Anda di halaman 1dari 14

TUGAS REVIEW

KAJIAN ORGANISASI SOSIAL POLITIK INDONESIA

Disusun Oleh :

NAMA : RASMAN M.
STAMBUK : B 401 17 142

PRODI : ILMU PEMERINTAHAN

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS TADULAKO

2019
RESUME PERTEMUAN 5

Sistem Kepartaian dan Efektifitas Pemerintahan

1. Pengertian sistem kepartaian


Sistem kepartaian ialah pola perilaku dan interaksi diantara sejumlah
partai politik dalam suatu sistem politik. Partai politik adalah organisasi yang
beroperasi dalam sistem politik sedangkan sistem politik merupakan subsistem
dari sistem sosial . secara lebih komprehensif, sistem kepartaian dapat dilihat
berdasarkan 2 golongan besar, yakni sistem kepartaian berdasarkan jumlah partai
dan jarak ideologi.
Sistem kepartaian dan partai politik merupakan 2 konsep berbeda. Sistem
kepartaian menunjukkan format keberadaan antar partai politik dalam sebuah
sistem politik spesifik. Disebut sebagai spesifik, oleh sebab sistem politik
berbeda-beda di setiap negara atau di satu negara pun berbeda-beda dilihat dari
aspek sejarahnya. Sistem politik yang dikenal hingga kini adalah Demokrasi
Liberal, Kediktatoran Militer, Komunis, dan Otoritarian Kontemporer.
Sistem kepartaian adalah “pola kompetisi terus-menerus dan bersifat
stabil, yang selalu tampak di setiap proses pemilu tiap negara.” Sistem kepartaian
bergantung pada jenis sistem politik yang ada di dalam suatu negara. Selain itu, ia
juga bergantung pada kemajemukan suku, agama, ekonomi, dan aliran politik
yang ada. Semakin besar derajat perbedaan kepentingan yang ada di negara
tersebut, semakin besar pula jumlah partai politik.

2. Pengertian Sistem Pemerintahan


Sistem Pemerintahan adalah sistem yang terdiri dari berbagai macam
komponen di mana tiap-tiap komponen menjadi satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan, menjadi satu tatanan yang utuh. Masing-masing komponen menjalin
kerja sama yang kuat, memiliki keterikatan satu sama lain yang pada pokoknya
mempunyai satu tujuan dan satu fungsi dari pemerintahan.
Sistem pemerintahan suatu negara pada umumnya akan memiliki satu
sistem dan tujuan pokok yang sudah pasti, yaitu menjaga kestabilan negara yang
bersangkutan. Sistem pemerintahan ini harus mempunyai suatu landasan yang
kokoh, tidak bisa digoyahkan oleh suatu apapun.
Sistem pemerintahan dari suatu negara harus dijauhkan dari sifat statis.
Karena nantinya sistem pemerintahan yang statis ini akan mengakibatkan
kerugian tersendiri bagi pemerintahan tersebut, terlebih lagi jika tidak hanya statis
melainkan juga absolut. Nantinya akan ada protes dari masyarakat karena
pemerintahannya akan dianggap memberatkan kaum minoritas alias rakyat kecil.
Berikut di bawah ini diuraikan mengenai macam-macam sistem
pemerintahan yang ada di seluruh dunia, salah satunya yang diikuti oleh
pemerintahan Indonesia :
a. Sistem Pemerintahan Presidensial
Sistem yang memilih kekuasaan eksekutif lewat pemilihan umum. Pada
sistem ini rakyatlah yang memilih siapa presidennya. Nantinya presiden akan
menjalankan perannya sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.
b. Sistem Pemerintahan Parlementer
Di sistem ini parlemennya memegang peranan yang sangat penting. Perdana
menteri dipilih dan diangkat oleh parlementer. Di dalam sistem parlemen
dimungkinkan ada perdana menteri dan presiden namun di sini presiden hanya
bertindak selaku kepala negara.
c. Sistem pemerintahan Semi Presidensial
Merupakan gabungan dari sistem Presidensial dan Parlementer. Karena
presidennya dipilih oekh rakyat menjadikannya memiliki kekuasaan yang luas dan
kuat. Bersama-sama dengan perdana menteri presiden menjalankan kekuasaannya.
d. Sistem Pemerintahan Komunis
Dalam sistem komunis semua sistem pemerintahan dikendalikan penuh
oleh partai komunis. Partai komunis ini bertindak anti kapitalis. Kekuasaan akan
berlangsung secara penuh, tidak mengakui kepemilikan akumulasi modal pada
individu.
e. Sistem pemerintahan Demokrasi Liberal
Kebebasan individu sangat ditonjolkan dalam sistem ini. Demokrasi
liberal disebut juga dengan demokrasi konstitusional. Individu akan dilindungi
hak-haknya oleh undang-undang atau konstitusi. Apapun keputusan yang diambil
oleh pemerintah jangan sampai melanggar kebebasan individu.
f. Sistem Pemerintahan Liberal
Liberal di sini maksudnya bebas. Kebebasan dalam segala hal, persamaan
hak-hak dan berpolitik. Sistem liberal sangat menentang keras adanya pembatasan
yang dilakukan oleh pemerintah dan agama.

3. Pengertian Efektifitas Pemerintahan


Efektifitas pemerintahan adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih
tujuan-tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara anda
menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya yang dilakukan oleh pihak-
pihak tertentu dibidang pemerintahan. Efektifitas pemerintahan juga bisa diartikan
sebagai pengukuran keberhasilan pihak-pihak yang bekerja dibidang
pemerintahan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan.

4. Hubungan Sistem Kepartaian dan Sistem Pemerintahan


Sistem kepartaian dan sistem pemerintahan sangat berhubungan erat.
Hubungan sistem kepartaian dan sistem pemerintahan adalah seluruh partai dan
wakil-wakil rakyatnya turut serta dalam mengatur pemerintahan. Artinya bukan
hanya satu atau 2 partai saja yang diakui negara untuk mengatur pemerintahan,
tetapi semua partai yang mendapatkan kursi dilegislatif berhak dan turut serta
dalam mengawasi jalannya pemerintahan.
1. Pengertian Koalisi Partai Politik
Koalisi adalah sebuah atau sekelompok persekutuan, gabungan atau aliansi
beberapa unsur, di mana dalam kerjasamanya, masing-masing memiliki
kepentingan sendiri-sendiri. Aliansi seperti ini mungkin bersifat sementara atau
berasas manfaat. Dalam pemerintahan dengan sistem parlementer,
sebuah pemerintahan koalisi adalah sebuah pemerintahan yang tersusun dari
koalisi beberapa partai sedangkan oposisi koalisi adalah sebuah oposisi yang
tersusun dari koalisi beberapa partai.
Koalisi partai politik merupakan persekutuan, gabungan atau aliansi
beberapa partai-partai politik untuk bekerja sama menjalankan program kerja
untuk kesejahteraan rakyat. Namun ternyata partai-partai politik yang berkoalisi
hanya sekedar pernyataan belaka karena kebanyakan tindakan partai-partai politik
masih lebih mementingkan partai mereka masing-masing dan partai-partai politik
tersebut bukannya saling bekerja sama tetapi malah saling beradu pendapat dalam
koalisi

2. Motif dan Formasi Koalisi


Motif koalisi adalah sebuah motivasi atau dorongan dalam suatu koalisi
yang timbul dikarenakan adanya kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh
koalisi tersebut. sedangkan formasi koalisi adalah jumlah atau susunan pangkat
PNS yang diperlukan oleh suatu koalisi dalam suatu formasi untuk jangka waktu
tertentu berdasarkan jenis sifat dan beban kerja yang harus dilaksanakan oleh
sebuah koalisi, dengan tujuan agar unit koalisi itu mampu melaksanakan tugasnya
secara berdaya guna, berhasil guna, dan berkelanjutan.
RESUME PERTEMUAN 7

Pendanaan dan Regulasi Partai Politik

1. Pendanaan Partai Politik


Pendanaan partai politik adalah pemberian bantuan keuangan oleh negara
kepada partai politik. Keuangan partai politik adalah dana yang dimiliki oleh
partai politik tersebut. Keuangan partai politik dibedakn atas keuangan yang
dihimpun dan dipergunakan untuk kegiatan partai politik dan keuangan partai
politik yang dihimpun dan dipergunakan untuk masa kampanye. Pembiayaan
partai politik diperoleh dari beberapa sumber diantaranta
a. Iuran anggota
b. Subsidi dana politik
c. Fasilitas publik
d. Potongan gaji kader di legislatif/eksekutif
e. Sumbangan individual
f. Sembangan perusahaan
g. Sumbangan organisasi buruh dan sejenis
h. Sumbangan pengusaha swasta yang berkepentingan
i. Sumbangan dari pihak asing

2. Regulasi Partai Politik


Regulasi partai politik merupakan aturan tentang partai politik. Regulasi
partai politik telah dikembangkan sejak lama, tetapi berkembang sangat pesat
sejak era reformasi dengan sistem multipartai
RESUME PERTEMUAN 8

Kepartaian di Indonesia

1. Sistem Kepartaian
Sistem Kepartaian adalah pola interaksi partai politik dalam satu sistem
politik yang menentukan format dan mekanisme kerja satu sistem pemerintahan.
Sistem Kepartaian Indonesia menganut sistem multi partai. Aturan ini tersirat
dalam pasal 6A(2) UUD 1945 yang menyebutkan bahwa presiden dan wakil
presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik. Frasa
gabungan partai politik mengisyaratkan paling tidak ada dua partai atatu lebih
yang bergabung untuk mengusung seorang calon pasangan presiden dan wakil
presiden dan bersaing dengan calon lain yang diusulkan partai-partai lain. Ini
artinya sistem kepartaian di Indonesia harus diikuti oleh minimal 3 partai politik
atau lebih.

2. Partai Politik
Partai Politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh
sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan
kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik
anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan NKRI
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Tujuan partai politik adalah untuk meraih
dan mempertahankan tahta kekuasaan untuk mewujudkan rencana program yang
telah disusun oleh mereka sesuai ideologi yang dianut. Fungsi partai
politik menurut UU Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Perubahan atas UU Nomor 2
Tahun 2008 tentang partai politik, yaitu :
a. Fungsi Partai Politik Sebagai Sarana Pendidikan
b. Menciptakan Iklim Negara yang Kondusif
c. Partai Politik Penyerap, Penghimpun, dan Penyalur Aspirasi
d. Partai Politik sebagai Bentuk Partisipasi Politik warga Negara
e. Rekrutmen
Partai politik di Indonesia dibagi menjadi 3 masa, yaitu pelaksanaan
demokrasi masa orde lama, masa ciri-ciri pemerintahan orde baru, dan masa
pemerintahan reformasi yang berlangsung sampai kini.
 Contoh Partai Politik di Masa Pemerintahan Orde Lama
a. Partai Nasional Indonesia
b. Partai Masyumi
c. Partai Komunis Indonesia
 Partai Politik Pada Masa Pemerintahan Orde Baru
a. Golongan Karya
b. Partai Demokrasi Indonesia
c. Partai Persatuan Pembangunan
 Partai Politik Pada Masa Pemerintahan Reformasi
a. PDIP
b. Partai Demokrat.
c. PKB
d. PKS
e. PAN
RESUME PERTEMUAN 9

Pemilu

1. Pengertian Pemilu

Pemilihan umum adalah proses memilih orang untuk mengisi jabatan-


jabatan politik tertentu. Pemilu merupakan salah satu usaha untuk memengaruhi
rakyat secara persuasif (tidak memaksa) dengan melakukan
kegiatan retorika, hubungan publik, komunikasi massa, lobi dan lain-lain
kegiatan. Meskipun agitasi dan propaganda di Negara demokrasi sangat dikecam,
namun dalam kampanye pemilihan umum, teknik agitasi dan teknik propaganda
banyak juga dipakaioleh para kandidat atau politikus selalu komunikator politik.

Dalam Pemilu, para pemilih dalam Pemilu juga disebut konstituen, dan
kepada merekalah para peserta Pemilu menawarkan janji-janji dan program-
programnya pada masa kampanye. Kampanye dilakukan selama waktu yang telah
ditentukan, menjelang hari pemungutan suara. Setelah pemungutan
suara dilakukan, proses penghitungan dimulai. Pemenang Pemilu ditentukan oleh
aturan main atau sistem penentuan pemenang yang sebelumnya telah ditetapkan
dan disetujui oleh para peserta, dan disosialisasikan ke para pemilih.

Pemilihan Umum adalah suatu proses untuk memilih orang-orang yang


akan menduduki kursi pemerintahan. Pemilihan umum ini diadakan untuk
mewujudkan negara yang demokrasi, di mana para pemimpinnya dipilih
berdasarkan suara mayoritas terbanyak.

Walaupun setiap warga negara Indonesia (laki-laki dan wanita)


mempunyai hak untuk memilih, namun UU Pemilu mengadakan pembatasan
umur untuk dapat ikut serta di dalam pemilihan umum. Batas waktu untuk
menetapkan batas umum ialah waktu pendaftaran pemilih untuk pemilihan umum
a. Sudah genap berumur 17 tahun.
b. Belum mencapai usia 17 tahun, akan tetapi sudah kawin terlebih dahulu.
Adapun ketetapan batas umur 17 tahun yaitu berdasarkan perkembangan
kehidupan politik di Indonesia, bahwa warga negara Republik Indonesia yang
telah mencapai umur 17 tahun, ternyata sudah mempunyai pertanggung jawaban
politik terhadap negara dan masyarakat, sehingga sewajarnya diberikan hak untuk
memilih wakil-wakilnya dalam pemilihan anggota badan-badan perwakilan
rakyat.
Pemilihan umum dilakukan secara rahasia. Rahasia yang dimaksud ialah
para pemilih dijamin oleh peraturan, bahwa tidak akan diketahui oleh pihak siapa
pun dan dengan jalan apa pun, siapa yang dipilihnya. Pemilih memberikan
suaranya pada suara-suara dengan tidak dapat diketahui oleh orang lain kepada
siapa suaranya diberikan.
Pemilihan umum diadakan secara bebas. Maksudnya bahwa tiap-tiap
warga negara yang berhak memilih dalam menggunakan haknya dijamin
keamanannya untuk melakukan pemilihan menurut hati nuraninya tanpa adanya
pengaruh, tekanan maupun paksaan dari siapa pun atau apa pun juga.
Tujuan Pemilihan Umum yang utama ialah :
 Memilih wakil-wakil rakyat untuk duduk di dalam Lembaga
Permusyawaratan atau Perwakilan.
 Memilih wakil-wakil rakyat yang akan mempertahankan tegak
berdirinya NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).
 Memilih wakil-wakil rakyat yang akan mempertahankan dasar falsafah
negara Republik Indonesia yaitu pancasila.
 Memilih wakil-wakil rakyat yang benar-benar membawakan isi hati
nurani rakyat dalam melanjutkan perjuangan mempertahankan dan
mengembangkan kemerdekaan negara kesatuan RI.
Fungsi Pemilihan Umum sebagai alat demokrasi yang digunakan untuk :
 Mempertahankan dan mengembangkan sendi-sendi demokrasi di
Indonesia.
 Mencapai suatu masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan
Pancasila (Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia).
 Menjamin suksesnya perjuangan orde baru, yaitu tetap tegaknya
Pancasila dan dipertahankannya UUD 1945.

2. Sejarah Pemilu di Indonesia

a. Pemilu 1955
Pemilu pertama dilangsungkan pada tahun 1955 dan bertujuan untuk
memilih anggota-anggota DPR dan Konstituante. Pemilu ini seringkali disebut
dengan Pemilu 1955, dan dipersiapkan di bawah pemerintahan Perdana Menteri
Ali Sastroamidjojo. Namun, Ali Sastroamidjojo mengundurkan diri dan pada saat
pemungutan suara, kepala pemerintahan telah dipegang oleh Perdana Menteri
Burhanuddin Harahap. Sesuai tujuannya, Pemilu 1955 diadakan dua kali
berdasarkan amanat UU No. 7 Tahun 1953, yaitu:
 Tahap pertama adalah Pemilu untuk memilih anggota DPR. Tahap ini
diselenggarakan pada tanggal 29 September 1955, dan diikuti oleh 29 partai
politik dan individu,
 Tahap kedua adalah Pemilu untuk memilih anggota Konstituante. Tahap ini
diselenggarakan pada tanggal 15 Desember 1955.

b. Pemilu 1971
Pemilihan Umum kedua ini terjadi pada Masa Orde Baru berasaskan UU
No.15 Tahun 1969. Dilaksanakan pada tanggal 5 Juli 1971 dengan tujuan
pemilihan anggota DPR dengan sistem perwakilan berimbang (proporsional)
dengan stelsel daftar. 10 partai politik ikut dalam pemilu ini;
Partai Nadhalatul Ulama, Partai Muslim Indonesia, Partai Serikat Islam Indonesia,
Persatuan Tarbiyah Islamiiah, Partai Nasionalis Indonesia, Partai Kristen
Indonesia, Partai Katholik, Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia,
Partai Murba dan Sekber Golongan Karya.

c. Pemilu 1977-1997
Pemilu-Pemilu berikutnya dilangsungkan pada tahun 1977, 1982, 1987,
1992, dan 1997. Pemilu-Pemilu ini diselenggarakan di bawah pemerintahan
Presiden Soeharto. Pemilu-Pemilu ini seringkali disebut dengan "Pemilu Orde
Baru". Pemilu yang terjadi di Masa Orde Baru ini diawali pada tanggal 2 Mei
1977. Berkat terjadinya fusi (peleburan) parpol peserta Pemilu, Pemilu 1977-1997
diikuti hanya 3 peserta;
 Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang merupakan fusi dari partai NU,
Parmusi, Perti, dan PSII.
 Partai Golongan Karya (GOLKAR)
 Partai Demokrasi Indonesia (PDI) yang merupakan fusi dari PNI,
Parkindo, Partai Katolik, Partai IPKI dan Partai Murba.

d. Pemilu 1999
Pemilu berikutnya, sekaligus Pemilu pertama setelah runtuhnya orde baru,
yaitu Pemilu 1999 dilangsungkan pada tahun 1999 (tepatnya pada tanggal 7
Juni 1999) di bawah pemerintahan Presiden BJ Habibie dan diikuti oleh 48 partai
politik. Pemilu 1999 menandai pemilihan pertama pada Masa Reformasi.
Dilakukan serentak di seluruh Indonesia. Dari Pemilu 1999 inilah demokrasi di
Indonesia bangkit. Terbukti melalui jumlah peserta yang ikut dalam pemilihan.
Terdapat 48 Partai Politik menjadi peserta pemilu saat itu.

e. Pemilu 2004
Pada Pemilu 2004, masyarakat dapat secara langsung memilih DPR, DPD,
DPRD serta Presiden dan Wakil Presiden. Pemilu 2004 diselenggarakan secara
serentak pada tanggal 5 April 2004 untuk memilih 550 anggota DPR, 128
Anggota DPD serta DPRD periode 2004-2009. Sedangkan untuk pemilihan
presiden dan wakil presiden dilaksanakan pada 5 Juli 2004 (putaran I) dan 20
September 2004 (putaran II). Pemilu 2004 menunjukan kemajuan dalam
demokrasi kita.

f. Pemilu 2009
Pemilu 2009 merupakan pemilihan umum kedua setelah Pemilu 2004 yang
diikuti pemilihan langsung presiden dan wakil presiden. Ketentuan dalam
pemilihan presiden dan wakil presiden ini ditentukan bahwa pasangan calon
terpilih adalah pasangan yang memperoleh suara lebih dari 50% dari jumlah suara
dengan sedikitnya 20% suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari 50%
jumlah provinsi di Indonesia. Peserta pemilu anggota DPR, DPD
dan DPRD tahun 2009 diikuti oleh 44 Partai Politik (Parpol), yang terdiri dari 38
partai nasional dan 6 partai lokal Aceh.

g. Pemilu 2014
Diadakan dua kali pada tanggal 9 April 2014 dengan tujuan pemilihan para
anggota legislatif, disusul 3 bulan setelahnya pada tanggal 9 Juli 2014 dengan
tujuan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Pemilihan Umum Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah 2014 (biasa disingkat Pemilu Legislatif 2014) untuk memilih 560 anggota
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), 132 anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD),
serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD Provinsi maupun DPRD
Kabupaten/Kota) se-Indonesia periode 2014-2019.
Terdapat sepuluh Partai Politik yang mengikuti Pemilu 2014, yaitu : Partai
Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai
Demokrat, Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Golongan Karya
(Golkar), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Partai Keadilan Sejahtera (PKS),
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Nasional Demokrat (Nasdem) serta
Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Di tahun 2019 mendatang Indonesia akan kembali menyelenggarakan


Pemilu. Dengan 16 partai politik nasional yang berpartisipasi; Partai Kebangkitan
Bangsa (PKB); Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra); PDI Perjuangan
(PDIP); Partai Golkar; Partai Nasdem; Partai Gerakan Perubahan Indonesia
(Garuda); Partai Beringin Karya (Berkarya); Partai Keadilan Sejahtera (PKS);
Partai Persatuan Indonesia (Perindo); Partai Persatuan Pembangunan (PPP); Partai
Solidaritas Indonesia (PSI); Partai Amanat Nasional (PAN); Partai Hati Nurani
Rakyat (Hanura); Partai Demokrat; Partai Bulan Bintang (PBB); dan Partai
Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI); ditambah 4 partai politik lokal di Aceh
yaitu Partai Aceh, Partai Sira, Partai Daerah Aceh, dan Partai Nangroe Aceh, yang
menjadi peserta Pemilu 2019.
Jumlah ini bertambah dari Pemilu Legislatif 2014 sebanyak 12 partai
politik nasional dan 3 partai politik lokal. Pemilu 2019 akan berlangsung serentak
antara Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden Wakil Presiden, yaitu pemungutan
suaranya digelar dalam satu hari yang sama: 17 April 2019.

Anda mungkin juga menyukai