, juga guru-guru yang mengajari anak di sekolah. Butuh waktu yang tidak sebentar
untuk menyembuhkan psikologis anak, karena hal seperti itu tidak seharusnya terjadi pada
anak- Anak yang masih berada dalam tahap perkembangan awal.
Pada perkembangan perempuan dari masa anak-anak hingga usia lanjut, pelecehan seksual
dalam jangka panjang korban pelecehan seksual akan mengarah ke masalah kepribadian,
disfungsi seksual, sakit kronis, kecanduan, melukai diri sendiri, depresi dan keinginan
bunuh diri. Menginjak dewasa ia dikhawatirkan akan mengalami gangguan identitas
disosiatif (kecenderungan untuk mengulangi tindakan kekerasan). Ketika seseorang
mengalami kekerasan atau pelecehan secara seksual secara fisik maupun psikologis, maka
kejadian tersebut dapat menimbulkan suatu trauma yang sangat mendalam dalam diri
seseorang tersebut terutama pada anak -anak dan remaja. Kejadian traumatis tersebut dapat
mengakibatkan gangguan secara mental.
DAFTAR PUSTAKA

Sari , R., Nulhaqim, S & Irfan, M. (2015) . Pelecehan Seksual Terhadap Anak. Prosiding
Ks: Riset & Pkm Volume: 2 Nomor: 1 Hal: 1 - 146 Issn: 2442-4480.
http://jurnal.unpad.ac.id/prosiding/article/view/13230
http://febrianimila98.blogspot.com/2016/10/pengertian-psikologi-kesehatan.html

Anda mungkin juga menyukai