Anda di halaman 1dari 17

Farhan Agoel Albazie

03411640000002
ADWL A

1. Jelaskan perbedaan terminologi keilmuan antara Rock physics dan petrophysics!


- Rock Physics
Rock physics adalah ilmu yang mempelajari suatu sifat fisis yang dapat
memisahkan antara zona reservoir atau tidak. Perbedaan utama dari rock physic dan
petrophysics adalah sifat fisis batuan yang ditinjau itu berbeda. Sifat fisis batuan yang
dimaksud di rock physics yaitu kecepatan gelombang ,poisson ratio,impedamsi
akustik, lambda-rho,mhu –rho, dll.
Gambar dibawah adalah contoh analisis fisika batuan untuk memisahkan non-
pay, gas-pay, wet-shally, dll.

Gambar Plot Rock Physics


- Petrophysics
Petrophysics adalah cabang ilmu geofisika yang mempelajari sifat fisik dari
suatu batuan.seorang petrophysicist dituntut untuk mengetahui atau mengidentifikasi
bebatuan yang mengandung suatu hidrokarbon di sekitar sumur bor secara
detail.secara lebih sederhana seorang petrophysics membaca data well log untuk
mengidentifikasi pori-pori bebatuan yang mengandung minyak di sekitar sumur bor
secara detail.berikut merupakan contoh type dari oil trap.

Gambar type of oil trap


Farhan Agoel Albazie
03411640000002
ADWL A

Diatas sudah dijelaskan bahwa petrophysics menafsirkan sifat-sifat fisik batuan, sifat
fisik batuan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Porositas
2. Permeabilitas
3. Saturasi
4. Wettabilitas
5. Tekanan Kapiler
6. Resistivitas batuan.

2. Apa yang anda ketahui tentang lingkungan lubang bor, jelaskan dengan disertai
ilustrasi gambar!
Lingkungan lubang bor adalah suatu gambaran dimana lumpur memasuki lubang bor
dan terbentukanya Mud cake pada zona permeable. Dari gambaran borehole environment
diatas, kita dapat mengetahui sekaligus mempelajari parameter-parameter yang berada di
beberapa zona seperti Flushed Zone yaitu zona terinvasi oleh lumpur, transition Zone,
dan uninvaded Zone yaitu zona tidak terinvasi oleh lumpur

Gambar Invasion zone

Dalam kegiatan pemboran, akan digunakan suatu lumpur pemboran khusus


(mud filtrate) yang digunakan dan diinjeksikan selama pemboran berlangsung. Lumpur
pemboran ini memiliki berbagai fungsi, yaitu guna memindahkan cutting, melicinkan
dan mendinginkan mata bor, dan menjaga tekanan antara bor dan formasi batuan.
Densitas lumpur tersebut dijaga agar tetap tinggi supaya tekanan pada kolom lumpur
selalu lebih besar daripada tekanan formasi. Perbedaan tekanan ini menyebabkan
terdorongnya sebagian lumpur untuk merembes ke dalam formasi batuan. Rembesan
fluida lumpur tersebut kemudian mengakibatkan adanya tiga zona di sekitar lubang
Farhan Agoel Albazie
03411640000002
ADWL A

pemboran yang mempengaruhi pengukuran log, khususnya pengukuran log yang


berdasarkan prinsip kelistrikan (log SP, dan log Resistivitas).

Tiga zona tersebut, yaitu :


1. Zona Terinvasi (Flushed Zone) merupakan zona infiltrasi yang terletak paling
dekat dengan lubang bor serta terisi oleh air filtrat lumpur yang mendesak
kandungan semula (gas, minyak ataupun air asin/ tawar). Meskipun demikian
mungkin saja tidak seluruh kandungan semula terdesak kedalam zona yang lebih
dalam.
2. Zona Transisi (Transition Zone); zona yang mengandung sebagian air formasi
dan sebagian hidrokarbon yang tergantikan mud filtrate.
3. Zona Jauh/Tidak Terinvasi (Uninvaded Zone) merupakan zona infiltrasi yang
terletak paling jauh dari lubang bor, serta seluruh pori batuan terisi oleh
kandungan semula. Dengan demikian zona ini sama sekali tidak dipengaruhi
oleh adanya infiltrasi air filtrat lumpur. Berdasarkan penelitian, secara umum
diameter invasi air filtrat lumpur kedalam batuan permeable berkisar antara 15-
100 inci, dari batuan dengan permeabilitas rendah ke permeabilitas tinggi Zona
terinvasi memiliki diameter df, ketebalan sekitar 6 inch, dan mengandung mud
filtrate dengan nilai resistivitas Rmf, serta mengandung residual hydrocarbon
dengan nilai resistivitas Rxo. Sedangkan zona transisi dengan diameter dj dan
rentang beberapa kaki. Untuk zona jauh memiliki resistivitas air Rw, resistivitas
formasi Rt, dan nilai saturasi air Sw.
Farhan Agoel Albazie
03411640000002
ADWL A

4. Jelaskan jenis jenis log berdasakan sifat- sifat fisik batuan!


a. Caliper Log
Caliper Log digunakan untuk menggambarkan geometri lubang bor, alat ini
memiliki elektroda sebagai konektor terhadap dinding sumur sebanyak 2-4 lengan.
Geometri lubang bor digunakan untuk mengetahui kondisi formasi apakah ada
yang membentuk caving karena pengeboran atau tidak. Diameter bersifat
heterogen dipengaruhi oleh tekanan dari aktivitas tektonik. Kondisi ini yang
menjadikan perbedaan yang akan direspon oleh lengan caliper. Pada lapisan yang
permeable diameter lubang bor akan semakin kecil karena terbentukya kerak
lumpur (mud cake) pada dinding lubang bor. Sedangkan pada lapisan yang
impermeable diameter lubang bor akan bertambah besar karena ada dinding yang
runtuh (vug).

Gambar 1 Caliper Log

b. Gamma Ray Log


Gamma Ray Log adalah metoda untuk mengukur radiasi sinar gamma yang
dihasilkan oleh unsur-unsur radioaktif yang terdapat dalam lapisan batuan di
sepanjang lubang bor. Unsur radioaktif yang terdapat dalam lapisan batuan tersebut
diantaranya Uranium, Thorium, Potassium, Radium, dan lain-lain. Batuan yang
mempunyai kandungan lempung tinggi akan mempunyai konsentrasi radioaktif
yang tinggi, sehingga nilai gamma ray-nya juga tinggi, dengan defleksi kurva
kekanan. Unsur radioaktif umumnya banyak terdapat dalam shale dan sedikit
sekali terdapat dalam sandstone, limestone, dolomite, coal, gypsum, dan
sebagainya. Oleh karena itu shale akan memberikan response gamma ray yang
sangat signifikan dibandingkan dengan batuan yang lainnya.
Farhan Agoel Albazie
03411640000002
ADWL A

Gambar 2 Gamma Ray Log

Kegunaan log GR ini antara lain adalah untuk menentukan kandungan serpih
(Vsh), kandungan clay, membedakan lapisan impermeabel dan permeabel, evaluasi
mineral bijih yang radioaktif, evaluasi lapisan mineral tidak radioaktif, dan korelasi
antar sumur.

c. Spontaneous Potential Log


Log SP adalah suatu rekaman selisih potential antara sebuah electrode (“fish”)
yang ditempatkan di permukaan tanah dengan suatu electrode yang bergerak dalam
lubang sumur. Satuannya adalah millivolt. Dalam pengambilan data log SP
menggunakan lumpur agar terdapat aliran listrik dari formasi ke alat log. Oleh
karena itu, lubang sumur harus dibor dengan lumpur yang konduktif
(menghantarkan arus listrik). Sebaliknya, SP tidak bisa direkam dalam sumur yang
dibor dengan “oil based mud”, karena arus tidak akan mengalir pada lumpur
tersebut. Dengan log ini dapat diketahui resistivitas batuan pada sebuah formasi
karena pada log ini direkam nilai potensial sehingga pada kurva log jika mengalami
perubahan itu disebabakan karena pada suatu formasi terdapat kandungan air
garam dan air di dalam formasi. Biasanya terjadi pada lapisan yang
permeabilitasnya tinggi seperti clay dan sandstone.
Farhan Agoel Albazie
03411640000002
ADWL A

Gambar 3 SP Log
Dalam evaluasi formasi SP dapat digunakan untuk identifikasi lapisan permeable,
korelasi “well to well”, sebagai reference kedalaman untuk semua log, menentukan
batas lapisan, menghitung harga Rw dan sebagai clay indicator.
d. Neutron Log (NPHI)
Neutron Porosity log tidak mengukur porositas sesungguhnya dari batuan,
melainkan mengukur kandungan hidrogen yang terdapat pada pori-pori batuan.
Indeks hydrogen didefinsikan sebagai rasio dari konsentrasi atom hydrogen setiap
cm kubik batuan terhadap kandungan air murni pada suhu 75˚F.
Semakin berpori batuan semakin banyak kandungan hydrogen dan semakin tinggi
indeks hydrogen. Sehingga, shale yang banyak mengandung hydrogen dapat
ditafsirkan memiliki porositas yang tinggi pula.
Untuk mengantisipasi uncertainty tersebut, maka pada praktiknya, interpretasi
porositas dapat dilakukan dengan mengelaborasikan log density logging.
Farhan Agoel Albazie
03411640000002
ADWL A

Gambar 4 Neutron Log


Pembacaan nilai porositas neutron bisa sangat bervariasi tergantung pada
perbedaan tipe detektor dan apa yang dideteksi (sinar gamma dan atau neutron
dengan energi yang berbeda), jarak antara detektor dengan sumber, dan litologi
(seperti batupasir, batugamping dan dolomit).
e. Density Log (RHOB)
Log densitas merupakan kurva yang menunjukkan besarnya densitas (bulk density)
dari batuan yang ditembus lubang bor dengan satuan gram/cm3. Prinsip dasar dari
log ini adalah menembakkan sinar gamma kedalam formasi, dimana sinar gamma
ini dapat dianggap sebagai partikel yang bergerak dengan kecepatan yang sangat
tinggi. Banyaknya energi sinar gamma yang hilang menunjukkan densitas elektron
di dalam formasi, dimana densitas elektron merupakan indikasi dari densitas
formasi. Densitas yang diukur adalah densitas keseluruhan dari matrix batuan dan
fluida yang terdapat pada pori.
Batuan Kandungan Fluida Densitas (gram/ cc)
Shale - 2,20 – 2,50
Lapisan clean Air asin 2,25 – 2,45
Lapisan clean Minyak 2,20 – 2,35
Lapisan clean Gas 2,00 – 2,25
Lapisan batubara - 1,60 – 1,90
Farhan Agoel Albazie
03411640000002
ADWL A

Gambar 5 Density Log


5. Sebutkan dan Jelaskan faktor yang mempengaruhi porositas !
Faktor-faktor yang mempengaruhi porositas antara lain :
 Kompaksi dan pemampatan
Adanya kompaksi dan pemampatan akan mengurangi harga porositas. Apabila batuan
terkubur semakin dalam maka porositasnya akan semakin kecil yang diakibatkan
karena adanya penambahan beban.
 Ukiran butir atau grain size
Semakin kecil ukuran butir maka rongga yang terbentuk akan semakin kecil pula dan
sebaliknya jika ukuran butir besar maka rongga yang terbentuk juga semakin besar.
 Bentuk butir atau sphericity
Batuan dengan bentuk butir jelek akan memiliki porositas yang besar, sedangkan kalau
bentuk butir baik maka akan memiliki porositas yang kecil.
 Komposisi mineral
Apabila penyusun batuan terdiri dari mineral-mineral yang mudah larut seperti
golongan karbonat maka porositasnya akan baik karena rongga-rongga akibat proses
pelarutan dari batuan tersebut.
 Sementasi
Material semen pada dasarnya akan mengurangi harga porositas. Material yang dapat
berwujud semen adalah silika, oksida besi dan mineral lempung.
 Susunan butir
Apabila ukuran butirnya sama maka susunan butir sama dengan bentuk kubus dan
mempunyai porositas yang lebih besar dibandingkan dengan bentuk rhombohedral.
 Pemilahan
Apabila butiran baik maka ada keseragaman sehingga porositasnya akan baik pula.
Pemilahan yang jelek menyebabkan butiran yang berukuran kecil akan menempati
rongga diantara butiran yang lebih besar akibatnya porositasnya rendah.
Farhan Agoel Albazie
03411640000002
ADWL A

a. Sebutkan dan jelaskan perbedaan laterolog dan metoda induksi pada pengukuran
log resistivitas!

 Induction Log
Pada induction log ini prinsip kerja alat didasarkan oleh adanya medan magnet dari
sinusoidal sinyal yang dipasang pada transmitter sehingga menimbulkan arus eddy
dengan keberadaan arus eddy ini akan menginduksi formasi kemudian formasi
membentuk suatu medan magnet akibat arus eddy dan medan magnet tersebut
menghasilkan induksu arus listrik yang direkam nilainya oleh receiver untuk
diperoleh datanya.

 Lateralog (LLD dan MFSL)


Lateralog merupakan log yang mirip prinsip kerjanya dengan metode resistivitas,
data yang dihasilkan dapat mengetahui nilai resistivitas invansion zone, transition
zone dan uninvaded zone, masing masing menggunakan jenis log. Data dari ketiga
log resistivitas tersebut nantinya akan menghasilkan nilai resisistivitas Rt,yang
nantinya digunakan dalam perhitungan Saturasi air.
Alat lateralog berdasarkan cakupan kedalaman
 Lateralog Log Shallow
 Lateralog Log Medium
 Lateralog Log Deep

Jenis-jenis penetrasi resistivity diantaranya


 Flushed Zone: Zona infiltrasi yang terletak paling dekat dengan lubang bor
serta terisi oleh air filtrat lumpur yang mendesak komposisi semula (gas,
minyak ataupun air tawar) dan memungkinkan tidak seluruh komposisi
semula terdesak ke dalam zona yang lebih dalam.
 Transition Zone: Zona infiltrasi yang lebih dalam, zona ini ditempati oleh
campuran dari air filtrat lumpur dengan komposisi semula.
 Uninvaded Zone: Zona yang tidak mengalami infiltrasi dan terletak paling
jauh dari lubang bor, serta seluruh pori-pori batuan terisi oleh komposisi

6. Jelaskan prinsip pengukuran log densitas dan sonic disertai ilustari gambar!
 Log Densitas
Density log dilakukan untuk mengukur densitas batuan disepanjang lubang bor,
densitas yang diukur adalah densitas keseluruhan (bulk) dari matrix batuan dan fluida
yang terdapat pada pori-pori batuan. Prinsip kerja density log adalah dengan cara
memancarkan sinar gamma dari sumber radiasi sinar gamma yang diletakkan pada
dinding lubang bor. Pada saat sinar gamma menembus batuan, sinar tersebut akan
bertumbukkan dengan elektron pada batuan tersebut, yang mengakibatkan sinar gamma
akan kehilangan sebagian dari energinya dan yang sebagian lagi akan dipantulkan
kembali, yang kemudian akan ditangkap oleh detektor yang diletakkan diatas sumber
Farhan Agoel Albazie
03411640000002
ADWL A

radiasi. Intensitas sinar gamma yang dipantulkan tergantung dari densitas batuan
formasi.

Gambar. Contoh log Density

Tujuan utama dari density log adalah


 Menentukan porositas dengan mengukur density bulk batuan.

dimana

∅ : Porositas
ρb : Densitas batuan (dari hasil pembacaan log), gr/cc
ρf : Densitas fluida rata-rata, gr/cc 1 untuk fresh water, 1.1 untuk salt water
ρma : Densitas matrik batuan gr/cc
Farhan Agoel Albazie
03411640000002
ADWL A

 Mendeteksi adanya hidrokarbon atau air, digunakan besama-sama dengan neutron log.
(Penggabungan neutron porosity dan density porosity log sangat bermanfaat untuk mendeteksi
zona gas dalam reservoir. Zona gas ditunjukkan dengan “cross-over‟ antara neutron dan
density)
 Menentukan densitas hidrokarbon (ρh). (bila data porositas dari lab diketahui)
 Identifikasi litologi. (berdasarkan nilai RHOB dan PEF)
 Menghitung acoustic impedance. (bersama dengan log sonic)

 Log Sonic
Log sonic menggambarkan waktu kecepatan suara yang dikirimkan/dipancarkan ke dalam
formasi hingga ditangkap kembali oleh receiver.Kecepatan suara melalui formasi batuan
tergantung pada matriks batuan serta distribusi porositasnya. Alat yang digunakan yaitu
BHC (Borehole Compesanted Sonic Tool) yaitu alat yang menggunakan rangkaian
pasangan pemancar-penerima rupa sehingga pengaruh dari lubang bor dapat dikecilkan.
Prinsip kerja dari alat ini yaitu pada formasi homogen, gelombang yang dipancarkan dari
pemancar akan menyebar dengan cepat melalui lumpur, tergantung dari pada sudut
pancarnya.Objektif dari alat sonik adalah untuk mengukur waktu rambatan gelombang
suara melalui formasi pada jarak tertentu.

Gambar Contoh log Sonic


Farhan Agoel Albazie
03411640000002
ADWL A

Untuk menghitung porositas sonic dari pembacaan log Δt harus terdapat hubungan antara
transit time dengan porositas. Wyllie mengajukan persamaan waktu rata-rata yang
merupakan hubungan linier antara waktu dan porositas. Persamaan tersebut dapat dilihat
dibawah ini :

dimana

Δtlog : Transite time yang dibaca dari log, µsec/ft


Δtf : Transite time fluida, µsec/ft(189 µsec/ft untuk air dengan kecepatan 5300 ft/sec)
Δtma : Transite time matrik batuan ,µsec/ft
Ф : Porositas dari sonic log, fraksi

Kegunaan log Sonic yang lain adalah untuk :


 Membuat data seismik sintetik. (bersama density log)
 Mengetahui interval velocities.
 Identifikasi source cock
 Korelasi sumur

7. Jelaskan perhitungan nilai porositas yang diturunkan dari log sonic dan log
densitas!
Log Densitas Prinsip kerja log densitas (Harsono, 1993) yaitu suatu sumber radioaktif
dari alat pengukur dipancarkan sinar gamma dengan intensitas energi tertentu
menembus formasi/batuan. Batuan terbentuk dari butiran mineral, mineral tersusun dari
atom-atom yangterdiri dari proton dan elektron. Partikel sinar gamma membentur
elektron-elektron dalam batuan. Akibat benturan ini sinar gamma akan mengalami
pengurangan energi (loose energy). Energi yang kembali sesudah mengalami benturan
akan diterima oleh detektor yang berjarak tertentu dengan sumbernya. Makin lemahnya
energi yang kembali menunjukkan makin banyaknya electron-elektron dalam batuan,
yang berarti makin banyak/padat butiran/mineral penyusun batuan persatuan volume.
Besar kecilnya energi yang diterima oleh detektor tergantung dari:
a. Besarnya densitas matriks batuan.
b. Besarnya porositas batuan.
c. Besarnya densitas kandungan yang ada dalam pori-pori batuan.

Volume batuan yang diselidiki oleh alat log densitas tergantung pada jarak antara
sumber radioaktif dan detektor. Untuk batuan yang tidak memerlukan resolusi tinggi,
lebih baik menggunakan jarak antara sumber dan detektor agak jauh yaitu long spacing
density tool (BPB manual, 1981). Respon kerapatan di atas seam batubara agak unik
disebabkan kerapatan batubara yang rendah. Hal ini akan mendekati kebenaran apabila
Farhan Agoel Albazie
03411640000002
ADWL A

batubara berkualitas rendah. Pada deteksi gammaray, batubara dan batupasir adalah
serupa, tapi menunjukkan perubahan kerapatan yang kuat pada log densitas. Untuk
menghitung porositas sonic dari pembacaan log Δt harus terdapat hubungan antara
transit time dengan porositas. Seorang sarjana teknik, Wyllie mengajukan persamaan
waktu rata-rata yang merupakan hubungan linier antara waktu dan porositas.
Persamaan tesebut dapat dilihat dibawah ini :

dimana :
Δtlog = transite time yang dibaca dari log, μsec/ft
Δtf = transite time fluida, μsec/ft = 189 μsec/ft untuk air dengan kecepatan 5300
ft/sec
Δtma = transite time matrik batuan (lihat table VI-1), μsec/ft ФS = porositas dari
sonic log, fraksi Selain digunakan untuk menentukan porositas batuan, Sonic log juga
dapat digunakan sebagai indentifikasi lithologi.

Log Sonic Sonic log merupakan log akustik dengan prinsip kerja mengukur waktu
tempuh gelombang bunyi pada jarak tertentu didalam lapisan batuan. Prinsip kerja alat
ini adalah bunyi dengan internal yang teratur dipancarkan dari sebuah sumber bunyi
(transmitter) dan alat penerimaakan mencatat lamanya waktu perambatan bunyi di
dalam batuan (>t). Lamanya waktu perabatan bunyi tergantung kepada litologi batuan
dan porositas batuannya. Log sonik mengukur kemampuan formasi untukmeneruskan
gelombang suara. Secara kuantitatif, log sonik dapat digunakan untuk mengevaluasi
porositas dalam lubang yang terisi fuida, dalam interpretasi seismik dapat digunakan
untuk menentukan internal velocities dan velocity profile, selain itu juga dapat
dikalibrasi denganpenampang seismik. Secara kualitatif dapat digunakan untuk
mendeterminasi variasi tekstur dari lapisan pasir shale dan dalam beberapa kasus dapat
digunakan untuk identifikasi rekahan
Hubungan antara densitas batuan sebenarnya dengan porositas dan lithologi batuan
dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:

dimana:
ρb = densitas batuan (dari hasil pembacaan log),
gr/cc ρf = densitas fluida rata-rata,
gr/cc = 1 untuk fresh water, 1.1 untuk salt water
ρma = densitas matrik batuan (dapat dilihat pada tabel III-1),
gr/cc DΦ = porositas dari density log , fraksi

8. Pada proses interpretasi lingkungan pengendapan atau korelasi antar sumur


sebutkan jenis log yang digunakan dengan disertai alasannya!
Farhan Agoel Albazie
03411640000002
ADWL A

a. Interpretasi Kualitatif
Tujuan dari interpretasi kualitatif adalah identifikasi lithologi dan fluida hidrokarbon
yang meliputi identifikasi lapisan porous permeabel, ketebalan dan batas lapisan,
serta kandungan fluidanya.
Penentuan jenis batuan atau mineral didasarkan pada plot data berbagai log
porositas, seperti plot antara log density-neutron dan log sonic-neutron. Sedangkan
lapisan berpori dapat ditentukan berdasarkan pengamatan terhadap log SP, log
resitivity, log caliper, dan log gamma ray. Penentuan jenis lithologi, apakah shale atau
batupasir atau batu gamping ataupun merupakan seri pasir shale didasarkan pada
defleksi kurva SP, GR, resistivity, dan konduktivitynya. Adapun fluida hidrokarbon
dapat ditentukan pada pengamatan log induction dan FDCCNL dengan berdasarkan
sifat air, minyak, atau gas.

Gambar 8.1 Simbol-Simbol Yang Digunakan Pada Intepretasi Log

b. Identifikasi Lapisan Porous Permeabel


Untuk identifikasi lapisan permeabel dapat diketahui dengan: defleksi SP,
separasi resistivity, separasi microlog, caliper log, dan gamma ray log.
Adapun masingmasing log diatas dapat diketahui sebagai berikut :
1. Defleksi SP : bilamana lumpur pemboran mempunyai perbedaan salinitas dengan
air formasi (terutama untuk lumpur air tawar), lapisan permeabel umumnya
ditunjukkan dengan adanya penambahan defleksi negatif (kekiri) dari shale base
line.
2. Separasi resistivity : adanya invasi dan lapisan permeabel sering ditunjukkan
dengan adanya separasi antara kurva resistivity investigasi rendah.
3. Separasi microlog : proses invasi pada lapisan permeabel akan mengakibatkan
terjadinya mud cake pada dinding lubang bor. Dua kurva pembacaan akibat
adanya mud cake oleh microlog menimbulkan separasi pada lapisan permeabel
dapat dideteksi oleh adanya separasi positif (micro inverse lebih kecil daripada
micro normal).
Farhan Agoel Albazie
03411640000002
ADWL A

4. Caliper log : dalam kondisi lubang bor yang baik umumnya caliper log dapat
digunakan untuk mendeteksi adanya ketebalan mud cake, sehingga dapat
memberikan pendeteksian lapisan permeabel.
5. Gamma Ray log : formasi mengandung unsur-unsur radioaktif akan
memancarkan radioaktif dimana intensitasnya akan terekam pada defleksi kurva
gamma ray log, pada umumnya defleksi kurva yang membesar menunjukkan
intensitas yang besar adalah lapisan shale/clay, sedangkan defleksi menunjukkan
intensitas radioaktif rendah menunjukkan lapisan permeabel.

c. Identifikasi Ketebalan dan Batas Lapisan


Jenis log yang dapat digunakan untuk menentukan ketebalan lapisan adalah: SP
log, kurva resistivity, kurva microresistivity, dan gamma ray log. Adapun dari defleksi
kurva log – log tersebut: 1. SP log, yang terpenting dapat membedakan lapisan shale
dan lapisan permeabel. 2. Kurva resistivity, alat yang terbaik adalah laterolog dan
induction log. 3. Kurva microresistivity, pada kondisi lumpur yang baik dapat
memberikan hasil penyebaran yang vertikal. 4. GR log, log ini dapat membedakan
adanya shale dan lapisan bukan shale, disamping itu dapat digunakan pada kondisi
lubang bor telah dicasing, biasanya dikombinasikan dengan neutron log.

d. Interpretasi Kuantitatif
 Penentuan Lithologi Batuan
A. M-N Plot Pengeplotan dari tiga data log porositas (log sonic, log neutron,
dan log density) untuk interpretasi lithologi dapat dilakukan dengan M-N
plot.
B. Chart Rhob dengan Nphi
Crossplot ini digunakan Untuk menentukan mineral-mineral clay yang
terkandung pada lapisan shale, dengan memasukkan harga b ρ dari density
log dan N Φ dari neutron log. Pada chart ini terdapat lima jenis mineral,
yaitu quartz, montmorilonite, illite, kaolinite, dan chlorite. Hal ini dapat
dilihat pada gambar
Farhan Agoel Albazie
03411640000002
ADWL A
Farhan Agoel Albazie
03411640000002
ADWL A

Anda mungkin juga menyukai