KEPERAWATAN KELUARGA
DI SUSUN OLEH :
( NIM 16.100.34 )
3. Tujuan PHC
a. Tujuan Umum
Menemukan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang diselenggarakan
sehingga akan dicapai tingkat kepuasaan pada masyarakat yang menerima
pelayanan.
b. Tujuan Khusus
a. Pelayanan harus mencapai keseluruhan penduduk yang dilayani
b. Pelayanan harus dapat diterima oleh penduduk yang dialami
c. Pelayanan harus berdasarkan kebutuhan medis dari populasi yang dilayani
d. Pelayanan harus secara maksimum menggunakan tenaga dan sumber-sumber
daya lain dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
4. Fungsi PHC
a. Pemeliharaan kesehatan
b. Pencegahan penyakit
c. Diagnosis dan pengobatan
d. Pelayanan tindaj lanjut
e. Pemberian sertifikat
5. Unsur Utama PHC
a. Mencakup upaya-upaya dasar kesehatan
b. Melibatkan peran serta masyarakat
c. Melibatkan kerjasama lintas sektoral
6. Prinsip Dasar PHC
a. Pemerataan upaya kesehatan
b. Penekanan pada upaya preventif
c. Menggunakan tehnologi tepat guna
d. Melibatkan peran serta masyarakat
e. Melibatkan kerjasama lintas sektoral
7. Ruang Lingkup PHC
a. Pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan penyakit serta
pengendaliannya.
b. Peningkatan penyediaan makanan dan perbaikan gizi
c. Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar.
d. Kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana
e. Immuniasi terhadap penyakit-penyakit infeksi utama
f. Pencegahan dan pengendalian penyakit endemik setempat
g. Pengobatan penyakit umum dan ruda paksa.
h. Penyediaan obat-obat essensial.
8. Ciri-Ciri PHC
a. Pelayanan yang utama dan intim dengan masyarakat
b. Pelayanan yang menyeluruh
c. Pelayanan yang terorganisasi
d. Pelayanan yang mementingkan kesehatan individu maupun masyarakat
e. Pelayanan yang berkesinambungan
f. Pelayanan yang progresif
g. Pelayanan yang berorientasi kepada keluarga
h. Pelayanan yang tidak berpandangan kepada salah satu aspek saja
A. Definisi Keluarga
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, dalam bentuk bio-psiko-sosiokultural-spiritual yang komprehensif,
ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat, baik sehat maupun sakit yang
mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan dalam praktik
keperawatan yang diberikan kepada klien pada berbagai tatanan pelayanan
kesehatan dengan menggunakan proses keperawatan, pedoman standar
keperawatan, serta landasan etika dan etiket keperawatan dalam lingkup wewenang
dan tanggung jawab keperawatan. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri atas kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal
di satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Sudiharto, 2007 : 22)
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan
melalui praktek keperawatan kepada keluarga, untuk membantu menyelesaikan
masalah kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan. (Sri Setyowati, 2008 : 75)
B. Bentuk-Bentuk Keluarga
Beberapa bentuk keluarga adalah sebagai berikut.
a. Keluarga inti (Nuclear Family) Keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan
yang direncanakan yang terdiri dari suam, istri, dan anak-anak, baik karena
kelahiran (natural) maupun adopsi.
b. Keluarga besar (Extended Family) Keluarga inti ditambah keluarga yang lain
(karena hubungan darah), misalnya kakek, nenek, bibi, paman, sepupu termasuk
keluarga modern, seperti orangtua tunggal, keluarga tanpa anak, serta keluarga
pasangan sejanis (guy/lesbian families)
c. Keluarga Campuran (Blended Family) Keluarga yang terdiri dari suami, istri, anak-
anak kandung dan anakanak tiri.
d. Keluarga menurut hukum umum (Common Law Family) Anak-anak yang tinggal
bersama.
e. Keluarga orang tua tinggal Keluarga yang terdiri dari pria atau wanita, mungkin
karena telah bercerai, berpisah, ditinggal mati atau mungkin tidak pernah menikah,
serta anak-anak mereka yang tinggal bersama.
f. Keluarga Hidup Bersama (Commune Family) Keluarga yang terdiri dari pria,
wanita dan anak-anak yang tinggal bersama berbagi hak dan tanggungjawab, serta
memiliki kepercayaan bersama.
g. Keluarga Serial (Serial Family) Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang
telah menikah dan mungkin telah punya anak, tetapi kemudian bercerai dan masing-
masing menikah lagi serta memiliki anak-anak dengan pasangannya masingmasing,
tetapi semuanya mengganggap sebagai satu keluarga.
h. Keluarga Gabungan (Composite Family) Keluarga yang terdiri dari suam dengan
beberapa istri dan anak-anaknya (poligami) atau istri dengan beberapa suami dan
anak-anaknya (poliandri).
i. Hidup bersama dan tinggal bersama (Cohabitation Family) Keluarga yang terdiri
dari pria dan wanita yang hidup bersama tanpa ada ikatan perkawinan yang sah.
Sedangkan menurut Sussman (1970) membedakan 2 bentuk keluarga, yaitu :
1. Keluarga Tradisional (Traditional Family)
a. Keluarga yang terbentuk karena/tidak melanggar norma-norma
kehidupan masyarakat yang secara tradisional dihormati bersamasama,
yang terpenting adalah keabsahan ikatan keluarga.
b. Keluarga Inti (Nuclear Family) Keluarga yang terdiri dari suami, istri
serta anak-anak yang hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga
c. Keluarga Inti diad (Nuclear Dyad Family) Keluarga yang terdiri dari
suami dan istri tanpa anak, atau anak-anak mereka telah tidak tinggal
bersama.
d. Keluarga orang tua tunggal (Single Parent Family) Keluarga inti yang
suami atau istrinya telah meninggal dunia.
e. Keluarga orang dewasa bujangan (Single Adult Living Alone) Keluarga
yang terdiri dari satu orang dewasa laki-laki atau wanita yang hidup
secara membujang.
f. Keluarga tiga generasi (Three Generation Family) Keluarga inti
ditambah dengan anak yang dilahirkan oleh anak-anak mereka.
g. Keluarga pasangan umur jompo atau pertengahan (Middle Age or Aldert
Couple) Keluarga inti diad yang suami atau istrinya telah memasuki usia
pertengahan atau lanjut.
h. Keluarga jaringan keluarga (Kin Network) Keluarga inti ditambah
dengan saudara-saudara menurut garis vertikal atau horizontal, baik dari
pihak suami maupun istri.
i. Keluarga karier kedua (Second Carrier Family) Keluarga inti diad yang
anak-anaknya telah meninggalkan keluarga, suami atau istri aktif lagi
kerja.
2. Keluarga Non Tradisional Keluarga yang pembentukannya tidak sesuai atau
dianggap melanggar norma-norma kehidupan tradisional yang dihormati
bersama. Yang terpenting adalah keabsahan ikatan perkawinan antara
suami-istri. Dibedakan 5 macam sebagai berikut :
a. Keluarga yang hidup bersama (Commune Family) Keluarga yang terdiri
dari pria, wanita dan anak-anak yang tinggal bersama, berbagi hak dan
tanggungjawab bersama serta memiliki kekayaan bersama.
b. Keluarga dengan orang tua tidak kawin dengan anak (Unmarried Parents
and Children Family): pria atau wanita yang tidak pernah kawin tetapi
tinggal bersama dengan anak yang dilahirkannya.
c. Keluarga pasangan tidak kawin dengan anak (Unmarried couple with
children Family): keluarga inti yang hubungan suami-istri tidak terikat
perkawinan sah.
d. Keluarga pasangan tinggal bersama (Combifity Family): keluarga yang
terdiri dari pria dan wanita yang hidup bersama tanpa ikatan perkawinan
yang sah.
e. Keluarga homoseksual (Homoseksual Union) adalah keluarga yang
terdiri dari dua orang dengan jenis kelamin yang sama dan hidup
bersama sebagai suami istri. (Sudiharto, 2007 :23)
Trend adalah sesuatu yang sedang booming, actual, dan sedang hangat
diperbincangkan. Sedangkan isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat
diperkirakan terjadi atau tidak terjadi di masa mendatang, menyangkut ekonomi,
moneter, sosial, politik, hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat,
kematian, ataupun tentang krisis.
Jadi, trend dan isu keperawatan keluarga merupakan sesuatu yang booming, actual, dan
sedang hangat diperbincangkan serta desas-desus dalam ruang lingkup keperawatan
keluarga.
Adapun trend dan isu dalam keperawatan keluarga, diantaranya:
Global
a. Dunia tanpa batas (global village) mempengaruhi sikap dan pola perilaku
keluarga. Kemajuan dan pertukaran iptek yang semakin global sehingga
penyebarannya semakin meluas.
b. Kemajuan teknologi di bidang transportasi sehingga tingkat mobilisasi
penduduk yang tinggi seperti migrasi yang besar-besaran yang berpengaruh
terhadap interaksi keluarga yang berubah.
c. Standar kualitas yang semakin diperhatikan menimbulkan persaingan yang
ketat serta menumbuhkan munculnya sekolah-sekolah yang mengutamakan
kualitas pendidikan.
d. Kompetisi global dibidang penyediaan sarana dan prasarana serta pelayanan
kesehatan menuntut standar profesionalitas keperawatan yang tinggi.
e. Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat system yang
belum berkembang.
f. Pelayanan keperawatan keluarga belum berkembang tapi DEPKES sudah
menyusun pedoman pelayanan keperawatan keluarga dan model keperawatan
keluarga di rumah tapi perlu disosialisasikan.
g. Keperawatan keluarga/ komunitas dianggap tidak menantang.
h. Geografis luas namun tidak ditunjang dengan fasilitas.
i. Kerjasama lintas program dan lintas sector belum memadai.
j. Model pelayanan belum mendukung peranan aktif semua profesi.
Pelayanan
SDM belum dapat menjawab tantangan global dan belum ada perawat keluarga.
Penghargaan / reward rendah.
Bersikap pasif.
Biaya pelayanan kesehatan rawat inap mahal.
Pengetahuan dan keterampilan perawat masih rendah.
Pendidikan
Lahan praktik terbatas; pendirian pendidikan keperawatan cenderung “mudah”
Penelitian terkait pengembangan dan uji model masih terbatas.
Sarana dan prasarana pendidikan sangat terbatas.
Rasio pengajar : mahasiswa belum seimbang.
Keterlibatan berbagai profesi selama pendidikan kurang.
Profesi
Standar kompetensi belum disosialisasikan.
Belum ada model pelayanan yang dapat menjadi acuan.
Kompetensi berbagai jenjang pendidikan tidak berbatas.
Mekanisme akreditasi belum berjalan dengan baik.
Peranan profesi di masa depan dituntut lebih banyak.
Perlu pengawalan dan pelaksanaan undang-undang praktik keperawatan.
Bentuk pelayanan yang dapat diberikan oleh perawat keluarga adalah perawatan
kesehatan dirumah. Agar mempunyai arah yang pasti terhadap pelaksanaan asuhan
keperawatan keluarga, Departemen Kesehatan telah menerbitkan surat keputusan No.
HK.00.06.5.1.311 bulan januari 2012 tentang penerapan pedoman perawatan kesehatan
dirumah.
Dengan gambaran situasi diatas, kesempatan sangat besar dimiliki oleh seorang
ners (perawat) untuk mewujudkannya, dan hal ini merupakan tantangan yang cukup
berat bila seorang professional tidak mampu mewujudkannya. Karena bagaimanapun
juga tidak ada alasan bahwa tidak mendapat dukungan secara profesi dan pemerintah.
2. Kriteria kesejahteraan keluarga di indonesia
Berikut ini merupakan tahapan-tahapan keluarga sejahtera :
a. keluarga prasejahtera
keluarga - keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal,
seperti kebutuhan akan pengajaran, agama, sandang, pangan, dan kesehatan.
8. Klasifikasi SDK
Berdasarkan jenisnya terdiri dari:
1. Sumber daya manusia
a. Mempunyai 2 ciri : Personal dan Interpersonal
b. Ciri personal : kognitif, afektif, psikomotor; status kesehatan, bakat,
tingkat intelegensia, minat, sensitivitas
c. Ciri interpersonal : HAM, kerjasama/gotong royong dan keterbukaan
antar personal dalam kaitannya dengan pengembangan
http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/128/jtptunimus-gdl-wahyunovia-6390-2-bab2dhf.pdf
Alleder, J.A., and Spradley, B.W. ( 2001 ), Community Health Nursing: Concept and
Practice, fifth ed., Philadelphia, Lippincott
https://www.researchgate.net/publication/265194235_MANAJEMEN_SUMBER_DAYA_K
ELUARGA
https://www.academia.edu/32356937/TREN_DAN_ISU_KEPERAWATAN_KELUARGA_
KELOMPOK_3.docx