Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL SKRIPSI

Pajak dan Zakat Dalam Hukum Islam (Studi Pemikiran Yusuf Qardhawi

dan Masdar Farid Mas’ud)


A. Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
Keluarga adalah “sebuah institusi yang terbentuk karena ikatan

perkawinan pasangan suami-istri untuk hidup bersama untuk membentuk

keluarga bahagia dan sejahtera lahir dan batin”. 1 Keluarga merupakan

lembaga pertama dan utama yang dikenal oleh anak karena orang

tuanyalah yang pertama dikenal dan diterimanya pendidikan. Bimbingan,

perhatian dan kasih sayang yang terjalin antara kedua orang tua dengan

anak-anaknya, merupakan yang paling ampuh bagi pertumbuhan dan

perkembangan psikis serta nilai-nilai social dan religious pada diri anak.2
Keluarga juga merupakan pendidikan dasar bagi anak-anak,

sedangkan lembaga pendidikan hanyalah sebagai pelanjut dari pendidikan

rumah tangga. Dalam kaitan dengan kepentingan ini pula peran strategis

dan peran sentral keluarga dalam meletakkan dasar-dasar keberagamaan

bagi anak-anak.3
Pendidikan islam dalam keluarga merupakan hal yang sangat

penting. Terutama dalam rangka mewujudkan keluarga yang sakinah

mawaddah dan warahmah. Menurut ketentuan ajaran islam, semua

1
Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak Dalam Keluarga (Sebuah
Perspektif Pendidikan Islam), (Jakarta: Rineka Cipta,2004), h. 16
2
Nur Ahid, Pendidikan Keluarga Dalam Perspektif Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2010), h.61
3
Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: Rajawali Press,2010), h. 69

1
keluarga muslim terikat dalam satu kesatuan umat yang kokoh yang

mempunyai keserasian dalam hak, kewajiban dan tanggung jawab dalam

melaksanakan amanat allah SWT.


Cara orang tua dalam mengasuh anak sangat berpengaruh pada

sikap, kebiasaan dan pola belajar seorang anak. Karena orang tua

merupakan pendidik pertama dan utama dari seorang anak dan juga dari

orang tua lah pertama-tama anak mendapatkan pendidikan. Dikatakan

orang tua sebagai pendidik utama dan pertama karena pendidikan dari

orang tua menjadi dasar bagi perkembangan dan kehidupan anak

dikemudian hari. Pada hakekatnya keluarga merupakan suatu tempat

pembentukan sifat dan karakter seorang anak yang masih berada dalam

bimbingan dan pengawasan orang tua.


Pola asuh merupakan suatu cara yang dilakukan dalam mendidik

dan menjaga anak secara terus menerus dari waktu ke waktu sebagai

perwujudan rasa tanggung jawab orang tua terhadap anak. Dalam

mengasuh anak, orang tua harus memiliki pengetahuan agar mereka tidak

salah asuh. Selain itu orang tua juga harus mengetahui seutuhnya

karakteristik yang dimiliki oleh anak. Peranan orang tua begitu besar

dalam membantu anak agar siap memasuki gerbang kehidupan mereka.

Disinilah kepedulian orang tua sebagai guru yang pertama dan utama bagi

anak-anak. Sebagai orang tua harus betul-betul melakukan sesuatu untuk

anak tercinta. Bagaimana seorang anak dapat tetap memadang masa depan

mereka dalam angan seorang anak, bagaimana mereka dapat menjadi

2
generasi penerus kita. Masa depan bangsa Indonesia kelak di tangan

mereka dan masa depan mereka dipersiapkan oleh orang tua saat ini.
Dalam pandangan islam, segala sesuatu yang dilaksanakan, tentulah

memiliki dasar hukum baik itu yang berasal dari dasar naqliyah maupun

dasar aqliyah. Begitu juga halnya dengan pelaksanaan pendidikan pada

anak usia dini. Berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan anak usia dini,

dapat dibaca firman Allah dalam al Qur’an Surat An-Nahl berikut ini:

‫طوُمن أااموهاَتماكمم ول تومعلواموُون وشميئئاَ وووجوعول لواكام الاسمموع وواملومب و‬


‫صاَور‬ ‫اا أومخوروجاكمم مممن با ا‬
‫وو ا‬

‫وواملومفئمودةو ۙ لووعلااكمم تومشاكاروون‬

Artinya: “Dan allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam

keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu

pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”.


(QS An-Nahl[16]:78).
Berdasarkan ayat tersebut di atas, dipahami anak lahir dalam

keadaan lemah tak berdaya dan tidak mengetahui (tidak memiliki

pengetahuan) apapun. Akan tetapi Allah membekali anak yang baru lahir

tersebut dengan pendengaran, penglihatan dan hati nurani (yakni akal

menurut pendapat yang sahih pusatnya berada dihati). Menurut pendapat

yang lain adalah otak.


Dalam mendukung perkembangan anak pada usia-usia selanjutnya ,

termasuk pada usia dini, yang menjadi kewajiban orang tua adalah

memberikan pendidikan positif terhadap anak-anaknya, sehingga anak-

3
anak tersebut tidak menjadi/mengikuti ajaran yahudi, nasrani atau majusi,

melainkan menjadi muslim yang sejati. Selain pola asuh orang tua

motivasi belajar juga sangat berperan dalam menentukan prestasi belajar

siswa, motivasi belajar merupakan pendorong seorang peserta didik dalam

melakukan aktivitas belajar.


Motivasi adalah potensi fitrah yang terpendam, yang mendorong

manusia untuk melakukan sesuatu yang mendatangkan kesenangan pada

dirinya atau memuaskan kebutuhan primernya, atau menolak bahaya yang

membawa kesakitan dan kesedihan padanya. 4 Dengan demikian, motivasi

bukanlah sesuatu yang secara fisik terlihat. Namun ia adalah satu rasa

internal yang mengarahkan perilaku internal dan eksternal dalam diri

individu manusia.5 Jika orang tua mampu memahami potensi anak

kemudian mendukung mengembangkan dalam hal apapun yang bersifat

positif, maka anak akan berkembang maksimal. Akan tetapi bila orang tua

tidak mendukung atau malah menghambat dan selalu memaksa

kehendaknya tanpa memperdulikan keinginan anak, maka potensi anak

pun tidak akan berkembang bahkan akan mengalami kegagalan. Banyak

orang tua masa kini yang lebih mementingkan bekerja untuk mendapatkan

uang banyak tanpa memberikan perhatian kepada anak-anaknya sehingga

anak kurang terkontrol dalam masalah belajar. Orang tua hanya

4
Muhammad Sayyid Muhammad Az-za’ balawi, Pendidikan Remaja Antara Islam Dan Ilmu
Jiwa, (Jakarta: Gema Insan,2007), h. 191
5
Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta,2010)

4
mementingkan karirnya saja menganggap bahwa itu adalah suatu cara

yang sudah cukup untuk memberikan perhatian kepada anaknya. Padahal

seorang anak tidak hanya membutuhkan perhatian materi saja akan tetapi

kasih sayang dan pengontrolan.


Hubungan dekat antara orang tua dan anak sangat diperlukan sekali.

Peneliti mengamati bahwa sebagian orang tua memang memberikan

perhatian khusus untuk anaknya dalam memberikan semangat motivasi

agar anaknya dapat meraih prestasi yang tinggi. Suatu contoh pola asuh

orang tua yang mendukung prestasi anaknya adalah memberikan

tambahan pelajaran seperti privat dan lain-lain, ada yang memberikan

perhatian dengan cara mengantar jemput anaknya agar anak tersebut

bersemangat dalam belajar dan terkontrol kehadirannya.


Akan tetapi ada pula orang tua yang terlalu sibuk bekerja sehingga

kurang memberikan waktu dan perhatian untuk anaknya, maka tak jarang

ada anak yang mengalami broken home dan prestasinya menurun akibat

kurangnya perhatian dari orang tuanya. Banyak orang tua yang

beranggapan bahwa anak mereka setelah diserahkan kepada guru maka

lepaslah hak dan kewajibannya untuk memberikan pendidikan kepada

mereka. Semua tanggung jawabnya telah beralih kepada guru, apakah

menjadi pandai atau bodoh tersebut, akan menjadi nakal atau berbudi

pekerti yang baik dan luhur, maka itu adalah urusan guru.
Orang tua yang kurang/tidak memperhatikan pendidikan anaknya,

misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak

5
memperhatikan sama sekali akan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan

anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktu belajarnya, tidak

menyediakan/melengkapi alat belajarnya, tidak memperhatikan apakan

anak belajar atau tidak, tidak mau tahu bagaimanakah kemajuan belajar

anaknya, kesulitan yang dialami dalam belajarnya dan lain-lain, dapat

menyebabkan anak tidak/kurang berhasil dalam belajarnya. Mungkin anak

sendiri sebenarnya pandai, tetapi karena cara belajarnya tidak teratur,

maka anak mengalami kesulitan dalam belajar sehingga nilai atau prestasi

yang ia dapatkan mengalami penurunan. Hal ini dapat terjadi pada anak

yang kedua orang tuanya terlalu sibuk dengan pekerjaannya atau mungkin

memang ada sebagian orang tua yang tidak mencintai anaknya.


Sedangkan mendidik anak dengan memanjakannya adalah cara

mendidik yang kurang baik. Orang tua yang tidak tega memaksa anaknya

belajar, bahkan membiarkan saja anaknya tidak belajar dengan alasan

segan adalah tidak benar, karena jika dibiarkan berlarut-larut maka anak

akan menjadi nakal, berbuat seenaknya. Mendidik anak terlalu keras juga

cara yang kurang benar, karena anak akan diliputi rasa takut dan benci

terhadap belajar, bahkan bila terus menerus maka menjadikan anak

mengalami gangguan kejiwaan akibat tertekan. Ada sebagian anak yang

pola asuh orang tuanya kurang tetapi prestasi belajarnya baik, hal ini

disebabkan adanya dorongan motivasi dalam diri anak sendiri tinggi. Ada

juga anak yang orang tuanya memberikan pola asuh yang sesuai tetapi

6
dalam diri anak sendiri tidak ada motivasi sama sekali sehingga prestasi

anak menjadi menurun. Disamping itu ada anak yang kurang adanya

motivasi diri tetapi orang tua selalu menanamkan pola asuh dengan cara

menekannya maka anak tersebut juga dapat mencapai prestasi tinggi

walaupun psikologi anak tersebut juga berpengaruh.


Dari berbagai fenomena tersebut, maka penulis mengambil

kesimpulan sementara bahwa pola asuh berpengaruh terhadap motivasi

anak, untuk mengetahui lebih jelasnya maka penulis bermaksud

mengadakan penelitian ilmiah di TPQ Izzul Furqon Cipondoh Tangerang,

Secara sederhana peneliti memberi judul “ PENGARUH POLA ASUH

ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR ANAK DI TPQ

IZZUL FURQON CIPONDOH TANGERANG “.


2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan

menjadi beberapa masalah sebagai berikut:

1) Kurangnya pemahaman orang tua terhadap pola asuh yang

digunakan sehingga masih banyak anak yang terlihat tidak

mendapatkan bimbingan dari orang tua.


2) Bahwa orang tua kurang memberikan pengarahan yang sesuai

dengan perkembangan anaknya, mereka lebih memberikan fasilitas

secara berlebihan sehingga anak jarang melakukan usahanya

sendiri dan memperoleh segala sesuatunya dengan instan.

7
3) Adanya pengaruh dari luar lingkungan keluarga, dimana anak

mulai menemukan prilaku baru pada anak-anak lain yang

mempunyai karakteristik kemampuan motivasi belajar anak.


4) Bahwa orang tua dalam mendidik anak dengan pola asuh yang

benar dapat mewujudkan atau meningkatkan motivasi belajar

anak.

3. Pembatasan Dan Perumusan Masalah


a. Pembatasan masalah
1) Materi yang akan dibahas pada penelitian ini adalah pola asuh

orang tua dan motivasi belajar anak.


2) Penelitian ini dilakukan pada anak TPQ Izzul Furqon Cipondoh

Tangerang.
b. Perumusan masalah
1) Bagaimana pola asuh orang tua di TPQ Izzul Furqon Cipondoh

Tangerang?
2) Bagaimana motivasi belajar anak di TPQ Izzul Furqon

Cipondoh Tangerang?
3) Apakah terdapat pengaruh pola asuh orang tua terhadap

motivasi belajar anak di TPQ Izzul Furqon Cipondoh

Tangerang?
4. Tujuan Penelitian dan Signifikasi Masalah

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian

ini adalah sebagai berikut:

8
1) Untuk mengetahui pola asuh orang tua pada anak di TPQ Izzul

Furqon Cipondoh Tangerang.


2) Untuk mengetahui motivasi belajar anak di TPQ Izzul Furqon

Cipondoh Tangerang.
3) Untuk mengetahui apakah terdapat pola asuh orang tua terhadap

motivasi belajar anak di TPQ Izzul Furqon Cipondoh Tangerang.


4) Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini penulis membagi pembahasannya menjadi 5

(lima) bab, yaitu:

BAB 1 : PENDAHULUAN, dalam bab ini diuraikan tentang latar

belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan

masalah, tujuan dan signifikasi masalah, sistematika penulisan.

BAB 11 : LANDASAN TEORI PENELITIAN, dalam bab ini

berisi deskripsi teori, yang memuat teori-teori yang digunakan untuk

menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti. Serta kerangka berfikir

atau argumentasi dalam merumuskan hipotesis yang merupakan jawaban

yang bersifat sementara terhadap masalah yang diajukan.

BAB 111 : KERANGKA METODELOGIS, dalam bab ini berisi

metode penelitian, populasi, sampel dan teknik penarikan sampel,

instrumentasi penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

9
BAB 1V : HASIL PENELITIAN, atau jawaban dari rumusan

masalah yang memuat tentang pengaruh pola asuh orang tua terhadap

motivasi belajar anak di tpq izzul furqon cipondoh tangerang, dan bab ini

berisi deskripsi daerah/institusi, deskripsi karakteristik responden,

penyajian analisis data, interprestasi hasil penelitian.

BAB V : PENUTUP, dalam laporan penelitian, yang berisi

kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan, serta saran-saran dari

penulis dan penutup.

B. Kerangka Metodologis
1. Metode Penelitian
a. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan peneliti adalah penelitian

kuantitatif korelasi, yaitu penelitian yang cara memperoleh datanya

didasarkan pada perhitungan statistic atau angka-angka menurut

Sugiyono (2006:14) penelitian kuantitatif adalah metode penelitian

yang berdasarkan pada filsafat positivisme, digunakan untuk

meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan

sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan

data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif/statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang

telah ditetapkan.

10
b. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di TPQ Izzul Furqon Cipondoh

Tangerang yang beralamat di Jalan Kihajar Dewantoro nomor B

12, Gondrong Cipondoh Tangerang.


Penelitian ini dilaksanakan kurang lebih 3 (tiga) bulan,

terhitung dari bulan Mei 2017 sampai dengan bulan Juli 2017.

Peneliti terjun langsung sendiri ke lokasi penelitian guna

memperoleh data yang di perlukan.


2. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

Populasi adalah obyek pengumpulan data yang cara pengumpulan

datanya menggunakan cara sensus. Yaitu mengumpulkan data dengan

jalan mencatat atau meneliti seluruh lement yang menjadi objek

penelitian. Dengan kata lain, sensus merupakan pencatatan data secara

menyeluruh (complete enumeration) terhadap element yang menjadi objek

penelitian, tanpa perkecualian. Kumpulan dari element ini disebut

populasi atau universe.6 TPQ Izzul Furqon pada Tahun pelajaran 2016-

2017 memiliki 35 murid.

Sampel adalah sebagian atau wakil (representasi) yang diambil dari

populasi.7 Jadi sampel disini dapat menggambarkan karakteristik

keseluruhan populasi. Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan

6
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2004), h.
26
7
Ibid, h. 26

11
dalam penelitian ini adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu (sampling purposive).

3. Instrumentasi Penelitian

Instrumentasi penelitian yang digunakan untuk mengukur variabel

bebas adalah berupa angket. Sedangkan untuk variabel terikat

menggunakan wawancara (interview) pada orang tua anak. Berikut

penjelasan atas instrument penelitian yang digunakan:

a. Variabel Bebas ( Pola Asuh Orang Tua)


Untuk mengetahui tipe pola asuh orang tua digunakan

instrumen yang berbentuk skala likert. Skala ini mempunyai 5

alternatif pilihan jawaban. Yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju),

KS (Kurang Setuju), TS (Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak

Setuju). Skor pada skala likert ini adalah 5 untuk Sangat Setuju,

4 untuk Setuju, 3 untuk Kurang Setuju, 2 untuk Tidak Setuju, 1

untuk Sangat Tidak Setuju. Apabila pernyataan positif,

sedangkan skor untuk pernyataan negative berlaku sebaliknya.

Dengan skala ini akan memberikan aspek-aspek dari pola asuh

orang tua. Penyusunan butir-butir pertanyaan mengacu pada

indicator-indikator aspek tersebut.


b. Variabel Terikat (Motivasi Belajar Anak)
Untuk mengukur hasil belajar anak digunakan instrumen berupa

wawancara. Instrumen ini dibuat oleh peneliti untuk mengetahui

12
latar belakang anak, orang tua, pendidikan, perhatian, motivasi

terhadap anak.
4. Teknik Pengumpulan Data

Di dalam penelitia lazim dikenal paling sedikit tiga jenis alat

pengumpulan data, yaitu studi dokumen atau bahan pustaka, pengamatan

atau observasi, dan wawancara atau interview.8

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

1) Library Research (studi pustaka) yaitu riset ke perpustakaan

dan mengolah data dari buku-buku, dokumen-dokumen,

artikel-artikel, dan bahan-bahan lain yang berkaitan dengan

permasalahan yang dibahas.


2) Field Research yaitu riset lapangan dengan meneliti,

mengamati dan mempelajari sampel secara random sampling,

untuk itu teknik yang dipilih yaitu:


a. Observation (pengamatan), yaitu dengan cara

mengumpulkan data-data dari lapangan melalui

pengamatan langsung.
b. Interview (wawancara), yaitu dengan cara mengambil data

dengan mengemukakan sejumlah pertanyaan yang

terstruktur kepada subjek yang diteliti.


c. Angket, teknik ini biasa disebut juga sebagai wawancara

tertulis. Karena disamping menghemat waktu bagi peneliti,

8
Ibid, h. 66.

13
juga karena di dapatkan data dari seluruh sampel pada saat

yang bersamaan, dan memberikan keleluasaan kepada

responden dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh

peneliti. Dalam hal ini penulis menggunakan jenis angket

tertutup dimana jawaban sudah dipersiapkan oleh penulis

sebelum responden menjawab pertanyaan yang diajukan.


d. Dokumentasi, teknik ini dilakukan dengan jalan

mengumpulkan dokumen-dokumen dari institusi yang

diteliti.9
5. Teknik Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan dua

pendekatan. Data-data kualititif diolah dengan menggunakan teknik

analisis kualititif. Sedangkan data-data kuantitatif diolah dengan

menggunakan analisis statistik. Langkah-langkah yang ditempuh dalam

analisis ini melalui analisis statistik deskriptif.


Untuk langkah awal, penulis menganalisa data awal yang

terkumpul, dengan menggunakan teknik prosentase yang bertujuan untuk

frekuensi gelaja yang muncul. Adapun rumus yang digunakan adalah

sebagai berikut:

P= x100

Keterangan: P = Proporsi individu dalam golongan


F = Frekuensi

9
Abdul Muiz, Buat Skripsi Gampang Gitu Lho (Jakarta: Mandala Nasional Publishing, 2013),
Cet. Ke-1, h. 6.

14
N = Jumlah subjek dalam golongan

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pola asuh orang tua

terhadap motovasi belajar anak, penulis menggunakan rumus product

moment yaitu sebagai berikut:

Penjelasan:

rxy = Angka indeks korelasi antara variabel x dan y


N = Number of cases (banyaknya sampel penelitian)
X = Variabel pengaruh (pola asuh orang tua)
Y = Variabel terpengaruh (motivasi belajar anak)
∑xy = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
∑x = Jumlah skor variabel x
∑y = Jumlah skor variabel y

Hasil dari perhitungan product moment tersebut kemudian

dikonsultasikan dengan standar pengukuran sebagai berikut:

Besar nilai “r” product moment Interplasi antara variabel x dan y

Antara 0,90 - 1,00 Ada korelasi yang sangat tinggi

Antara 0,70 - 0,90 Ada korelasi yang tinggi

Antara 0,40 - 0,70 Ada korelasi yang cukup

Antara 0,20 – 0,40 Ada korelasi yang lemah

Antara 0,00 – 0,20 Ada korelasi yang sangat lemah

15
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui apakah antara

variabel X (Pola Asuh Orang Tua) dan Variabel Y (Motivasi Belajar

Anak) terdapat korelasi yang signifikan. Dari perhitungan itu jika angka

korelasi antara variabel X dan variabel Y tidak bertanda negatif berarti

diatara dua variabel tersebut terdapat korelasi positif (korelasi yang

berjalan searah).
Dengan memeriksa nilai “r” product moment pada taraf signifikansi
5% jika r tabel = rxy maka hipotesis nol ditolak, sedangkan hipotesis
alternatif disetujui atau diterima berarti terdapat korelasi positif yang
signifikan antara variabel X dan variabel Y. kesimpulannya ialah tinggi
rendahmya motivasi belajar anak ada hubungannya atau dipengaruhi oleh
tinggi rendahnya pola asuh orang tua.
C. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian

dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Hipotesis penelitian mempunyai fungsi memberikan

jawaban sementara terhadap rumusan masalah. Pada umumnya hipotesis

dinyatakan dalam dua bentuk yaitu suatu hipotesis yang menyatakan tidak

ada pengaruh antara variabel yang dipermasalahkan (biasanya

dilambangkan dengan H0) dan suatu hipotesis yang menyatakan adanya

pengaruh antara variabel yang dipermasalahkan (biasanya dilambangkan

dengan Ha). Sehingga hipotesis pada penelitian ini dapat dirumuskan Ha :

ada pengaruh pola asuh orang tua terhadap motivasi belajar anak di TPQ

16
Izzul Furqan Tangerang. Dengan kata lain semakin baik pola asuh orang

tua terhadap anak maka semakin termotivasi belajar anak.

D. Sistematika Penulisan Proposal


Dalam penyusunan sistematika penulisan proposal, penulis

membagi menjadi beberapa sub pokok, sebagai berikut :


A. Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
2. Identifikasi Masalah
3. Pembahasan dan Perumusan Masalah
4. Tujuan Penelitian dan Signifikasi Masalah
5. Sistematika Penulisan
B. Kerangka Metodologis
1. Metode Penelitian
2. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
3. Instrumentasi Penelitian
4. Teknik Pengumpulan Data
5. Teknik Analisis Data

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak Dalam Keluarga

(Sebuah Perspektif Pendidikan Islam), Jakarta: Rineka Cipta, 2004.

17
Muiz, Abdul, Buat Skripsi Gampang Gitu Lho, Jakarta: Mandala Nasional Publishing,
2013, Cet. Ke-1.

Ahid, Nur, Pendidikan Keluarga Dalam Perspektif Islam, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2010.

Jalaluddin, Psikologi Agama, Jakarta: Rajawali Press, 2010.

Az-za’ balawi, Muhammad Sayyid Muhammad, Pendidikan Remaja Antara Islam

Dan Ilmu Jiwa, Jakarta: Gema Insan, 2007.

Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2010

Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo

Persada,2004.

Sudjana, Metode Statistik, Bandung: Tarsito,1996

18

Anda mungkin juga menyukai