Jamkesmas Mobile
Jamkesmas Mobile
Mengapa kami berani menyebut inisiatif ini kreatif dan inovatif? Pertama;
merupakan inovasi dalam bidang pelayanan kesehatan yang hanya ada di
Kabupaten Kebumen bahkan di Indonesia. Layanan kesehatan sejenis
banyak dilakukan oleh puskesmas-puskesmas lain yang sering disebut
dengan puskesmas keliling atau pusling. Yang membedakan jamkesmas
mobile dengan pusling tersebut adalah kelompok sasaran layanan
kesehatan dimana jamkesmas mobile mengkhususkan pada masyarakat
peserta Jamkesmas.
Kedua; adanya kunjungan rumah masyarakat peserta Jamkesmas yang
sakit yang tidak dapat mendatangi pelayanan Jamkesmas mobile yang
dinamakan layanan jemput bola.
Pelaksana utamanya adalah tim jamkesmas mobile yang terdiri dari 1 dokter
umum, 6 bidan wilayah, 6 perawat wilayah, 1 tenaga promosi kesehatan, 1
sanitarian, dan 1 nutrisionis. Setiap anggota tim memiliki peran dan
tanggung jawab masing-masing.
Selain itu, jamkesmas mobile juga melibatkan stakeholder yang lain yaitu
para kepala desa dan lurah yang akan mengkoordinasikan jaringan di
bawahnya hingga tingkatan RT. Tokoh masyarakat dan ulama di desa juga
dilibatkan untuk mensosialisasikan program ini.
6. Sumber daya apa saja yang digunakan untuk inistiatif ini dan
bagaimana sumber daya itu dimobilisasi?
Manfaat utama yang dihasilkan dari inisiatif ini adalah masyarakat peserta
jamkesmas memperoleh haknya untuk mendapat pelayanan kesehatan
tanpa kendala jarak dan biaya. Sekarang mereka tidak perlu bingung ketika
membutuhkan pelayanan kesehatan cukup datang ketika jamkesmas mobile
dilaksanakan.
Sebelumnya, ketika membutuhkan pelayanan kesehatan, mereka harus
menuju ke puskesmas yang jaraknya dengan desa mereka cukup jauh
sehingga membutuhkan biaya tambahan untuk transportasi. Jamkesmas
mobile mengatasi problematika mereka. Mereka mengatakan dengan
adanya jamkesmas mobile, berobat menjadi lebih dekat dan gratis tidak
mengeluarkan biaya sedikitpun. Selain itu, manfaat yang dihasilkan dari
jamkesmas mobile adalah masyarakat peserta jamkesmas mendapatkan
informasi kesehatan melalui penyuluhan kesehatan sehingga pengetahuan
dan kesadaran mereka tentang kesehatan akan semakin meningkat.
Dengan demikian paradigma yang berlaku di masyarakat akan bergeser dari
paradigma sakit menjadi paradigma sehat.