Anda di halaman 1dari 22

Telah dilakukan asistensi Processing dan Modeling data untuk mengetahui alur

pengolahan data MT menggunakan Software SSMT, MTEditor, Zond2MT dan WinGlink

A. Proses Pengolahan Robust Processing

1. Melakukan FFT dan Robust Processing di Software SSMT dengan membandingkan


jenis Robust Processing (No Weight, Rho Variance dan Ordinary Coherency)
2. Membandingkan nilai coherency (No weight, rho variance, dan Ordinary Coherency)
dari kalkulasi di Robust Processing hingga didapatkan nilai coherency terbaik yaitu
diatas 70%

Dari hasil kalkulasi Robust Processing didapatkan nilai coherency paling tinggi adalah
Robust Processing tipe Ordinary Coherency, selanjutnya dilakukan Upgrade Parameter

3. Setelah mendapat koherensi paling tinggi dilakukan upgrade parameter. Dari hasil
perbandingan, didapat nilai koherensi paling tinggi yaitu Ordinary Coherency.
KT 27 KT 28
Nilai Koherensi Awal 0,946586817 0,922340098
Nilai Koherensi Upgrade 0,950414312 0,940939628
B. Seleksi Crosspower

1. Buka MtEditor.exe

Tampilan jendela MtEditor


2. Selanjutnya, pilih File à Open Site

3. Selanjutnya akan muncul toolbox untuk memilih folder yang akan dipakai, buka semua
file yang berformat (.MTH dan .MTL)
4. Selanjutnya akan muncul progam log, ketika sudah selesai dan berhasil akan muncul
window starting data. Pada window starting data hal yang perlu diperhatikan yaitu:
a. Pada Parameters à pilih App.Resistivity
b. Pada Components à centang semua
c. Pada Processing à centang LOC H
d. Pada Files à centang file 2 file teratas, selain itu di uncheck

5. Selanjutnya pilih resulting data, Setelah itu akan muncul window resulting data. Pada
tahap ini hal yang harus diperhatikan yaitu:
a. Pada Parameters à pilih “Coherence”, untuk melihat koherensi
b. Pada Components à centang 2 file teratas, selain itu di uncheck
c. Pada Processing à Centang LOC H

Ikon resulting data


6. Selanjutnya pilih ikon editing untuk melakukan seleksi crosspower, lalu akan muncul
window editing. Hal yang perlu diperhatikan pada window editing yaitu:
a. Pada Parameters à centang App.Resistivity, untuk melihat App.Resistivitynya
b. Pada Components à centang semuanya, untuk memperlihatkan Rho TE dan
TM
c. Pada View à pilih Module dan Phase untuk melihat secara titik, dan M&P
Histogram untuk melihat secara Histogram

Ikon editing

Adapun penjelasan pada masing-masing grafik yaitu:


a. Satu titik Apparent Resistivity Magnitude yang berada di sebelah kiri merupakan
rata - rata dari banyak titik Apparent Resistivity Magnitude yang berada di
sebelah kanan
b. Satu titik Apparent Resistivity Phase yang berada di sebelah kiri merupakan rata
- rata dari banyak titik Apparent Resistivity Phase yang berada di sebelah kanan
c. Grafik pada bagian atas dalam domain magnitude, sementara grafik yang berada
dibawah dalam domain phase
7. Selanjutnya pilih Autoedit untuk mengedit secara otomatis, setelah dilihat kedua garis
belum berhimpit maka dilakukan editing secara manual. Bagian yang diedit yaitu pada
grafik partial Apparent Resitivity Magnitude.

Ikon auto edit


8. Penjelasan ikon-ikon pada editing, urut dari kiri ke kanan, yaitu;

a. Pointer : sebagai arah cursor


b. Hand : Untuk memilih satu titik
c. Two vertical lines : Untuk memilih titik diantara dua garis vertical yang
ditentukan
d. Circle : Untuk memilih titik yang berada didalam lingkaran
e. Lasso : Untuk memilih titik yang berada didalam kotak
f. Two Horiz line : Untuk memilih titik yang berada diantara 2 garis horizontal
yang ditentukan
g. Restoring : untuk mengembalikan titik yang telah dihapus
h. Deleting : untuk menghapus titik yang dipilih
i. Undo : untuk mengembalikan ke keadaan yang sebelumnya
j. Redo : untuk mengembalikan ke keadaan setelahnya

9. Setelah Editing dengan hasil seperti dibawah ini, yaitu grafik kiri 2 garisnya berhimpit
dan grafik kanan sebisa mungkin lurus (nilai nya sama)
10. Lalu export data dalam bentuk edi file, serta jangan lupa disimpan
KT 27

KT 27
Sebelum

Sesudah
KT 28

KT 28
Sebelum

Sesudah
C. Modeling

1. Proses Line Inversi

Gambar 1. Line Inversi

Gambar 2. Flowchart Edit Sounding


Gambar 3. Flowchart 1D Model

Gambar 4. Flowchart Model 2D


2. Input Stasiun sampai muncul

Gambar 5. Input Stasiun

Gambar 6. Window Sounding


3. Koreksi Statik

Gambar 7. Model Statit

Gambar 8. Koreksi Statik


4. Edit Sounding

Gambar 9. Edit Sounding

Gambar 10. 1D Model


5. Hasil Inversi

Gambar 11. Model 1D Bootstik

Gambar 12. Model 2D Bootstik


Gambar 13. Model 1D OCCAM

Gambar 14. Model 2D OCCAM


Gambar 15. Inversi 2D 40 Iterasi Running Kedua.

Gambar 16. Inversi 2D 40 Iterasi Running Kedua.


D. Pembahasan dan Interpretasi

• Robust Processing
Robust processing dilakukan untuk menghitung nilai apparent resistivity,
impedansi dan fase untuk setiap frekuensi di setiap stasiun. Selain itu, robust
processing merupakan teknik yang digunakan untuk menghilangkan efek noise data
yang berada di luar populasi data sebenarnya. Prosedur robust processing dilakukan
dengan cara membagi-bagi data MT yang berupa time-series kedalam segmen-segmen
dengan ukuran sama. Setiap segmen nantinya akan diolah sehingga menghasilkan satu
data parsial dari satu data point respon fungsi transfer MT. Data parsial ini disebut
sebagai crosspower.
Pada tahap pengeditan parameter robust, terdapat pilihan untuk membentuk
parameter crosspower yang dapat diisi mulai dari 20 dengan kelipatan 20 hingga 100.
Crosspower ini merupakan banyaknya segmen yang merepresentasikan time series
dalam setiap frekuensi. Sebakin banyak crosspower yang dipilih, semakin banyak pula
pilihan untuk diseleksi dalam tahap selanjutnya yaitu seleksi crosspower yang
dilakukan dengan software MTEditor. Selain pemilihan jumlah crosspower, dalam
tahap ini juga dapat dilakukan pemilihan bobot cutoff. Jika bobot cut off yang terdapat
pada data kurang dari nilai bobot cutoff yang diberikan, maka faktor bobotnya akan di
nol kan. Setelah semua parameter dipilih selanjutnya proses pengolahan data dilakukan
dengan mengklik icon “process”. Hasil dari proses ini akan menghasilkan data dengan
ekstensi .MTH dan .MTL . Setelah dilakukan TS to FT, Klik edit PRM untuk membuat
robust processing parameter. pilih tempat penyimpanan prm yang akan dibuat. pada
set crosspowerparameter, masukkan nilai 100 pada maximum crosspower dan pilih
jenis robust satu-satu (NW, OC, RV). Kemudahan save parameter dan close.
selanjutnya klik tab process pada ssmt2000. setelah proses selsai, buka MT-Editor. klik
file pilih open site kemudian buka file .MTH dan .MTL klik open. tunggu sampai
proses selesai. setelah muncul grafik, klik pada tab starting data, kemudian klik
resulting data sehingga muncul grafik result data. pada grafik result data, klik kanan
pada grafik pilih chart editor, pilih export dan klik excel kemudian save. buka file excel
hasil data, kemudian copy bagian y1 dan y2 dimana masing-masing nilai akan di rata-
rata dan hasil rata-rata dari keduanya akan di rata-rata lagi untuk menemukan nilai
robust-nya
Dari perhitungan nilai koherensi, didapatkan nilai koherensi yang besar yaitu pada
parameter OC. Nilai Koherensi KT27 dan KT28 0,946586817 dan 0,922340098
setelah di upgrade didapatkan nilai 0,950414312 dan 0,940939628. Karena nilai
setelah di upgrade lebih besar maka, dipakai nilai upgrade untuk seleksi cross power.

• Crosspower

Setiap titik yang berada pada kurva resistivitas maupun fasa dapat diwakilkan oleh
titik-titik lainnya yang biasa disebut dengan cross power. Cross power ini dapat
ditentukan pada saat robust processing dengan mengatur parameter tertentu tetapi
secara umum biasanya setiap titik diwakilkan oleh dua puluh titik. Nilai cross power
dapat disesuaikan agar bentuk kurva resistivitas dan kurva fasa dapat menjadi lebih
halus. Pada saat proses inversi, apabila bentuk kurva baik model yang dihasilkan akan
mempunyai nilai eror yang kecil dan dapat menggambarkan struktur bawah
permukaan yang mendekati keadaan sesungguhnya.
Kondisi idealnya adalah kurva TE dan kurva TM berhimpitan tetapi kenyataannya
terjadi efek pergeseran ke atas maupun ke bawah dengan jarak tertentu dari yang
seharusnya. Nilai restivitas akan berubah karena pergeseran ini, dan menyebabkan
hasil interprestasi menjadi tidak tepat. Melakukan koreksi sangatlah diperlukan agar
kurva menjadi benar dan hasil interpretasinya pun benar. Pada hasil yang didapat,
kurva tersebut terlihat tidak rapi dan tidak halus diakibatkan oleh beberapa kondisi
saat proses pengukuran berlangsung yaitu heterogenitas permukaan.
Ketidakhomogenan akan mengganggu penjalaran arus dan menumpuk di daerah batas
hetergoneitas tersebut. Akibatnya adalah kurva hasil pengukuran MT akan bergeser
ke atas jika melewati daerah yang resistif dan akan bergeser ke bawah jika melewati
daerah yang konduktif. Proses seleksi cross power dilakukan untuk menaikkan atau
menurunkan titik pada kurva. Cross power merupakan kumpulan data parsial yang
jumlahnya dapat ditentukan pada saat melakukan robust processing. Jumlah robust
processing paling sedikit adalah satu dan paling banyak berjumlah seratus. File yang
dipilih untuk crosspower ini adalah file hasil robust processing dengan parameter
Ordinary Coherence versi yang telah diupgrade baik untuk data KT27 maupun KT28
• Interpretasi

Perbandingan Model
a. 1D Model
Dua metode yang digunakan kali ini dalam membuat penampang 1D Model yaitu
Bootstick dan Occam. Perbedaan yang paling kentara adalah cakupan kedalaman
model interpolasi yang dihasilkan. Model Occam menampilkan penampang yang
lebih dalam dengan gradient resistivitas yang lebih beragam daripada model
Bootstick. Pada model Occam pula, terlihat adanya zona resistivitas tinggi dan
distribusi zona resistivitas rendah pada kedalaman sekitar 0-2000 meter. Zona
resistivitas tinggi bisa diartikan sebagai potensi heat source atau tubuh plutonik.
Untuk mengetahui model mana yang paling baik diperlukan informasi tambahan
seperti data gravity atau geologi regional.
b. 2D Model
Model 2D yang dihasilkan juga menggunakan metode yang sama seperti 1D
Model. Sekilas kedua model tampak sama tanpa menampilkan perbedaan yang
kentara. Sekali lagi untuk menentukan model mana yang lebih baik diperlukan data
lain seperti data gravity, pemetaan geologi permukaan, data well, atau data magnetik.
Zona resistivitas tinggi dengan gradient teratur pada bagian bawah pojok kanan
menandakan potensi heat-source atau tubuh plutonik atau bisa jadi lapisan yang
terkompaksi secara bertahap. Sedangkan zona ungu-biru diartikan sebagai zona
dimana fluida konduktif berada.
c. Inversi 2D
Model forward atau meshgrid yang dibuat dengan setting fine menampilkan
gradien/grid yang semakin rapat pada titik akuisisi dan semakin renggang saat
kedalaman bertambah. Inversi dilakukan dengan menggunakan Smoothing Inversion
untuk melihat distribusi resistivitas secara menyeluruh. Akan tetapi, metode ini tidak
akan menghasilkan penampang yang robust atau tajam menambilkan perbedaan nilai.
Dari running pertama dengan iterasi sebanyak 100 kali menghasilkan model inversi
seperti pada gambar (cantumkan nomornya). Untuk mengetahui kestabilan model,
maka dilakukan inversi ulang yang sama dengan iterasi sebanyak 40 kali. Hasilnya
berupa gambar (cantumkan nomor..) . Sekilas kedua model mirip. Perbedaannya
hanya terletak pada zona penampang kanan bawah. Dari kedua model ini, belum bisa
ditentukan mana yang yang terbaik karena kurangnya data “a priori” seperti data
geologi dan geokimia.
d. Interpretasi Model
Pembahasan interpretasi kali ini fokus pada penampang inversi 2D hasil smoothing
dengan iterasi 100 dan 40 kali.Kedua model tidak menampakkan adanya anomali
resistivitas tinggi (merah) ataupun pola bentuk cap-rock pada zona dekat permukaan
(hijau-kuning). Model inversi didominasi oleh warna biru hingga hijau yang berarti
distribusi resistivitasnya rendah dan bisa dikatakan bukan area potensi geothermal.
Warna biru pada permukaan kemungkinan menandakan akumulasi fluida konduktif
atau batas muka air tanah. Sedangkan warna hijau lebih cenderung berupa lapisan
pasir atau lempung atau batuan sandstone .Gradien warna menjadi lebih terang
menandakan kenaikan dari nilai resistivitas. Warna biru yang menembus hingga
kedalam kemungkinan dapat diartikan sebagai zona fracture yang terisi oleh air.
Proses kompaksi akibat overburden menyebabkan fluida terutama yang konduktif dan
porositas berkurang drastis sehingga aliran fluida naik ke permukaan dan distribusi
nilai resistivitas rendah hamper rata disana. Perubahan pada model inversi tidak
berarti signifikan. Dengan kata lain, model ini sudah optimum dengan inversi
smoothing. Oleh karena itu, dibutuhkan pemilihan proses inversi lain dan input
informasi lain yang akan membantu pemodelan penampang lebih optimum serta
interpretasi tidak melesat terlalu jauh.

Anda mungkin juga menyukai